Anda di halaman 1dari 48

KISI-KISI PENYUSUNAN

PEDOMAN PELAKSANAAN DEWAN


PASTORAL PAROKI

Didasarkan pada
PEDOMAN DASAR DEWAN PAROKI 2013
KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

Semakin dilengkapi

07 Desember 2019
Dewan Pastoral
Keuskupan Agung Semarang

1
KATA PENGANTAR
Berisi pentingnya PPDPP bagi reksa pelayanan Paroki dan harapan agar Dibuat oleh Pastor
semua anggota pengurus Dewan Pastoral Paroki (DPP) bertindak atas Paroki
dasar pedoman yang ada.
DAFTAR ISI
REKSA PELAYANAN PASTORAL PAROKI
1. Reksa Pelayanan Pastoral Paroki adalah segala bentuk pelayanan
paroki yang ditujukan kepada umat beriman dan masyarakat demi
terwujudnya peradaban kasih, tanda hadirnya Kerajaan Allah. Reksa
pelayanan pastoral Paroki meliputi:
2. Pendampingan keluarga, lingkungan dan komunitas sebagai
persekutuan umat beriman yang partisipatif dan transformatif
3. Peningkatan mutu kehidupan bersama, terutama yang kecil, lemah,
miskin, terpinggirkan, dan difabel.
4. Peningkatan partisipasi umat untuk memperjuangkan kebijakan
publik yang bermartabat berdasarkan Pancasila; dan melestarikan
lingkungan sebagai rumah bersama dan nilai-nilai budaya setempat
yang mempersatukan.
5. Formatio iman berjenjang dan berkesinambungan untuk
mengembangan iman umat yang cerdas, tangguh, misioner, dan
dialogal
6. Transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola paroki dan lembaga-
lembaga karya serta peningkatan spiritualitas dan profesionalitas
para pelayan pastoral.
7. Pelayanan pastoral itu mengacu pada Rencana Induk (RIKAS 2016-
2035) dan Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang yang menjadi
visi dan arah bersama semua paroki se-Keuskupan Agung Semarang
serta ditempatkan dalam konteks teritori setempat, baik gerejawi
maupun kemasyarakatan. Dengan Gerak pelayanan pastoral itu
diharapkan kehadiran paroki bagi warganya dan masyarakat semakin
signifikan dan relevan, serta memberi daya ubah dan nilai tambah
sampai pada saatnya berbuah berkah. No 8. Mohon
8. Gerak pastoral ini ditopang oleh Dewan Pastoral Paroki yang tulus dikisahkan nilai-nilai
dan terampil serta disemangati oleh spiritualitas pelindung paroki. yang hendak dihidupi
dari pelindung paroki.
SEJARAH SINGKAT PAROKI
Sejarah singkat paroki berisi:
a. Perjalanan singkat menjadi paroki, dilengkapi dengan data-data, Sejarah mohon diurai
peristiwa-peristiwa, dan tokoh-tokoh penting yang turut dalam secara singkat sesuai
perjalanan Gereja. Tidak perlu semua romo yang berkarya disebut, point-point yang
juga tidak semua data dan peristiwa dimasukkan. diharapkan.
b. Perkembangan umat dan pengembangan fisik gereja atau kapel.
c. Peta Paroki (dilengkapi dengan batas antar lingkungan/wilayah)
d. Catatan: Sejauh disebutkan, hendaknya nama-nama dituliskan secara Pembukaan: Bisa
lengkap dan tepat (tidak disingkat) disalin dari rumusan
yang sudah ada dalam
PEMBUKAAN Pembukaan PDDP
- berisi mandat/gerak Gereja universal. 2013 hal 17-20

2
BAB I
PAROKI DAN KUASI PAROKI

Pasal 1
Pengertian Paroki dan Kuasi Paroki
Kata “tertentu” diganti
1. Paroki adalah persekutuan umat beriman kristiani di teritori tertentu
nama wilayah paroki
yang dibentuk secara tetap dalam keuskupan, yang reksa pastoralnya,
di bawah otoritas Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang
dipercayakan kepada Pastor Paroki sebagai gembalanya sendiri.
2. Kuasi Paroki adalah persekutuan umat beriman kristiani di teritori
Cat: ay. 3.
tertentu yang dibentuk secara tetap dalam keuskupan, yang reksa
Dicantumkan No SK
pastoralnya, di bawah otoritas Uskup Agung Keuskupan Agung
dan Tanggal
Semarang dipercayakan kepada seorang imam sebagai gembalanya
penetapan. Untuk
sendiri, dan yang karena keadaan khusus belum didirikan sebagai
paroki lama yang tidak
paroki.
memiliki SK pendirian,
3. Paroki dan Kuasi Paroki ditetapkan oleh Uskup Agung Keuskupan
mohon segera
Agung Semarang dengan Surat Keputusan Pendirian
mengajukan kepada
4. Paroki dan Kuasi Paroki yang didirikan memiliki kekuatan hukum,
KAS penerbitan SK
baik hukum sipil maupun hukum Gereja.
5. Paroki dan Kuasi Paroki memiliki batas wilayah, baik batas penetapan paroki.
pemerintahan dan batas gerejawi.
Ay. 5. Mohon ditulis
batas teritori: gerejawi
dan pemerintahan
Pasal 2
Pendirian Paroki dan Kuasi Paroki
1. Pendirian paroki dan kuasi paroki ditetapkan oleh Uskup Agung
Keuskupan Agung Semarang setelah mendengarkan masukan dari
Dewan Imam KAS.
2. Pendirian paroki dikuatkan dengan pembuatan akta pendirian paroki
sebagai badan hukum yang diakui pemerintah.
3. Dalam mendirikan paroki Uskup Agung Keuskupan Agung
Semarang memperhitungkan, sekurang-kurangnya: Kan 515-516; KPKRJ
a. Tata penggembalaan yang meliputi keberadaan Pastor sebagai pasal 29.
gembala dan persekutuan umat beriman dalam jumlah dan
tingkat keaktifan tertentu.
b. Tata kelola administrasi yang menyangkut pelayanan
sakramental serta pengarsipan dokumen-dokumen penting
paroki.
c. Tata kelola harta benda yang meliputi kemampuan finansial
untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pastoral dan
ketersediaan sarana dan prasarana.
4. Pendirian paroki disertai dengan penentuan batas-batas teritorial baik
secara pemerintahan maupun gerejawi.

Pasal 3
Persekutuan Umat dalam Paroki dan Kuasi Paroki
1. Persekutuan umat dalam Paroki dan Kuasi Paroki terdiri dari
persekutuan umat secara teritorial dan kategorial.
2. Persekutuan umat secara teritorial meliputi:
2.1. Paroki Administratif

3
a. Persekutuan umat beriman kristiani bagian dari suatu
paroki yang ditetapkan oleh Uskup Agung Keuskupan
Agung Semarang dengan Surat Keputusan, yang telah
memiliki kemandirian dalam tata penggembalaan, tata
kelola administrasi, dan tata kelola harta benda; serta
berada di bawah tanggung jawab Pastor Paroki.
b. Paroki Administratif memiliki batas wilayah
pemerintahan dan batas gerejawi.
2.2. Stasi (dirumuskan sejauh di
a. Persekutuan lingkungan-lingkungan dan atau wilayah- paroki yang
wilayah yang berdekatan secara teritorial yang ditetapkan bersangkutan ada stasi,
oleh Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang dengan kalau tidak ada tidak
Surat Keputusan dan berada dalam tata kelola serta reksa perlu dicantumkan)
pastoral paroki.
b. Stasi memiliki batas wilayah pemerintahan dan batas Mohon disebutkan!
gerejawi.
2.3. Wilayah
a. Persekutuan lingkungan-lingkungan yang secara teritorial Disebutkan nama-nama
berdekatan, dengan jumlah antara 3-8 lingkungan, wilayah, termasuk
ditetapkan oleh Pastor Paroki dan berada dalam tata kelola wilayah yang memiliki
serta reksa pastoral paroki. kapel, disertakan nama
b. Penanggung jawab wilayah adalah pengurus wilayah pelindung wilayah
dimana harus dibedakan kepengurusan wilayah yang kalau ada,
memiliki kapel dan tidak memiliki kapel.
2.4. Lingkungan
a. Paguyuban umat beriman yang bersekutu berdasarkan Disebutkan nama-nama
kedekatan tempat tinggal dengan jumlah antara 10-50 lingkungan, termasuk
kepala keluarga, ditetapkan oleh Pastor Paroki dan berada lingkungan yang
dalam tata kelola serta reksa pastoral paroki. memiliki kapel,
b. Penanggung jawab lingkungan adalah pengurus disertakan nama
lingkungan dimana harus dibedakan kepengurusan pelindung lingkungan
lingkungan yang memiliki kapel dan tidak memiliki kapel. kalau ada,

3. Persekutuan umat secara kategorial meliputi:


3.1. Kelompok Kategorial Catatan: yang masuk
a. Persekutuan umat beriman atas dasar kategori tertentu yang dalam kelompok
berbasis paroki dan berada di dalam reksa pastoral Pastor kategorial tidak masuk
Paroki. lagi di bidang
b. Paroki dapat memiliki sejumlah kelompok kategorial. paguyuban dan
3.2. Komunitas Hidup Bakti persaudaraan.
1. Komunitas Hidup Bakti, baik Religius maupun Sekular
adalah komunitas umat beriman kristiani yang demi Kan. 608 dan 609
cintanya kepada Kristus mengucapkan kaul atau janji atas Sebutkan Komunitas
ketiga nasehat injili. Komunitas ini didirikan secara legitim hidup bakti yang ada
oleh otoritas yang berwenang dan dipimpin oleh seorang di paroki
superior.
2. Disebutkan Komunitas Hidup Bakti yang berdomisili di
Paroki.

4
Pasal 4
Organigram Pastoral Paroki dan Kuasi Paroki

Pengurus Gereja dan


Papa Miskin

5
(Judul Bab:
BAB II menyesuaikan status
GEMBALA PAROKI DAN KUASI PAROKI legal yang dimiliki,
misalnya Gembala
Pasal 5 Paroki atau Gembala
Pastor Paroki Kuasi Paroki)
1. Contoh deskripsi: Pastor Paroki ......... adalah seorang imam yang
secara resmi ditugaskan oleh Uskup Agung Keuskupan Agung
(pasal ini dihilangkan
Semarang untuk menjadi gembala serta menjalankan reksa pastoral
kalau statusnya kuasi
paroki ..........
paroki)
2. Pastor Paroki diangkat dan diberhentikan secara resmi oleh Uskup
Agung Keuskupan Agung Semarang dengan Surat Keputusan.
3. Pastor Paroki dilantik oleh Ordinaris Wilayah atau yang mendapat
delegasi.
4. Pada saat pelantikan, Pastor Paroki wajib menyatakan pengakuan iman
secara pribadi.
Kan 545-548
5. Pelantikan dituangkan dalam Berita Acara pelantikan.
6. Pastor Paroki menjabat sebagai ketua Pengurus Gereja dan Papa
Miskin (PGPM) dan Ketua Dewan Pastoral Paroki (DPP).
7. Pastor Paroki yang melayani bersama dengan seorang atau beberapa
Vikaris Parokial sebagai rekan kerjanya wajib memberi mandat
tertulis secara jelas dan tegas yang menjadi tanggungjawab Vikaris
Parokial guna membantu pelaksanaan pastoral paroki.
8. Pastor Paroki hendaknya membangun hubungan personal dan
kerjasama dengan pemerintah dan masyarakat setempat.
(pasal ini dihilangkan
Pasal 6
kalau tidak ada)
Pastor Kuasi Paroki
1. Contoh diskripsi 1: Pastor Kuasi Paroki ..... adalah seorang imam yang
secara resmi ditugaskan oleh Uskup Agung Keuskupan Agung
Semarang untuk menjadi gembala serta menjalankan reksa pastoral
Kuasi Paroki ....
2. Pastor Kuasi Paroki diangkat dan diberhentikan secara resmi oleh
Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang dengan Surat Keputusan.
3. Pastor Kuasi Paroki dilantik oleh Ordinaris Wilayah atau yang
mendapat delegasi.
4. Pada saat pelantikan, Pastor Kuasi Paroki wajib menyatakan Kan 833
pengakuan iman secara pribadi.
5. Pelantikan dituangkan dalam Berita Acara pelantikan.
6. Pastor Kuasi Paroki menjabat Ketua Pengurus Gereja dan Papa Miskin
(PGPM) dan Ketua Dewan Pastoral Kuasi Paroki.
7. Pastor Kuasi Paroki yang melayani bersama dengan seorang atau
beberapa imam Vikaris Parokial sebagai rekan kerja wajib memberi Kan 548 par 1
mandat tertulis secara jelas dan tegas yang menjadi tanggungjawab
Vikaris Parokial guna memberikan bantuan pelaksanaan pelayanan
kuasi paroki.
8. Pastor Kuasi Paroki hendaknya membangun hubungan personal dan
kerjasama dengan pemerintah dan masyarakat setempat.

