TUGAS 2
Tahapan-tahapan ini membentuk siklus manajemen strategis yang berkelanjutan, di mana organisasi
terus-menerus menganalisis lingkungannya, mengembangkan dan mengimplementasikan strategi,
dan melakukan penyesuaian berdasarkan pembelajaran dan perubahan kondisi bisnis.
Jawab 2a:
a. Skill-Based Pay Theory (Teori Pembayaran Berbasis Keterampilan): Teori pembayaran
berbasis keterampilan menekankan kompensasi yang diberikan kepada karyawan
berdasarkan tingkat keterampilan yang mereka miliki. Pendekatan ini menganggap bahwa
keterampilan yang lebih tinggi memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap kinerja dan
nilai tambah bagi organisasi. Pembayaran berbasis keterampilan mendorong pengembangan
keterampilan yang berkelanjutan dan memberikan insentif bagi karyawan untuk
meningkatkan keterampilan mereka.
Sumber:
Lawler, E. E. (1990). Strategic Pay: Aligning Organizational Strategies and Pay Systems.
Jossey-Bass.
Milkovich, G. T., & Wigdor, A. K. (1991). Pay for Performance: Evaluating Performance
Appraisal and Merit Pay. National Academies Press.
Sumber:
Spencer, L. M., & Spencer, S. M. (1993). Competence at work: Models for superior
performance. John Wiley & Sons.
Ulrich, D. (1997). Human Resource Champions: The Next Agenda for Adding Value and
Delivering Results. Harvard Business Review Press.
Jawab 2b:
Perbedaan antara pendekatan upah berdasarkan keahlian (skill-based pay) dan upah berdasarkan
kompetensi (competency-based pay) terletak pada fokus utama dalam menentukan kompensasi
karyawan. Berikut adalah perbedaan antara keduanya:
Fokus Utama:
Skill-Based Pay: Pendekatan ini berfokus pada keterampilan yang dimiliki oleh karyawan. Upah
ditentukan berdasarkan tingkat keahlian yang dimiliki, yang dapat mencakup keterampilan teknis,
pemahaman industri, atau keahlian khusus lainnya. Tujuan utama dari pendekatan ini adalah untuk
mendorong pengembangan keterampilan dan memberikan insentif bagi karyawan untuk
meningkatkan keterampilan mereka.
Competency-Based Pay: Pendekatan ini berfokus pada kompetensi yang relevan dengan pekerjaan.
Kompetensi mencakup pengetahuan, keterampilan, karakteristik pribadi, dan perilaku yang
diperlukan untuk berhasil dalam peran pekerjaan tertentu. Upah ditentukan berdasarkan tingkat
kompetensi yang dimiliki oleh karyawan. Tujuan utama adalah untuk memastikan bahwa karyawan
memiliki kualifikasi dan kemampuan yang tepat untuk melaksanakan tugas pekerjaan dengan
efektif.
Penentuan Upah:
Skill-Based Pay: Upah ditentukan berdasarkan tingkat keterampilan yang dimiliki oleh karyawan.
Semakin tinggi tingkat keterampilan yang dimiliki, semakin tinggi pula tingkat upah yang diberikan.
Competency-Based Pay: Upah ditentukan berdasarkan tingkat kompetensi yang dimiliki oleh
karyawan. Evaluasi kompetensi digunakan untuk menentukan level upah yang sesuai dengan
kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan dalam pekerjaan.
Fokus Pengembangan:
Skill-Based Pay: Pendekatan ini mendorong pengembangan keterampilan karyawan. Karyawan
didorong untuk terus meningkatkan keterampilan mereka agar dapat memperoleh peningkatan
upah.
Competency-Based Pay: Pendekatan ini juga mendorong pengembangan kompetensi karyawan.
Fokusnya adalah pada pengembangan kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas
pekerjaan dengan baik.
Perlu dicatat bahwa kedua pendekatan ini dapat saling tumpang tindih, dan dalam beberapa kasus,
organisasi dapat menggabungkan elemen-elemen dari kedua pendekatan ini dalam sistem
kompensasi mereka.
Jawab 3:
Asumsi-asumsi penting yang mendasari pentingnya penilaian kinerja adalah sebagai berikut:
Asumsi Keempat: Penilaian Kinerja Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Gaji dan Kompensasi
Penilaian kinerja juga berperan penting dalam pengambilan keputusan terkait gaji dan kompensasi
karyawan. Kinerja yang baik dapat dihubungkan dengan penghargaan berupa kenaikan gaji, bonus,
dan insentif lainnya. Sebaliknya, kinerja yang tidak memenuhi harapan dapat menyebabkan
konsekuensi seperti tidak adanya kenaikan gaji atau bahkan pemutusan hubungan kerja. Penilaian
kinerja yang adil dan terbuka dapat membantu menjaga keadilan dan transparansi dalam
pengelolaan gaji dan kompensasi.
Dengan memahami dan mendasari keempat asumsi ini, organisasi dapat membangun sistem
penilaian kinerja yang efektif dan memastikan bahwa prosesnya berjalan dengan adil dan
memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka.