Anda di halaman 1dari 13

SKENARIO PRE & POST CONFERENCE

Anggota :
1. Nur Hifayatin (1910081) : Karu
2. Nurul Nisya : Katim & Narator
3. Pomalela : Perawat Pelaksana 1
4. Rindi Widyaningrum : Perawat Pelaksana 2
5. Renni Sabatini : Perawat Pelaksana 3
PRE CONFERENCE
Waktu kegiatan : Setelah operan shift malam ke pagi
Tempat : Ruang jaga Mawar
Penanggung jawab : Ketua tim
Kegiatan :
o Kepala ruangan membuka acara.
o Ketua tim menanyakan rencana harian masing-masing kepada perawat pelaksana.
o Ketua tim memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat
itu.
o Ketua tim menutup acara.
Setelah operan shift malam ke pagi di ruang Mawar pukul 07.00 dilakukukan pre
conference yang dihadiri oleh KARU, Katim dan Perawat Pelaksana 1,2 & 3. Pre conference
akan dibuka oleh Karu.
Karu: Assalamu’alaikum, Selamat pagi semua. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan kepada kita sehingga kita bisa menjalankan tugas kita sebagai seorang
Perawat. Baiklah untuk memulai aktivitas, mari kita awali dengan membaca doa terlebih dahulu.
Selanjutnya saya serahkan kepada perawat Nisya selaku ketua tim, untuk memandu pre
conference kita pada pagi hari ini.
Katim : Terimakasih kepada Ibu Hifa selaku kepala ruangan. Assalamualikum, Selamat Pagi
rekan rekan semua, Puji syukur kehadirat Allah sehingga kita masih diberi kesehatan hari ini.
Baiklah, pada kesempatan pre conference tanggal 22 Mei 2023 ini, di ruang perawatan Mawar
dengan jumlah pasien 3 orang, kepada perawat Pomalela dan yang lainnya dipersilahkan untuk
menyampaikan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.
Perawat 1 : Selamat pagi, saya Perawat Pomalela, menangani Ny.A dikamar 1 dengan keluhan
nyeri post op appendiksitis. Pada pagi ini tindakan yang dilakukan :
09.00 : Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas nyeri, intensitas dan
skala nyeri.
09.15 : Memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
09.30 : Kolaborasi pemberian analgetik
Perawat 2 : Saya menangani Tn.B dikamar 2 dengan keluhan mual muntah. Tindakan yang akan
dilakukan :
09.00 : Identifikasi pengalaman mual
09.15 : Berikan makanan dalam jumlah kecil namun sering
09.30 : Kolaborasi pemberian antimetik
Perawat 3 : Saya menangani Tn.C dikamar 3 dengan diagnose diabetes militus. Tindakan yang
akan dilakukan.
09.00 : Perawatan luka
09.15 : Memberi injeksi insulin.
KATIM : Baiklah, terima kasih kepada rekan-rekan yang sudah menyampaikan tindakan yang
akan dilakukan kepada seluruh pasien hari ini. Dari hasil laporan yang sudah disampaikan, semua
pasien memerlukan penanganan lebih lanjut. Jadi diharapkan, untuk rekan-rekan dapat bekerja
sama dengan baik. Untuk selanjutnya saya kembalikan kepada Ibu Hifa.
KARU : Terima kasih kepada Katim dan rekan-rekan semua atas laporannya. Langsung saja mari
kita laksanakan tindakan-tindakan yang sudah direncanakan tadi.

Semua perawat meninggalkan ruangan, dan melakukan tindakan yang sudah


direncanakan.