6
Bdk. Kan 528-529;
Pasal 7 KPKRJ pasal 32
Tanggung Jawab Pastor Paroki dan Kuasi Paroki
1. Pastor Paroki dan Kuasi Paroki bertanggungjawab terhadap seluruh
pelaksanaan reksa pastoral paroki atau kuasi paroki yang meliputi
tata penggembalaan, tata kelola harta benda gereja, dan tata kelola
administrasi.
2. Dalam hal tata penggembalaan, Pastor Paroki dan Kuasi Paroki
menjalankan fungsi pewartaan, pengudusan, dan pengembalaan:
a. Fungsi Pewartaan dilaksanakan antara lain dengan homili dalam
Ekaristi Minggu dan hari raya, pembinaan kateketik awam,
pendidikan katolik anak-anak dan orang muda, serta
evangelisasi.
b. Fungsi Pengudusan dilaksanakan antara lain dengan pelayanan
sakramental dan sakramentali.
c. Fungsi pengembalaan dilaksanakan dengan melibatkan umat
beriman kristiani awam sebagai rekan kerja, terutama dalam
Cat ay 3. Mohon
memberikan perhatian kepada keluarga dan mereka yang kecil,
dilengkapi misalnya:
lemah, miskin, tersingkir dan difabel.
3. Pastor Paroki dan Kuasi Paroki bertanggungjawab terhadap reksa karya pendidikan,
pastoral khusus yang ada di teritori paroki atau kuasi paroki. sosial, budaya,
keutuhan ciptaan dan
komunitas hidup bakti.
Pasal 8
Vikaris Parokial
1. Vikaris Parokial adalah seorang imam yang menjadi rekan kerja
Pastor Paroki dan Kuasi Paroki untuk mengambil bagian dalam reksa
pastoral paroki atau kuasi paroki.
2. Vikaris Parokial diangkat dan diberhentikan secara resmi oleh Uskup
Agung Keuskupan Agung Semarang dengan Surat Keputusan
3. Vikaris Parokial membantu Pastor Paroki (Pastor Kuasi Paroki)
dalam seluruh pelayanan paroki, terkecuali aplikasi Misa untuk umat
dan hal-hal lain yang ditentukan oleh Uskup Agung Keuskupan
Agung Semarang dan Pastor Paroki (Pastor Kuasi Paroki).
4. Vikaris Parokial mengambil alih tanggung jawab sementara seluruh
reksa pastoral paroki bila paroki lowong dan juga bila Pastor Paroki
berhalangan melaksanakan tugas pastoralnya dan belum diangkat
seorang Administrator Paroki.
5. Vikaris Parokial hendaknya secara teratur memberikan laporan
tertulis kepada Pastor Paroki sesuai mandat yang diterima dari Pastor
Paroki. Kan 548 par 3
6. Vikaris Parokial wajib membuat refleksi karya pastoral secara
tertulis dan menyerahkannya kepada Pastor Paroki pada akhir masa
tugasnya.
7. Vikaris parokial terbatas (karena usia atau tugas perutusan khusus)
memberikan laporan tugas sesuai kebijakan Pastor Paroki.

Pasal 9
Administrator Paroki
1. Administrator paroki adalah seorang imam yang ditugaskan secara
resmi oleh Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang untuk

7
melaksanakan reksa pastoral di paroki pada saat paroki lowong atau
bila Pastor Paroki terhalang melaksanakan pastoralnya.
2. Administrator Paroki diangkat secara resmi oleh Uskup Agung
Keuskupan Agung Semarang dengan Surat Keputusan.
3. Administrator Paroki terikat kewajiban-kewajiban dan hak-hak yang
sama seperti Pastor Paroki kecuali ditentukan lain oleh Uskup Agung
Keuskupan Agung Semarang.
4. Administrator Paroki tidak diperkenankan melakukan sesuatupun
yang dapat mengurangi hak-hak Pastor Paroki atau dapat merugikan
harta benda paroki.
5. Administrator wajib memberi pertanggungjawaban kepada Pastor
Paroki setelah menyelesaikan tugasnya.

8
BAB III
PENGURUS GEREJA DAN PAPA MISKIN
Pasal 10
Nama dan Kedudukan
1. Badan Gereja Paroki bernama PENGURUS GEREJA DAN PAPA
MISKIN ROOM KATOLIK yang disingkat PGPM, Paroki ......
2. PGPM Paroki ........didirikan tanggal.....dan berkedudukan di ....
Pasal 11
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan PGPM Paroki ..... adalah:
1. Menjadi dewan keuangan paroki yang memelihara, mengurus dan Mohon dilengkapi
mengelola harta benda milik PGPM. sesuai SK dan Akta
2. Membina dan memajukan hidup keagamaan dan ibadat Gereja.
3. Menyelenggarakan karya-karya kerasulan suci dan amal kasih
terutama bagi mereka yang berkekurangan. KHK 537, KPKRJ pasal
Pasal 12 40 ay 2 dan pasal 141
Pengurus PGPM ay.2
1. PGPM dipimpin dan diurus secara bersama-sama oleh pengurus yang
terdiri dari 3-5 orang.
2. Pengurus PGPM Paroki terdiri dari:
a. Ketua (ex officio Pastor Paroki)
b. Sekretaris
c. Bendahara (ex officio Bendahara Umum Dewan Pastoral Paroki)
d. Anggota (ex officio Wakil Ketua II – Awam Dewan Pastoral Pengurus PGPM selain
Paroki) yang ex officio bisa
e. Anggota diambil dari personil
3. Pengurus PGPM diangkat oleh Uskup Agung Keuskupan Agung pengurus Dewan
Semarang berdasarkan Surat Keputusan atas usulan Pastor Paroki pastoral paroki atau
sebagai gembala Paroki. orang lain.
4. Masa jabatan pengurus adalah 3 (tiga) tahun. Minimal salah satu
5. Selama belum ada pengangkatan pengurus yang baru oleh Uskup pengurus PGPM ber-
Agung Keuskupan Agung Semarang, maka pengurus lama tetap NPWP dan diharapkan
menduduki jabatannya. memiliki kecakapan
6. Seorang anggota pengurus, kecuali bila ia adalah imam/pastor, tidak dalam bidang akuntansi
boleh menduduki kepengurusan dalam jabatan yang sama lebih dari dan hukum.
2 (dua) kali masa jabatannya secara berturut-turut.
7. Bila seorang atau lebih dari anggota pengurus tidak dapat
menyelesaikan waktu 3 (tiga) tahun, maka Uskup Agung Keuskupan
Agung Semarang akan mengangkat penggantinya, dimana pengganti
tersebut hanya akan menjabat untuk waktu yang masih tersisa dari
waktu 3 (tiga) tahun.
8. Pengurus mengadakan rapat sekurang-kurangnya sebulan sekali.
Pasal 13
Wewenang Pengurus PGPM
1. Ketua bersama sekretaris dan bendahara berwenang mewakili PGPM
Paroki untuk urusan, baik di dalam maupun di luar pengadilan, serta
menjalankan segala tindakan hukum atas nama PGPM Paroki.

9
2. Ketua bersama sekretaris dan bendahara setelah mendapatkan ijin
tertulis dari Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang dapat
bertindak dalam hal-hal berikut:
a. Meminjam uang guna dan atas tanggungan PGPM
b. Meminjamkan uang PGPM melampaui jumlah yang ditetapkan
dalam Pedoman Keuangan dan Akuntansi Paroki.
c. Membeli, menjual atau dengan cara lain mendapatkan atau
melepaskan hak atas benda-benda bergerak dan tidak bergerak
milik PGPM.
d. Menggadaikan/meminjamkan barang-barang bergerak
maupun tidak bergerak milik PGPM.
e. Mendirikan atau mengembangkan yayasan-yayasan /badan-
badan di luar wilayah PGPM.
f. Mengeluarkan uang untuk membeli atau membangun sesuatu
dalam bentuk apapun apabila melampaui jumlah yang
ditetapkan dalam Pedoman Keuangan dan Akuntansi Paroki.
g. Mengadakan perjanjian-perjanjian dengan lembaga atau pihak
lain menyangkut aset.
3. Tindakan pengurus yang melampaui wewenang mereka sebagaimana
diatur dalam Anggaran Dasar PGPM adalah tidak sah dan karenanya
menjadi tanggung jawab mereka baik secara pribadi maupun secara
bersama-sama/tanggung renteng.
4. Pengurus PGPM mengangkat, dan memberhentikan karyawan paroki
sebagaimana diatur dalam Pedoman Kekaryawanan Paroki
5. Karyawan yang ditugaskan mengurus keuangan paroki hendaknya
berlatarbelakang Sarjana Akuntansi, atau sekurang-kurangnya
mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam hal akuntansi.
Pasal 14
Tugas PGPM
1. Memelihara, mengurus, mengelola harta benda/kekayaan paroki
sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan RI dan
pedoman-pedoman yang berlaku di Keuskupan Agung Semarang
2. Membuat anggaran penerimaan dan pengeluaran setiap tahun
3. Membuat daftar inventaris lengkap dengan penggambaran serta
perkiraan harga perolehan beserta perubahannya yang tembusannya
wajib diserahkan kepada Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang
4. Mengusahakan agar pemilikan harta benda gerejawi diamankan
dengan cara-cara yang sah secara sipil.
5. Membuat laporan pertanggungjawaban tahunan atas pelaksanaan
program kerja dan Realisasi Aanggaran Penerimaan dan Beban dan
Ralisaisi Anggaran Pengadaan Aset Tetap kepada Uskup Agung
Keuskupan Agung Semarang.
6. Memberikan mandat kepada Dewan Pastoral Paroki untuk
menjalankan maksud dan tujuan PGPM yang dinyatakan dalam pasal
11 nomor 2 dan 3.
7. Menghadiri rapat Dewan Pastoral Paroki Pleno dalam pengesahan
dan evaluasi program pelayanan paroki.
8. Membina dan memberdayakan karyawan paroki.

10
Pasal 15
Tugas Ketua
1. Memastikan harta benda PGPM diurus dengan baik antara lain
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Menjaga agar harta benda Gereja jangan sampai hilang atau
menderita kerugian.
b. Menaati peraturan Gereja Keuskupan Agung Semarang dan
Negara Republik Indonesia.
c. Mengurus harta benda Gereja dan menyimpannya dengan
aman dan menggunakannya menurut ketentuan yang
ditetapkan Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang
2. Memastikan harta benda Gereja diurus dan dikelola atas nama
PGPM.
3. Menentukan keputusan bila dalam rapat suara yang setuju dan tidak
setuju sama banyaknya
4. Mengusulkan kepada Uskup Keuskupan Agung Semarang nama-
nama yang diajukan untuk jabatan sekretaris, bendahara dan anggota
Pengurus PGPM.
Pasal 16
Tugas Sekretaris
1. Bersama ketua mempersiapkan rapat.
2. Membuat notulen rapat dan menyampaikannya dalam rapat
berikutnya.
3. Memimpin rapat jika ditunjuk oleh ketua.
4. Memastikan tersimpannya arsip-arsip dan dokumen-dokumen
penting PGPM secara aman, rapi dan teratur
5. Bersama ketua dan bendahara membuat laporan tahunan dan
menyampaikannya kepada Uskup Keuskupan Agung Semarang

Pasal 17
Tugas Bendahara
1. Memastikan kebijakan keuangan dan harta benda paroki serta
kebijakan akuntansi paroki dilaksanakan sesuai pedoman keuangan
dan akuntansi KAS.
2. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengelolaan keuangan dan harta
benda paroki.
3. Melakukan proses akuntansi/pembukuan keuangan paroki atau
mendelegasikannya kepada karyawan administrasi keuangan
paroki.
4. Melakukan verifikasi catatan akuntansi dari para Bendahara Dewan
Pastoral Paroki.
5. Mengawasi dan menerima perhitungan sumber-sumber penerimaan
keuangan paroki atau mendelegasikan tugas pengawasan dan
penerimaan tersebut kepada Bendahara I, II, III Dewan Pastoral
Paroki, Bendahara Kapel, Bendahara Unit karya dan Bendahara
Tim pengelola Tempat Ziarah.
6. Bersama ketua dan beberapa anggota PGPM yang lain,
membuka/memblokir/ menutup rekening tabungan, giro, dan atau
deposito.

11
7. Mendelegasikan kepada bendahara I, bendahara II, bendahara III,
bendahara gereja/kapel wilayah, bendahara unit karya dan
bendahara tim pengelola tempat ziarah (TPTZ) untuk mengelola
keuangan dan harta benda serta menjalankan transaksi keuangan di
bank dan meminta pertanggungjawaban atas pelaksanaannya.
8. Bersama ketua dan beberapa anggota PGPM yang lain, meminta
kepada Uskup terkait upaya penyelesaian hukum persoalan
pengelolaan keuangan dan harta benda paroki.
9. Membuat laporan keuangan bulanan paroki dan menyerahkannya
ke Keuskupan Agung Semarang selambat-lambatnya tanggal 10
(sepuluh) bulan berikutnya.
10. Membuat laporan tahunan pertanggungjawaban realisasi Anggaran
Penerimaan dan Beban dan Anggaran Pengadaan Aset Tetap.
Pasal 18
Tugas Anggota
1. Merepresentasikan Dewan Pastoral Paroki Harian di PGPM.
2. Memberikan pertimbangan, evaluasi dalam rapat-rapat dan
pengambilan keputusan oleh PGPM.
3. Mengkomunikasikan hal-hal yang diputuskan PGPM ke Dewan
Pastoral Paroki Harian dan sebaliknya.

12
BAB IV
DEWAN PASTORAL PAROKI
Pasal 19
Pengertian Dewan Pastoral Paroki
Dewan Pastoral Paroki adalah badan pastoral yang terdiri dari para Lih. Kan 536 par 1 dan
pelayan umat, diketuai oleh Pastor Paroki, dan secara bersama-sama KBBI
mengambil bagian dalam reksa pastoral di Paroki dan memberikan
bantuannya untuk mengembangkan kegiatan pastoral paroki.

