Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Objek Penelitian

1. Sejarah SDN 2 noman lama

SDN 2 noman lama terletak di Desa noman, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas

Utara, Provinsi Sumatera Selatan.

Awal mula berdirinya SDN 2 noman di mulai dari satu SD yang ada di Desa noman

Baru. Karena banyaknya anak usia sekolah pada tahun 1982 dan berapa tahun kedepannya

sehingga tidak tertampung lagi jika di gabungkan hanya dalam satu sekolahan saja. Maka

kebijakan pemerintah Musi Rawas pada saat itu melakukan pemekaran SDN noman menjadi

dua Sekolah Dasar. Agar anak-anak jenjang usia yang sudah seharusnya sekolah bisa

mendapatkan kesempatan belajar yang sama dan nyaman. Sehingga pada tahun 1982

berdirilah SDN 2 noman yang terletak di Desa noman dari pemekaran SDN 1 yang terletak

di Desa noman Baru.

2. Identitas Sekolah

a. Nama Sekolah: SD NEGERI 2 NOMAN

b. NPSN: 10602204

c. Jenjang Pendidikan: SD

d. Status Sekolah: Negeri

e. Alamat Sekolah: Desa Noman

f. Kode Pos: 31654


g. Desa: noman

h. Kecamatan: Rupit

i. Kabupaten: Musi Rawas Utara

j. Provinsi: Sumatera Selatan

k. Negara: Indonesia

3. Visi Dan Misi

a. Visi

cerdas, trampil, berfrestasih, budaya, dan berahlak mulia

b.Misi

1. melaksanakan pembelajaran &bimbingan secara efektip &efesien

2. membantu siswa untuk mengenal fokusih dirinya sehungga dapat di Kembangan secrah

baik

3. menumbuhkembangkan semangat belajara secra intensif

4. menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang di anut

5. mengembangkan pelaksanaan program 9k

B. Penyajian Data Dan Analisis Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil interview, observasi dan dokumentasi yang telah penulis lakukan di

SDN 2 Noman , terlihat bahwa secara berkesinambungan SDN 2 Noman terus untuk

mengantarkan siswa atau peserta didik agar menjadi hasil pembelajaran yang maksimal dan

siswa dapat berprestasi dalam hidup, masyarakat, dalam mengemban tugas sebagai

khalifatullah di muka bumi.

Peneliti mempokuskan permasalahan pada mata pelajaran agama islam karena pelajaran

agama islam merupakan mata pelajaran pokok yang terkadang masih diabaikan oleh peserta

didik padahal pelajaran agama islam merupakan landasan ataupun pedoman membentuk

kepribadia diri yang berkarakter, guna mampu bermasyarakat dan bermanfaat bagi kehidupan

selanjutnya.

Menyadari bahwa pendidikan sangat penting bagi kehidupan, guru bidang studinya

senantiasa berupaya dalam meningkatkan hasil pembelajaran yang maksimal pada mata

pelajaran pendidikan agama Islam sehingga dalam belajar siswa akan berhasil, maka untuk

itu guru mata pelajaran agama Islam harus menyiapkan suatu strategi. Upaya yang dilakukan

adalah meningkatkan motivasi belajar siswa karena motivasi merupakan alat pendorong

untuk membangkitkan semangat belajar pada siswa.

1. Strategi Guru Dalam Memotivasi Belajar siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam

Berdasarkan hasil interview dengan kepala sekolah ibu Rita s, S.Pd beliau menyatakan

bahwa:

"Keberadaan guru mata pelajaran agama Islam Di SdN 2 Noman sangat menentukan

proses keberhasilan siswa dalam belajar agama dengan strategi yang dipakai guru tersebut

dalam pembelajaran. Sehingga dari setiap apa yang disampaikan oleh guru mudah dipahami
dengan baik oleh siswa dengan tujuan dapat membantu motivasinya pada siswa dalam

kegiatan pembelajaran".

Dari hasil interview dengan kepala sekolah, dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan

strategi guru PAI untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sudah terlaksanakan dengan

baik, hal ini dikarenakan guru agamanya menyampaikan materinya mudah dipahami oleh

siswanya. Dan ini sangat berpengaruh terhadap guru dalam melakukan tugasnya yaitu sebagai

pengajar dan pendidik dikelas.

Peneliti juga melakukan interview dengan guru Mata pelajaran agama Islam ibu Komariati,

S.Pd.I beliau menyatakan bahwa:

" Mata pelajaran agama Islam adalah suatu pelajaran yang sebetulnya memerlukan

bentuk-bentuk pengalaman nantinya ada beberapa metode dalam pembelajaran yang saya

berikan adalah metode diskusi, tanya jawab dan metode latihan. Itu yang selalu saya lakukan

sehingga siswa bisa memiliki tambahan wawasan terhadap materi Pelajaran agama Islam. Di

samping itu juga metode penugasan baik itu penugasan di sekolah maupun dirumah".