POST CONFERENCE
Pada pukul 13.00 , sebelum operan jaga sore. Semua perawat kembali berkumpul untuk
melakukan Post Conference
Waktu kegiatan : Sebelum operan ke dinas sore.
Tempat : Ruang Jaga Cempaka
Penanggung jawab : Ketua Tim
Kegiatan :
o KARU membuka acara.
o Katim menanyakan hasil asuhan masing-masing.
o Katim menanyakan kendala dalam asuhan yang diberikan.
o Katim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan ke shift berikutnya.
o KARU menutup acara.
KARU : Assalamualaikum. Selamat Siang, Alhamdulillahirobil’alamin, puji syukur kehadirat
Allah SWT. Kita masih bertemu lagi dan berkumpul di penghujung tugas hari ini. Seperti biasa
kita akan melakukan post conference sebelum di operkan ke shift berikutnya. Langsung saja saya
serahkan kepada perawat Hifa selaku ketua tim.
KATIM : Baik terima kasih atas waktu yang diberikan. Langsung saja, bagaimana hasil tindakan
yang telah dilaksanakan oleh rekan-rekan sekalian, termasuk apa saja kendala tindakan
berlangsung ?
Perawat mulai melaporkan hasil tindakan yang telah dilakukan.
Perawat 1 : Ny.A dengan keluhan nyeri yang meningkat di bagian luka post op, skala 7, seperti
ditusuk dan hilang timbul, masih tampak meringis, sikap protektif meningkat, gelisah dan nadi
belum membaik. Intervensi dilanjutkan
Perawat 2 : Tn.B mengatakan masih lemas, masih mual, makanan hanya habis ½ porsi.
Intervensi dilanjutkan
Perawat 3 : Tn.C untuk K/u lemah, sudah dilakukan medikasi, keadaan luka sudah berwarna
merah, sudah diberikan insulin 10 unit. Intervensi dilanjutkan
Masing-masing perawat telah menyampaikan hasil tindakan yang sudah dilakukan.

Kembali ke Katim.
KATIM : Baiklah terima kasih rekan-rekan atas laporan hasil tindakan yang telah dilakukan.
Kita telah melakukan semua rencana tindakan. Selanjutnya saya kembalikan kepada Ibu Hifa.
KARU : Iya, terima kasih kepada rekan-rekan, intervensi yang telah kita lakukan dari pagi
sampai siang ini terlaksana dengan lancar dan sesuai prosedur. Terima kasih atas kerja sama
rekan-rekan sekalian, yang sudah bekerja dengan semaksimal mungkin. Pertahankan terus kinerja
rekan-rekan dan alangkah baiknya jika bisa ditingkatkan lagi demi pencapaian kinerja yang lebih
optimal.
Untuk mengakhiri tugas kita pada siang hari ini, marilah kita akhiri dengan berdoa bersama
menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing. Berdoa……. Mulai……. Selesai……
Kita akhiri post conference ini, Selamat Siang.
SOP PRE & POST CONFERENCE
PENATALAKSANAAN PROSEDUR PRE CONFERENCE
PENGERTIAN Pre conference adalah komunikasi ketua tim dan
perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana
kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua
tim atau penanggung jawab tim.
TUJUAN 1. Membantu mengidentifikasi masalah-masalah
pasien, merencanakan asuhan dan merencanakan
evaluasi hasil
2. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di
lapangan
3. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang
keadaan pasien
KEBIJAKAN 1. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian
asuhan keperawatan.
2. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
3. Topik yang dibicarakan harus dibatasi,
umumnya tentang keadaan pasien, perencanaan
tindakan rencana dan data-data yang perlu
ditambahkan
4. Topik yang dibicarakan harus dibatasi,
umumnya tentang keadaan pasien, perencanaan
tindakan rencana dan data-data yang perlu
ditambahkan
5. Yang terlibat dalam conference adalah kepala
ruangan, ketua tim dan anggota tim
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Masing-masing tim menyiapkan tempat
pelaksanaan pre conference.
b. Masing-masing ketua tim sudah menjadwalkan
kegiatan pre conference
2. Pelaksanaan
a. Melakukan konferensi setiap hari segera
setelah dilakukan pergantian dinas pagi atau
sore sesuai dengan jadwal pelaksana.
b. Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung
jawab tim
c. Konferensi dihadiri oleh ketua tim dan perawat
pelaksana
d. Menyampaikan perkembangan dan
masalahpasien berdasarkan hasil tindakan yang
diberikan
e. Perawat pelaksana menyampaikan hal-hal
meliputi
1) Keluhan pasien
2) TTV dan kesadaran pasien
3) Hasil pemeriksaan laboratorium atau
diagnosis terbaru
4) Masalah keperawatan
5) Rencana keperawatan hari ini
6) Perubahan keadaan terapi medis
7) Rencana medis
f. Ketua tim mendikusikan dan mengarahkan
perawat pelaksana tentang masalah yang terkait
dengan perawatan pasien yang meliputi :
1) Pasien yang terkait dengan pelayanan
seperti : keterlambatan, kesalahan
pemberian makan, kebisikan pengunjung
lain, kehadiran dokter yang dikonsulkan.
2) Ketepatan pemberian infuse
3) Ketepatan pemantauan asupan dan
pengeluaran cairan
4) Ketepatan pemberian obat / injeksi
5) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain
6) Ketepatan dokumentasi
g. Mengingatkan kembali standar prosedur yang
ditetapkan.
h. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan,
ketelitian, kejujuran dan kemajuan masing–
masing perawatan asosiet.
i. Membantu perawat pelaksana menyelesaikan
masalaah yang tidak dapat diselesaikan