Pasal 20
Tujuan
Dewan Pastoral Paroki bertujuan mengembangkan kegiatan pastoral
paroki dengan lebih tepat demi terpenuhinya pelayanan kepada umat
beriman dan terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

Pasal 21
Fungsi
1. Dewan Pastoral Paroki berfungsi konsultatif terhadap kepemimpinan
Pastor Paroki
2. Dewan Pastoral Paroki berfungsi eksekutif dalam menyelenggarakan
pelayanan pastoral untuk seluruh umat.
3. Dewan Pastoral Paroki berfungsi representatif dalam menghadirkan
Gereja di tengah umat, masyarakat dan pemerintahan setempat.
Pasal 22
Kepengurusan
1. Struktur Kepengurusan
1.1. Dewan Pastoral Paroki Harian
a. Ketua(ex officio Pastor Paroki)
b. Wakil Ketua I (ex officio Vikaris Parokial)
c. Wakil ketua II (awam)
d. Ketua-Ketua Bidang Pelayanan
e. Koordinator Ketua-Ketua Wilayah
f. (Ketua Stasi)
g. Bendahara Umum dan Bendahara I-II-III
h. Sekretaris I-II-III
1.2. Dewan Pastoral Paroki Inti
a. Dewan Pastoral Paroki Harian
b. Ketua-Ketua Wilayah
c. Ketua-Ketua Tim Pelayanan
1.3. Dewan Pastoral Paroki Pleno
a. Dewan Pastoral Paroki Inti
b. Pengurus Tim Pelayanan
c. Ketua Lingkungan
d. Ketua Kelompok Kategorial
e. Tokoh-tokoh
2. Bidang Pelayanan
2.1. Bidang pelayanan adalah sebutan/istilah yang menegaskan
lingkup pelayanan tata penggembalaan Dewan Pastoral Paroki.
2.2. Bidang-bidang pelayanan dalam Dewan Pastoral Paroki
meliputi:

13
a. Bidang Pelayanan Liturgi dan Peribadatan,
b. Bidang Pelayanan Pewartaan dan Evangelisasi,
c. Bidang Pelayanan Pelayanan Kemasyarakatan,
d. Bidang Pelayanan Paguyuban dan Persaudaraan,
e. Bidang Pelayanan Rumah Tangga,
f. Bidang Pelayanan Penelitian dan Pengembangan,

3. Tim pelayanan Pada point 3. sebutkan


3.1. Tim pelayanan adalah sekelompok orang yang bekerja bersama jumlah tim pelayanan
sebagai tim dan menjalankan tugas dalam lingkup unit pelayanan dari setiap bidang
terbatas di salah satu bidang pelayanan Dewan Pastoral Paroki. yang mengacu pada
3.2. Tim Pelayanan Bidang Pelayanan Liturgi dan Peribadatan PTKP 2018. Khusus
meliputi: tim-tim pelayanan di
a. Tim Pelayanan Tata Perayaan dan Peribadatan bidang pewartaan, bisa
b. Tim Pelayanan Prodiakon ditambahkan wakil
c. Tim Pelayanan Putra-Putri Altar ketua bidang untuk
d. Tim Pelayanan Paduan Suara mengurusi tim-tim
e. Tim Pelayanan Lektor kerja dalam formatio
f. Tim Pelayanan Pemazmur iman berjenjang.
g. Tim Pelayanan Pemusik/Gamelan
h. Tim Pelayanan Dirigen
i. Tim Pelayanan Paramenta
j. Tim Pelayanan Tata Altar
3.3. Tim Pelayanan Bidang Pelayanan Pewartaan dan Evangelisasi
meliputi:
a. Tim Pelayanan Evangelisasi
b. Tim Pelayanan Sakramen Inisiasi
c. Tim Pelayanan Katekis dan Pemandu Lingkungan Silahkan Tim-tim
d. Tim Pelayanan Kerasulan Kitab Suci Pelayanan dilengkapi
e. Tim Pelayanan PIUD (Pendampingan Iman Anak Usia dan disesuaikan dengan
Dini) situasi paroki
f. Tim Pelayanan PIA (Pendampingan Iman Anak)
g. Tim Pelayanan PIR (Pendampingan Iman Remaja)
h. Tim Pelayanan PIOM (Pendampingan Iman Orang Muda)
i. Tim Pelayanan PIOD (Pendampingan Iman Orang
Dewasa)
j. Tim Pelayanan PIUL (Pendampingan Iman Usia Lanjut)
k. Tim Pelayanan Promosi Panggilan
l. Tim Pelayanan KOMSOS
3.4. Tim Pelayanan Bidang Pelayanan Kemasyarakatan meliputi:
a. Tim Pelayanan PSE
b. Tim Pelayanan Kesehatan
c. Tim Pelayanan Pendidikan
d. Tim Pelayanan Pangruktilaya
e. Tim Pelayanan BKSY (Berkhat Santo Yusup)
f. Tim Pelayanan HAK
g. Tim Pelayanan Karya Kerasulan Kemasyarakatan
h. Tim Pelayanan Keutuhan Ciptaan dan Lingkungan Hidup

3.5. Tim Pelayanan Bidang Pelayanan Paguyuban dan Persaudaraan


meliputi:
a. Tim Pelayanan Ibu-ibu paroki

14
b. Tim Pelayanan Pastoral Keluarga
c. Tim Pelayanan Kesenian
d. Tim Pelayanan Perpustakaan
3.6. Tim Pelayanan Bidang Pelayanan Rumah Tangga meliputi:
a. Tim Pelayanan Rumah Tangga Paroki
b. Tim Pelayanan Rumah Tangga Pastoran
c. Tim Pelayanan Keamanan dan Parkir
d. Tim PelayananListrik dan Audio-Visual
e. Tim Pelayanan Pemeliharaan dan Inventaris
3.7. Tim Pelayanan Bidang Pelayanan Penelitian dan Pengembangan
meliputi:
a. Tim Pelayanan Pendataan
b. Tim Pelayanan Pengembangan SDM
c. Tim Pelayanan Programasi dan Monev
4. Tokoh-tokoh
Tokoh-tokoh adalah pribadi-pribadi, wakil lembaga gerejawi, wakil
organisasi, wakil komunitas hidup bakti di lingkup paroki dan atau
umat yang menjadi pejabat pemerintahan.

Pasal 23
Persyaratan
Syarat untuk dapat menjadi anggota Dewan Pastoral Paroki adalah orang
katolik yang berdomisili di paroki setempat dengan kualifikasi antara lain:
1. Sudah menerima ketiga sakramen inisiasi, yakni Sakramen Baptis,
Ekaristi, dan Penguatan.
2. Rajin mengikuti ekaristi serta ibadat lainnya.
3. Terlibat aktif dalam kegiatan di tingkat paroki dan lingkungan.
4. Bersemangat dalam hidup menggerja dan memiliki loyalitas pada
Gereja Katolik Roma.
5. Bersedia melayani dan memiliki komitmen terhadap tugas
pelayanannya.
6. Diterima oleh umat dan masyarakat.
7. Mempunyai kemampuan untuk bekerjasama dan bermusyawarah.
8. Memiliki semangat untuk belajar hal-hal yang mengembangkan
dan mendukung pelayanannya.

Pasal 24
Ketentuan Umum Pemilihan Pengurus Dewan Pastoral Paroki
1. Pengurus Dewan Pastoral Paroki Harian berwenang membuat tata
cara, mekanisme, tata tertib serta ketentuan-ketentuan tertulis lainnya
untuk kepentingan pemilihan pengurus Dewan Pastoral Paroki yang
sesuai dengan situasi paroki.
2. Ketua wilayah dipilih oleh ketua-ketua lingkungan di wilayahnya.
3. Ketua Lingkungan dan ketua kelompok kategorial dipilih langsung Ketentuan pemilihan
oleh warga lingkungannya/anggotanya yang lebih
4. Tokoh-tokoh dipilih oleh Dewan Pastoral Paroki Harian atau spesifik/khusus silahkan
lembaganya. dibuat dalam bentuk
5. Anggota Dewan Pastoral Paroki Harian sedapat mungkin tidak memo tersendiri.
merangkap jabatan di bawahnya
6. Ketua lingkungan sedapat mungkin tidak merangkap prodiakon.

15
7. Pengurus Dewan Pastoral Paroki ditetapkan dengan Surat Keputusan
dari Pastor Paroki sebagai wakil Uskup.

Pasal 25
Pelantikan
1. Pelantikan Pengurus Dewan Pastoral Paroki dilaksanakan dalam
perayaan ekaristi oleh Ordinaris Wilayah atau yang mendapat
delegasi.
2. Pelantikan diikuti oleh seluruh anggota Dewan Pastoral Paroki Pleno,
termasuk Pastor Paroki dan Vikaris Parokial.
3. Pelantikan Dewan Pastoral Paroki dituangkan dalam Berita Acara dan
ditandatangani oleh yang melantik.
4. Bila terjadi pergantian sebelum masa bakti berakhir, baik pastor
maupun anggota yang lain, tidak perlu diadakan pelantikan secara
khusus.
5. Pelantikan pengurus wilayah dan pengurus lingkungan dilaksanakan
dalam perayaan ekaristi oleh Pastor Paroki atau yang mendapat
delegasi dari Pastor Paroki.

Pasal 26
Masa Bakti
1. Masa bakti kepengurusan Dewan Pastoral Paroki adalah 3 (tiga)
tahun, terhitung sejak tanggal pelantikan.
2. Kecuali Pastor Paroki dan Vikaris Parokial, anggota Dewan Pastoral
Paroki dapat dipilih lagi untuk 1 (satu) masa bakti berikutnya pada
jabatan yang sama.
3. Jika selama menjabat, anggota Pengurus Dewan Pastoral Paroki
melanggar moral kristiani dan Hukum Gereja atau tidak bisa
melaksanakan tugas karena sesuatu hal, Dewan Pastoral Paroki
Harian berwenang memberhentikan dan menggantinya.

Pasal 27
Tanggung Jawab dan Wewenang
1. Dewan Pastoral Paroki bertanggungjawab membuat dan
melaksanakan keputusan-keputusan pastoral paroki.
2. Dewan Pastoral Paroki berwewenang:
a. Memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada Pastor Paroki.
b. Mengambil keputusan tentang pelaksanaan reksa pastoral paroki
dalam kesatuan dengan arah pastoral keuskupan
c. Mewakili kehadiran Gereja sebagai badan pastoral di tengah
umat dan masyarakat

Pasal 28
Tugas Dewan Pastoral Paroki
1. Dewan Pastoral Paroki bertugas menyelenggarakan pelayanan
pastoral sesuai dengan kebutuhan umat dengan mengacu pada
RIKAS, Arah Dasar KAS dan kebijakan-kebijakan KAS.
2. Dewan Pastoral Paroki bertugas menjalankan mandat dari PGPM
untuk mengelola keuangan paroki, memajukan hidup keagamaan dan

16
ibadat Gereja serta menyelenggarakan karya-karya kerasulan suci dan
amal kasih terutama bagi mereka yang berkekurangan.
Penomoran pasal
Pasal 29 disesuaikan lagi
Tugas Dewan Pastoral Paroki Harian
3. Merumuskan kebijakan-kebijakan pastoral paroki berdasarkan
RIKAS, Arah Dasar KAS, kebijakan-kebijakan KAS sesuai dengan
konteks kehidupan umat.
2. Menentukan misi paroki serta sasaran strategis jangka pendek,
menengah dan panjang.
3. Mengawal dan memonitor pelaksanaan program pelayanan di semua
bidang pelayanan Dewan Pastoral Paroki.
4. Menangani masalah-masalah paroki yang timbul dalam kehidupan
umat beriman
5. Mengusulkan kepada PGPM pengadaan sarana prasarana untuk
mendukung pelayanan pastoral paroki
6. Mempersiapkan rapat dan membentuk panitia ad hoc.
7. Mengundang rapat Dewan Pastoral Paroki Inti, Dewan Pastoral
Paroki Pleno atau bidang-bidang/tim pelayanan tertentu secara
berkala.
8. Menyampaikan laporan tentang dinamika pastoral paroki kepada
Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang setahun sekali.

Pasal 30
Tugas Ketua Dewan Pastoral Paroki
1. Memastikan pelaksanaan keseluruhan reksa pastoral paroki.
2. Memastikan terlaksananya tata penggembalaan yang melibatkan dan
mengembangkan.
3. Memastikan terlaksananya tata kelola harta benda Gereja yang
transparan dan akuntabel demi kredibilitas.
4. Memastikan terlaksananya tata kelola administrasi yang aman,
lengkap, akurat rapi dan mudah diakses.
5. Mengkoordinasi kinerja Dewan Pastoral Paroki.
6. Memastikan tersusunnya program kegiatan pelayanan paroki dan
Rancangan Angaran Penerimaan dan Beban (RAPB) serta Rancangan
Anggaran Pengadaan Aset Tetap (RAPAT).
7. Memastikan terlaksananya monitoring dan evaluasi pelaksanaan
program kegiatan pelayanan dan RAPB-RAPAT.
8. Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan reksa pastoral
secara keseluruhan kepada Dewan Pastoral Paroki Pleno.

Pasal 31
Tugas Wakil Ketua I Dewan Pastoral Paroki
1. Melaksanakan tugas-tugas dan pendampingan kegiatan-kegiatan pada
bidang pelayanan yang didelegasikan oleh Ketua Dewan Pastoral
Paroki.
2. Membuat laporan tertulis atas pelaksanaan tugas yang didelegasikan
oleh Ketua Dewan Pastoral Paroki.

17
3. Mendampingi sekretaris kantor paroki dalam pengelolaan Kantor
Sekretariat Paroki.
4. Menjalankan tugas Ketua Dewan Pastoral Paroki apabila yang
bersangkutan berhalangan.

Pasal 32
Tugas Wakil Ketua II Dewan Pastoral Paroki (awam)
1. Melaksanakan tugas-tugas dan pendampingan kegiatan-kegiatan pada
bidang pelayanan yang didelegasikan oleh Ketua Dewan Pastoral
Paroki.
2. Membuat laporan atas pelaksanaan tugas yang didelegasikan oleh
Ketua Dewan Pastoral Paroki.
3. Melaksanakan pendampingan kepada karyawan paroki menyangkut
hidup iman dan pengembangan kepribadian serta ketrampilan lainnya.
4. Memastikan terwujudnya dialog, ekumene dan kerjasama antara
Gereja dengan pemerintah dan masyarakat.
5. Menjalankan tugas Ketua Dewan Pastoral Paroki apabila yang
bersangkutan dan Wakil Ketua I berhalangan.

