PENERIMAAN PEMERINTAH
SEMESTER 3
OKTOBER 2022
PEMBAHASAN
1
Ferry Prasetya, Modul Ekonomi Publik, (Malang: Universitas Brawijaya, 2012), Hlm. 3—4
1
Pada tingkat ekonomi yang lebih lanjut, Rostow mengatakan bahwa
pembangunan ekonomi, aktivitas pemerintah beralih dari penyediaan
prasarana ke pengeluaran-pengeluaran untuk aktivitas sosial seperti halnya,
program kesejahteraan hari tua, program pelayanan kesehatan masyarakat,
dan sebagainya.2
Teori perkembangan peranan pemerintah yang dikemukakan oleh
Musgrave dan Rostow adalah suatu pandangan yang ditimbulkan dari
pengamatan berdasarkan pembangunan ekonomi yang dialami oleh banyak
negara, tetapi tidak didasarkan oleh suatu teori tertentu. Selain itu, tidak
jelas, apakah tahap pertumbuhan ekonomi terjadi dalam tahap demi tahap,
ataukah beberapa tahap dapat terjadi secara simultan.3
B. Hukum Wagner
Teori Wagner tentang perkembangan pengeluaran pemerintah disebut
sebagai Wagner law of increased government activity. Teori ini
mengemukakan perkembangan pengeluaran pemerintah yang semakin besar
dalam prosentase terhadap GNP, dimana teori ini didasarkan pada
pengamatan di negara-negara Eropa, US, dan Jepang pada abad ke-19
(Mangkoesoebroto, 2001).4 Wagner mengemukakan pendapatnya dalam
bentuk suatu hukum, akan tetapi dalam pandangannya tersebut tidak
dijelaskan apa yang dimaksud dengan pertumbuhan pengeluaran pemerintah
dan GNP, apakah dalam pengertian pertumbuhan secara relatif ataukah
secara absolut. Apabila yang dimaksud oleh Wagner adalah perkembangan
pengeluaran pemerintah secara relatif sebagaimana teori Musgrave, maka
hukum Wagner adalah sebagai berikut: Dalam suatu perekonomian, apabila
2
Ibid., 3—4
3
Guritnon Mangkoesoebroto, Ekonomi Publik, (Yogyakarta: BPFE, 2014), Hlm. 171
4
Lilyani Margaretha Orisu, “Pengeluaran Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari Tahun 1990-
2012”, (online), 8 (1), 6, https://ejournal.unpatti.ac.id/ppr_paperinfo_lnk.php?id=651, diakses 3
Oktober 2022
2
pendapatan per kapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah pun
akan meningkat.
Dasar dari hukum tersebut adalah pengamatan empiris dari negara
negara maju (USA, German, Jepang), tetapi hukum tersebut memberi dasar
akan timbulnya kegagalan pasar dan eksternalitas. Wagner. menyadari
bahwa dengan bertumbuhnya perekonomian hubungan antara industri
dengan industri, hubungan industri dengan masyarakat dan sebagainya
menjadi semakin rumit atau kompleks. Dalam hal ini Wagner menerangkan
mengapa peranan pemerintah menjadi semakin besar, yang terutama
disebabkan karena pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul dalam
masyarakat, hukum pendidikan, rekreasi, kebudayaan dan sebagainya.
Kelemahan hukum Wagner adalah karena hukum tersebut tidak
didasarkan pada suatu teori mengenai pemilihan barang-barang publik.
Wagner mendasarkan pandangannya dengan suatu teori yang disebut teori
organis mengenai pemerintah (organic theory of the state) yang
menganggap pemerintah sebagai individu yang bebas bertindak, terlepas
dari anggota masyarakat lainnya.
