Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENERIMAAN PEMERINTAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Publik

Dosen Pengampu: Neny Ayu Nourmanita, MPA.

Disusun oleh kelompok 5 :

Ely Ermawati (126402212155)

Isna Rif’atul Laila (126402212156)

Miftahkhul Aziz (126402212157)

Balqis Nisa Natasa (126402212158)

SEMESTER 3

JURUSAN EKONOMI SYARIAH 3D

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

OKTOBER 2022
PEMBAHASAN

A. Model Pembangunan tentang Perkembangan Pengeluaran Pemerintah


Model ini dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave yang meng
hubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap tahap
pembangunan ekonomi yang dibedakan antara tahap awal, tahap menengah,
dan tahap lanjut. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, persentase
investasi pemerintah terhadap total investasi besar sebab pada tahap ini
pemerintah harus menyediakan prasarana, seperti misalnya pendidikan,
kesehatan, prasarana transportasi, dan sebagainya. Pada tahap menengah
pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar dapat tinggal landas, namum
pada tahap ini peranan investasi swasta sudah semakin membesar. Peranan
pemerintah tetap besar pada tahap menengah, oleh karena peranan swasta
yang semakin besar ini banyak menimbulkan kegagalan pasar, dan juga
menyebabkan pemerintah harus menyediakan barang dan jasa publik dalam
jumlah yang lebih banyak dan kualitas yang lebih baik. Selain itu, pada
tahap ini perkembangan ekonomi menyebabkan terjadinya hubungan
antarsektor yang semakin rumit (complicated). Misalnya pertumbuhan
ekonomi yang ditimbulkan oleh perkembangan sektor industri,
menimbulkan semakin tingginya tingkat pencemaran udara dan air, dan
pemerintah harus turun tangan untuk mengatur dan mengurangi akibat
negatif dari polusi itu terhadap masyarakat. Pemerintah juga harus
melindungi buruh yang berada dalam posisi yang lemah agar dapat
meingkatkan kesejahteraan mereka.
Musgrave berpendapat bahwa dalam suatu proses pembangunan,
investasi swasta dalam persentase terhadap GNP semakin besar dan
persentase investasi pemerintah dalam persentase terhadap GNP akan
semakin kecil.1

1
Ferry Prasetya, Modul Ekonomi Publik, (Malang: Universitas Brawijaya, 2012), Hlm. 3—4

1
Pada tingkat ekonomi yang lebih lanjut, Rostow mengatakan bahwa
pembangunan ekonomi, aktivitas pemerintah beralih dari penyediaan
prasarana ke pengeluaran-pengeluaran untuk aktivitas sosial seperti halnya,
program kesejahteraan hari tua, program pelayanan kesehatan masyarakat,
dan sebagainya.2
Teori perkembangan peranan pemerintah yang dikemukakan oleh
Musgrave dan Rostow adalah suatu pandangan yang ditimbulkan dari
pengamatan berdasarkan pembangunan ekonomi yang dialami oleh banyak
negara, tetapi tidak didasarkan oleh suatu teori tertentu. Selain itu, tidak
jelas, apakah tahap pertumbuhan ekonomi terjadi dalam tahap demi tahap,
ataukah beberapa tahap dapat terjadi secara simultan.3

B. Hukum Wagner
Teori Wagner tentang perkembangan pengeluaran pemerintah disebut
sebagai Wagner law of increased government activity. Teori ini
mengemukakan perkembangan pengeluaran pemerintah yang semakin besar
dalam prosentase terhadap GNP, dimana teori ini didasarkan pada
pengamatan di negara-negara Eropa, US, dan Jepang pada abad ke-19
(Mangkoesoebroto, 2001).4 Wagner mengemukakan pendapatnya dalam
bentuk suatu hukum, akan tetapi dalam pandangannya tersebut tidak
dijelaskan apa yang dimaksud dengan pertumbuhan pengeluaran pemerintah
dan GNP, apakah dalam pengertian pertumbuhan secara relatif ataukah
secara absolut. Apabila yang dimaksud oleh Wagner adalah perkembangan
pengeluaran pemerintah secara relatif sebagaimana teori Musgrave, maka
hukum Wagner adalah sebagai berikut: Dalam suatu perekonomian, apabila