Pasal 33
Tugas Umum Ketua-Ketua Bidang Pelayanan
1. Mengkoordinasi tim-tim pelayanan di bidang pelayanannya, baik
dalam perencanaan program pelayanan maupun pembuatan RAPB
Paroki.
2. Menyampaikan program pelayanan dan RAPB tim-tim pelayanan di
bidang pelayanannya dalam rapat Dewan Pastoral Paroki Inti.
3. Memastikan pelaksanaan program pelayanan di bidang pelayanannya.
4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program
pelayanan.
5. Menyampaikan hasil rapat Dewan Pastoral Paroki Harian kepada
ketua tim pelayanan di bidang pelayanannya.
6. Membuat laporan perjanggungjawaban pelaksanaan program
pelayanan kepada Dewan Pastoral Paroki Inti.

Pasal 34
Tugas Ketua Bidang Pelayanan
1. Ketua Bidang Pelayanan Liturgi dan Peribadatan bertugas:
a. Memastikan kegiatan liturgi dan peribadatan dilaksanakan
secara benar dan baik.
b. Menjamin pelaksanaan pelayanan sakramen, sakramentali dan
hidup devosi sejalan dengan ajaran dan tradisi Gereja.
c. Menyelenggarakan penyegaran iman dan pencerdasan bagi para
anggota tim pelayanan di bidang pelayanan liturgi dan
peribadatan

2. Ketua Bidang Pelayanan Pewartaan dan Evangelisasi bertugas:


a. Menjalankan pendidikan iman dan katekese serta
mengembangkan semangat misioner bagi seluruh umat dalam
Formatio Iman Berjenjang (FIB).

18
b. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan berkatekese
bagi para pendamping iman.
c. Memastikan tersedianya sarana dan prasarana penunjang
pengembangan iman, baik untuk umat maupun pendamping.

3. Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan bertugas:


a. Dengan melibatkan masyarakat, mengembangkan pelayanan
sosial untuk kesejahteraan terutama kaum KLMTD, keadilan
dan keutuhan ciptaan.
b. Menumbuh-kembangkan budaya dialog dan solidaritas dalam
semangat belarasa dan kemurahan hati melalui kegiatan sosial.
c. Melakukan pembinaan kemandirian ekonomi bagi umat dan
masyarakat.

4. Ketua Bidang Pelayanan Paguyuban dan Persaudaraan bertugas:


a. Mengembangkan dan memberdayakan paguyuban-paguyuban
umat beriman.
b. Mengembangkan metode pembinaan paguyuban sesuai dengan
arah dan kebijakan pastoral paroki.
c. Mendorong keterlibatan paguyuban-paguyuban dalam gerak
pastoral paroki.

5. Ketua Bidang Pelayanan Rumah Tangga bertugas:


a. Mengadakan, memelihara, dan menginventaris sarana prasarana
pelayanan pastoral paroki dan pastoran.
b. Memperbaiki sarana dan prasarana yang rusak.
c. Mengarahkan dan mengevaluasi pekerjaan teknis kepada para
karyawan.

6. Ketua Bidang Pelayanan Penelitian dan Pengembangan bertugas


a. Mendata, meneliti dan menganalisa data-data paroki serta
memberikan rekomendasi kepada Dewan Pastoral Paroki
Harian.
b. Menyediakan berbagai informasi atau data yang mudah diakses
untuk mendukung pengembangan program-program pelayanan
paroki.
c. Memastikan terlaksananya penyusunan program pelayanan
pastoral Paroki serta monitoring dan evaluasi kegiatan tahunan.

Pasal 35
Tugas Ketua Stasi
1. Mengkoordinasi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan
kegiatan Pastoral Stasi.
2. Mengkoordinasi kegiatan-kegiatan antar Wilayah dan Lingkungan di
Stasi.
3. Menyampaikan hasil rapat Dewan Pastoral Paroki Harian kepada
pengurus Wilayah dan Lingkungan di Stasinya.
4. Dalam koordinasi dengan bendahara umum Dewan Pastoral Paroki
memastikan pengelolaan harta benda Stasi sesuai dengan kebijakan
KAS.
5. Memastikan tata kelola administrasi Stasi dilaksanakan secara tertib,
rapi dan teratur.

19
6. Mengkoordinasi dan memastikan keputusan-keputusan Dewan
Pastoral Paroki terlaksana di Stasi.
7. Membuat dan menyampaikan laporan keuangan bulanan dan tahunan
Stasi ke KAS dan paroki.

Pasal 36
Tugas Koordinator Ketua-Ketua Wilayah
1. Mengkoordinasi terjadinya pertemuan ketua-ketua wilayah.
2. Menyampaikan masukan-masukan atau usulan-usulan dari ketua-
ketua wilayah dalam rapat Dewan Pastoral Paroki Harian
3. Menyampaikan hasil rapat Dewan Pastoral Paroki Harian kepada para
ketua wilayah

Pasal 37
Tugas Sekretaris I
1. Membuat dan mendistribusikan surat-surat yang dibuat oleh Dewan
Pastoral Paroki
2. Mengarsipkan surat-surat terkait dengan Dewan Pastoral Paroki.
3. Bersama sekretaris II membuat laporan tahunan yang disampaikan
kepada Pengurus PGPM.
4. Membuat rencana Program kegiatan tahunan bersama dengan
pengurus Dewan Pastoral Paroki Harian lainnya.

Pasal 38
Tugas Sekretaris II
1. Mempersiapkan agenda dan keperluan rapat.
2. Membuat notulen rapat dan menyampaikannya pada rapat
berikutnya.
3. Bersama sekretaris I membuat laporan tahunan dan
menyampaikannya kepada Pengurus PGPM.
4. Mencatat historia parociae, yaitu catatan peristiwa-peristiwa penting
paroki.

Pasal 39
Tugas Sekretaris III
Jika akan ditunjuk atau diadakan sekretaris III, mohon jobdesnya
dipertegas dan jelas agar tidak tumpang tindih dengan sekretaris I dan
sekretaris II.

Pasal 40
Tugas Bendahara Umum

Menjalankan seluruh tugas Bendahara PGPM sebagaimana telah Pasal 17


dirumuskan dalam pasal ................pedoman ini.

20
Pasal 41
Tugas Bendahara I

1. Menjalankan mandat dari Bendahara Umum untuk mengelola Aktiva


Bersih Tidak Terikat (ABTT).
2. Menerima dan mencatat kas atau setara kas yang terkait dengan
penerimaan tidak terikat.
3. Mengkoordinasi penyusunan Rancangan Anggaran Penerimaan dan
Beban (RAPB) dan Rancangan Anggaran Pengadaan Aset Tetap
(RAPAT) serta pembukuan sesuai dengan Pedoman Keuangan KAS.
4. Menerima permohonan-permohonan pencairan anggaran program
kegiatan Dewan Pastoral Paroki dan mencairkan dana kepada Bidang
Pelayanan, Tim Pelayanan dan Panitia yang memohonnya.
5. Menjalankan transaksi di Bank yang menjadi tanggungjawabnya.
6. Membayarkan gaji karyawan.
7. Mengarsipkan bukti-bukti transaksi beserta bukti-bukti pendukung
Penerimaan dan Beban.
8. Membuat pembukuan dan penyusunan laporan keuangan yang
dikelolanya setiap bulan dan menyerahkannya kepada Bendahara
Umum disertai bukti-bukti transaksi.

Pasal 42
Tugas Bendahara II
1. Menjalankan mandat dari Bendahara Umum untuk mengelola Aktiva
Bersih Terikat Sementara (ABTS) non Pembangunan.
2. Mengkoordinasi, menerima dan mencatat kas atau setara kas yang
terkait dengan penerimaan ABTS non Pembangunan.
3. Menyalurkan dana-dana sesuai dengan maksud dan tujuannya
(intentio dantis).
4. Melaksanakan transaksi di Bank yang menjadi tanggungjawabnya.
5. Mengarsipkan bukti-bukti transaksi beserta bukti-bukti pendukung
penerimaan dan beban.
6. Membuat pembukuan dan penyusunan laporan keuangan yang
dikelolanya setiap bulan dan menyerahkannya kepada Bendahara
Umum disertai bukti-bukti transaksi.

Pasal 43
Tugas Bendahara III
1. Menjalankan mandat dari bendahara umum untuk mengelola Aktiva
Bersih Terikat Sementara (ABTS) pembangunan dan perawatan.
2. Mengkoordinasi, menerima dan mencatat kas atau setara kas yang
terkait dengan penerimaan ABTS pembangunan dan perawatan.
3. Melaksanakan transaksi di bank yang menjadi tanggungjawabnya.
4. Mengarsipkan bukti-bukti transaksi beserta bukti-bukti pendukung
penerimaan dan beban.
5. Membuat pembukuan dan penyusunan laporan keuangan yang
dikelolanya setiap bulan dan menyerahkannya kepada bendahara
umum disertai bukti-bukti transaksi.

21
Pasal 44
Tugas Dewan Pastoral Paroki Inti
1. Memantapkan sasaran strategis yang telah dirumuskan oleh Dewan
Pastoral Paroki Harian.
2. Mengolah dan mematangkan program pelayanan yang telah disiapkan
oleh bidang-bidang pelayanan dan tim pelayanan untuk diajukan ke
Dewan Pastoral Paroki Pleno

Pasal 45
Tugas Ketua Wilayah
1. Memastikan kegiatan pastoral di tingkat wilayah
2. Menindaklanjuti hasil rapat Dewan Pastoral Paroki Harian bersama
pengurus lingkungan yang berada di wilayahnya.
3. Memastikan terlaksananya tugas kepanitiaan yang dimandatkan
Dewan Pastoral Paroki Harian.
4. Bagi wilayah yang mempunyai kapel, memastikan terlaksananya
pengelolaan reksa pastoral wilayah, membuat dan menyampaikan
laporan pengelolaan harta benda serta keuangan wilayah kepada
Dewan Pastoral Paroki (Kuasi Paroki, Paroki Administratif, Stasi)
secara periodik.

Pasal 46
Tugas Umum Ketua Tim Pelayanan Pilih sesuai dengan
1. Menyusun program pelayanan dan RAPB. keberadaan wilayah
2. Menyampaikan rencana program pelayanan tahunan kepada Ketua tersebut.
Bidang pelayanan.
3. Menindaklanjuti hasil rapat Dewan Pastoral Paroki bersama pengurus
tim pelayanannya.
4. Melaksanakan program pelayanan yang telah disahkan
5. Memonitor, mengevaluasi, melaporkan dan mempertanggung
jawabkan program pelayanan secara berkala maupun tahunan.
6. Melakukan rekruitmen dan kaderisasi dalam tim pelayanannya.

Pasal 47
Uraian Tugas Tim-Tim Pelayanan Bidang Pelayanan Liturgi dan
Peribadatan

1. Tim Pelayanan Tata Perayaan dan Peribadatan


1.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
(diperinci sebanyak tim
monitoring, evaluasi serta membuat laporan
kerja yang ada dalam
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
Dewan Pastoral Paroki)
1.2. Mengembangkan ide dan kreativitas dalam berliturgi dan
Tim Kerja diselaraskan
melaksanakan secara benar, baik, indah dan agung sesuai
penyebutannya dengan
dengan pedoman liturgi Gereja Katolik.
macam tim kerja yang
1.3. Melakukan koordinasi dengan Tim Pelayanan Liturgi dan
telah disebut dalam
Peribadatan wilayah dan Lingkungan.
pasal 20.
1.4. Memberikan pendampingan, pembinaan, pembekalan,
pembelajaran dan pelatihan tentang liturgi secara berkala.
1.5. Bersama tim pelayanan terkait menyusun jadwal petugas
Liturgi.

22
1.6. Membuat teks Perayaan Ekaristi Mingguan, Hari Raya atau
Hari Khusus.
1.7. Menyelenggarakan kegiatan Bulan Katekese Liturgi (BKL).
2. Tim Pelayanan Prodiakon
2.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring, evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
2.2. Menyelenggarakan pertemuan Prodiakon paroki secara berkala.
2.3. Menyusun jadwal petugas Prodiakon untuk Perayaan Ekaristi
Mingguan dan Hari Raya atau Hari Khusus.
2.4. Berperan serta aktif dalam kegiatan Prodiakon di tingkat
Rayon, Kevikepan dan Keuskupan.
2.5. Mengadakan pembinaan, pembekalan, pembelajaran,
penyegaran dan pelatihan bagi Prodiakon agar tugas dan
fungsi Prodiakon dilaksanakan secara baik dan benar sesuai
ketentuan yang berlaku di Keuskupan Agung Semarang.
2.6. Menyediakan sarana pendukung Prodiakon.
3. Tim Pelayanan Putra-Putri Altar
3.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring, evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
3.2. Mengadakan pertemuan anggota putra-putri altar secara
berkala.
3.3. Menyelenggarakan pembinaan, pembekalan, pembelajaran,
pelatihan dan pendampingan yang mendukung ketrampilan
pelaksanaan tugas, pertumbuhan iman dan kepribadian.
3.4. Menyusun dan mengatur jadwal petugas putra-putri altar
untuk perayaan ekaristi mingguan dan Hari Raya atau Hari
Khusus.
3.5. Berperan serta aktif dalam kegiatan putra-putri altar di tingkat
rayon, kevikepan dan Keuskupan.
3.6. Menyelenggarakan pengkaderan putra-putri altar.
4. Tim Pelayanan Paduan Suara
4.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring, evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
4.2. Melakukan koordinansi koor lingkungan/wilayah/ kelompok
secara berkala.
4.3. Menyusun dan mengatur jadwal petugas koor.
4.4. Mengadakan pembekalan, pembelajaran, dan pelatihan untuk
meningkatkan kualitas koor lingkungan /
wilayah/Kelompok.
5. Tim Pelayanan Lektor
5.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring, evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
5.2. Mengadakan pertemuan-pertemuan anggota lektor Paroki
secara berkala.
5.3. Menyusun jadwal petugas lektor untuk perayaan ekaristi
mingguan dan Hari Raya atau hari khusus.