Hukum Wagner dapat diformulasikan sebagai berikut:
Pₖ PP₁ Pₖ PP₂ Pₖ PPₙ
< < .. <
PPK₁ PPK₂ PPKₙ
5
Guritnon Mangkoesoebroto, Ekonomi ..., Hlm. 171—172
3
Diagram 1.1
Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah menurut Wegner 6
6
Ibid., Hlm. 172
7
Dita Ayu Anantika, dkk., “Analisis Pengaruh Pengeluaran Sektor Pendidikan, Kesehatan,
Korupsi, dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Negara APEC”,
(online), 9 (3), 170, . https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jme/article/download/31581/25684,
diakses pada 3 Oktober 2022
4
yaitu adanya suatu gangguan sosial yang menyebabkan aktivitas swasta
dialihkan pada aktivitas pemerintah. Peacock dan Wiseman mendasarkan
teori mereka pada suatu teori bahwa masyarakat mempunyai suatu tingkat
toleransi pajak, yaitu suatu tingkat di mana masyarakat dapat memahami
besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk
membiayai pengeluaran pemerintah. Jadi masyarakat menyadari bahwa
pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai aktivitas pemerintah
sehingga mereka mempunyai suatu tingkat kesediaan masyarakat untuk
membayar pajak. Tingkat toleransi pajak ini merupakan kendala bagi
pemerintah untuk menaikkan pemungutan pajak secara semena-mena. Teori
Peacock dan Wiseman adalah sebagai berikut:
Perkembangan ekonomi menyebabkan pemungutan pajak yang
semakin meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah; dan meningkatnya
penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin
meningkat. Oleh karena itu, dalam keadaan normal, meningkatnya GNP
menyebabkan penerimaan pemerintah yang semakin besar, begitu juga
dengan pengeluaran pemerintah menjadi semakin besar.
Apabila keadaan normal tersebut terganggu, misalnya karena adanya
perang, maka pemerintah harus memperbesar pengeluarannya untuk
membiayai perang. Karena itu penerimaan pemerintah dari pajak juga
meningkat, dan pemerintah meningkatkan penerimaannya tersebut dengan
cara menaikkan tarif pajak sehingga dana swasta untuk investasi dan
konsumsi menjadi berkurang. Keadaan ini disebut efek pengalihan,
(displacement effect) yaitu adanya suatu gangguan sosial menyebabkan
aktivitas swasta dialihkan pada aktivitas pemerintah. Perang tidak bisa
dibiayai hanya dengan pajak, sehingga pemerintah juga harus meminjam
dari negara lain untuk pembiayaan perang. Setelah perang selesai,
sebetulnya pemerintah dapat menurunkan kembali tarif pajak pada tingkat
sebelum adanya gangguan. Akan tetapi hal tersebut tidak dilaksanakan oleh8
8
Guritnon Mangkoesoebroto, Ekonomi ..., Hlm. 173—174
5
karena pemerintah harus mengembalikan bunga pinjaman dan angsuran
utang yang digunakan untuk membiayai perang, sehingga pengeluaran
pemerintah setelah perang selesai meningkat tidak hanya karena GNP naik,
tetapi juga karena pengembalian utang dan bunganya. Selain itu, banyak
aktivitas pemerintah yang baru kelihatan setelah terjadinya perang, dan ini
disebut dengan efek inspeksi (inspection effect). Adanya gangguan sosial
juga akan menyebabkan terjadinya konsentrasi kegiatan ke tangan
pemerintah sebagian kegiatan ekonomi yang tadinya dilaksanakan oleh
swasta. Ini adalah apa yang dinamakan efek konsentrasi atau concen tration
effect. Adanya ketiga efek di atas menyebabkan bertambahnya aktivitas
pemerintah sehingga setelah perang selesai, tingkat pajak tidak turun
kembali pada tingkat sebelum terjadinya perang. Hal ini dapat dilihat pada
Diagram 1.2.
.
Diagram 1.2
Teori Peacock dan Wiseman
9
Ibid., Hlm. 174—175
6
terjadi perang. Hal ini disebabkan karena setelah perang pemerintah
memerlukan tambahan dana untuk mengembalikan pinjaman pemerintah
yang digunakan dalam pembiayaan perang, pinjaman mana tidak akan
terjadi apabila perang tidak berlangsung. Kenaikan tarif pajak tersebut
dimaklumi oleh masyarakat, sehingga tingkat toleransi pajak naik dan
pemerintah dapat memungut pajak yang lebih besar tanpa menimbulkan
gangguan dalam masyarakat.
Efek atau akibat lain dari adanya suatu gangguan sosial adalah apa
yang disebut dengan efek inspeksi (inspection effect) yang timbul karena
masyarakat sadar akan adanya hal-hal yang perlu ditangani oleh pemerintah
setelah selesainya gangguan sosial tersebut. Misalnya dalam hal perang,
setelah perang selesai timbul masalah banyaknya yatim
Diagram 1.3
Kurva Perkembangan Pengeluaran Pemerintah
10
Ibid., Hlm. 175—176
7
Hipotesa yang dikemukakan oleh Peacock dan Wiseman mendapat
kritikan dari Bird. Bird menyatakan bahwa selama terjadinya gangguan
sosial memang terjadi pengalihan aktivitas pemerintah dari pengeluaran
sebelum gangguan ke aktivitas yang berhubungan dengan gangguan
tersebut. Hal ini akan menyebabkan kenaikan pengeluaran pemerintah
dalam persentasenya terhadap GNP. Akan tetapi setelah terjadinya
gangguan, persentase pengeluaran pemerintah terhadap GNP perlahan
dullahan akan menurun kembali pada tingkat sebelum terjadinya gangguan.
Jadi menurut Bird, efek pengalihan hanya merupakan gejala dalam jangka
pendek, tetapi tidak terjadi dalam jangka panjang.
Suatu hal yang perlu dicatat dari teori Peacock dan Wiseman adalah
bahwa mereka mengemukakan adanya toleransi pajak, yaitu suatu limit
perpajakan, akan tetapi mereka tidak menyatakan pada tingkat berapakah
toleransi pajak tersebut. Clarke menyatakan bahwa limit perpajakan sebesar
25 persen dari pendapatan nasional Apabila limit tersebut dilampaui maka
akan terjadi inflasi dan gangguan sosial lainnya.
11
Ibid., Hlm. 177
8
mikro mengenai pengeluaran pemerintah dapat dirumuskan sebagai
berikut:12
Penentuan Permintaan :
Uⁱ = f (G, X)
12
Ibid., Hlm. 178
13
Ferry Prasetya, Modul Ekonomi ..., Hlm 8—9
9
berbagai fungsi produksi. Perkembangan pengeluaran pemerintah dapat
dijelaskan dengan beberapa faktor di bawah ini:
1. Perubahan permintaan akan barang publik.
2. Perubahan dari aktivitas pemerintah dalam menghasilkan barang
publik, dan juga perubahan dari kombinasi faktor produksi yang
digunakan dalam proses produksi.
3. Perubahan kualitas barang publik.
4. Perubahan harga-harga faktor-faktor produksi.14
Kurva Permintaan
Hukum Permintaan
Kurva permintaan bentuknya selalu turun miring dari kiri atas ke kanan bawah
atau dikatakan kurvanya mempunyai arah negatif. Hal ini menunjukkan sifat
hubungan yang terbalik antara jumlah yang dibeli dengan harganya. Sifat ini
kemudian dirumuskan menjadi: Hukum pembelian/ permintaan atau The Law of
Downward Sloping Demand/ First Law of Demand. Hukum permintaan (The law
of down sloping demand/ first law of demand):
14
Guritnon Mangkoesoebroto, Ekonomi ..., Hlm. 178
10
“Apabila harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang dibeli menjadi
berkurang,dan sebaliknya apabila harga suatu barang turun,maka jumlah yang
dibeli bertambah..”
Penentu Penawaran
Keinginan para penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai
tingkat harga ditentukan oleh beberapa faktor. Yang terpenting adalah:
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang-barang lain
3. Biaya produksi
4. Tujuan-tujuan operasi perusahaan tersbut
5. Tingkat teknologi yang digunakan
6. Intervensi pemerintah, termasuk pajak
7. Tujuan-tujuan dari perusahaan tersebut
8. Keadaan alam.15
Kurva Penawaran
15
Lydia Goenadhi, dkk., Pengantar Ekonomi Mikro, (Kalimantan: Scripta Cendekia, 2017), Hlm.
