Anda di halaman 1dari 9

INTERAKSI ANTARA SISTEM HUKUM ADAT DAN HUKUM HAK ASASI

MANUSIA

DIO PRATAMA PUTRA


2310003600247
Diopratamaputra56@gmail.com

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS EKA SAKTI PADANG
2023/2024

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hukum adat adalah peraturan hukum yang tidak tertulis, yang tumbuh dan berkembang secara
lansung didalam masyarakat.hukum adat mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dan elastis
karena peraturan-peraturan tidak tertulis. Dalam hukum adat dikenal juga masyarakat hukum adat
sebagai warga bersama dalam hukum yang tumbuh karena dasar keturunan atau kesamaan lokasi
tempat tinggal.didalam masyarakat hukum adat yang merupakan suatu bentuk kehidupan bersama,
yang warga-warganya hidup bersama untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga
menghasilkan kebudayaan.
Hukum adat sebagai hukum tidak tertulis yang hidup dalam masyarakat merupakan
pencerminan dari kepribadian bangsa indonesia yang berurat dan berakar dari kebudayaan bangsa.
Setiap suku daerah memiliki hukum adat yang berbeda, akan tetapi perbedaan tersebu justru
menjadi perekat persatuan bangsa ( Bhineka Tunggal Ika )
Masyarakat hukum adat adalah komunitas manusia yang patuh pada peraturan atau hukum
yang mengatur tingkah laku manusia dalam hubungan satu sama lain berupa keseluruhan dari
kebiasaan dan kesusilaan yang benar-benara hidup karena diyakini dan dianut, dan jika dilanggar
pelakunya mendapat sanksi dari penguasa adat. Pengertian masyarakat hukum adat adalah
masyarakat yang timbul secara spontan di wilayah tertentu, yang berdirinya tidak ditetapkan atau
diperintahkan oleh penguasa yang lebih tinggi atau penguasa lainnya, dengan rasa soldaritas yang
sangat besar di antara para anggota masyarakat sebagai orang luar dan mengguanakan wilayah
sebagai sumber kekayaan yang hanya dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh anggotannya.
Hak Asasi Manusia ( HAM ) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa dan merupakan anugerah-nya yang
wajib di hormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang
demi kehormatan serta pelindungan harkat dan martabat manusia.
Indonesia sebagai anggota dari Perserikatan Bangsa Bangsa mengemban tanggung jawab
moral dan hukum untuk menjunjung tinggi dan melaksanakan Deklarasi Universal tentang Hak
Asasi Manusia yang diterapkan oleh PBB serta sebagai instrumen internasional lainnya mengenai
Hak asasi manusia yang telah di terima oleh negara Republik Indonesia.
Terlepas dari Konsep HAM yang bersifat Universal, namun pada penerapannya harus
memperhitungkan budaya dan tradisi negara setempat, Faktor ekonomi atau tingkat Kesejahtraan
masyarakat dapat diangkat sebagai pemegang peran penting yang pada akhirnya ikut menentukan
kualitas penegakkan HAM di suatu negara, sehingga dapat diartikan bahwa semakin bagus kualitas
kesejahteraan di suatu negara, maka semakin tinggi kemampuannya untuk memajukan
perlindungan terhadap HAM.

1.2Tujuan Masalah
1. Pengertian Hukum Adat
2. Membahas Hukum Adat Larangan Nikah Sesuku Yang Ada di MinangKabau Sehingga
Terganggunya Hak Asasi Manusia
3. Pengertian Hak Asasi Manusia

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Adat


Istilah hukum adat dipertemukan pertama kali oleh Prof.Dr.Christian Snouk Hurgronye
dalam bentuk yang berjudul ” De Accheers”( Orang-orang Aceh ), Yang kemudian diikuti oleh
Prof.Mr.Cornelis Van Vollen Hoven dalam bukunya yang berjudul “Het Adat Recht Van
Nederland Indie”
Dengan adanya istilah iini, maka pemerintah kolonial belanda pada akhir tahun 1929 mulai
mengunakan secar resmi dalam peraturan perundang Belanda Hukum adat pada dsarnnya
merupakan sebagai adat istiadat masyarakat. Adat istiadat mencakup knsep yang sangat yang
sangat luas.
Hukum adat adalah hukum Statuir yang berarti Hukum Adat pada umumnya memang
belum/ tidak tertulis. Oleh karena itu dilihat dari mata seorang ahli hukum yang memperdalam
pengetahuan hukum adatnya dengan pikiran juga dengan perasaan pula. Jika dibuka dan dikaji
lebih lanjut maka akan ditemukan peraturan-peraturan dalam hukum adat yang mempunyai sanksi
dimana ada kaidah yang tidak boleh dilanggar dan apabila dilanggar maka akan dapat dituntut dan
kemudian dihukum.
Defenis hukum adat sendiri adalah suatu hukum yang hidup karena dia menjelaskan
perasaan yang nyata dari rakyat sesuai dengan fitrahnya sendiri, hukum adat terus menerus dalam
keadaan tumbuh berkembang seperti hidup tu sendiri .
Prof. Mr.B. TerHaar BZN menyebutkan bahwa hukum adat ialah keseluruhan aturan yang
menjelama dalam keputusan para fungsionaris hukum mempunyai wibawa dan pengaruh dan yang
dalam pelaksanaanya berlaku secara spontan dan dipatuhi dengan sepenuh hati.
Prof. Dr. Mr. R. Supomo, Hukum adat adalah hukum yang non statuter, yang sebagian
adalah hukukm kebiasaan dan sebagian kecl adalah hukum islam
Prof. Dr. Mr. Sukanto menyatakan bahwa hukum adat adalah komplek adat istiadat yang
kebanyakan tidak dikodifikasikan dan bersifat memaksa, mempunyai sanksi atau akibat hukum.
Dari beberpa pendapat para ahli hukum mengenai pengertian Hukum adat ialah Norma-
norma yang bersumber pada perasaan peradilan rakyat yang meliputi tingkah laku dan perbuatan
manusia dalam kehidupan sehari-hari, yang sebagian besar tidak tertulis, tetapi senantiasa ditaati
dan dihormati oleh rakyat, karena mempunyai sanksi atau akibat tertentu.

2.2 Membahas Hukum adat larangan nikah sasuku yang ada di minangkabau sehingga
terganggunya hak asasi manusia
PERNIKAHAN merupakan impian yang didambakan oleh setiap orang, karena sebagian orang
menganggap bahwa pernikahan merupakan kunci dari kesuksesan, maka dari itu tidak jarang setiap
orang berusaha keras agar dapat menikah sesuai harapan yang mereka impikan.
Menikah dengan orang yang kita cintai juga membawa dampak Positif terhadap rumah tangga
ke depannya, pernikahan juga merupakan salah satu hal yang sangat di anjurkan oleh agama,
karena merupakan surga dunia.
Di Indonesia pernikahan setiap daerah sangat beraneka ragam, karena di Indonesia kaya akan
macam-macam tradisi yang berasal dari daerah berbeda-beda.
Salah satunya di daerah Minangkabau, Sumatera Barat, Daerah ini terkenal dengan adat-
istiadatnya yang sangat kental serta terjaga hingga saat ini, begitu pula tentang pernikahan yang
ada di ranah minang tersebut.
Pernikahan di minangkabau akan melalui berbagai macam proses, biasanya sebelum seseorang
menikah pasti calon pasangan nya akan di tanyai mempunyai SUKU apa.
Hal ini dilakukan agar seseorang yang merupakan orang Minangkabau, ia tidak akan boleh
menikah dengan pasangan yang mempunyai suku yang sama dengannya.
Larangan itu semua sudah tertulis dalam adat-istiadat Minangkabau. Seperti contohnya
seseorang laki-laki yang bersuku Koto, maka calon perempuan nya tidak boleh bersuku Koto.
Suku di Minangkabau mengikuti sistem matrilineal dimana setiap anak dalam keluarga orang
minang akan mengikuti suku menurut garis keturunan ibu, Sistem inilah yang sudah ada sejak
zaman dahulu dalam adat-istiadat Minangkabau.
Jika seseorang tersebut melanggar larangan menikah sesuku itu, maka ia akan di buang dari
Ranah minangkabau, dalam artian tidak akan diakui oleh keluarga, dunsanak, niniak mamak
semuanya, Dan ia tidak diakui lagi sebagai masyarakat Minangkabau serta jika masih menetap di
ranah minang maka orang yang ada disekelilingnya akan bersikap acuh-tak acuh kepadannya,
karena ia sudah melanggar adat yang ada di daerah Minangkabau.
Bukan hanya pribadi orang yang melanggar tersebut mendapatkan sanksinya, tetapi juga
berimbas kepada keluarganya, karena keluarga besar mendapatkan aib dari perangai yang
diperbuatnya, Adat di Minangkabau tidak pernah mengharamkan untuk menikah sesuku, tetapi
adat Minangkabau hanya melarang seorang yang berdarah Minang untuk menikah sesuku.
Menikah sesuku dalam agama hukum nya halal, tetapi masyarakat Minang tidak
melakukannya karena merupakan hal yang dilarang dalam adat dan dengan alasan yang jelas serta
penuh pertimbangan, peraturan atau larangan adat ini tidak sembarangan dalam membuatnya.
Tokoh ulama atau pemimpin adat sudah melalui proses yang panjang dan mempertimbangkan
segala hal baik buruk jika peraturan adat tersebut dilakukan, larangan menikah sesuku ini bertujuan
agar terjaga dari pernikahan sedarah yang akan berakibat buruk dalam rumah tangga ke depannya
Alasan-alasan yang menyebabkan Minangkabau melarang menikah sesuku antara lain.

1. Dipercaya dapat menciptakan keturunan yang tidak berkualitas. Dalam hal ini anak yang terlahir
dari hasil pernikahan sesuku, maka ditakutkan jika nanti anak nya mengalami cacat fisik atau
keterbelakangan mental yang terjadi akibat gen dari ibu dan ayahnya.
Bahkan dalam dunia kedokteran mengatakan bahwa keturunan yang baik dan berkualitas akan
terlahir di hasilkan oleh orang tua yang tidak memiliki hubungan darah sama sekali, hal ini dilarang
guna untuk menciptakan keturunan yang lebih baik serta menghindari penyakit yang terciptakan
secara turun-temurun
2. Dapat mempersempit pergaulan anak/relasi keluarga. Dimana hal ini terjadi dari hasil menikah
sesuku adalah orang-orang yang sedarah, dimana nanti membuat pergaualan anaknya menjadi
seputaran suku itu saja dan tidak berkembang, dan juga dan juga keluarganya akan mendapatkan
besan yang hanya berasal dari suku yang sama dengannya.

3. Kehilangan hak secara adat, dimana hal inilah yang menjadi bagian penting kenapa pernikahan
sesuku itu dilarang, karena seseorang yang melanggar adat akan kehilangan haknya secara adat
di nagari tempat tinggalnya, pernikahan sesuku tidak di benarkan dalam adat minang dan
seseorang yang melakukan pernikahan sesuku ini juga tidak akan diterima oleh suku-suku di
wilayah lainnya/di daerah (LUHAK) lain, karena adat yang ada di nagarinya sendiri sudah
dilarangnya, jika seorang laki-laki yang melakukan pelanggaran menikah sesuku maka haknya
untuk memegang jabatan dalam adat minang akan hilang, sedangkan jika perempuan yang
melakukan kesalahan atau larangan maka dia akan kehilangan hak atas pewaris harta pusaka
keluarga/sukunya

4. Mendapatkan denda atau kerugian secara materi, dimana seseorang yang melakukan larangan
kawin sesuku, selain mereka di kucilkan di nagari tempat ia berasal, ia harus membayar denda
dengan yang mewajibkannya menyediakan 50 gentang atau sebesar 75 kg beras dan seekor
kerbau/lembu serta mengundang tetua adat dan mengakui kesalahannya serta meminta maaf
kepada seluruh anggota suku dan keluraganya.