23
5.4. Mengadakan pembinaan, pembekalan, pembelajaran, dan
pelatihan untuk meningkatkan kualitas lektor.
5.5. Menyelenggarakan pengkaderan petugas lektor dan
membentuk paguyuban lektor.
6. Tim Pelayanan Pemazmur
6.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring, evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
6.2. Melakukan koordinansi pemazmur lingkungan/wilayah/
kelompok secara berkala.
6.3. Menyusun dan mengatur jadwal petugas pemazmur.
6.4. Mengadakan pembekalan, pembelajaran, dan pelatihan untuk
meningkatkan kualitas pemazmur lingkungan /
wilayah/Kelompok.
7. Tim Pelayanan Pemusik/Gamelan
7.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring, evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
7.2. Melakukan koordinansi pemusik lingkungan/wilayah/
kelompok secara berkala.
7.3. Menyusun dan mengatur jadwal petugas pemusik
7.4. Mengadakan pembekalan, pembelajaran, dan pelatihan untuk
meningkatkan kualitas pemusik lingkungan /
wilayah/Kelompok.
7.5. Memelihara alat musik yang tersedia
8. Tim Pelayanan Dirigen
8.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring, evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
8.2. Melakukan koordinansi dirigen lingkungan/wilayah/
kelompok secara berkala.
8.3. Menyusun dan mengatur jadwal petugas dirigen.
8.4. Mengadakan pembekalan, pembelajaran, dan pelatihan untuk
meningkatkan kualitas dirigen lingkungan/
wilayah/Kelompok.
9. Tim Pelayanan Paramenta
9.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring, evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
9.2. Merawat dan menjaga kebersihan sarana dan prasarana
peribadatan.
9.3. Membuat daftar inventaris seluruh sarana dan prasarana
peribadatan dan mengadakan pengechekan secara berkala.
9.4. Melengkapi dan atau mengganti sarana dan prasarana
peribadatan sesuai kebutuhan.
9.5. Menyediakan hal-hal yang diperlukan untuk kepentingan
perayaan-perayaan Ekaristi Mingguan, Hari Raya maupun
Hari Khusus.
10. Tim Pelayanan Tata Altar

24
10.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring, evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
10.2. Melakukan koordinasi dengan petugas tata altar secara
berkala.
10.3. Menyusun dan mengatur jadwal petugas tata altar untuk
perayaan ekaristi mingguan, Hari Raya dan hari khusus.
10.4. Melengkapi, memelihara dan atau mengganti sarana dan
prasarana tata Altar.
10.5. Mengadakan pembinaan, pembekalan, pembelajaran, dan
pelatihan untuk meningkatkan kualitas kerja petugas tata
altar.
10.6. Menyediakan, merawat dan memelihara tanaman pot untuk
tata altar.

Pasal 48
Uraian Tugas Tim-Tim Pelayanan Bidang Pelayanan Pewartaan
dan Evangelisasi

1. Tim Pelayanan Evangelisasi


3.1. Menyusun program kerja, melaksanakan, melakukan
monitoring, evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
3.2. Melakukan koordinasi secara berkala.
3.3. Menyelenggarakan pengajaran ajaran-ajaran iman Gereja.
3.4. Menyelenggarakan kursus-kursus sekolah iman.
3.5. Menyediakan bahan-bahan pengajaran iman.
2. Tim Pelayanan Sakramen Inisiasi
2.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring, evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
2.2. Melakukan pendataan calon penerima sakramen inisiasi.
2.3. Menyelenggarakan kegiatan persiapan calon penerima
sakramen inisiasi.
2.4. Menyiapkan sarana pendukung dalam persiapan dan
pelaksanaan penerimaan sakramen inisiasi.
2.5. Menyelenggarakan ibadat dan atau perayaan ekaristi untuk
penerimaan sakramen inisiasi.
2.6. Menyelenggarakan mistagogi bagi penerima sakramen baptis
dewasa.
3. Tim Pelayanan Katekis
3.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring, evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
3.2. Melakukan koordinasi pelaksanaan katekese iman di
lingkungan/ wilayah/ Paroki secara berkala.
3.3. Menyediakan dan melengkapi sarana pendukung katekese
iman di lingkungan / wilayah / Paroki.
3.4. Bekerjasama dan membantu tim pelayanan Inisiasi dalam
mempersiapkan penerima sakramen inisiasi dan mistagoginya.
3.5. Menyiapkan tenaga pemandu dan sarana untuk pelaksanaan
pertemuan-pertemuan Prapaskah, Adven dan kegiatan lain

25
yang diperlukan.
3.6. Mengadakan pembinaan, pembekalan, pembelajaran dan
penyegaran untuk meningkatkan kompetensi katekis di
lingkungan/ wilayah/Paroki dan guru agama.
3.7. Berperan serta aktif dalam kegiatan katekis di tingkat rayon,
kevikepan dan keuskupan
3.8. Menyelenggarakan pengkaderan katekis di lingkungan /
wilayah / Paroki.
4. Tim Pelayanan Kerasulan Kitab Suci
4.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring, evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
4.2. Melakukan koordinasi kegiatan pendalaman Kitab Suci.
4.3. Memfasilitasi terbentuknya kelompok - kelompok pendalaman
Kitab Suci.
4.4. Menyelenggarakan kursus atau pendalaman Kitab Suci bagi
umat dan pemandu lingkungan secara berkala untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang Kitab
Suci.
4.5. Menyelenggarakan kegiatan Bulan Kitab Suci Nasional.
4.6. Berperan serta aktif dalam kegiatan di tingkat rayon,
kevikepan dan keuskupan
4.7. Melengkapi sarana pendukung pendalaman Kitab Suci.
5. Tim Pelayanan Pendampingan Iman Usia Dini (PIUD)
5.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
5.2. Melakukan koordinasi Pendamping PIUD secara berkala.
5.3. Menyelenggarakan kegiatan PIUD di lingkungan / wilayah /
Paroki.
5.4. Menyediakan sarana pendukung PIUD.
5.5. Mengadakan dan atau mengikuti pembinaan, pembekalan,
pembelajaran, dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi
Pendamping PIUD.
5.6. Menyelenggarakan pengkaderan Pendamping PIUD
6. Tim Pelayanan Pendampingan Iman Anak (PIA)
6.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
6.2. Melakukan koordinasi pendamping PIA secara berkala.
6.3. Menyusun, menyediakan dan memperbarui bahan ajar, modul
dan kurikulum PIA dan sarana pendukung lainnya.
6.4. Menyelenggarakan kegiatan PIA di lingkungan / wilayah/ Paroki.
6.5. Berperan serta aktif dalam kegiatan PIA di tingkat rayon,
kevikepan dan Keuskupan.
6.6. Mengadakan dan atau mengikuti pembinaan, pembekalan,
pembelajaran, dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi
pendamping PIA.
6.7. Menyelenggarakan pengkaderan pendamping PIA.
7. Tim Pelayanan Pendampingan Iman Remaja (PIR)

26
7.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
7.2. Melakukan koordinasi Pendamping PIR secara berkala.
7.3. Menyusun, menyediakan dan memperbarui bahan ajar, modul
dan kurikulum PIR dan sarana pendukung lainnya.
7.4. Menyelenggarakan kegiatan PIR di lingkungan / wilayah / Paroki.
7.5. Berperan serta aktif dalam kegiatan PIR di tingkat rayon,
kevikepan dan Keuskupan.
7.6. Mengadakan dan atau mengikuti pembinaan, pembekalan,
pembelajaran, dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi
pendamping PIR.
7.7. Menyelenggarakan pengkaderan pendamping PIR.
8. Tim Pelayanan Pendampingan Iman Orang Muda (PIOM)
8.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
8.2. Melakukan koordinasi pendamping dan pengurus PIOM
secara berkala.
8.3. Menyelenggarakan kegiatan PIOM di lingkungan / wilayah /
Paroki.
8.4. Menyediakan sarana pendukung PIOM.
8.5. Berperan serta aktif dalam kegiatan PIOM di tingkat rayon,
kevikepan dan Keuskupan.
8.6. Mengadakan dan atau mengikuti pembinaan, pembekalan,
pembelajaran, dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi
pendamping dan pengurus PIOM.
8.7. Menyelenggarakan pengkaderan pendamping iman dan
pengurus PIOM di lingkungan / wilayah / Paroki.
9. Tim Pelayanan Pendampingan Iman Orang Dewasa (PIOD)
9.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
9.2. Melakukan koordinasi pendamping PIOD secara berkala.
9.3. Menyelenggarakan kegiatan PIOD di lingkungan / wilayah
/Paroki.
9.4. Menyediakan sarana pendukung PIOD.
9.5. Berperan serta aktif dalam kegiatan PIOD di tingkat rayon,
kevikepan dan Keuskupan.
9.6. Mengadakan dan atau mengikuti pembinaan, pembekalan,
pembelajaran, dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi
pendamping PIOD.
10. Tim Pelayanan Pendampingan Iman Usia Lanjut (PIUL)
10.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
10.2. Melakukan koordinasi berkala pendamping PIUL.
10.3. Menyelenggarakan kegiatan afektif dan psikomotorik
terhadap Umat Lanjut Usia di lingkungan / wilayah / Paroki
dan sarana pendukungnya.
10.4. Membina komunikasi interaksi dan kerjasama di antara kaum
usia lanjut untuk pengembangan pribadi dan iman.

27
10.5. Mengadakan dan atau mengikuti pembinaan, pembekalan,
pembelajaran, dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi
pendamping dan pengurus PIUL.
11. Tim Kerja Promosi Panggilan
11.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
11.2. Melakukan koordinasi tim pelayanan promosi panggilan
secara berkala
11.3. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat memupuk
panggilan untuk anak-anak, remaja dan orang muda.
11.4. Menyelenggarakan misa pelajar secara rutin bekerja sama
dengan tim pelayanan pendidikan.
11.5. Bekerja sama dengan komunitas hidup bhakti
menyelenggarakan kegiatan promosi panggilan.
12. Tim Pelayanan Komunikasi Sosial (Komsos)
12.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
12.2. Melakukan koordinasi berkala tim pelayanan Komunikasi
Sosial
12.3. Membuat dan mencetak dan mendistribusikan Warta Paroki
12.4. Membuat dan mengoperasikan media komunikasi Web dan
atau komunikasi digital internet lainnya
12.5. Menyusun dan mengatur jadwal petugas dokumentasi pada
setiap Hari Raya atau Hari Khusus.
12.6. Melakukan perawatan dan pemeliharaan alat dan fasilitas
dokumentasi secara berkala.
12.7. Mengadakan pembinaan, pembekalan, pembelajaran, dan
pelatihan untuk meningkatkan kualitas tim pelayanan
Komunikasi Sosial dalam melaksanakan tugasnya.

Pasal 49
Uraian Tugas Tim-Tim Pelayanan Bidang Pelayanan
Kemasyarakatan
1. Tim Pelayanan Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE)
1.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
1.2. Melakukan koordinasi secara berkala tim pelayanan
Pengembangan Sosial Ekonomi lingkungan/wilayah.
1.3. Mengupayakan dan meningkatkan jejaring solidaritas di
antara umat untuk peningkatan kesejahteraan dan ekonomi
KLMTD (Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir dan Difabel).
1.4. Menyelenggaran kegiatan pengembangan kesejahteraan
sosial dan ekonomi untuk pemberdayaan umat terutama
KLMTD.
1.5. Menyelenggarakan kegiatan Aksi Puasa Pembangunan (APP)
dengan mengembangkan sikap solidaritas di antara umat
terutama bagi pengembangan dan pemberdayaan KLMTD.

28
1.6. Menyalurkan penggunaan 25 % Dana APP dan dana papa
miskin (Danpamis) untuk pengembangan kesejahteraan dan
ekonomi melalui kegiatan pemberdayaan KLMTD.
1.7. Membuat laporan penggunaan dana APP secara transparan
dan akuntabel serta melaporkan kepada Dewan Pastoral
Paroki dan umat.
1.8. Berperan serta aktif dalam kegiatan Tim PSE di tingkat rayon,
kevikepan dan Keuskupan.
2. Tim Pelayanan Kesehatan
2.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
2.2. Melakukan koordinasi berkala tim pelayanan kesehatan
dengan dokter dan tenaga medis.
2.3. Meningkatkan pelayanan kesehatan umat dan masyarakat,
bekerjasama dengan rumah sakit, tenaga medis, sekolah,
universitas dan pihak lain.
2.4. Menyusun dan mengatur jadwal jaga layanan kesehatan dan
P3K pada hari Minggu, Hari Raya dan Hari Khusus lainnya.
2.5. Menyelenggarakan layanan rutin kesehatan dan P3K di pos
kesehatan.
2.6. Menyelenggarakan kegiatan donor darah dan bakti sosial
kesehatan secara berkala.
2.7. Menyelenggarakan kegiatan peringatan Hari Orang Sakit
Sedunia (11 Februari).
2.8. Mengadakan pembinaan, pembekalan dan pembelajaran
mengenai kesehatan bagi umat.
2.9. Mengupayakan bantuan pengobatan bagi yang sakit dalam
kerjasama dengan berbagai pihak.
3. Tim Pelayanan Pendidikan
3.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
3.2. Menjalin hubungan dan kerjasama dengan sekolah-sekolah
katolik untuk pengembangan dan kemajuan siswa dan
sekolah.
3.3. Memberikan bantuan kepada siswa baik yang belajar di
sekolah swasta maupun negeri
3.4. Mengadakan pendampingan bagi siswa bekerjasama dengan
sekolah terkait.
3.5. Memfasilitasi komunikasi antar guru-guru katolik.
3.6. Mengembangkan kegiatan solidaritas di kalangan umat
maupun instansi lain untuk membantu siswa tidak mampu.
3.7. Mengupayakan pendampingan dan pembinaan bagi guru-
guru katolik .
3.8. Mengadakan evaluasi kegiatan secara rutin.
4. Tim Pelayanan Pangruktilaya
4.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
4.2. Membentuk tim pangruktilaya lingkungan.

