Novita Sari
Universitas Bandar Lampung
Novita.18211067@student.ubl.ac.id
Fanni Ricardo
Universitas Bandar Lampung
Fanniricardo25@gmail.com
Abstrak :
Hukum waris adalah hukum yang mengatur tentang peralihan harta
kekayaan yang ditinggalkan seseorang yang meninggal serta akibatnya bagi para
ahli warisnya. harta warisan merupakan pembagian yang sebelumnya dibuat oleh
pewaris kemudian dibagi kepada istri, anak atau keluarga dekat yang biasanya
berupa asset, harta bergerak maupun tidak bergerak. Kemudian harta warisan pun
harus sesuai dengan peraturan perundangan undangan maupun hukum adat waris.
Kedudukan anak terhadap orang tuanya yang menyebabkan adanya hak dan
kewajiban yang timbal balik antara anak dan orang tua dipengaruhi oleh susunan
kekerabatan, sistem pertalian darahnya, perkawinan dan bentuk perkawinan dari
ayah ibunya dan ada tidaknya pertalian adat di antara si anak dan orang tua.
Masyarakat adat lampung mengutamakan kedudukan anak laki-laki daripada anak
perempuan, anak laki-laki adalah penerus keturunan bapaknya yang ditarik dari
satu bapak asal, sedangkan anak perempuan disiapkan untuk menjadi anak orang
lain, yang akan memperkuat keturunan orang lain.
Kata Kunci: Kedudukan Harta Warisan, Anak Laki-Laki, Adat Lampung Pepadun
PENDAHULUAN
Hukum warisan adalah hukum yang mengarahkan pertukaran sumber daya
ditinggalkan oleh seseorang yang menendang ember dan konsekuensi untuk
penerima manfaat nya. Pada tingkat yang mendasar, hak-hak istimewa dan
komitmen-komitmen di bidang hukum properti dapat diperoleh secara adil. Ada
1 Mariesa Mulan Tikha. 2020. Pembagian Waris Lebih Terhadap Anak Laki-Laki Tertua Desa
Panaragan Jaya Kabupsten Tulang Bawang Barat Menurut Sistem Kewarisan Hukum Adat Lampung Pepadun Dan
Hukum Islam, Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Padjadjaran Bandung, hlm. 1
2 Prof . H Hilman Hadikusuma, S. H. 2015. Hukum Waris Adat, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, hlm 35
3 Ahmad Rofiq. 2013. Hukum Perdata Islam di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
hlm. 281
4 Muhamad Arief Setiawan. 2019. Kekuatan Hukum Alat Bukti Pengakuan Di Dalam Dan Di
Luar Persidangan Perkara Sengketa Tanah Pengadilan Negeri Kelas 1 A Palembang, Hukum, Fakultas Hukum,
Universitas Muhammadiyah Palembang, hlm. 6
5 Effendi Perangin. 2004. Hukum Waris, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 3
6 Ibid, hlm 4.
7Poespasari, E. D., & SH, M. 2016. Perkembangan Hukum Waris Adat di Indonesia. hlm.5
8Prodjojo Hamidjojo. 2000. Hukum Waris Indonesia. Stensil, Jakarta, hlm.20
9 Dewi, D. A. H. 2020. Kedudukan Ahli Waris yang Berpindah Agama terhadap Harta Waris Menurut
Hukum Waris Adat Bali. Jurnal Preferensi Hukum, Vol.1, No.2, hlm.78
10 Bushar Muhammad. 2009. Pokok-Pokok Hukum Adat. PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, hlm. 39
11 Zainudin Hasan, Hukum Adat Lampung, hlm.1
12 Ismail, H., Asy'ari, H., & Setiawan, A. 2019. Hak Waris Anak Laki-Laki Tertua Dalam Hukum Adat
Lampung Pepadun Perspektif Gender (Studi Di Tegineneng Kabupaten Pesawaran. Al Hurriyah: Jurnal Hukum
Islam, Vo.4, No.1, hlm. 56
15 Ibid, hlm.22
Anugerah/ujian adalah harta benda atau barang yang dibawa oleh pasangan
atau istri ke dalam perkawinan yang berawal dari anugerah/wasiat dari pihak
kerabat, misalnya penghargaan/wasiat dari saudara kandung ayah yang sanak
saudaranya telah berpisah. Harta dari wasiat ini dibatasi oleh pasangan atau isteri
yang memperolehnya untuk dipergunakan bagi kelangsungan hidup keluarga,
keluarga dan orang lain sesuai dengan “kepercayaan” yang menyertai harta
tersebut. Penghargaan / wasiat ini kemudian dapat diteruskan seperti yang
ditunjukkan oleh hukum standar lingkungan.
