Anda di halaman 1dari 30

ALUR PASIEN IGD

DI RS SELARAS

PASIEN DATANG

TRIAGE

PENDAFTARAN BILLING / ADMINISTRASI

ATS 1 ATS 2 ATS 3 ATS 4 ATS 5

RUANG RESUSITASI RUANG TINDAKAN RUANG TINDAKAN


(AREA MERAH) (AREA KUNING) (AREA HIJAU)

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN


ATAU TINDAKAN ATAU ATAU ATAU ATAU PENGOBATAN
SEGERA PENGOBATAN PENGOBATAN PENGOBATAN < 120 MENIT
< 10 MENIT <30 MENIT <60 MENIT

PELAYANAN RESUSITASI PELAYANAN KEGAWATAN PELAYANAN


ATAU TINDAKAN CITO MEDIS

MENINGGAL HIDUP

RUANG RUJUK RAWAT PULANG + RAWAT JALAN


JENAZAH (KONTROL POLI/PUSKESMAS)

RAWAT RUANG
RAWAT INAP BIASA
ICU/HCU/NICU
SKRINING PASIEN INTERNAL

No. Dokumen
No.Revisi Halaman
003/SPO/AKP/RSS/I/2023
01 2/2

a. Jika kebutuhan pasien dinilai tidak sesuai dengan sumber daya


rumah sakit tetapi kondisi pasien gawat, tangani kegawatan pasien
terlebih dahulu kemudian dirujuk ke RS lain sesuai kebutuhan
pasien.
Unit Terkait 1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Jalan
3. Pendaftaran
4. Security
5. Rekam Medik
TRIASE UGD RS SELARAS

No. Dokumen No.Revisi Halaman


004/SPO/AKP/RSS/I/2023 01 2/2

• Pasien dengan kriteria ATS 3 dan 4 di tempatkan di ruang


observasi atau ruang bedah (warna kuning)
• Pasien dengan kriteria ATS 5 di anjurkan ke
poliklinik/rawat jalan saat poliklinik buka, atau
ditatalaksana sesuai kebutuhan pasien saat poliklinik tutup
/ libur (warna hijau)
1. Dokumentasikan seluruh proses triage dalam rekam medis pasien,
yang meliputi:
• Waktu saat dilakukan triage (tanggal dan jam)
• Nama petugas yang melakukan triage
• Data klinis yang diperoleh
• Kriteria triage yang ditetapkan pada pasien
• Asesmen dan penetapan area terapi
• Tatalaksana yang diberikan

TRIAGE ULANG (RE- TRIAGE)


1. Lakukan proses triage ulang apabila:
• Terjadi perubahan kondisi pasien saat ia menunggu dilakukan
terapi
Terdapat informasi tambahan yang berpengaruh terhadap urgensi
tata laksana pasien
2. Lakukan pendokumentasian proses triage ulangini, meliputi:
• Triage baru yang ditegakkan
• Alasan dilakukannya triage ulang dan data pendukungnya
Unit Terkait 1. Unit Gawat Darurat
2. Unit VK
ASESMEN AWAL KEPERAWATAN IGD

No. Dokumen Revisi Halaman


005/SPO/AKP/RSS/I/2023 0 2/2
PROSEDUR
1. Perawat menulis tanggal dan jam , nama perawat dan tanda tangan
setelah melakukan asesmen/pengkajian.
2. Pengisian asesmen medis wajib dilakukan maksimal dalam waktu 6 jam
setelah dilakukan pemeriksaan dan dilengkapi setelah pasien dilakukan
tindakan.
UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Rekam Medis
OBSERVASI PASIEN DI IGD

No. Dokumen No.Revisi Halaman


009/SPO/AKP/RSS/I/2023 01 2/2
1. Observasi kepada pasien di UGD dilakukan maksimal dalam waktu:
a. Pasien dengan kategori I setelah dilakukan penanganan maka
akan diputuskan 30-1 jam masuk ke ruang perawatan
ICU,HCU,NICU atau di rujuk ke RS lain
b. Pasien dengan kategori 2 setelah dilakukan penanganan maka
akan diputuskan 1-2 jam masuk ke ruang rawat inap atau
dirujuk ke RS lain
c. Pasien dengan kategori 3 setelah dilakukan penangan maka
akan diputuskan 2-4 jam pasien boleh pulang atau rawat inap.
d. Pasien dengan kategori 4 dan 5 setelah dilakukan penanganan
oleh dokter akan segera dipulangkan
2. Perkembangan pasien selama observasi dicatat di lembar obsevasi
pasien
Unit Terkait 1. Unit Gawat Darurat
KRITERIA PASIEN MASUK ICU
NomorDokumen :
No. Revisi : Halaman :
010/SPO/AKP/RSS/I/2023
01 2/5