29
4.3. Melakukan koordinasi rutin tim pelayanan pangruktilaya
tingkat Paroki dan lingkungan.
4.4. Mengadakan pembinaan, pembekalan, pembelajaran, dan
pelatihan untuk meningkatkan keterampilan anggota tim
pangruktilaya Paroki dan lingkungan.
4.5. Mengusahakan pelayanan kasih bagi yang meninggal dan
keluarganya.
4.6. Mengupayakan tersedianya bantuan bagi mereka yang
mengalami kesulitan biaya.
4.7. Menyampaikan informasi dan menyebarluaskan ke umat bila
ada umat yang meninggal.
4.8. Membuat laporan penggunaan dana pangruktilaya secara
transparan dan akuntabel serta melaporkan kepada Dewan
Pastoral Paroki dan umat.

5. Tim Pelayanan BKSY (Berkhat Santo Yusup)


5.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
5.2. Melakukan koordinasi berkala tim pelayanan BKSY.
5.3. Mengadakan pembinaan, pembekalan dan pembelajaran
mengenai semangat belarasa dan kemurahan hati bagi umat.
5.4. Mengelola iuran rutin sehingga dapt berjalan dengan tertib dan
lancar
5.5. Mengelola dana dan melaksanakan administrasi secara tertib dan
transparan.
5.6. Mencari dan mengelola peserta dengan baik.
6. Tim Pelayanan Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan
(HAK)
6.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
6.2. Melakukan koordinasi berkala tim pelayanan Hubungan Antar
Agama dan Kepercayaan (HAK) dengan ketua lingkungan dan
ketua wilayah.
6.3. Menggerakkan pengurus lingkungan dan wilayah untuk
mengembangkan dialog, komunikasi dan keakraban di
masyarakat setempat.
6.4. Membangun komunikasi yang lebih dekat dengan pemerintah
dan instansi terkait untuk peningkatan kerukunan, dialog dan
kerjasama.
6.5. Membangun jejaring dan komunikasi serta keakraban dengan
tokoh-tokoh agama/kepercayaan lain, serta masyarakat sekitar
guna terwujudnya kerukunan dan persaudaraan antar umat
beragama/ kepercayaan.
6.6. Berperan serta aktif dalam kegiatan Hubungan Antar Agama
dan Kepercayaan di tingkat rayon, kevikepan dan Keuskupan.
7. Tim Pelayanan Karya Kerasulan Kemasyarakatan
7.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.

30
7.2. Melakukan koordinasi berkala tim pelayanan karya kerasulan
kemasyarakatan dengan ketua lingkungan dan ketua wilayah.
7.3. Menyelenggarakan pendataan, pembelajaran dan
pendampingan kaum awam yang terlibat dan duduk dalam
fungsi-fungsi pemerintahan dan kemasyarakatan.
7.4. Mengadakan pembelajaran, pendalaman, pembekalan dan
penyuluhan untuk umat tentang Ajaran Sosial Gereja dan masalah
sosial, kemasyarakatan dan politik yang aktual.
7.5. Berperan serta aktif dalam kegiatan karya kerasulan
kemasyarakatan di tingkat rayon, kevikepan dan Keuskupan.
7.6. Bersama Wakil Ketua II Dewan Pastoral Paroki menjalin
hubungan, dialog dan komunikasi dengan pemerintah dan
masyarakat di tingkat RT/RW, pedukuhan, kelurahan,
kecamatan, dan kabupaten.
8. Tim Pelayanan Keutuhan Ciptaan dan Lingkungan Hidup
8.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
8.2. Melakukan koordinasi berkala tim pelayanan pelestarian dan
keutuhan ciptaan dengan ketua lingkungan dan ketua wilayah.
8.3. Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan konservasi
lingkungan hidup dan keutuhan ciptaan di lingkungan-
lingkungan.
8.4. Membuat gerakan di tingkat Lingkungan, Wilayah, Paroki
terkait dengan Pelestarian dan Keutuhan Ciptaan.
8.5. Mengadakan dan atau mengikuti pembinaan, pembekalan,
pembelajaran, dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi
umat dalam ikut serta pelestarian dan keutuhan ciptaan.

Pasal 50
Uraian Tugas Tim-Tim Pelayanan Bidang Pelayanan Paguyuban
dan Persaudaraan
1. Tim Pelayanan Ibu-Ibu Paroki
1.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
1.2. Melakukan koordinasi Ibu-ibu Lingkungan dalam rangka
pelaksanaan tugas di Paroki secara berkala.
1.3. Menyelenggarakan pembinaan dan pendampingan bagi ibu-ibu
Katolik Lingkungan.
1.4. Menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan iman, Silahkan dipilih yang
kepribadian, persaudaraan dan kesehatan bagi ibu-ibu di real di paroki.
tingkat paroki.
1.5. Mengadakan dan atau mengikuti pembinaan, pembekalan,
pembelajaran, dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi
ibu-ibu paroki.
2. Tim Pelayanan Pastoral Keluarga Paroki
2.1.Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
2.2.Melakukan koordinasi secara berkala.

31
2.3.Mengadakan pembinaan, pembekalan, dan pembelajaran berkala
bagi pasangan suami istri sesuai jenjang usia perkawinan dalam
berbagai bentuk kegiatan.
2.4.Berperan serta aktif dalam kegiatan Pastoral Keluarga di
tingkat Rayon, Kevikepan dan Keuskupan.
2.5.Mengadakan pembekalan dan pembelajaran berkala bagi para
anggota tim Pastoral Keluarga baik paroki maupun lingkungan.
2.6.Melakukan kunjungan keluarga pada seluruh umat di Paroki
bersama Tim Pastoral Keluarga Lingkungan dan pengurus
Lingkungan.
2.7.Melakukan pendataan keluarga yang perlu mendapat perhatian
secara khusus dan menindaklanjuti bersama dengan tim kerja
terkait.
3. Tim Pelayanan Kesenian
3.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
3.2. Melakukan koordinasi secara berkala.
3.3. Membentuk dan mengelola kelompok-kelompok kesenian di
Lingkungan/Wilayah/Paroki.
3.4. Melakukan koordinasi kegiatan pembinaan kelompok-
kelompok kesenian di Lingkungan/Wilayah/Paroki.
4. Tim Pelayanan Perpustakaan
4.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
4.2. Melakukan koordinasi secara berkala.
4.3. Menyediakan dan melangkapi bahan pustaka
4.4. Melengkapi dan melakukan inventarisasi sarana pendukung
perpusatakaan paroki.
4.5. Mengadakan pembinaan, pembekalan dan pembelajaran
mengenai semangat minat baca umat, terutama buku-buku
rohani.

Pasal 51
Uraian Tugas Tim-Tim Pelayanan
Bidang Pelayanan Rumah Tangga
1. Tim Pelayanan Rumah Tangga Paroki
1.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
1.2. Menyediakan tempat dan fasilitas untuk rapat/pertemuan
paroki.
1.3. Mengurus akomodasi (konsumsi) dan keperluan lain dalam
setiap rapat/pertemuan.
1.4. Menyediakan konsumsi untuk tamu-tamu paroki.
2. Tim Pelayanan Rumah Tangga Pastoran
2.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.

32
2.2. Mengkoordinasi ibu-ibu Lingkungan untuk kepentingan dana
rumah tangga bagi Romo Paroki.
2.3. Memastikan adanya ketersediaan konsumsi dan kebutuhan
rumah tangga pastoran dan tamu pastoran.
2.4. Bersama karyawan bertanggungjawab atas kebersihan dan
kerapian pastoran.
2.5. Membuat daftar inventaris perlengkapan rumah tangga
pastoran dan mengadakan pengechekan secara berkala.
2.6. Merawat, memperbaiki atau pengadaan perlengkapan rumah
tangga pastoran sejauh diperlukan.
3. Tim Pelayanan Keamanan dan Parkir
3.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
3.2. Terjaminnya keamanan dan ketertiban parkir serta keamanan
lingkungan Gereja dan Pastoran.
3.3. Melakukan kerja sama dengan aparat keamanan dan pihak
terkait lainnya.
3.4. Menyusun dan mengatur jadwal petugas keamanan dan parkir
dalam setiap Perayaan Ekaristi Mingguan dan Hari Raya atau
Hari Khusus.
3.5. Memastikan tersedianya sarana prasarana parkir.
4. Tim Pelayanan Listrik dan Audio-Visual
4.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
4.2. Merawat dan melengkapi sarana penunjang listrik dan audio-
visual atau pengadaan yang baru sejauh diperlukan.
4.3. Menjamin berfungsinya listrik dan sarana audio-visual dengan
baik.
4.4. Bekerjasama dengan Tim Kerja Rumah Tangga Paroki
membuat daftar inventaris sarana penunjang listrik dan audio-
visual.
4.5. Membuat SOP untuk semua kegiatan pemeliharaan dan
pemakaian sarana penunjang listrik dan audio-visual.
5. Tim Pelayanan Pemeliharaan dan Inventaris
5.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
5.2. Melakukan, membuat dan memperbarui data inventaris harta
benda paroki bersama dengan pengurus PGPM.
5.3. Melakukan pemeliharaan dan perawatan gedung / bangunan
paroki, pastoran, gereja dan kapel.
5.4. Merawat dan memperbaiki sarana prasarana paroki dan
pastoran serta melengkapi pengadaan sarana yang baru sejauh
diperlukan.
5.5. Menyiapkan dukungan penyelenggaraan pertemuan /rapat dan
kegiatan paroki.
5.6. Membuat SOP untuk semua kegiatan pemeliharaan, perawatan
dan pembangunan gedung/bangunan paroki, pastoran, gereja
dan kapel.

33
Pasal 52
Uraian Tugas Tim-Tim Pelayanan
Bidang Pelayanan Penelitian dan Pengembangan
1. Tim Pelayanan Pendataan Umat
1.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang dilaksanakan.
1.2. Melakukan pendataan umat secara periodik.
1.3. Mengumpulkan, memetakan dan mengolah data umat sehingga
mampu memberikan informasi yang berguna untuk menentukan
fokus pastoral paroki.
1.4. Melakukan update data umat.
1.5. Bekerja sama dengan Sekretaris Dewan Pastoral Paroki dan
Sekretaris Kantor Paroki bertugas melakukan pengisian data
statistik paroki melalui data yang diperoleh dari Lingkungan
secara berkala, mengolah dan melaporkan kepada Sekretariat
Keuskupan.
1.6. Melakukan survey, studi, polling, angket umat, maupun
penelitian lapangan untuk memperoleh data yang dapat menjadi
bahan pijakan pengembangan reksa pastoral dan pelayanan
paroki.
2. Tim Pelayanan Pengembangan SDM
2.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang dilaksanakan.
2.2. Membuat sistem kaderisasi dan regenerasi tenaga pastoral dari
lingkungan sampai paroki
2.3. Memastikan adanya perencanaan dan pelaksanaan
pengembangan kemampuan pengurus lingkungan, wilayah dan
Dewan Pastoral Paroki.
2.4. Menyediakan sarana prasarana dalam upaya pemberdayaan umat
demi terwujudnya kaderisasi.
3. Tim Pelayanan Programasi dan Monev
3.1. Menyusun program pelayanan, melaksanakan, melakukan
monitoring dan evaluasi serta membuat laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang dilaksanakan.
3.2. Menyiapkan sistem programasi dan monitoring Program
pelayanan semua tim-tim pelayanan di paroki.
3.3. Melakukan pendampingan penyusunan program pelayanan rutin
dan visioner tim-tim pelayanan paroki.
3.4. Mengadakan monitoring kegiatan tim-tim pelayanan paroki
secara berkala.
3.5. Bekerjasama dengan sekretaris Dewan Pastoral Paroki meminta
dan mengelola laporan pertanggungjawaban kegiatan (LPJ) dari
setiap tim pelayanan.
3.6. Bekerjasama dengan sekretaris Dewan Pastoral Paroki
melakukan pertemuan penyusunan program pelayanan dan
evaluasi tahunan terhadap program pelayanan paroki.

34
Pasal 53
Tugas Dewan Pastoral Paroki Pleno
1. Memberikan pertimbangan-pertimbangan dan masukan-masukan
umum mengenai reksa pastoral yang perlu dikembangkan di paroki
2. Menyempurnakan dan mengesahkan program kerja dan RAPB paroki.
3. Mendengarkan laporan pertanggungjawaban program pelayanan
Dewan Pastoral Paroki Inti dan memberikan evaluasi umum.
Pasal 54
Tugas Ketua Lingkungan
1. Mengembangkan dan mengurus reksa pastoral warga lingkungan
dalam kesatuan dan koordinasi dengan reksa pastoral paroki.
2. Memastikan adanya data umat yang selalu ter update sesuai sistem
pendataan umat dari keuskupan.
3. Memastikan terjadinya pertemuan-pertemuan dan kegiatan-kegiatan
lingkungan.
4. Menggerakkan keterlibatan umat sebagai wujud kesaksian iman di
tengah masyarakat.
5. Membangun kerjasama dengan Bidang-Bidang Pelayanan, Tim-Tim
Pelayanan Dewan Pastoral Paroki, Lingkungan lainnya serta
Kelompok Kategorial mengembangkan umat dan masyarakat.

Pasal 55
Tugas Ketua Kelompok Kategorial
1. Mengembangkan dan mengurus reksa pastoral anggota kelompok
dalam kesatuan dan koordinasi dengan reksa pastoral paroki
2. Memastikan terjadinya pertemuan-pertemuan dan kegiatan-kegiatan
kelompok
3. Menggerakkan keterlibatan anggota sebagai wujud kesaksian iman
di tengah lingkungan dan masyarakat
4. Membangun kerjasama dengan pihak-pihak lain mengembangkan
umat dan masyarakat

Pasal 56
Tugas Tokoh Umat
1. Memberikan masukan dan evaluasi bagi peningkatan pelayanan
pastoral kepada Dewan Pastoral Paroki sesuai bidang ketokohannya
demi tercapainya pelayanan pastoral yang lebih baik.
2. Menyampaikan hal-hal yang diputuskan Dewan Pastoral Paroki
kepada komunitas atau kelompok yang terkait dengan bidang
ketokohannya.