PENATALAKSANAAN PROSEDUR POST CONFERENCE


PENGERTIAN Post conference yaitu komunikasi katim dan perawat
pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum
operan kepada shift berikutnya.
TUJUAN 1. Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan
penyelesaian masalah dan membandingkan masalahyang
dijumpai.
2. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah
disusun saat pre conference dan telah
diimplementasikan ke pasien.
3. Mendiskusikan dan tindak lanjut asuhan keperawatan
untuk dioperkan kepada perawat atau jaga shift
selanjutnya
4. Meningkatkan koordinasi dalam rencana tindak lanjut
pemberian asuhan keperawatan
5. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam
menangani kasus.
KEBIJAKAN 1. Post conference dilaksanakan sesudah pemberian
asuhan keperawatan.
2. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
3. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang
keadaan pasien, perencanaan tindakan rencanadan data-
data yang perlu ditambahkan
4. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya
tentang keadaan pasien, perencanaan tindakan rencanadan
data-data yang perlu ditambahkan
5. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan,
ketua tim dan anggota tim
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Masing-masing tim menyiapkan tempat
pelaksanaan post conference.
b. Masing-masing ketua tim sudah menjadwalkan
kegiatan post conference
2. Pelaksanaan
a. Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh ketua
tim
b. Ketua tim menanyakan hasil dan hambatan dari
pemberian asuhan pada masing-masing pasien
c. Perawat associate menyampaikan hasil asuhan pada
kasus yang ditangani
d. Ketua tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien
yang harus di operkan kepada perawat shift
berikutnya
e. Ketua tim memberikan reinforcement
f. Ketua tim menutup kegiatan post conference.
3. Dokumentasi
a. Ketua tim mendokumentasi hasil dari post
conference
b. Kepala ruangan menilai kemampuan ketua tim dalam
melakukan post conference
4. Evaluasi
a. Kepala ruang mengisi format evaluasi post
conference untuk ketua tim
SKENARIO SUPERVISI
KARU : Nurul Nisya
PP : Pomalela
PA 1 : Renni Sabatini
PA 2 : Rindi Widyaningrum
Pasien : Nur Hifayatin
Diruang Anggrek RS Pelita Harapan terdapat pasien dengan keluhan diare, kondisinya
lemah dan memerlukan terapi cairan. Pada hari yang sama Kepala Ruangan akan melakukan
supervisi terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh perawat. Diruang keperawatan karu
menyampaikan maksud dan tujuan supervisi kepada perawat primer dan perawat asosiasi.
Karu : Assalamu’alaikum. Selamat Pagi, Puji syukur kehadirat Allah SWT sehingga kitab isa
berkumpul disini dalam keadaan sehat. Baik, apakah ini sudah lengkap semua ?
PP : Sudah Ibu.
Karu : pada pagi hari ini saya akan menyampaikan bahwa saya akan melakukan supervise yang
mana tujuannya untuk mempelajari dan memperbaiki tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.
PP : Untuk tindakan yang akan di supervisi apa bu ?
Karu : Pada hari ini saya akan melakukan supervisi terhadap tindakan keperawatan pemasangan
infus. Untuk pasien kita pada hari ini adakah order dari dokter untuk dilakukannya pemasangan
infus?
PP : Untuk hari ini, kita mendapatkan order dari dokter untuk melakukan pemasangan infus
terhadap pasien bernama Ny.H, 17 tahun dengan diagnosa medis diare. Kondisi pasien sedang
mengalami dehidrasi berat bu, dan dari order dokter agar dilakukan pemasangan infus RL. Jadi untuk
perawat Renni tolong untuk menyiapkan alat untuk pemasangan infus ya
PA 1 : Baik bu pomal, akan saya siapkan
PP : Perawat Rindi dibantu juga ya
PA 2 : Iya bu Pomal
Karu : Baik, nanti saya akan melakukan beberapa penilaian terhadap tindakan yang akan dilakukan
dan juga memberikan penilaian terhadap teknik pemasangan infus yang benar. Mungkin ini ada
beberapa format/instrumen penilaian silahkan di baca dulu (menyerahkan map kepada PP).
PP : Iya bu (menerima map)
Karu : ada yang ingin ditanyakan dari format penilaian tersebut ?
PP : Tidak ada bu
Karu : Baik, kalau begitu silahkan untuk perawat Renni melakukan tindakan pemasangan infus.
Di nurse stasion,
PP : Perawat Renni dan Rindi tolong bantu saya mempersiapkan peralatan infus untuk
pasien bernama Ny.H
PA1 & PA2 : Iya bu.
Karu : Apakah perlengkapan pemasangan infus sudah lengkap semua ?
PP : Sudah bu
Karu : Oke, kita ke pasien sekarang ya,

