NIM : 045343198
TUGAS 2 : MATA4112 ALJABAR LINEAR ELEMENTER 1
1. Untuk menentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear tersebut, kita
dapat menggunakan metode eliminasi Gauss-Jordan atau metode matriks.
Metode eliminasi Gauss-Jordan:
Langkah 1: Menuliskan matriks koefisien augmented
[4 -2 3 | 16]
[2 7 1 | 45]
[1 2 -1 | 6]
Sehingga, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear tersebut adalah {(3, 2, -
1)}
2. Kita dapat memeriksa apakah sistem persamaan linier tersebut memiliki solusi dengan
menggunakan metode eliminasi Gauss-Jordan atau metode matriks.
Mari kita tulis matriks koefisien dan matriks augmentasi dari sistem persamaan linier
tersebut:
Matriks koefisien:
1 3 -2 5
2 8 -1 9
3 5 -12 17
Matriks augmentasi:
1 3 -2 5 | 4
2 8 -1 9 | 9
3 5 -12 17 | 7
Kita dapat melakukan operasi baris elementer pada matriks augmentasi untuk mencari
solusi dari sistem persamaan linier. Pertama, kita kurangi baris kedua dengan 2 kali baris
pertama:
1 3 -2 5 | 4
0 2 3 -1 | 1
3 5 -12 17 | 7
1 3 -2 5 | 4
0 2 3 -1 | 1
0 0 0 -6 | -3
Kita dapat mengamati bahwa baris terakhir dari matriks eselon baris tersebut menyatakan
persamaan `0x1 + 0x2 + 0x3 - 6x4 = -3`. Karena koefisien variabel x4 tidak sama dengan
nol, maka persamaan tersebut tidak dapat dipenuhi dan sistem persamaan linier tidak
memiliki solusi. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa sistem persamaan linier tersebut
tidak mempunyai jawab.
3. Untuk menentukan invers matriks Z dengan menggunakan metode eliminasi Gauss-
Jordan, kita perlu membuat matriks identitas 3x3 di sebelah kanan matriks Z dan
kemudian melakukan operasi baris elementer pada matriks augmented [Z|I] hingga
matriks Z berubah menjadi matriks identitas. Matriks identitas di sebelah kiri matriks
augmented [Z|I] akan menjadi invers matriks Z.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Bentuk matriks augmented [Z|I]:
4 8 12 | 1 0 0
5 5 20 | 0 1 0
248 |001
4 0 4 | 9.00 -8 0
0 1 1 | 1.00 -0.80 0
0 4 -4 | -18 16 1
4 0 4 | 9.00 -8 0
0 1 1 | 1.00 -0.80 0
0 0 -8 | -22 20 1
4 0 4 | 9.00 -8 0
0 1 1 | 1.00 -0.80 0
0 0 1 | 2.75 -2.50 -0.125
4 0 4 | 9.00 -8 0
0 1 0 | -1.75 2.20 0.125
0 0 1 | 2.75 -2.50 -0.125
9) Kurangi baris pertama dengan 4 kali baris ketiga:
4 0 0 | -3.00 2.00 1.00
0 1 0 | -1.75 2.20 0.125
0 0 1 | 2.75 -2.50 -0.125
(b) Untuk menentukan seluruh pasangan nilai a dan b agar sistem persamaan linear
tersebut memiliki lebih dari satu jawaban, kita dapat menggunakan metode eliminasi
Gauss-Jordan. Dalam kasus ini, kita perlu mencari nilai a dan b yang akan membuat
matriks koefisien setara dengan matriks identitas tetapi matriks augmentasi tidak setara
dengan matriks identitas.
Mari kita lakukan operasi baris elementer pada matriks augmented tersebut. Pertama, kita
kurangi baris kedua dengan 2 kali baris pertama:
1 2 1 | 3
0 a-4 3 | 4
2 7 a | b
Jika a ≠ 11, maka kita dapat membagi baris ketiga dengan a-11 dan mendapatkan:
1 0 -5/(a-4) | -5/(a-4)
0 1 3/(a-4) | 4/(a-4)
0 0 1 | (b-18)/(a-11)
Kita dapat melihat bahwa matriks koefisien sudah setara dengan matriks identitas jika
dan hanya jika a = 11. Jika a = 11, maka sistem persamaan linear memiliki bentuk
sebagai berikut:
x + 2y + z = 3
11y + 5z = 10
2x + 7y + 11z = b
Kita dapat memilih nilai b yang membuat sistem persamaan linear tersebut memiliki
lebih dari satu jawaban. Misalnya, jika kita memilih b = 32, maka sistem persamaan
linear tersebut memiliki solusi (x,y,z) = (-1, 3, 1). Namun, jika kita memilih b ≠ 32, maka
sistem persamaan linear tersebut tidak memiliki solusi karena baris ketiga matriks eselon
baris akan menjadi 0x + 0y + 0z = konstanta bukan 0. Oleh karena itu, seluruh pasangan
nilai a dan b yang membuat sistem persamaan linear tersebut memiliki lebih dari satu
jawaban adalah (a = 11, b = 32).
5. Untuk menentukan determinan matriks G, kita dapat menggunakan sifat-sifat determinan
pada operasi baris elementer. Operasi baris elementer adalah operasi dasar pada matriks
yang meliputi menukar dua baris, mengalikan sebuah baris dengan bilangan bukan nol,
dan menambahkan hasil perkalian sebuah baris dengan bilangan bukan nol ke baris lain.
Kita dapat menggunakan operasi baris elementer untuk mengubah matriks G menjadi
matriks segitiga atas, di mana semua elemen di bawah diagonal utama adalah nol. Dalam
proses ini, kita dapat menggunakan sifat bahwa determinan matriks tidak berubah ketika
melakukan operasi baris elementer.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
A = LDM
dengan
L= 1 0 0
a/d 1 0
0 2c/(d-a) 1
D = d-a 0 0
0 2c-2ae/d-a 0
0 0 f+4c-2e(d-a)/(2c-2ae/d-a)
M= a b c
-1 -2 -3
0 2e-2c f+4c
Karena matriks M adalah matriks segitiga bawah dengan elemen diagonal utama 1, maka
determinan matriks M adalah hasil kali elemen diagonal utamanya, yaitu -2(a+2e+3c).
Kita juga dapat menuliskan matriks B sebagai hasil perkalian antara matriks segitiga atas
dengan elemen diagonal utamanya dan matriks N yang merupakan matriks setelah
dilakukan operasi baris elementer sebagai berikut:
B = UDN
dengan
U= 1 2 30.5 1 0
0 0 1
D= a b c
0 0 0
0 0 p/(ab-cd)
N = 10 20 30
0 0 0
0 0 pe-df
Karena matriks U adalah matriks segitiga atas dengan elemen diagonal utama 1, maka
determinan matriks U adalah hasil kali elemen diagonal utamanya, yaitu 1.
Karena determinan matriks B sama dengan hasil kali determinan matriks U, D, dan N,
maka kita dapat menentukan determinan matriks D dengan membagi determinan matriks
B dengan hasil kali determinan matriks U dan N.
p = 1 × det(D) × (p/(ab-cd))
det(D) = (ab-cd)/a × p