2
Ibid., 3—4
3
Guritnon Mangkoesoebroto, Ekonomi Publik, (Yogyakarta: BPFE, 2014), Hlm. 171
4
Lilyani Margaretha Orisu, “Pengeluaran Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari Tahun 1990-
2012”, (online), 8 (1), 6, https://ejournal.unpatti.ac.id/ppr_paperinfo_lnk.php?id=651, diakses 3
Oktober 2022

2
pendapatan per kapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah pun
akan meningkat.
Dasar dari hukum tersebut adalah pengamatan empiris dari negara
negara maju (USA, German, Jepang), tetapi hukum tersebut memberi dasar
akan timbulnya kegagalan pasar dan eksternalitas. Wagner. menyadari
bahwa dengan bertumbuhnya perekonomian hubungan antara industri
dengan industri, hubungan industri dengan masyarakat dan sebagainya
menjadi semakin rumit atau kompleks. Dalam hal ini Wagner menerangkan
mengapa peranan pemerintah menjadi semakin besar, yang terutama
disebabkan karena pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul dalam
masyarakat, hukum pendidikan, rekreasi, kebudayaan dan sebagainya.
Kelemahan hukum Wagner adalah karena hukum tersebut tidak
didasarkan pada suatu teori mengenai pemilihan barang-barang publik.
Wagner mendasarkan pandangannya dengan suatu teori yang disebut teori
organis mengenai pemerintah (organic theory of the state) yang
menganggap pemerintah sebagai individu yang bebas bertindak, terlepas
dari anggota masyarakat lainnya.
Hukum Wagner dapat diformulasikan sebagai berikut:
Pₖ PP₁ Pₖ PP₂ Pₖ PPₙ
< < .. <
PPK₁ PPK₂ PPKₙ

Pₖ PP₁ = Pengeluaran pemerintah per kapita


PPK = Pendapatan per kapita, yaitu GDP/ jumlah penduduk
1,2, ... n = Jangka waktu (tahun)

Hukum wagner ini ditunjukkan dalam Diagram 1.1 di mana kenaikan


pengeluaran pemerintah mempunya bentuk eksponensial yang ditunjukkan
oleh kurva 1, dan bukan seperti ditunjukkan kurva 2.5

5
Guritnon Mangkoesoebroto, Ekonomi ..., Hlm. 171—172

3
Diagram 1.1
Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah menurut Wegner 6

C. Teori Peacock dan Wiseman


Peacock dan Wiseman adalah dua orang yang mengemukakan bahwa
pemerintah akan berusah untuk memperbesar pengeluaran pemerintah,
sedangkan masyarakat tidak suka membayar pajak yang terlalu besar,
dimana pajak tersebut digunakan untuk pembiayaan pengeluaran pemerintah
yang semakin besar pula. Oleh karena itu, dalam keadaan normal akan
terjadi peningkatan GNP yang menyebabkan penerimaan pemerintah
semakin besar dan sejalan dengan semakin besarnya peningkatan
pengeluaran pemerintah.7
Kemudian ketika terjadi keadaan tertentu yang mengharuskan
pemerintah memperbesar pengeluarannya, maka pemerintah akan
memanfaatkan pajak sebagai sumber alternatif dalam peningkatan
penerimaan negara yang berakibat pada berkurangnya pengeluaran investasi
dan konsumsi masyarakat. Keadaan ini disebut sebagai efek pengalihan

6
Ibid., Hlm. 172
7
Dita Ayu Anantika, dkk., “Analisis Pengaruh Pengeluaran Sektor Pendidikan, Kesehatan,
Korupsi, dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Negara APEC”,
(online), 9 (3), 170, . https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jme/article/download/31581/25684,
diakses pada 3 Oktober 2022

