Anda di halaman 1dari 2

NAMA : NOVITA SELA RAHMASARI

NIM :042167055
MATA KULIAH : HUKUM ADAT / HKUM 4204

Coba Anda jelaskan pengertian cakap dan dewasa menurut hukum Adat dan menurut undang-undang.
Diskusikan dengan teman-teman Anda!

Jawab :

Pengertian cakap menurut Hukum adat :

Perihal cakap dan dewasa dalam hukum adat masih relevan untuk diketahui di masa sekarang. Kecakapan bertindak
dalam hukum adat itu ada , apabila yang bersangkutan telah dewasa.

Ciri-ciri orang dianggap dewasa menurut Soepomo (dalam buku adat privaatv Recht Van West Java) :

 Kuat gawe (mampu bekerja)

 Cakap mengurus harta benda dan lain-lain keperluan sendiri

 Cakap melalkukan segala pergaulan dalam kehidupan kemasyarakatan serta mempertanggungjawabkan


sendiri segala-galanya itu.

Ter Haar (dalam buku Beginselen En Stelsel Van het Adatrecht), menulis :

“menurt hukum adat yang dimaksud dengan dewasa, baru mulia setelah tidak menjadi tanggungan orang tua. Jadi,
bukan asal sudah kawin saja.”

Maksudnya, adalah bahwa seseorang yang tidak menjadi tanggungan orangua jika sudah hidup tidak bergabung
dengan orangtua.

Pengertian Dewasa menurut Hukum adat :

Hukum adat seseorang dianggap cakap apabila sudah “dewasa”, pengertian dewasa sebagaimana diuraikan diatas.
Cakap berkaitan dengan kemampuan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan hukum, sedangkan dewasa
menggambarkan kemampuan seseorang untuk dapat hidup mandiri, menopang hidup sendiri tanpa bantuan atau
ketergantungan pada orangtua. Pemahaman dewasa menurut hukum adat sangat subjektif, Tidak bergantung pada
umur.

Kedewasaan merupakan perpaduan yang seimbang antara jiawa, raga dan intelektual. Ukuran kedewasaan memang
sangat relative tergantung dari perspektif mana kita melihatnya.

Pengertian cakap dan dewasa menurut undang-undang :

Menurut KUHPerdata pasal 330 ayat (1) :

“ belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap dua puluh satu tahun dan tidak lebih dulu telah
kawin”

Ayat (2) :

“Apabila perkawinan itu dibubarkan sebelum umur mereka genap dua puluh satu tahun maka mereka tidak kembali
lagi dalam kedudukan belum dewasa.
Menurut UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 50 ayat (1) :

“Anak yang belum mecapai umur 18 Tahun atau belum pernah melangsungkan perawinan yang tiidak berada
dibawah kekuasaan orang tua, berada dibawah kekuasaan wali”.

Sumber Referensi :
Ria Siombo,Marhaeni. (2023).Hukum Adat (BMP). Tangerang :Universitas Terbuka (hal 3.12-3.13 & 3.19-3.20)
KUHPerdata
UU NOMOR 19 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
http://jurnalhukum.com/category/hukum-orang-dan-keluarga/ Diakses pada Tanggal 25 April 2023 Pukul 19.24 Wib

Anda mungkin juga menyukai