35
BAB V
DEWAN PASTORAL STASI Bab dan pasal-pasal ini
dapat dihilangkan
Pasal 57 apabila di paroki tidak
Pengertian Dewan Pastoral Stasi mempunyai stasi sesuai
Badan pastoral yang dipimpin oleh Pastor Paroki, diketuai oleh seorang dengan pengertiannya
awam secara bersama-sama mengambil bagian dalam reksa pastoral di dari pasal 3
stasi dan memberikan bantuannya untuk mengembangkan kegiatan
pastoral.

Pasal 58
Kepengurusan Dewan Pastoral Stasi
1. Kepengurusan Dewan Pastoral Stasi terdiri dari Dewan Pastoral
Stasi Harian dan Dewan Pastoral Stasi Pleno.
2. Dewan Pastoral Stasi Harian terdiri dari:
a. Pemimpin : Pastor Paroki (ex officio)
b. Ketua : Awam
c. Sekretaris
d. Bendahara
e. Ketua-ketua Bidang Pelayanan terdiri dari:
1. Bidang Pelayanan Liturgi dan Peribadatan
2. Bidang Pelayanan Pewartaan dan Evangelisasi
3. Bidang Pelayanan Kemasyarakatan
4. Bidang Pelayanan Paguyuban dan Persaudaraan
5. Bidang Pelayanan Rumah Tangga
6. Bidang Pelayanan Penelitian dan Pengembangan.
3. Dewan Pastoral Stasi Pleno terdiri dari:
a. Dewan Pastoral Stasi Harian
b. Pengurus Tim Pelayanan Stasi
c. Ketua-ketua Wilayah
d. Ketua-ketua Lingkungan.
4. Paroki melengkapi kepengurusan Stasi sesuai dengan kebutuhan
setempat.

Pasal 59
Tata Hubungan Stasi dengan Paroki

1. Reksa Pastoral Stasi berada dalam kesatuan erat dengan reksa


pastoral paroki secara keseluruhan di bawah tanggung jawab Pastor
Paroki.
2. Dewan Pastoral Stasi menjadi bagian integral Dewan Pastoral Paroki
dalam tata penggembalaan, tata kelola administrasi, dan tata kelola
harta benda.
3. Dewan Pastoral Stasi menjalankan tata penggembalaan dan
menyusun program pelayanan Stasi mengacu pada kebijakan Paroki.
4. Dewan Pastoral Stasi menjalankan tata kelola administrasi sendiri,
kecuali pencatatan penerimaan sakramen-sakramen masih dicatat di
Paroki.
5. Dewan Pastoral Stasi menjalankan tata kelola harta benda sesuai
kebijakan keuangan dan akuntansi Paroki dengan ketentuan-
ketentuan:

36
a. Keuangan dan akuntansi stasi diselenggarakan secara mandiri
b. Dewan Pastoral Paroki melalui bendahara umum
berwewenang memonitor dan memberi arahan dalam
pengelolaan harta benda dan keuangan stasi
c. Stasi tetap berkewajiban mendukung reksa pastoral Paroki
secara finansial dan sebaliknya apabila Stasi belum mandiri
secara finansial, Paroki memberikan subsidi demi
mendukung reksa pastoral stasi.
d. Stasi menyampaikan laporan keuangan sebulan sekali kepada
Keuskupan dan Paroki.
e. Stasi berkewajiban mengirimkan Dana Solidaritas Paroki
(DSP) serta kolekte khusus ke Keuskupan dan memberikan
laporan tembusan ke Dewan Pastoral Paroki.

Pasal 60
Tugas Dewan Pastoral Stasi

Dewan Pastoral Stasi bertugas menyelenggarakan pelayanan pastoral


sesuai dengan kebutuhan umat dan mengacu pada kebijakan paroki
setempat.

Pasal 61
Uraian Tugas Dewan Pastoral Stasi

1. Tugas Pemimpin Dewan Stasi


a. Menjalankan tugas pemimpin Dewan Pastoral Stasi dengan
mengacu pada Pasal ......Tugas Ketua Dewan Pastoral Paroki
dalam pedoman ini.
b. Memastikan gerak pastoral stasi sesuai dengan gerak pastoral
paroki.
2. Tugas Ketua Stasi
a. Menjalankan tugas Ketua Dewan Stasi dengan mengacu pada
Pasal ........Tugas Ketua Stasi dalam pedoman ini.
3. Tugas Sekretaris Stasi
a. Mencatat dan mengarsipkan semua dokumen dan peristiwa
penting di stasi.
b. Mengerjakan surat menyurat resmi Dewan Pastoral Stasi,
baik internal maupun eksternal Stasi dan mengarsipkannya.
c. Bersama ketua mengagendakan rapat-rapat dan kegiatan-
kegiatan lainnya.
d. Membuat dan menyampaikan undangan rapat/pertemuan.
e. Menyiapkan fasilitas pendukung rapat/pertemuan.
f. Bersama Ketua menyusun Laporan Tahunan Dewan Pastoral
Stasi dan menyampaikannya kepada Pastor Paroki.
4. Tugas Bendahara Stasi
a. Melaksanakan mandat dari Bendahara Umum untuk
mengelola keuangan Stasi
b. Mengkoordinasi tugas perhitungan semua sumber keuangan
stasi
c. Bersama Sekretaris menyusun RAPB/RAPAT tahunan stasi
dan pembukuan sesuai dengan Pedoman Keuangan KAS.

37
d. Bersama Ketua Stasi membuat dan menyampaikan laporan
keuangan bulanan dan tahunan Stasi ke KAS dan paroki.
e. Bersama Ketua mengurus penyimpanan uang dan surat-surat
berharga (rekening Bank dan bentuk tabungan lainnya, semua
atas nama PGPM).
f. Mengirimkan Dana Solidaritas dan Kolekte-kolekte Khusus
ke Keuskupan.
g. Menerima permohonan pencairan anggaran dan
mendistribusikan dana kepada bidang sesuai dengan program
kerja yang akan dilaksanakan.
h. Membayarkan gaji karyawan.
i. Menjalin koordinasi dan komunikasi dengan bendahara
paroki.
j. Menyetorkan dana ke paroki dan keuskupan sesuai
intensinya.
5. Tugas Ketua-ketua Bidang Pelayanan di Stasi
a. Menjalankan tugas Ketua Bidang dengan mengacu pada
pasal ........pedoman ini tentang Tugas Ketua Bidang
b. Ketua Bidang menjalin koordinasi dan komunikasi dengan
Ketua Bidang di Dewan Pastoral Paroki.
6. Tugas-tugas Tim Pelayanan di Stasi
a. Menjalankan tugas dengan mengacu pada pasal ......
pedoman ini tentang Uraian tugas Tim Pelayanan untuk
tingkat stasi.

38
BAB VI
MEKANISME PASTORAL PAROKI DAN STASI

Pasal 62
Suasana dan Pola Pelayanan

1. Suasana pelayanan Dewan Pastoral Paroki dan Stasi hendaknya


menampakkan jiwa communio yaitu rasa tanggung jawab bersama
berlandaskan semangat belarasa, bersahabat, mengasihi secara tulus,
sikap terbuka, berani menerima perbedaan dan mendukung demi
kebaikan bersama.
2. Pola pelayanan Dewan Pastoral Paroki dan Stasi menggunakan model
pelayanan Tim dan atau Panitia tersendiri (ad hoc) dengan semangat
sinergi dan jejaring, yaitu bekerjasama dengan bagian-bagian internal
Dewan Pastoral Paroki atau Stasi, Lembaga/Organisasi di masyarakat.

Pasal 63
Pengambilan Keputusan

1. Pengambilan keputusan dilakukan sekurang-kurangnya dalam rapat


Dewan Pastoral Paroki Harian, dengan jalan muyawarah untuk
penegasan bersama.
2. Bila tidak terjadi mufakat dalam musyawarah dimungkinkan adanya
pemungutan suara.
3. Pastor Paroki sebagai wakil Uskup dapat menunda pengambilan
keputusan atau menunda pelaksanaan keputusan dalam hal yang terkait
dengan ajaran iman moral dan Hukum Gereja.

Pasal 64
Rapat-Rapat

1. Rapat Dewan Pastoral Paroki atau Stasi diselenggarakan untuk


menjamin komunikasi antar anggota dan koordinasi pelayanan Dewan
Pastoral Paroki atau Stasi. Silahkan dilengkapi
2. Jenis rapat Dewan Pastoral Paroki yaitu: pola dan mekanisme
3. Rapat Dewan Harian dilaksanakan ........... rapat yang terjadi di
4. Rapat Dewan Inti dilaksanakan ................ paroki.
5. Rapat Dewan Pleno dilaksanakan sekurang-kurangnya ........tahun
sekali, kecuali ada sesuatu yang penting, mendesak dan harus segera
diputuskan.
6. Rapat koordinasi Dewan Harian dengan Ketua-ketua Lingkungan
dilaksanakan..........., kecuali ada sesuatu yang penting dan mendesak.
7. Rapat Bidang dilaksanakan sekurang-kurangnya ...........
8. Rapat Tim Kerja diadakan sekurang-kurangnya ...............
9. Rapat Dewan Stasi diadakan .......... Waktu rapat diserahkan kepada
Pengurus Stasi. (Kalau paroki memiliki stasi)
10. Rapat Koordinator Ketua-ketua Wilayah dengan Ketua-ketua Wilayah
diadakan sekurang-kurangnya ..........
11. Rapat Wilayah diadakan sekurang-kurangnya ............ Waktu rapat
diserahkan kepada Wilayah masing-masing.
12. Rapat Pengurus tempat Ziarah dan Devosi ............ (Kalau memiliki
tempat ziarah dan devosi)

39
BAB VII
TATA PELAYANAN PASTORAL
PAROKI, KUASI PAROKI DAN STASI
Pasal 65
Spiritualitas Pelayanan Pastoral
1. Menghayati dan mewujudkan semangat Yesus Kristus sebagai:
Gembala yang baik, Hamba yang melayani, Pengurus yang setia dalam
perutusan.
2. Mewujudkan semangat kemuridan sebagaimana dihayati oleh Gereja
Perdana.
3. Mengambil inspirasi dan spiritualitas Pelindung Paroki/Stasi.

Pasal 66 Tuliskan point penting


Prinsip Pelayanan Pastoral dari spiritualitas
1. Pelayanan pastoral mengacu pada gerak pastoral keuskupan yaitu pelindung
RIKAS, Arah Dasar dan Pedoman-pedoman yang berlaku di
Keuskupan Agung Semarang.
2. Pelayanan pastoral bertitik tolak dari realitas umat setempat
menyangkut aspek demografis, kultural, ekonomi, geografis, dan
sosial kemasyarakatan.
3. Pelayanan pastoral memperhatikan dinamika Gereja yang lebih luas
di tingkat regio (Regio Jawa), nasional (KWI) serta universal
(Vatikan).

Pasal 67
Buah Pelayanan Pastoral
1. Umat semakin beriman cerdas, tangguh, misioner dan dialogis.
2. Umat semakin bersekutu dan inklusif.
3. Umat semakin berbelarasa dan berdaya ubah (transformatif) di
tengah masyarakat.
4. Umat semakin berani memberikan kesaksian iman (martyria) di
tengah masyarakat.
5. Karya evangelisasi atau karya misioner semakin kreatif, inovatif dan
berdaya pikat.
Pasal 68
Tata Pelayanan Pastoral Paroki
1. Tata pelayanan pastoral paroki meliputi Tata Penggembalaan, Tata
Kelola Administrasi dan Tata Kelola Harta Benda.
2. Tata pelayanan pastoral paroki disupervisi secara berkala oleh Tim
Supervisi KAS di bawah tanggung jawab Ordinaris Wilayah untuk
memastikan agar pelayanan pastoral paroki sejalan dengan kebijakan
KAS.

Pasal 69
Tata Penggembalaan

1. Tata penggembalaan mencakup reksa pastoral secara umum dan


sistem kepemimpinan pastoral paroki/stasi.
2. Pola kepemimpinan pastoral paroki/stasi yang dikembangkan adalah
melibatkan, mengembangkan, mencerdaskan dan memberdayakan.
3. Tata penggembalaan paroki/stasi meliputi:

40
a. Bidang Pelayanan Liturgi dan Peribadatan (leiturgia) meliputi
perayaan sakramen-sakramen dan sakramentali serta devosi-
devosi.
b. Bidang Pelayanan Pewartaan dan Evangelisasi (kerygma)
meliputi pendalaman dan pengembangan iman, katekese,
pembinaan rohani umat dan semangat misioner serta martyria.
c. Bidang Pelayanan Kemasyarakatan (diakonia) menyangkut
pelayanan kepada masyarakat, kaum KLMTD serta pelestarian
dan keutuhan ciptaan.
d. Bidang Pelayanan Paguyuban dan Persaudaraan (koinonia)
meliputi pengembangan kelompok-kelompok yang berbasis
paroki dan tidak termasuk kelompok kategorial.
e. Bidang Pelayanan Rumah Tangga yang meliputi inventarisasi,
pemeliharaan gedung dan kompleks gereja serta pelayanan
rumah tangga paroki dan pastoran.
f. Bidang Pelayanan Penelitian dan Pengembangan meliputi
pendataan umat dan pengembangan paroki.
7. Tata penggembalaan wilayah mengikuti tata pengembalaan paroki
sesuai dengan situasi dan kondisi wilayah yang bersangkutan.
8. Tata penggembalaan lingkungan mengikuti tata penggembalaan
paroki sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan yang
bersangkutan.

