MANUSIA
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS EKA SAKTI PADANG
2023/2024
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2Tujuan Masalah
1. Pengertian Hukum Adat
2. Membahas Hukum Adat Larangan Nikah Sesuku Yang Ada di MinangKabau Sehingga
Terganggunya Hak Asasi Manusia
3. Pengertian Hak Asasi Manusia
BAB 2
PEMBAHASAN
2.2 Membahas Hukum adat larangan nikah sasuku yang ada di minangkabau sehingga
terganggunya hak asasi manusia
PERNIKAHAN merupakan impian yang didambakan oleh setiap orang, karena sebagian orang
menganggap bahwa pernikahan merupakan kunci dari kesuksesan, maka dari itu tidak jarang setiap
orang berusaha keras agar dapat menikah sesuai harapan yang mereka impikan.
Menikah dengan orang yang kita cintai juga membawa dampak Positif terhadap rumah tangga
ke depannya, pernikahan juga merupakan salah satu hal yang sangat di anjurkan oleh agama,
karena merupakan surga dunia.
Di Indonesia pernikahan setiap daerah sangat beraneka ragam, karena di Indonesia kaya akan
macam-macam tradisi yang berasal dari daerah berbeda-beda.
Salah satunya di daerah Minangkabau, Sumatera Barat, Daerah ini terkenal dengan adat-
istiadatnya yang sangat kental serta terjaga hingga saat ini, begitu pula tentang pernikahan yang
ada di ranah minang tersebut.
Pernikahan di minangkabau akan melalui berbagai macam proses, biasanya sebelum seseorang
menikah pasti calon pasangan nya akan di tanyai mempunyai SUKU apa.
Hal ini dilakukan agar seseorang yang merupakan orang Minangkabau, ia tidak akan boleh
menikah dengan pasangan yang mempunyai suku yang sama dengannya.
Larangan itu semua sudah tertulis dalam adat-istiadat Minangkabau. Seperti contohnya
seseorang laki-laki yang bersuku Koto, maka calon perempuan nya tidak boleh bersuku Koto.
Suku di Minangkabau mengikuti sistem matrilineal dimana setiap anak dalam keluarga orang
minang akan mengikuti suku menurut garis keturunan ibu, Sistem inilah yang sudah ada sejak
zaman dahulu dalam adat-istiadat Minangkabau.
Jika seseorang tersebut melanggar larangan menikah sesuku itu, maka ia akan di buang dari
Ranah minangkabau, dalam artian tidak akan diakui oleh keluarga, dunsanak, niniak mamak
semuanya, Dan ia tidak diakui lagi sebagai masyarakat Minangkabau serta jika masih menetap di
ranah minang maka orang yang ada disekelilingnya akan bersikap acuh-tak acuh kepadannya,
karena ia sudah melanggar adat yang ada di daerah Minangkabau.
Bukan hanya pribadi orang yang melanggar tersebut mendapatkan sanksinya, tetapi juga
berimbas kepada keluarganya, karena keluarga besar mendapatkan aib dari perangai yang
diperbuatnya, Adat di Minangkabau tidak pernah mengharamkan untuk menikah sesuku, tetapi
adat Minangkabau hanya melarang seorang yang berdarah Minang untuk menikah sesuku.
Menikah sesuku dalam agama hukum nya halal, tetapi masyarakat Minang tidak
melakukannya karena merupakan hal yang dilarang dalam adat dan dengan alasan yang jelas serta
penuh pertimbangan, peraturan atau larangan adat ini tidak sembarangan dalam membuatnya.
Tokoh ulama atau pemimpin adat sudah melalui proses yang panjang dan mempertimbangkan
segala hal baik buruk jika peraturan adat tersebut dilakukan, larangan menikah sesuku ini bertujuan
agar terjaga dari pernikahan sedarah yang akan berakibat buruk dalam rumah tangga ke depannya
Alasan-alasan yang menyebabkan Minangkabau melarang menikah sesuku antara lain.
1. Dipercaya dapat menciptakan keturunan yang tidak berkualitas. Dalam hal ini anak yang terlahir
dari hasil pernikahan sesuku, maka ditakutkan jika nanti anak nya mengalami cacat fisik atau
keterbelakangan mental yang terjadi akibat gen dari ibu dan ayahnya.
Bahkan dalam dunia kedokteran mengatakan bahwa keturunan yang baik dan berkualitas akan
terlahir di hasilkan oleh orang tua yang tidak memiliki hubungan darah sama sekali, hal ini dilarang
guna untuk menciptakan keturunan yang lebih baik serta menghindari penyakit yang terciptakan
secara turun-temurun
2. Dapat mempersempit pergaulan anak/relasi keluarga. Dimana hal ini terjadi dari hasil menikah
sesuku adalah orang-orang yang sedarah, dimana nanti membuat pergaualan anaknya menjadi
seputaran suku itu saja dan tidak berkembang, dan juga dan juga keluarganya akan mendapatkan
besan yang hanya berasal dari suku yang sama dengannya.