Prosedur a. Kejang setelah keracunan obat


• Penyakit Gastrointestinal
a. Perdarahan gastrointestinal yang mengancam nyawa
termasuk hipotensi, angina, perdarahan yang masih
berlangsung, atau dengan penyakit komorbid
b. Gagal hati fulminan
c. Pankreatitis berat
d. Perforasi esophagus dengan atau tanpa mediastinitis
• Endokrin
a. Ketoasidosis diabetikum dengan komplikasi hemodinamik
tidak stabil, penurunan kesadaran, pernapasan tidak
adekuat atau asidosis berat
b. Badai tiroid atau koma miksedema dengan hemodinamik
tidak stabil
c. Kondisi hyperosmolar dengan koma dan/atau
hemodinamik tidak stabil
d. Penyakit endokrin lain sepertikrisis adrenal dengan
hemodinamik tidak stabil
e. Hipo atau hiperkalasemia berat dengan penurunan
kesadaran
f. Hipo atau hypernatremia dengan kejang, atau penurunan
kesadaran
g. Hipo atau hypermagnesemia dengan hemodinamik
terganggu atau disritmia
h. Hipo atau hiperkalemia dengan disritmia atau kelemahan
otot
i. Hipofosfatemia dengan kelemahan otot
j. Hipo atau hiperglikemia dengan perubahan status mental
• Bedah
Pasien pasca operasi yang membutuhkan monitoring
hemodinamik/ bantuan ventilator atau perawatanyang
ekstensif.
• Lain-lain
a) Syok sepsis dengan hemodinamik tidak stabil
b) Monitoring ketat hemodinamik
c) Trauma faktor lingkungan (petir, tenggelam, hipo/
hipertermia)
KRITERIA PASIEN MASUK ICU
NomorDokumen :
No. Revisi : Halaman :
010/SPO/AKP/RSS/I/2023
01 3/5

Prosedur d) Terapi baru/ dalam percobaan dengan potensi terjadi


komplikasi
e) Kondisi klinis lain yang memerlukan perawat setingkat
ICU

A. Kriteria Pasien Masuk ICU Berdasarkan Parameter


Objektif
• Tanda vital
a. Nadi < 40 atau > 150 kali/menit
b. Tekanan darah sistolik arteri < 80 mmHg atau 20 mmHg
dibawah tekanan darah pasien sehari-hari
c. Mean arterial preassure < 60mmHg
d. Tekanan darah diastolik ateri > 120mmHg
e. Frekuensi napas >35 kali/menit
• Nilai Laboratorium
1. Natrium serum < 110 mEq/L atau > 170 mEq/L
2. Kaliumserum< 2.0mEq/Latau > 7.0mEq/L
3. PaO2 < 50 mmHg
4. pH <7.1 atau7.7
5. Glukosa serum> 800 mg/dl
6. Kalsium serum> 15mg/dl
7. Kadar toksik obat atau bahan kimia lain dengan gangguan
hemodinamik dan neurologi
• Radiografi/Ultrasonografi/Tomografi
a. Perdarahan vaskuler otak, konfusio atau perdarahan
subarachnoid dengan penurunan kesadaran atau tanda
deficit neurologis fokal
b. Ruptur organ dalam, kandung kemih, hepar, varises
esophagus atau uterus dengan hemodinamik tidak stabil
c. Diseksi aneurisma aorta
• Elektrokardoigram
a) Infark miokard dengan aritmia kompleks, hemodinamik
tidak stabil atau gagal jantung kongestif
b) Ventrikel takikardi menetap atau fibrilasi
c) Blokade jantung komplit dengan hemodinamik tidak stabil
KRITERIA PASIEN MASUK ICU
NomorDokumen :
No. Revisi : Halaman :
010/SPO/AKP/RSS/I/2023
01 4/5

Prosedur Pemeriksaan fisik (onset akut)