4
yaitu adanya suatu gangguan sosial yang menyebabkan aktivitas swasta
dialihkan pada aktivitas pemerintah. Peacock dan Wiseman mendasarkan
teori mereka pada suatu teori bahwa masyarakat mempunyai suatu tingkat
toleransi pajak, yaitu suatu tingkat di mana masyarakat dapat memahami
besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk
membiayai pengeluaran pemerintah. Jadi masyarakat menyadari bahwa
pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai aktivitas pemerintah
sehingga mereka mempunyai suatu tingkat kesediaan masyarakat untuk
membayar pajak. Tingkat toleransi pajak ini merupakan kendala bagi
pemerintah untuk menaikkan pemungutan pajak secara semena-mena. Teori
Peacock dan Wiseman adalah sebagai berikut:
Perkembangan ekonomi menyebabkan pemungutan pajak yang
semakin meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah; dan meningkatnya
penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin
meningkat. Oleh karena itu, dalam keadaan normal, meningkatnya GNP
menyebabkan penerimaan pemerintah yang semakin besar, begitu juga
dengan pengeluaran pemerintah menjadi semakin besar.
Apabila keadaan normal tersebut terganggu, misalnya karena adanya
perang, maka pemerintah harus memperbesar pengeluarannya untuk
membiayai perang. Karena itu penerimaan pemerintah dari pajak juga
meningkat, dan pemerintah meningkatkan penerimaannya tersebut dengan
cara menaikkan tarif pajak sehingga dana swasta untuk investasi dan
konsumsi menjadi berkurang. Keadaan ini disebut efek pengalihan,
(displacement effect) yaitu adanya suatu gangguan sosial menyebabkan
aktivitas swasta dialihkan pada aktivitas pemerintah. Perang tidak bisa
dibiayai hanya dengan pajak, sehingga pemerintah juga harus meminjam
dari negara lain untuk pembiayaan perang. Setelah perang selesai,
sebetulnya pemerintah dapat menurunkan kembali tarif pajak pada tingkat
sebelum adanya gangguan. Akan tetapi hal tersebut tidak dilaksanakan oleh8

8
Guritnon Mangkoesoebroto, Ekonomi ..., Hlm. 173—174

5
karena pemerintah harus mengembalikan bunga pinjaman dan angsuran
utang yang digunakan untuk membiayai perang, sehingga pengeluaran
pemerintah setelah perang selesai meningkat tidak hanya karena GNP naik,
tetapi juga karena pengembalian utang dan bunganya. Selain itu, banyak
aktivitas pemerintah yang baru kelihatan setelah terjadinya perang, dan ini
disebut dengan efek inspeksi (inspection effect). Adanya gangguan sosial
juga akan menyebabkan terjadinya konsentrasi kegiatan ke tangan
pemerintah sebagian kegiatan ekonomi yang tadinya dilaksanakan oleh
swasta. Ini adalah apa yang dinamakan efek konsentrasi atau concen tration
effect. Adanya ketiga efek di atas menyebabkan bertambahnya aktivitas
pemerintah sehingga setelah perang selesai, tingkat pajak tidak turun
kembali pada tingkat sebelum terjadinya perang. Hal ini dapat dilihat pada
Diagram 1.2.

.
Diagram 1.2
Teori Peacock dan Wiseman

Dalam keadaan normal dari tahun t ke t +1, pengeluaran pemerintah dalam


persentase terhadap GNP (atau GDP) naik sebagaimana ditunjukkan oleh
garis AG. Apabila pada tahun t terjadi perang maka pengeluaran pemerintah
naik sebesar AC dan kemudian naik seperti ditunjukkan pada segmen CD.
Setelah perang selesai (pada tahun t +1), pengeluaran pemerintah tidak turun
ke G, yaitu tingkat perkembangan pengeluaran pemerintah apabila tidak9

9
Ibid., Hlm. 174—175

6
terjadi perang. Hal ini disebabkan karena setelah perang pemerintah
memerlukan tambahan dana untuk mengembalikan pinjaman pemerintah
yang digunakan dalam pembiayaan perang, pinjaman mana tidak akan
terjadi apabila perang tidak berlangsung. Kenaikan tarif pajak tersebut
dimaklumi oleh masyarakat, sehingga tingkat toleransi pajak naik dan
pemerintah dapat memungut pajak yang lebih besar tanpa menimbulkan
gangguan dalam masyarakat.
Efek atau akibat lain dari adanya suatu gangguan sosial adalah apa
yang disebut dengan efek inspeksi (inspection effect) yang timbul karena
masyarakat sadar akan adanya hal-hal yang perlu ditangani oleh pemerintah
setelah selesainya gangguan sosial tersebut. Misalnya dalam hal perang,
setelah perang selesai timbul masalah banyaknya yatim

Diagram 1.3
Kurva Perkembangan Pengeluaran Pemerintah

piatu cacat veteran, dan sebagainya yang tidak terjadi/timbul sebelum


adanya perang. Setelah perang selesai, pemerintah harus bertindak untuk
menangani masalah tersebut dan masyarakat pun dapat memaklumi
tindakan pemerintah tersebut sehingga toleransi pajak pun meningkat.
Jadi berbeda dengan pandangan Wagner, perkembangan pengeluaran
pemerintah versi Peacock dan Wiseman tidaklah berbentuk suatu garis,
tetapi berbentuk seperti tangga sebagaimana terlihat pada Diagram 1.3.10

10
Ibid., Hlm. 175—176
7
Hipotesa yang dikemukakan oleh Peacock dan Wiseman mendapat
kritikan dari Bird. Bird menyatakan bahwa selama terjadinya gangguan
sosial memang terjadi pengalihan aktivitas pemerintah dari pengeluaran
sebelum gangguan ke aktivitas yang berhubungan dengan gangguan
tersebut. Hal ini akan menyebabkan kenaikan pengeluaran pemerintah
dalam persentasenya terhadap GNP. Akan tetapi setelah terjadinya
gangguan, persentase pengeluaran pemerintah terhadap GNP perlahan
dullahan akan menurun kembali pada tingkat sebelum terjadinya gangguan.
Jadi menurut Bird, efek pengalihan hanya merupakan gejala dalam jangka
pendek, tetapi tidak terjadi dalam jangka panjang.
Suatu hal yang perlu dicatat dari teori Peacock dan Wiseman adalah
bahwa mereka mengemukakan adanya toleransi pajak, yaitu suatu limit
perpajakan, akan tetapi mereka tidak menyatakan pada tingkat berapakah
toleransi pajak tersebut. Clarke menyatakan bahwa limit perpajakan sebesar
25 persen dari pendapatan nasional Apabila limit tersebut dilampaui maka
akan terjadi inflasi dan gangguan sosial lainnya.

D. Penentuan Harga Permintaan dan Penawaran


Tujuan dari teori mikro mengenai perkembangan pengeluaran
pemerintah adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang menimbulkan
permintaan akan barang publik dan faktor-faktor yang mempengaruhi
tersedianya barang publik. Interaksi antara permintaan dan penawaran untuk
barang publik menentukan jumlah barang publik yang akan disediakan
melalui anggaran belanja. Jumlah barang publik yang akan disediakan
tersebut selanjutnya akan menimbulkan permintaan akan barang lain.
Sebagai contoh, misalnya pemerintah menetapkan akan membuat sebuah
pelabuhan udara baru. Pelaksanaan pembuatan pelabuhan udara tersebut
menimbulkan permintaan akan barang lain yang dihasilkan oleh sektor
swasta, seperti semen, baja, alat-alat pengangkutan dan sebagainya. Teori11

11
Ibid., Hlm. 177

8
mikro mengenai pengeluaran pemerintah dapat dirumuskan sebagai
berikut:12

Penentuan Permintaan :
Uⁱ = f (G, X)

G = Vektor dari barang publik


X = Vektor barang swasta
i = individu; i = 1,......, m
U = fungsi utilitas.
Seorang individu mempunyai permintaan akan barang-barang publik
dan barang-barang swasta, akan tetapi permintaan efektif akan barang
barang tersebut (pemerintah dan swasta) tergantung pada kendala anggaran
(budget constraints). Kita anggap bahwa seorang individu (i) membutuhkan
barang publik (K) sebanyak Gᵢk.13
Untuk menghasilkan barang K sebanyak Gk pemerintah harus
mengatur sejumlah kegiatan-kegiatan. Misalnya pemerintah berusaha untuk
meningkatkan penjagaan keamanan. Dalam pelaksanaan usaha
meningkatkan keamanan tersebut tidak mungkin bagi pemerintah untuk
menghapuskan sama sekali angka kejahatan. Karena itu, pemerintah dan
masyarakat harus menetapkan suatu tingkat keamanan yang dapat ditolerir
oleh masyarakat. Tingkat keamanan yang telah disetujui itu dapat
dilaksanakan dengan beberapa kegiatan, misalnya dengan cara
memperbanyak jumlah polisi, menambah jumlah jalan yang di patroli,
peningkatan frekuensi patroli dan sebagainya. Jadi, suatu tingkat keamanan
tertentu dapat dicapai dengan berbagai kombinasi aktivitas, atau dengan
kata lain tingkat keamanan tertentu dapat dicapai dengan menggunakan

12
Ibid., Hlm. 178
13
Ferry Prasetya, Modul Ekonomi ..., Hlm 8—9

9
berbagai fungsi produksi. Perkembangan pengeluaran pemerintah dapat
dijelaskan dengan beberapa faktor di bawah ini:
1. Perubahan permintaan akan barang publik.
2. Perubahan dari aktivitas pemerintah dalam menghasilkan barang
publik, dan juga perubahan dari kombinasi faktor produksi yang
digunakan dalam proses produksi.
3. Perubahan kualitas barang publik.
4. Perubahan harga-harga faktor-faktor produksi.14

Kurva Permintaan

Hukum Permintaan
Kurva permintaan bentuknya selalu turun miring dari kiri atas ke kanan bawah
atau dikatakan kurvanya mempunyai arah negatif. Hal ini menunjukkan sifat
hubungan yang terbalik antara jumlah yang dibeli dengan harganya. Sifat ini
kemudian dirumuskan menjadi: Hukum pembelian/ permintaan atau The Law of
Downward Sloping Demand/ First Law of Demand. Hukum permintaan (The law
of down sloping demand/ first law of demand):

14
Guritnon Mangkoesoebroto, Ekonomi ..., Hlm. 178

10
“Apabila harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang dibeli menjadi
berkurang,dan sebaliknya apabila harga suatu barang turun,maka jumlah yang
dibeli bertambah..”

Penentu Penawaran
Keinginan para penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai
tingkat harga ditentukan oleh beberapa faktor. Yang terpenting adalah:
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang-barang lain
3. Biaya produksi
4. Tujuan-tujuan operasi perusahaan tersbut
5. Tingkat teknologi yang digunakan
6. Intervensi pemerintah, termasuk pajak
7. Tujuan-tujuan dari perusahaan tersebut
8. Keadaan alam.15

Kurva Penawaran

15
Lydia Goenadhi, dkk., Pengantar Ekonomi Mikro, (Kalimantan: Scripta Cendekia, 2017), Hlm.
14—20

11
Hukum Penawaran
Kurva penawaran bentuknya selalu naik dari kiri bawah kekanan atas atau
dikatakan kurvanya mempunyai arah positif. Hal ini menunjukkan sifat hubungan
yang langsung antara jumlah yang dijual dengan harganya. Sifat ini kemudian
dirumuskan menjadi: Hukum penjualan atau hukum penawaran.
Seperti pada materi permintaan, hukum penawaran pada dasarnya
menjelaskan sifat hubungan antara harga barang/jasa dengan jumlah
barang/jasa yang ditawarkan. Hukum penawaran mengatakan bahwa
“Apabila harga suatu naik maka jumlah yang dijual menjadi bertambah dan
sebaliknya apabila harga suatu barang turun maka jumlah yang dijual juga turun”.16