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa guru sangat berpengaruh dalam memberikan

motivasi yang bersifat ekstrinsik yang mana guru berusaha meningkatkan motivasi belajar

siswa dengan memakai strategi pengajaran agar siswa memiliki wawasan terhadap materi

mata pelajaran agama Islam yang mana hal ini di harapkan siswa tidak hanya ingin mencapai

prestasi yang berbentuk angka tapi lebih dari itu agar siswa dapat mengamalkan materi-

materi yang sudah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa siswa kelas V Di SDN 2 Noman

Ummu hani fakhira, yang mengatakan:


"Strategi yang di gunakan ibu Komariati, S.Pd.I selaku guru mata pelajaran agama Islam

adalah strategi diskusi, tanya jawab, metode latihan dan pemberian tugas. Saya merasa

senang dengan strategi yang di gunakan karena dengan strateginya itu saya mudah

memahaminya".

Dari beberapa pernyataan diatas, dari beberapa metode pembelajaran yang dipakai oleh ibu

Komariati, S.Pd.I selaku guru mata pelajaran agama Islam peneliti dapat menyimpulkan ibu

komariyati, S.Pd.I menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiry untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V di SDN 2 Noman

Terlihat dari beberapa metode yang di gunakan oleh guru mata pelajaran agama Islam di

kelas adalah metode diskus, metode tanya jawab, metode latihan dan pemberian tugas. Yang

mana ke empat metode tersebut sangat berperan sekali dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa. Strategi yang sesuai dalam pembelajaran, cara guru menyampaikan materi belajar di

kelas yang disertai kehangatan guru terhadap anak didiknya hal ini akan meningkatkan

motivasi belajar dan keantuasiasan siswa dalam belajar. Peranan strategi akan nyata jika guru

memilih strategi yang sesuai dengan tingkat kemampuan yang hendak dicapai dalam tujuan

pembelajaran.

Peneliti juga melakukan interview dengan guru wali kelas, kelas V SDN 2 NOMAN,

bapak Tatang Irawan, S.i.pust yang mengatakan Bahwa

"Memang Dalam Belajar Mata Pelajaran Agama Islam sebagian besar siswa acuh tak acuh

terhadap mata pelajaran ini. Hal ini disebabkan oleh sikap siswa yg nakal dan jengkel. Tapi

ibu Komariyati, S.Pd.I mempunyai strategi agar siswa menjadi termotivasi, dia menggunakan

berbagai metode dan penggunaan sesuai dengan kemampuan belajar siswa, dia juga
memberikan hukuman pada siswa nakal dan jengkel. Dengan begitu mereka akan jera dan

berusaha tidak mengulangi perbuatannya lagi".

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa guru sangat berpengaruh dalam memberikan

motivasi ekstrinsik. Dalam belajar siswa memerlukan perhatian dan pengarahan yang khusus

dari guru. Sering kali jika mereka tidak menerima umpan balik yang baik berkenaan dengan

hasil pekerjaan mereka, maka kerja mereka akan menjadi lamban atau mereka menjadi malas

belajar. Siswa demikian sangat tergantung kepada keharusan-keharusan yang di tentukan oleh

guru untuk mendorong mereka dalam belajar. Namun tidak berarti bahwa motivasi ekstrinsik

itu jelek dan perlu dihindari tetapi antara motivasi ekstrinsik dan instrinsik saling

memperkuat bahkan motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik.

Dalam upaya memberikan motivasi guru harus menganalisis motif-motif yang melatar

belakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya disekolah. Setiap saat guru

bertindak sebagai motivator, motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan

anak didik, dengan memberi penguatan atau sebagainya.

2. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Noman

Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik instrinsik maupun ekstrinsik

sangat diperlukan dengan motivasi belajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif,

dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Berdasarkan hasil interview kepada dengan ibu komariati, S.Pd.I selaku guru pendidikan

agama Islam menyatakan bahwa:


" Dengan adanya strategi itu siswa menjadi termotivasi, misalnya dengan metode

penjelasan yang saya sampaikan secara pemaparan seluas luasnya karena nantinya terkait

dengan kehidupan mereka dalam bermasyarakat. Artinya memang belajar agama itu tidak

hanya belajar untuk mendapatkan nilai saya tapi lebih dari itu untuk bekal mereka dalam

menjalankan hidup dunia maupun akhirat. Selain itu juga anak-anak antusias. Contohnya saja

pada saat belajar mata pelajaran agama anak-anak semua aktif dan bersemangat sekali

belajarnya. Di Sergai tanya jawab bahkan saya merasa senang karena banyak anak-anak

bertanya".

