Aetikel Logical Fallacies
Aetikel Logical Fallacies
Pada tanggal 15 Mei 2023, pemerintah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar. Keputusan ini
segera menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat. Namun, setelah menganalisis artikel
berita tersebut, terdapat beberapa contoh penyalahgunaan argumen atau logical fallacies yang bisa
diidentifikasi:
3. Appeal to Emotion:
Dalam artikel tersebut, penulis menggunakan bahasa yang sangat emosional untuk
menggambarkan dampak kenaikan harga bahan bakar pada kehidupan sehari-hari masyarakat.
Mereka menyebutkan tentang "penderitaan" dan "kemiskinan" yang akan dialami oleh rakyat
akibat keputusan pemerintah. Pendekatan ini bertujuan untuk mempengaruhi pembaca secara
emosional, namun, tidak memberikan argumen yang kuat secara logis.
4. Hasty Generalization:
Artikel berita ini menggunakan contoh kasus isolasi atau cerita individual untuk menyimpulkan
keseluruhan dampak kenaikan harga bahan bakar pada ekonomi rakyat secara umum. Mereka
menceritakan kisah seorang pedagang yang mengeluhkan penurunan omset setelah kenaikan harga
bahan bakar. Namun, satu kasus tidak mencerminkan gambaran keseluruhan situasi ekonomi
rakyat secara akurat.
5. Bandwagon Fallacy:
Dalam artikel ini, penulis mencoba menciptakan kesan bahwa hampir semua orang menentang
kenaikan harga bahan bakar. Mereka mengutip beberapa individu atau kelompok yang menentang
keputusan tersebut sebagai bukti bahwa itu adalah kesepakatan umum. Pendekatan ini mencoba
mempengaruhi pembaca dengan asumsi bahwa jika banyak orang menentangnya, maka itu harus
salah.
Dalam penulisan artikel berita yang baik, penting untuk menghindari penggunaan logical fallacies
agar argumen menjadi lebih kuat dan akurat.