E. Penentuan Tingkat Output


Barang dan jasa publik yang disediakan oleh pemerintah ditentukan
oleh politisi yang memilih jumlah barang/jasa yang dihasilkan. Selain itu,
para politisi juga menentukan jumlah pajak yang akan dikenakan kepada
masyarakat untuk membiayai barang/jasa publik tersebut dalam menentukan
jumlah barang dan jasa publik yang akan disediakan, para politisi
memperhatikan selera atau keinginan masyarakat agar masyarakat merasa
puas dan tetap memilih mereka sebagai wakil masyarakat. Fungsi utilitas
para politisi adalah sebagai berikut:

Uᴾ = g (X, G, S)

Uᴾ = Fungsi utilitas
S = Keuntungan yang diperoleh politisi dalam bentuk materi atau
pangkat/kedudukan.
G = Vektor barang publik.
X = Vektor barang swasta.

16
Ibid., Hlm. 22

12
Selanjutnya, kita asumsikan bahwa fungsi utilitas masyarakat diwakili
oleh seorang pemilih yang memaksimumkan utilitas :
max U₁ = f (X, G)
dengan batasan dibatasi oleh kendala anggaran:
Pₓ X + t Bᵢ, < Mᵢ

P : Vektor harga barang swasta.


Mᵢ : Jumlah pendapatan individu i
T : Tarif pajak
B₁ : Basis pajak dari individu i
Bᵢ : Total basis pajak.

Untuk menyederhanakan model, maka dianggap bahwa basis pajak


hanya satu untuk seluruh ekonomi, begitu juga dengan tarif pajak hanya ada
satu untuk individu i.

eG
Oleh karena itu, t = , di mana;
B

e = vektor biaya per unit untuk semua barang publik; yaitu e = (e₁, e₂, ....
eₘ).
Kurva permintaan dari pemilik (pemungut suara yang mewakili
masyarakat) ditentukan melalui dua macam proses. Pertama, kita asumsikan
bahwa pemilik tidak dapat mempengaruhi tingkat pajak atau ia bertindak
sebagai price taker. Kedua, ia tidak bisa menentukan jumlah barang publik
yang disediakan atau ia bertindak sebagai output taker. Dalam hal ini, nilai t
dan G masuk di dalam fungsi kepuasan konsumen. Nilai t dan G mungkin
merupakan nilai yang terbaik baginya, sehingga dengan melalui proses
politik, penyesuaian atau perubahan nilai t dan G dapat mempertinggi
kepuasannya. Politisi (yang berusaha untuk memaksimumkan jumlah17

17
Guritnon Mangkoesoebroto, Ekonomi ..., Hlm. 178—179

13
pemilih) akan berusaha untuk mengubah nilai t dan G sehingga mendekati
nilai yang dikehendaki oleh para pemilih.
Dengan melalui proses iterative antara politisi dan pemilih tersebut
akhirnya akan menyebabkan terjadinya kepuasan maksimum dari pemilih
dengan batasan-batasan yang telah disebut di atas, dan permintaan akan
barang publik (Dqᵢ) adalah:
Dqᵢ = q (p, Bᵢ, Mᵢ, t, Bᵢ)

Kurva permintaan atas barang-barang publik yang dijabarkan dalam


fungsi di atas mempunyai keunggulan karena fungsi tersebut tergantung dari
variabel-variabel yang cukup relevan. Walaupun demikian, akan lebih baik
lagi apabila kurva permintaan di atas dianggap sebagai kurva permintaan
akan satu jenis barang publik tertentu, bukan merupakan kurva permintaan
akan total barang publik. Dalam hal ini, satu fungsi permintaan diperoleh
dari fungsi kepuasan seorang individu dengan menggunakan dasar "ceteris
paribus", termasuk juga asumsi bahwa "harga" dari barang publik adalah
konstan.18