1. Pupil anisokor pada pasien tidak sadar
2. Luka bakar >10% BSA
3. Anuria
4. Obstruksi jalan nafas
5. Koma
6. Kejang berlanjut
7. Sianosis
8. Tamponade jantung
B. Kriteria pasien masuk ruang ICU adalah Sebagai Berikut :
1. Pasien Prioritas 1 (satu)
Pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi
intensifdan tertitsasi,seperti: dukunganbantuan ventilasi
dan alat bantu kontinyu, obat anti aritmia kontinyu
pengobatan kontinyu tertitrasi, misalnya pasca bedah
kardiotorasik, pasien sepsis berat, gangguan keseimbangan
asam basa dan elektrolit yang mengancamnyawa. Terapi
'pada pasien prioritas 1 (satu) umumnya tidak mempunyai
batas.

2. Pasien Prioritas 2 (dua)


Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan yang
canggih di Icu, sebab sangat beresiko bila tidak
mendapatkan terapi intensif segera, misalnya pemantauan
intensif menggunakan pulmonaiy arterial catheter. Contoh
pasien seperti ini antara lain mereka yang menderita
penyakit dasar jantung-paru, gagal ginjal akut dan berat
atau yang telah mengalami pembedahan major. Terapi pada
pasien prioritas 2 tidak mempunyai batas, karena kondisi
mediknya senantiasa berubah.

3. Kelompok Pasien Prioritas 3


Pasien kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, yang
tidak stabil status kesehatan sebelumnya, penyakit yang
mendasarinya, atau penyakit akutnya, secara sendirian atau
kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/atau manfaat terapi
di ICU pada golongan ini sangat kecil. Contoh pasien ini
antara lain pasien dengan keganasan metastatic disertai
penyakit infeksi, pericardial tamponade, sumbatan jalan
KRITERIA PASIEN MASUK ICU
NomorDokumen :
No. Revisi : Halaman :
010/SPO/AKP/RSS/I/2023
01 5/5

Prosedur nafas, atau pasien dengan penyakit jantung, penyakit paru


terminal disertai komplikasi penyakit akut berat.
Pengelolaan pada pasien golongan ini hanya untuk
mengatasi kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi
mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi
jantung paru.

Pengecualian
a. Dengan Pertimbangan luar biasa, dan atas persetujuan Kepala
ICU, Indikasi masuk pada beberapa golongan pasien bias
dikecualikan dengan catatan bahwa pasien golongan-golongan
ini demikian waktu dapat dikeluarkan dari ICU agar fasilitas
ICU yang terbatas dapat dipergunakan pada pasien prioritas
1,2,3. (satu dua tiga) Pasien dengan golongan ini antara lain :
b. Pasien yang memenuhi criteria masuk tetapi menolak terapi
tunjangan hidup yang agresif dan hanya demi perawatan yang
aman saja. Ini tidak menyingkirkan pasien dengan perintah
DNR ( do not resuscitate ). Sebenernya pasien-pasien ini
mungkin mendapat manfaat dari tunjangan canggih yang
tersedia di ICU untuk meningkatkan kemungkinan survival-
nya.
c. Pasien dengan keadaan vegetative permanen
d. Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak.
Pasien-pasien seperti itu dapat dimasukan ke ICU untuk
menunjang fungsi organ hanya untukkepentingan donor organ.

Unit Terkait ICU


Prosedur
e. Derajat 3
• Pasien dengan gangguan system ABCD dengan support
respiratory definitive/advance dan pasien pasca resusitasi
call
• Petugas minimal: Perawat, Penata Anastesi, Dokter
Umum dan Dokter anastesi jika diperlukan
• Pelatihan minimal:BHD/BLD,PPGD/GELS/BTCLS,
ATCLS, Anastesi
2. Petugas berada disamping pasien selama proses rujukan dan
selama proses monitoring
3. Petugas memonitoring:
• Keadaan Umum
• Kesadaran
• Airway dan Breathing
• Tanda-tanda Vital
4. Observasi dilakukan setiap 10-15 menit sesuai dengan kondisi
pasien
5. Perawat mencatat segala perubahan kondisi pasien selama proses
rujukan dalam formular observasi pasien
6. Apabila diperlukan, perawat menghubungi dokter jaga IGD RS
Selaras dengan menggunakan sarana komunikasi yang ada
7. Perawat mencatat terapi yang dilakukan selama proses rujukan
pada formular observasi pasien
Unit Terkait Unit Gawat Darurat
Unit Rawat Inap
ICU
ALUR PENUMPUKAN PASIEN DI UGD

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


009/SPO/AKP/RSS/I/2023 01 2/ 2

Unit Terkait 1. Unit Gawat Darurat


2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. MPP
TRANSFER INTERNAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman


020/SPO/AKP/RSS/I/2023 01 2/3

1. Dokter melakukan evaluasi ulang terhadap pasien (GCS,


tandatanda vital, skala nyeri dan resiko jatuh) 30 menit terakhir
sebelum pasien dipindahkan dan mengisi formulir transfer internal
dengan lengkap.
2. Perawat memeriksa kelengkapan peralatan dan obat pasien
sebelum proses pemindahan dilakukan.
3. Setelah mendapat kepastian bahwa unit perawatan yang dituju siap
menerima pasien, proses pemindahan segera dilakukan.
4. Semua obat, berkas rekam medis, hasil pemeriksaan diagnostic (X-
Ray, lab, EKG, dll) serta peralatan yang dibutuhkan selama proses
pemindahan dibawa oleh petugas/perawat yang mendampingi
proses pemindahan pasien.
5. Perawat dari ruang perawatan yang dituju menerima pasien.
6. Perawat yang mengantar pasien menjelaskan kondisi pasien serta
terapi yang telah diberikan dan yang dibutuhkan oleh pasien
kepada perawat ruangan, serta memberikan semua dokumen
rekam medis, pemeriksaan penunjang dan obatobatan pasien.
7. Petugas/perawat penerima pasien menandatangani formulir
transfer internal, menulis nama jelas dan dimasukkan kedalam
rekam medis pasien tersebut.
8. Keputusan untuk memindahkan pasien dari satu instalasi rawat
inap keinstalasi rawat inap Iainnya dilakukan oleh DPJP.
9. Keputusan untuk mentransfer pasien mempertimbangkan kondisi
pasien, kesiapan yang menerima dan kesiapan tenaga medis
ditempat pasien yang akan ditransfer.
10. DPJP wajib memberikan penjelasan mengenai alasan pemindahan
pasien.
11. Pasien yang memerlukan pemantauan tanda-tanda vital
berkesinambungan (mis: EKG, saturasi oksigen) dan peralatan
resusitasi lengkap termasuk defibrillator perlu mendapa perhatian
khusus. Pasien-pasien seperti ini DPJP wajib menemani selama
proses pemindahan pasien.
TRANSFER INTERNAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman


020/SPO/AKP/RSS/I/2023 01 3/3

12. Perawat menghubungi unit rawat yang dituju agar tenaga medis di
tempat tersebut menyediakan ruang rawat sesuai dengan
kebutuhan pasien.
13. Dokter melakukan evaluasi ulang terhadap pasien (GCS,
tandatanda Vital, skala nyeri dan resiko jatuh) 30 menit terakhir
sebelum pasien dipindahkan dan mengisi formulir transfer internal
dengan lengkap.
14. Perawat memeriksa kelengkapan peralatan dan Obat pasien
sebelum proses pemindahan dilakukan.
15. Setelah mendapat kepastian bahwa unit perawatan yang dituju siap
menerima pasien, proses pemindahan segera dilakukan.
16. Semua Obat, berkas rekam medis, hasil pemeriksaan diagnostik
(X-Ray, lab, EKG, dll) serta peralatan yang dibutuhkan selama
proses pemindahan dibawa oleh petugas/ perawat yang
mendampingi proses pemindahan pasien.
17. Perawat dari ruang perawatan yang dituju menerima pasien.
18. Perawat yang mengantar pasien menjelaskan kondisi pasien serta
terapi yang telah diberikan dan yang dibutuhkan oleh pasien
kepada perawat ruangan, serta memberikan semua dokumen rekam
medis, pemeriksaan penunjang dan Obatobatan pasien.
19. Petugas/perawat penerima pasien menandatangani formulir
transfer internal, menulis nama jelas dan dimasukkan kedalam
rekam medis pasien tersebut
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat darurat/Ruang Rawat inap
2. Rekam Medis
3. Laboratorium
4. Radiologi

Anda mungkin juga menyukai