Selanjutnya peneliti melakukan cross chek dengan mewawancarai 2 siswa kelas V SDN 2,

Noman guna mengetahui keabsahan informasi dan tingkat kepastian data yang diperoleh dari

informan yaitu faiqa alkarni Dan Zahra gaisah ivana.

Faiq alqarni Menyatakan:

" Saya merasa senang dengan cara mengajarnya ibu komariati karena orangnya tegas dan

penjelasan dari bapak Agus membuat saya termotivasi untuk selalu menjadi orang yang baik,

rajin belajar dengan cara banyak membaca dan tidak melakukan perbuatan yang jelek di

masyarakat.

Sedangkan zahrah gaisah ivana juga mengatakan:

""Saya sangat termotivasi dengan adanya strategi yang digunakan oleh ibu komar karena

dari penjelasannya itu saya bisa merubah dari perilaku yang jelek menjadi baik. Strategi yang

paling saya sukai adalah diskusi Karena dengan diskusi saya bisa bertukar pendapat dan

berbagi ilmu dengan teman-teman yang lain."


Berdasarkan ketiga pernyataan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan

adanya strategi yang digunakan oleh guru motivasi belajar siswa pada materi agama islam

cukup meningkat dan berhasil. Buktinya dengan banyaknya siswa yang bertanya ketika

proses pembelajaran berlangsung hal ini juga di perkuat oleh pengakuan Hadi Wijaya kelas V

yang menyatakan bahwa mereka merasa senang dan termotivasi dengan strategi yang

digunakan oleh guru agama untuk menjadi orang yang lebih baik dan tidak melakukan

perbuatan yang jelek di masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara denga guru mata pelajaran agama ibu Komariyati, S.Pd.I yakni:

"Saya kira untuk peningkatan motivasi belajar siswa cukup baik. Usaha saya

membangkitkan semangat belajar siswa dengan berbagai cara lumayan berhasil. Siswa

banyak yang antusias dalam belajarnya, walaupuna ada beberapa siswa yang cuek kalau

diberi hukuman dan tugas".

Selanjutnya peneliti melakukan cross check dengan mewawancari kembali salah satu siswa

kelas V guna mengetahui keabsahan informasi dan dan tingkat kepastian data yang diperoleh

dari informan yaitu selin azzela yakni:

"Saya suka cara mengajar ibu komar memberikan materi santai tapi enak di mengerti.

Bapaknya bisa di ajak bercanda, dekat dengan siswa saya jadi suka mata pelajaran agama.

Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa


peningkatan motivasi belajar siswa cukup baik. Dalam kegiatan belajar mengajar dalam

memberikan motivasi yang bersifat ekstrinsik guru berperan dengan baik. Dan usahausaha

guru dalam peningkatan motivasi terhadap siswa cukup berhasil. Ini terbukti

dengan keaktifan siswa dikelas dalam pembelajaran agama.

Pernyataan ini juga di kuatkan ibu Komariyati, S.Pd.I selaku guru bidang studi

Pendidikan agama Islam dalam wawancara peneliti :

“Sebelum pembelajaran ditutup, saya selalu memberi dorongan atau motivasi,

agar siswa selalu bersemangat, dan teguh untuk menjadi seseorang ahli agama,

agar menjadi orang yang benar-benar terarah, jadi tidak cukup cerah saja, tapi

juga terarah. Dengan belajar agama, disamping mereka punya ilmu yang
tinggi, juga diiringi dengan akhlak yang baik.”

Hal senada juga diungkapkan oleh, Muhammad zakwan :

“saya suka dengan kepribadian dari ibu Komariyati sendiri, beliau bisa memberi

cerminan dan contoh dari perilaku beliau sehari-hari, jadi saya dan teman-teman

bisa termotivasi dan bisa sungguh-sungguh dalam mempelajari pelajaran PAI.”

Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

kepribadian dari guru itu sendiri dapat menjadi motivasi, atau cerminan bagi peserta

didik. Pada prinsipnya seorang guru adalah figur dan titik sentral dalam proses pembelajaran

baik hal itu dilakukan didalam kelas, ataupun diluar kelas. oleh karena itu

setiap guru harus memiliki kepribadian yang baik sebagai suatu bekal dalam
menghadapi siswanya, baik dalam hal kemampan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Anda mungkin juga menyukai