18
Guritnon Mangkoesoebroto, Ekonomi ..., Hlm. 178—180

14
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Model Pembangunan tentang Perkembangan Pengeluaran


Pemerintah
Pengeluaran Pemerintah dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave
yang menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan
tahap tahap pembangunan ekonomi yang dibedakan antara tahap awal,
tahap menengah, dan tahap lanjut. Teori perkembangan peranan
pemerintah yang dikemukakan oleh Musgrave dan Rostow adalah
suatu pandangan yang ditimbulkan dari pengamatan berdasarkan
pembangunan ekonomi yang dialami oleh banyak negara, tetapi tidak
didasarkan oleh suatu teori tertentu. Selain itu, tidak jelas, apakah
tahap pertumbuhan ekonomi terjadi dalam tahap demi tahap, ataukah
beberapa tahap dapat terjadi secara simultan.
2. Hukum Wagner
Teori Wagner tentang perkembangan pengeluaran pemerintah disebut
sebagai Wagner law of increased government activity. Teori ini
mengemukakan perkembangan pengeluaran pemerintah yang semakin
besar dalam prosentase terhadap GNP, dimana teori ini didasarkan
pada pengamatan di negara-negara Eropa, US, dan Jepang pada abad
ke-19 (Mangkoesoebroto, 2001). Hukum Wagner adalah sebagai
berikut: Dalam suatu perekonomian, apabila pendapatan per kapita
meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan
meningkat.
3. Teori Peacock dan Wiseman
Peacock dan Wiseman adalah dua orang yang mengemukakan bahwa
pemerintah akan berusah untuk memperbesar pengeluaran pemerintah,
sedangkan masyarakat tidak suka membayar pajak yang terlalu besar,

15
dimana pajak tersebut digunakan untuk pembiayaan pengeluaran
pemerintahyang semakin besar pula. Oleh karena itu, dalam keadaan
normal akan terjadi peningkatan GNP yang menyebabkan penerimaan
pemerintahsemakin besar dan sejalan dengan semakin besarnya
peningkatan pengeluaran pemerintah.
4. Penentuan Harga Permintaan dan Penawaran
Penentu permintaan yaitu ketika seorang individu mempunyai
permintaan akan barang-barang publik dan barang-barang swasta,
akan tetapi permintaan efektif akan barang-barang tersebut
(pemerintah dan swasta) tergantung pada kendala anggaran (budget
constraints).
Penentu Penawaran:
 Harga barang itu sendiri
 Harga barang-barang lain
 Biaya produksi
 Tujuan-tujuan operasi perusahaan tersbut
 Tingkat teknologi yang digunakan
 Intervensi pemerintah, termasuk pajak
 Tujuan-tujuan dari perusahaan tersebut
 Keadaan alam
5. Penentuan Tingkat Output
penentuan tingkat output
barang dan jasa publik yang disediakan oleh pemerintah ditentukan
oleh politisi yang memilih jumlah barang/jasa yang dihasilkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anantika, Dita Ayu, dkk.. 2020. “Analisis Pengaruh Pengeluaran Sektor


Pendidikan, Kesehatan, Korupsi, dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Indeks Pembangunan Manusia Di Negara APEC”, (online), 9 (3), 170, .
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jme/article/download/31581/25684,
diakses pada 3 Oktober 2022.

Goenadhi, Lydia, dkk.. 2017. Pengantar Ekonomi Mikro. Kalimantan: Scripta


Cendekia.

Mangkoesoebroto, Guritnon. 2014. Ekonomi Publik. Yogyakarta: BPFE

Orisu, Lilyani Margaretha. 2014. “Pengeluaran Pemerintah Daerah Kabupaten


Manokwari Tahun 1990-2012”, (online), 8 (1), 6,
https://ejournal.unpatti.ac.id/ppr_paperinfo_lnk.php?id=651, diakses 3
Oktober 2022.

Prasetya, Ferry. 2012. Modul Ekonomi Publik. Malang: Universitas Brawijaya.

17

Anda mungkin juga menyukai