Pasal 70
Tata Kelola Administrasi

1. Tata Kelola Administrasi adalah pencatatan, pelayanan dan


pengelolaan dokumen-dokumen penting terkait dengan pelaksanaan
pelayanan pastoral paroki.
2. Prinsip tata kelola administrasi paroki adalah akurat-lengkap, aman,
rapi, dan mudah diakses.
3. Tata kelola administrasi meliputi:
a. Administrasi kelembagaan antara lain, ijin pendirian bangunan,
sertifikat, MoU, historia domus dan historia parociae.
b. Administrasi pelayanan sakramental meliputi pencatatan antara
lain pencatatan dalam Buku Baptis, Perkawinan, Penguatan,
Komuni Pertama, Pengurapan Orang Sakit, dan Kematian (bdk
kanon 535).
c. Administrasi pengarsipan antara lain surat menyurat, pendataan,
dan daftar inventaris.
d. Penanggungjawab administrasi adalah Pastor Paroki.
e. Pelaksana tata kelola administrasi adalah Vikaris Parokial
bersama sekretaris Dewan Pastoral Paroki dan sekretaris Kantor
Paroki.
Pasal 71
Tata Kelola Harta Benda

1. Tata kelola harta benda adalah proses pengelolaan harta benda PGPM
baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak untuk memenuhi
kebutuhan pastoral paroki.

41
2. Prinsip tata kelola harta benda: kredibel (dapat dipercaya) karena
transparan (terbuka) dan akuntabel (ada bukti-bukti transaksi yang sah
dan dapat dipertanggungjawabkan).
3. Penanggungjawab tata kelola harta benda gereja adalah PGPM
4. Tata kelola harta benda dijalankan oleh para bendahara paroki, stasi,
wilayah dan lingkungan.
5. Tata kelola harta benda dipertanggungjawabkan kepada keuskupan.

Pasal 72
Penggunaan Uang

1. Penggunaan uang Paroki mengedepankan prinsip terkendali atas nama


PGPM, mandiri dalam solidaritas dan subsidiaritas serta visioner untuk
mendukung kegiatan pastoral paroki.
2. Penggunaan uang harus direncanakan dalam RAPB (Rencana
Anggaran Penerimaan dan Beban) dan RAPAT (Rancangan Anggaran
Pengadaan Aset Tetap) yang telah disahkan dalam rapat Dewan
Pastoral Paroki Pleno.
3. Penggunaan uang dibawah tanggung jawab Pastor Paroki
4. Penanggung jawab pelaksanaan penggunaan uang adalah para
bendahara baik di tingkat Dewan Pastoral Paroki, Dewan Pastoral
Stasi, Wilayah maupun Lingkungan.

Pasal 73
Tata Hubungan Keuangan

1. Paroki, Kuasi Paroki, Paroki Administratif dan Stasi harus Lih. Memo Ekonom KAS No.
melaksanakan kebijakan keuangan dan akuntansi sebagaimana diatur 0910/C/I/a-4/10/17
dalam pedoman keuangan Paroki KAS dan kebijakan-kebijakan
keuangan lainnya yang ditentukan oleh Uskup KAS.
2. Dalam rangka mewujudkan solidaritas dan subsidiaritas, Paroki,
Kuasi Paroki, Paroki Administratif dan Stasi wajib mengirimkan
Dana Solidaritas Paroki (DSP) dan kolekte khusus ke keuskupan.
3. Paroki, Kuasi Paroki, Paroki Administratif dan Stasi wajib
mengirimkan RAPB dan RAPAT tahunan ke keuskupan.
4. Paroki, Kuasi Paroki, Paroki Administratif dan Stasi yang
mengadakan penggalangan dana di luar paroki harus mendapat
persetujuan Uskup secara tertulis.
5. Paroki dan Kuasi Paroki dapat membuat kebijakan keuangan untuk
mengatur keuangan paroki administratif, stasi, wilayah dan
lingkungan asalkan tidak bertentangan dengan pedoman keuangan
Paroki KAS.
6. Paroki memberikan perhatian secara finansial untuk menunjang
pelayanan pastoral Stasi, wilayah dan lingkungan sejauh diperlukan.
7. Bendahara lingkungan, wilayah dan stasi, bendahara unit karya dan
bendahara tim pengelola tempat ziarah (TPTZ) memberikan laporan
pertanggungjawaban keuangan secara berkala kepada Bendahara
Umum.

42
BAB VIII
PENDUKUNG PASTORAL PAROKI

Pasal 74
Karyawan Paroki
1. Karyawan paroki adalah orang-orang yang diangkat oleh PGPM untuk
memberikan jasa, tenaga dan kesetiaan guna menopang pelayanan
paroki.
2. Keberadaan karyawan Paroki diatur dalam Pedoman tersendiri
berdasarkan Pedoman Kekaryawanan yang berlaku di Keuskupan
Agung Semarang.

Pasal 75
Prodiakon Paroki
1. Prodiakon paroki adalah orang awam, yang diangkat oleh Uskup
dengan Surat Keputusan, untuk membantu imam menerimakan
sakramen mahakudus dalam perayaan ekaristi dan mengirim sakramen
mahakudus kepada orang-orang sakit serta melaksanakan tugas-tugas
yang diberikan oleh Pastor Paroki.
2. Mekanisme dan prosedur pemilihan prodiakon hendaknya diatur oleh
Paroki.
3. Syarat-syarat prodiakon adalah:
a. Mengacu pada persyaratan pemilihan Dewan Pastoral Paroki
pasal ..........
b. Laki-laki atau perempuan yang berusia antara 25 - 65 tahun.
c. Berpenampilan layak dan sehat jasmani maupun rohani.
d. Diusulkan oleh umat lingkungan kepada Pastor Paroki
e. Menyatakan kesanggupan dan bersedia melayani.
4. Prodiakon Paroki melaksanakan tugas dalam kesatuan dengan reksa
pastoral paroki dan dalam koordinasi Pastor Paroki.
5. Masa bakti prodiakon selama 3 (tiga) tahun, selanjutnya dapat dipilih
kembali 1 (satu) kali pada periode berikutnya.
6. Dalam mengusulkan calon-calon prodiakon paroki hendaknya
memperhatikan aspek kaderisasi yang berciri mengikutsertakan,
mengembangkan dan memberdayakan.
7. Jika selama menjabat, prodiakon Paroki melanggar moral kristiani
dan Hukum Gereja atau tidak bisa melaksanakan tugas karena
sesuatu hal, Pastor Paroki berwenang memberhentikan.

Pasal 76
Katekis Paroki
1. Katekis paroki adalah kaum awam yang diberi tugas oleh Pastor
Paroki untuk mengajar orang-orang yang akan menerima sakramen
inisiasi.
2. Mekanisme dan prosedur pengangkatan katekis hendaknya diatur
oleh Paroki.
3. Katekis paroki wajib mengikuti pembekalan atau kursus dasar
katekis, baik yang diselenggarakan secara mandiri oleh paroki atau
oleh Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang.
4. Syarat-syarat katekis paroki:

43
a. Mengacu pada persyaratan pemilihan Dewan Pastoral Paroki
pasal ........
b. Laki-laki atau perempuan yang berusia antara 25 - 65 tahun.
c. Sehat jasmani maupun rohani.
d. Sebaiknya memiliki latar belakang pendidikan Agama
Katolik.
e. Menyatakan kesanggupan dan bersedia melayani.
5. Katekis Paroki melaksanakan tugas dalam kesatuan dengan reksa
pastoral paroki dan dalam koordinasi Pastor Paroki.
6. Jika selama menjabat, katekis Paroki melanggar moral kristiani dan
Hukum Gereja atau tidak bisa melaksanakan tugas karena sesuatu
hal, Pastor Paroki berwenang memberhentikan.

Pasal 76 lama dihapus


“tim keuangan dan
akuntasni paroki”

44
BAB IX
PRASARANA PASTORAL PAROKI Pada Bab ini, silahkan
diatur prasarana
Pasal 77 pastoral yang dimiliki.
Gedung Gereja Beberapa hal yang
minimal dimiliki oleh
1. Gedung gereja adalah bangunan suci yang diperuntukkan bagi
paroki adalah:
peribadatan dan kegiatan rohani lainnya.
- Gedung Gereja.
2. Pembangunan dan renovasi gedung gereja memerlukan ijin tertulis
- Kantor pastoral
dari Uskup.
Paroki
3. Pembangunan dan renovasi gedung gereja yang ditetapkan sebagai
- Gedung Pastoral
cagar budaya oleh pemerintah diperlukan ijin secara tertulis dari
Paroki
Uskup dan Dinas Kebudayaan (ayat ini berlaku bagi gereja yang
- Gedung Pastoral
masuk cagar budaya)
Selebihnya disesuaikan
dengan kondisi paroki
Pasal 78
Kantor Pastoral Paroki
1. Kantor pastoral paroki adalah prasarana yang diperuntukkan bagi
pelayanan administrasi paroki.
2. Kantor Pastoral paroki terdiri dari:
a. Kantor Sekretariat Paroki dipergunakan untuk melayani
kebutuhan administrasi sakramental dan administrasi lainnya bagi
umat.
b. Kantor Dewan Pastoral Paroki dipergunakan untuk koordinasi
dan penyimpanan dokumen-dokumen Dewan Pastoral Paroki

Pasal 79
Gedung Pastoral Paroki
1. Gedung Pastoral Paroki adalah prasarana yang diperuntukkan bagi
pelayanan pastoral umat dan masyarakat. Paroki dapat
2. Pemakaian gedung Pastoral Paroki diatur oleh Paroki. menguraikan lebih rinci
tentang kegunaan
Pasal 80 prasarana ini.
Gedung Pastoran
1. Gedung Pastoran adalah tempat tinggal imam, baik yang berkarya di
paroki atau imam diutus oleh Uskup untuk tugas tertentu.
2. Dalam Gedung Pastoran hendaknya dipelihara klausura (tempat KPKRJ pasal 47, kan
yang dikhususkan untuk para Imam) dan tertutup bagi umat. 667.

Pasal 81
Tempat Ziarah/Taman Doa
Nama tempat ziarah.............)
1. Tempat ziarah .......(nama) adalah tempat suci yang dikunjungi umat
untuk mengembangkan kehidupan devosional dan kesalehan khusus.
2. Pembangunan dan renovasi tempat ziarah memerlukan ijin tertulis dari
Uskup Agung KAS.
3. Tata Kelola dan Pelayanan Tempat Ziarah .......... diatur dalam
pedoman tersendiri yang disahkan oleh Uskup Agung KAS.

45
Pasal 82
Kapel Adorasi
1. Kapel Adorasi adalah tempat suci yang dikunjungi umat untuk
mengembangkan kebaktian kepada sakramen Maha Kudus.
2. Pembangunan Kapel Adorasi memerlukan ijin tertulis dari Uskup
Agung KAS.
3. Paroki ............memiliki ...........Kapel/tempat Adorasi Ekaristi Abadi
(Adeka), ......disebutkan.
4. Tim Pelayanan Devosi dan Adorasi berada dibawah koordinasi Tim
Pelayanan Devosi dan Adorasi Dewan Pastoral Paroki.

46
BAB X
LAIN-LAIN

Pasal 83
Pergantian Jabatan dan Pengurus

1. Pergantian Jabatan dan Pengurus Dewan Pastoral Paroki/ Kuasi


Paroki/Paroki Administratif/Stasi dalam pelantikan dituangkan dalam
Berita Acara Serah Terima Jabatan yang berisi pernyataan mengenai
peristiwa pergantian Jabatan dan Pengurus yang ditanda tangani oleh
Ketua dan yang melantik.
2. Pengurus Lama membuat Memo Jabatan yang diserahkan kepada
Pejabat atau Pengurus Baru berisi antara lain refleksi dan laporan
karya, berikut dengan laporan keuangan, print buku bank/rekening
koran terakhir serta inventarisasi harta benda paroki lainnya.

Pasal 84
Kaderisasi dan Pemberdayaan

1. Dalam pergantian anggota Dewan Pastoral Paroki/Stasi, Prodiakon


dan Katekis aspek kaderisasi dan pemberdayaan perempuan harus
diperhatikan.
2. Kaderisasi dilakukan untuk menjaga dinamika Dewan Pastoral Paroki
dan Stasi, Prodiakon dan Katekis serta memungkinkan keterlibatan
semakin banyak umat.
3. Kaderisasi dilakukan dengan melibatkan orang baru, kaum muda,
perempuan, dan aktivis sosmaspol (sosial, kemasyarakatan, dan
politik) serta memperhatikan faktor usia dan pembatasan periodisasi.

Pasal 85
Penyegaran

1. Anggota Dewan Pastoral Paroki/Stasi, Prodiakon dan Katekis perlu


mendapatkan penyegaran secara khusus sekurang-kurangnya 1 (satu)
tahun sekali.
2. Penyegaran dapat berupa rekoleksi, retret, kursus, pelatihan dan lain-
lain.

Pasal 86
Pedoman Pelaksanaan Dewan Pastoral Paroki

Pedoman Pelaksanaan Dewan Pastoral Paroki disahkan oleh Uskup dan


dapat ditinjau kembali sesuai dengan perubahan situasi paroki dengan
tetap mengacu pada Pedoman Dasar Dewan Pastoral Paroki Keuskupan
Agung Semarang.

47
BAB XI
PENUTUP

Pasal 87
Hal yang Belum Diatur

Hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Pedoman Pelaksanaan
Dewan Pastoral Paroki ini, akan diatur lebih lanjut dalam peraturan
khusus dan atau Surat Keputusan Dewan Pastoral Paroki.

Pasal 88
Masa Berlaku

Pedoman Pelaksanaan Dewan Pastoral Paroki ini mulai berlaku pada


tanggal disahkan oleh Uskup dan dapat ditinjau kembali.

Ditetapkan di Semarang
Pada Tanggal ...................................

Mgr. Robertus Rubiyatmoko


Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang

Tim Pembaca dan Penyelaras PPDPP KAS:


1. Rm. YR. Edy Purwanto, Pr
2. Rm. FX. Sukendar W., Pr
3. Rm. FX. Sugiyana, Pr
4. Rm. FX. G. Heru Susanto, MSF
5. Rm. St. Gitowiratmo, Pr
6. Rm. Alexius Dwi Aryanto, Pr
7. Rm. Vincentius Suparman, Pr
8. Bp. H. Joko Warwanto
(Sekretariat DP KAS)

48

Anda mungkin juga menyukai