Setelah itu karu, PP, PA1 dan PA2, ke ruangan anak,..


PP : Selamat pagi mba..
Pasien : Ya pagi,.
PP : Gimana mba kodisinya?
Pasien : Iya, masih sakit sus
PP : Sakitnya yang mana mba?
Pasien : Sakit di perut sus sama kaya lemes gitu
PP : Baik, mba kami akan memasang infus, tujuannya agar asupan cairan pada mba dapat
terpenuhi dengan baik. Bagaimana mba, apakah setuju? Ini akan berlangsung sekitar 10-15 menit
saja bu
Pasien : Iya silahkan sus
PP : ada yang ditanyakan sebelumnya mba?
Pasien : tidak ada sus
PP : baik, kita pasang infusnya dulu ya mba kalau begitu…
Pasien : iya sus,..
PP : perawat reni dan perawat rindi bisa dibantu untuk melakukan pemasangan infus?
PA1 : baik bu pomal, saya akan lakukan pemasangan infusnya
PA2 : mba kita pasang infusnya dulu ya,, sakit mba?
Pasien : sedikit sus

Setelah melakukan pemasangan infus,.


PP : mba, pemasangan infusnya sudah selesai, kami izin pamit untuk ke pasien
selanjutnya ya
Pasien : iya sus,,.
Karu : bagaimana mba sebelumnya ada yg ditanyakan?
Pasien : saya kapan sembuh ya sus ?
Karu : kita tunggu perkembangan selanjutnya ya, kan mba juga baru dipasang infusnya.
nanti kalu kondisi mba sudah mambaik mba bisa pulang
Pasien : ohh begitu ya sus, baikla. terima kasih
Karu : baik mba, kalo begitu kami kembali ke ruangan dulu ya,.. selamat pagi
Pagi : pagi sus

Diruangan karu,..