3. Kehilangan hak secara adat, dimana hal inilah yang menjadi bagian penting kenapa pernikahan
sesuku itu dilarang, karena seseorang yang melanggar adat akan kehilangan haknya secara adat
di nagari tempat tinggalnya, pernikahan sesuku tidak di benarkan dalam adat minang dan
seseorang yang melakukan pernikahan sesuku ini juga tidak akan diterima oleh suku-suku di
wilayah lainnya/di daerah (LUHAK) lain, karena adat yang ada di nagarinya sendiri sudah
dilarangnya, jika seorang laki-laki yang melakukan pelanggaran menikah sesuku maka haknya
untuk memegang jabatan dalam adat minang akan hilang, sedangkan jika perempuan yang
melakukan kesalahan atau larangan maka dia akan kehilangan hak atas pewaris harta pusaka
keluarga/sukunya
4. Mendapatkan denda atau kerugian secara materi, dimana seseorang yang melakukan larangan
kawin sesuku, selain mereka di kucilkan di nagari tempat ia berasal, ia harus membayar denda
dengan yang mewajibkannya menyediakan 50 gentang atau sebesar 75 kg beras dan seekor
kerbau/lembu serta mengundang tetua adat dan mengakui kesalahannya serta meminta maaf
kepada seluruh anggota suku dan keluraganya.
1. Melekat sejak manusia lahir sebagaimana melekat pada setiap manusia sebagai anugerah
dari Tuhan Yang Maha Esa.
2. Negara, aturan hukum, dan setiap orang wajib memberikan penghormatan dan
perlindungan serta tidak boleh melakukan pelanggaran terhadap hak dasar manusia.
3. Berlaku bagi setiap orang tanpa memandang latar belakang suku, agama, ras, dan
kelompok apapun.
Berdasarkan Deklarasi Universal HAM yang diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum
PBB pada 10 Desember 1948, hak yang dilindungi dalam deklarasi mencakup hal-hal berikut:
-Hak hidup
-Bebas dari perbudakan
-Bebas dari penyiksaan dan kekejaman
-Persamaan dan batuan hukum
-Pengadilan yang adil
-Perlindungan urusan pribadi dan keluarga
-Memasuki dan meninggalkan suatu negara
-Mendapatkan suaka
-Hak kewarganegaraan
-Membentuk keluarga
-Memili harta benda
-Kebebasan beragama
-Berpendapat, berserikat, dan berkumpul
-Turut serta dalam pemerintahan
-Jaminan sosial, pekerjaan, upah layak, dan kesejahteraan
-Memperoleh pendidikan dan kehidupan kebudayaan
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Dari yang pembahasan pengertian hukum adat dari beberapa pendapat parah ahli hukum
menngenai pengertian hukum adat, ialah norma-norma yang bersumber pada perasaan peradilan
rakyat yang meliputi timgkah laku dan perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari, yang
sebagian besar tidak tertulis, tetapi senantiasa ditaati dan dihormati oleh rakyat, karena mempunyai
sanksi aatu akibat tertentu.
Sehingga dapat disimpulkan dari pengertian diatas hukum adat dipakai sebagai pedoman hidup
masyarakat suatu daerah sehingga adanya norma, aturan dan sanksi yang dapat mengatur
masyarakat sehingga kehidupan disekelompok masyrakat tersebut hidup dengan tertip dan teratur.
Dan ada pun pengertian HAM, HAM adalah hak dasar yang dimiliki setiap orang, jaminan
kebebasan HAM telah diatur melalui bebrapa pasal dalam UUD 1945.
Menurut UU No. 39 Tahun 1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikatnya
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, HAM juga merupakan
anugerahnya yang wajib dihormati, juga dijunjung tingi, dan dilindungi oelh negara, Hukum,
Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan hahrta dan martabat
manusia,Ham berisfat Universal, artinya dapat dimiliki oleh setiap orang tanpa memanndnag suku,
agama, ras, atau golongan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap manusia memiliki hak asasi tersendiri seperti memeluk
agama manapun atau menikah dengan siapa pun Jadi, dapat disimpulkan bahwa Hak Asasi
Manusia (HAM) merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan
fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap
individu, masyarakat atau negara.
Dan ada pun kesimpulan dari pembahasan saya diatas bahwa setiap orang memiliki Hak
Asasi Manusia, tapi di setiap daerah memiliki aturan termasuk tentang pernikahan yang dimana
seperti daerah minangkabau yang meiliki suku mengikuti garis keturunan ibu ( Matrilineal ) yang
dimana setiap seseorang yang memiliki suku yang sama dianggap bersuadara dan sangat dilarang
untuk menjalin hubungan pernikahan, dan siapa yang melanggar akan diberikan sanksi hukkum
adat akan tetapi adat tersebut sedikit menyinggung hak asasi manusia yang diamana seseorang bisa
menikah dengan siapa saja asal seseorang tersebut memiliki aliran agama yang sama
Daftar Pustaka