14—20
11
Hukum Penawaran
Kurva penawaran bentuknya selalu naik dari kiri bawah kekanan atas atau
dikatakan kurvanya mempunyai arah positif. Hal ini menunjukkan sifat hubungan
yang langsung antara jumlah yang dijual dengan harganya. Sifat ini kemudian
dirumuskan menjadi: Hukum penjualan atau hukum penawaran.
Seperti pada materi permintaan, hukum penawaran pada dasarnya
menjelaskan sifat hubungan antara harga barang/jasa dengan jumlah
barang/jasa yang ditawarkan. Hukum penawaran mengatakan bahwa
“Apabila harga suatu naik maka jumlah yang dijual menjadi bertambah dan
sebaliknya apabila harga suatu barang turun maka jumlah yang dijual juga turun”.16
Uᴾ = g (X, G, S)
Uᴾ = Fungsi utilitas
S = Keuntungan yang diperoleh politisi dalam bentuk materi atau
pangkat/kedudukan.
G = Vektor barang publik.
X = Vektor barang swasta.
16
Ibid., Hlm. 22
12
Selanjutnya, kita asumsikan bahwa fungsi utilitas masyarakat diwakili
oleh seorang pemilih yang memaksimumkan utilitas :
max U₁ = f (X, G)
dengan batasan dibatasi oleh kendala anggaran:
Pₓ X + t Bᵢ, < Mᵢ
eG
Oleh karena itu, t = , di mana;
B
e = vektor biaya per unit untuk semua barang publik; yaitu e = (e₁, e₂, ....
eₘ).
Kurva permintaan dari pemilik (pemungut suara yang mewakili
masyarakat) ditentukan melalui dua macam proses. Pertama, kita asumsikan
bahwa pemilik tidak dapat mempengaruhi tingkat pajak atau ia bertindak
sebagai price taker. Kedua, ia tidak bisa menentukan jumlah barang publik
yang disediakan atau ia bertindak sebagai output taker. Dalam hal ini, nilai t
dan G masuk di dalam fungsi kepuasan konsumen. Nilai t dan G mungkin
merupakan nilai yang terbaik baginya, sehingga dengan melalui proses
politik, penyesuaian atau perubahan nilai t dan G dapat mempertinggi
kepuasannya. Politisi (yang berusaha untuk memaksimumkan jumlah17
17
Guritnon Mangkoesoebroto, Ekonomi ..., Hlm. 178—179
13
pemilih) akan berusaha untuk mengubah nilai t dan G sehingga mendekati
nilai yang dikehendaki oleh para pemilih.
Dengan melalui proses iterative antara politisi dan pemilih tersebut
akhirnya akan menyebabkan terjadinya kepuasan maksimum dari pemilih
dengan batasan-batasan yang telah disebut di atas, dan permintaan akan
barang publik (Dqᵢ) adalah:
Dqᵢ = q (p, Bᵢ, Mᵢ, t, Bᵢ)
18
Guritnon Mangkoesoebroto, Ekonomi ..., Hlm. 178—180
14
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
dimana pajak tersebut digunakan untuk pembiayaan pengeluaran
pemerintahyang semakin besar pula. Oleh karena itu, dalam keadaan
normal akan terjadi peningkatan GNP yang menyebabkan penerimaan
pemerintahsemakin besar dan sejalan dengan semakin besarnya
peningkatan pengeluaran pemerintah.
4. Penentuan Harga Permintaan dan Penawaran
Penentu permintaan yaitu ketika seorang individu mempunyai
permintaan akan barang-barang publik dan barang-barang swasta,
akan tetapi permintaan efektif akan barang-barang tersebut
(pemerintah dan swasta) tergantung pada kendala anggaran (budget
constraints).
Penentu Penawaran:
Harga barang itu sendiri
Harga barang-barang lain
Biaya produksi
Tujuan-tujuan operasi perusahaan tersbut
Tingkat teknologi yang digunakan
Intervensi pemerintah, termasuk pajak
Tujuan-tujuan dari perusahaan tersebut
Keadaan alam
5. Penentuan Tingkat Output
penentuan tingkat output
barang dan jasa publik yang disediakan oleh pemerintah ditentukan
oleh politisi yang memilih jumlah barang/jasa yang dihasilkan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17