Karu : Baiklah, tadi saya sudah melakukan penilaian terhadap hasil kerja pemasangan infus
pada hari ini. Untuk secara prosedur pemasangan infus secara keseluruhan sudah baik, tapi tadi ada
hal 2 yang perlu kita perhatikan bersama,
PP : apa itu bu?
Karu : dalam pemasangan tadi kurangnya interksi kepada pasien. jadi, pasiennya tadi ada
merasa sedikit agak takut. Sepertinya hal itu yang perlu kita perhatikan. Oke ada yang ingin
ditanyakan atau klarifikasi?
PP : iya bu, saya menyadari akan hal itu, dan nanti akan kami perbaiki kembali
Karu : ya bagus sekali, interaksi dan komunikasi dalam hal ini komunikasi terapeutik sangat
penting dilakukan kepada seluruh pasien, dan untuk semuanya sangat bagus sekali apa yang kalian
lakukan pada hari ini pertahankan terus,.. dan sepertinya hanya itu yang bisa saya sampaikan. untuk
kurang dan lebihnya mohon maaf,, saya tutup pertamuan ini, wasalammualaikum wr,wb
PP dan PA kembail keruangnya dan karu melakukan dokumentasi keperawatan untuk hasil
supervisi tersebut.
SOP SUPERVISI KEPERAWATAN
SUPERVISI KEGIATAN
KEPERAWATAN
Pengertian Supervisisi adalalah suatu teknik pelelayanan yang tujuan utamanya
adalah mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama (H.
Burton, dalam Pier AS, 1997:20). Supervisi kepera'atan adalah suatu
proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan.
Tujuan Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayananan
pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan
dan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas
prinsip 1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.
2. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen,
ketrampilan hubungan antar manusia dan kemampuan
menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan.
3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisirir dan
dinyatakan melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas dan standart.
4. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokrasi antara
supervisor dan pera'at pelaksana.
5. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang
spesifik
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif
7. komunikasi efektif, kreatifitas dan motivasi.
8. Supervisisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna
dalam pelayanan kepera'atan yang memberi kepuasan klien,
pera'at dan manajer.
Pelaksanaan 1. Kepala ruangan
a. Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan
keperawatan pada klien di ruang perawatan
b. Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya
tujuan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
c. Mengawasi perawat pelaksana dalam melalaksanakan
praktetek kepera'atatan didiruang
2. Pengawas perawatan
Bertanggung jawab dalam mensupervisi pelayanan
pada kepala ruangan yang ada di instalasinya
3. Kepala seksi perawatan
mengawasi instalasi dalam melalaksanakan tugas secara
langsung dan seluruh pera'at secara tidak langsung.
Langkah/prosedur 1. Pra supervisi
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan di supervise
b. Superisor menetapkan tujuan
2. Supervis
a. Supervisor menilai kenerja perawat berdasarkan alat ukur tau
instrument yang telah disiapkan
b. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan
c. Supervisor emmanggil perawat primer dan perawat asisten
untuk mengadakan pembinaan dan klarifikasi masalah
d. Pelaksana supervise dengan melihat, wawancara dan
memvalidasi data sekunder:
a) Mengklarifikasi masalah yang ada
b) Melakukan tanya jawab dengan perawat primer dan associate
3. Pasca supervise
a. Memberikan penilaian supervise F-Faru
b. Memberikan feedback dan klarifikasi
c. Memberikan reinforcement dan follow
Peran dan fungsi 1. Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah
mempertahankan keseimbangan pelayanan keperawatan dan
manajemen sumber daya yang tersedia, dengan lingkup tanggung
jawab supervisor antara lain:
a. Menetapkan dan mempertahankan ststandar praktek
keperawatan.
b. Meenilai kualititas asuhan kepera'atan dan pelayanan yang
diberikan.
c. mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur
pelayanan keperawatan, Kerjasama dengan tenaga kesehatan
lain yang terkait.
2. Manajemen keperawatan berperan aktif dalalam membantu
perencanaan, dan pengembangan. Supervisor berperan dalam:
a. Membantu menilai rencana keseluruhan didikaitan dengan
dana tatahunan yg tersedia. mengembangkan tujuan unit yang
dapat dicapai sesuai tujuan RS.
b. Membantu mendapatkan informasi statistik untuk perencanaan
anggaran keperawatan.
c. Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola.
Teknik supervisi 1. Proses supervise keperawatan terdiri dari 3 elemen kelompok
yaitu:
a. Mengacu pada standar asuhan keperawatan.
b. Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding
untuk menetapkan pencapaian.
c. Tindak lanjut upaya memperbaiki dan mempertahankan
kualitas asuhan.
2. Area supervisi
a. Pengetahuan dan pengertian tentang klien.
b. Ketrampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar.
c. Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran dan
simpati
3. Cara supervise
Dapat dilakukan melalui 2 cara:
1. Langsung
Supervivisi dililakukan secara langsung pada kegiatan yang
sedang berlrlangsung, didimana supervisor dapat terlibat dalam
kegiatan, feed back dan perbaikan. Adapun prosesnya adalah:
a. Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan
kepera'atan didampingi oleh supervisor.
b. Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan,
reinforcement dan petunjuk.
c. Setelah selesai, supervivisor dan perawat pelaksana
melakukandiskusi yang bertujuan untuk menguatktkan yang
tetelalah sesuai dan memperbaiki yang masih kurang.
reinforcment pada aspek yang positif sangat penting dilakukan
oleh supervisor.
2. Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.
Supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi dilapangan sehingga
mungkin terjadi kesenjangan fakta. umpan balik dapat
diberikan secara tertulis

Anda mungkin juga menyukai