Kado/hadiah adalah harta benda atau benda yang dibawa oleh pasangan
atau istri ke dalam perkawinan yang dimulai dari pemberian/pemberian dari
anggota keluarga dan mungkin orang lain karena hubungan baik. Ada individu
yang membayangkan itu antara produk yang dikuasai atau dimiliki oleh pasangan
mulai dari penghargaan, hingga merchandise yang bisa diberikan kepada anak-
anaknya. Maka apabila pasangan suami istri berpisah dari perkawinan, karena salah
satu dari mereka meninggal dunia atau karena cerai tanpa meninggalkan anak,
maka pada saat itu harta yang diperoleh dari warisan harus dikembalikan kepada
kelompok asal, sedangkan harta yang diperoleh properti dari penghargaan akan
dibatasi oleh penerima manfaat utama dari yang binasa.16
Berdasarkan penjelasan mengenai harta warisan di atas, maka harta warisan
adalah pembagian yang baru saja dilakukan oleh dermawan yang telah meninggal
dunia dan kemudian dibagi antara kedua belah pihak, anak-anak atau keluarga
dekatnya yang sebagian besar sebagai sumber daya, harta benda yang dapat
dibawa-bawa atau tidak dapat diganggu gugat. Kemudian, pada saat itu, warisan
harus sesuai dengan undang-undang dan pedoman dan hukum standar warisan.
Hukum warisan standar adalah hukum lingkungan dari wilayah atau klan
tertentu yang berlaku, diterima dan diselesaikan oleh individu-individu dari ruang
tersebut. Standar hukum warisan di Indonesia tidak terlepas dari dampak sintesis
khas hubungan kekeluargaan daerah. Peraturan Perundang-undangan Baku masih
dipatuhi dan dilengkapi oleh standar daerah setempat, baik yang telah ditetapkan
undang-undang baku maupun belum tertulis dalam bentuk hard copy atau tidak
tertulis. Dalam pandangan hukum warisan standar, ada beberapa jenis kerangka
warisan, khususnya:
16 Ibid, hlm.33
20 Muhammad Ali Ash-Shabuni. 1995. Pembagian Waris Menurut Islam, Terj. Basalamah. Gema
Insani Press, Jakarta, hlm. 33
KESIMPULAN
Setelah percakapan selesai, pencipta menyelesaikan sebagai berikut:
1. Kekuatan hukum pewarisan anak sebagaimana yang ditunjukkan oleh
hukum baku LAMPUNG PEPADUN MARGA BUAY TGAMO'AN
Kedudukan Anak Sebagai warisan baku pada umumnya, maka keadaan
anak dalam sosialisasi warisan konvensional di Lampung akan lebih dari
itu. dari wanita muda. Hal ini dengan alasan bahwa dalam hukum standar
Lampung, pemuda dapat dipercaya sebagai pengganti dan dapat
bertanggung jawab atas warisan penerima manfaat utama. Keadaan anak-
anak muda, baik laki-laki, alamiah, sedikit demi sedikit, atau berpelukan,
telah diatur dalam KUHPerdata, sebagaimana dalam hukum waris standar.
Dengan demikian, setiap pilihan dalam penyebaran warisan ternyata
langsung dengan asumsi sirkulasi warisan diselesaikan oleh dermawan yang
telah meninggal.
DAFTAR PUSTAKA
a. Buku
Ahmad Rofiq. 2013. Hukum Perdata Islam di Indonesia, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Bushar Muhammad. 2009. Pokok-Pokok Hukum Adat. PT. Pradnya Paramitha,
Jakarta
Effendi Perangin. 2004. Hukum Waris, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Mariesa
Mulan Tikha. 2020. Pembagian Waris Lebih Terhadap Anak Laki-Laki
Tertua Desa Panaragan Jaya Kabupsten Tulang Bawang Barat Menurut
Sistem Kewarisan Hukum Adat Lampung Pepadun Dan Hukum Islam,
Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Padjadjaran Bandung
Hilman Hadikusuma. 2003. Hukum Waris Adat. Citra Aditya Bakti, Bandung
Hilman Hadikusumah. 1980. Hukum Waris Adat. Alumni, Bandung
I.G.N. Sugangga. 1995. Hukum Waris Adat. UNDIP, Semarang
c. Sumber Lainnya
Poespasari, E. D., & SH, M. 2016. Perkembangan Hukum Waris Adat di Indonesia
Zainudin Hasan, Hukum Adat Lampung
Ismail, H., Asy'ari, H., & Setiawan, A. 2019. Hak Waris Anak Laki-Laki Tertua
Dalam Hukum Adat Lampung Pepadun Perspektif Gender (Studi di
Tegineneng Kabupaten Pesawaran. Al Hurriyah: Jurnal Hukum Islam,
Vo.4, No.1