2.3 Hak Asasi Manusia ( HAM )


Hak Asasi Manusia ( HAM ) adalah hak dasar yang dimiliki setiap orang, jaminan
kebebasan HAM telah diatur melalui beberapa pasal dalam UUD 1945.
Menurut UU Nomor 39 Tahun 1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. HAM juga merupakan
anugerah-Nya yang wajib di hormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
HAM bersifat universal.Artinya, dimiliki oleh setiap orang tanpa memandang suku, agama,
ras, atau golongan. Dikutip dari buku Pendidikan pancasila dan Kewarga negaraan oleh
Muhammad ridha Iswardhana, hak asasi manusia dicirikan dengan beberapa hal sebagai berikut:

1. Melekat sejak manusia lahir sebagaimana melekat pada setiap manusia sebagai anugerah
dari Tuhan Yang Maha Esa.
2. Negara, aturan hukum, dan setiap orang wajib memberikan penghormatan dan
perlindungan serta tidak boleh melakukan pelanggaran terhadap hak dasar manusia.
3. Berlaku bagi setiap orang tanpa memandang latar belakang suku, agama, ras, dan
kelompok apapun.

Berdasarkan Deklarasi Universal HAM yang diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum
PBB pada 10 Desember 1948, hak yang dilindungi dalam deklarasi mencakup hal-hal berikut:
-Hak hidup
-Bebas dari perbudakan
-Bebas dari penyiksaan dan kekejaman
-Persamaan dan batuan hukum
-Pengadilan yang adil
-Perlindungan urusan pribadi dan keluarga
-Memasuki dan meninggalkan suatu negara
-Mendapatkan suaka
-Hak kewarganegaraan
-Membentuk keluarga
-Memili harta benda
-Kebebasan beragama
-Berpendapat, berserikat, dan berkumpul
-Turut serta dalam pemerintahan
-Jaminan sosial, pekerjaan, upah layak, dan kesejahteraan
-Memperoleh pendidikan dan kehidupan kebudayaan

Pasal Tentang HAM


Jaminan kebebasan HAM diatur dalam konstitusi. Hak asasi manusia dalam UUD 1945 diatur
dalam pasal 28A-J. selain itu, HAM turut diatur dalam pasal 27 hingga pasal 34. Berikut 10 pasal
yang mengatur tentang HAM:
1. Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup den kehidupannya
2. Pasal 28B
-Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah
-Setiap anak berhak atas kelansungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
3. Pasal 28C
-Setiap orang berhak mengembengkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni
dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
-Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif
untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.
4. Pasal 28D
-Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
-Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja.
-Setiap negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemertintahan
5. Pasal 28E
-Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadah menurut agamannya, memilih pendidikan
dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negara dan meninggalkan nya, serta berhak untuk kembali.
-Setiap orang berhak atas kebebasan menyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
bersikap, sesuai dengan hati nuraninya.
-Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.
6. Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengelola, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.
7. Pasal 28G
-Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta
benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
-Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat
martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik negara lain.
8. Pasal 28H
-Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan serta memperoleh pelayanan kesehatan
- Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
-Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara
utuh sebagai manusia yang bermatabat
-Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil
alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
9. Pasal 28I
-Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk kemerdekaan pikiran dan hati nurani,
hak beragama, hak untuk tidak di perbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan
hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.
-Setiap orang bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
-Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan
zaman dan peradaban.
-Perlidungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab
negara, terutama pemerintah.
-Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum
yang demokratis, maka pelaksaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam
peraturan perundang-undangan
10. Pasal 28J
-Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
-Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan
yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain memenuhi tuntutan yang adil
sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat demokrasi.
Itulah beberapa pasal yang mengatur tentang HAM di indonesia.

BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Dari yang pembahasan pengertian hukum adat dari beberapa pendapat parah ahli hukum
menngenai pengertian hukum adat, ialah norma-norma yang bersumber pada perasaan peradilan
rakyat yang meliputi timgkah laku dan perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari, yang
sebagian besar tidak tertulis, tetapi senantiasa ditaati dan dihormati oleh rakyat, karena mempunyai
sanksi aatu akibat tertentu.
Sehingga dapat disimpulkan dari pengertian diatas hukum adat dipakai sebagai pedoman hidup
masyarakat suatu daerah sehingga adanya norma, aturan dan sanksi yang dapat mengatur
masyarakat sehingga kehidupan disekelompok masyrakat tersebut hidup dengan tertip dan teratur.
Dan ada pun pengertian HAM, HAM adalah hak dasar yang dimiliki setiap orang, jaminan
kebebasan HAM telah diatur melalui bebrapa pasal dalam UUD 1945.
Menurut UU No. 39 Tahun 1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikatnya
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, HAM juga merupakan
anugerahnya yang wajib dihormati, juga dijunjung tingi, dan dilindungi oelh negara, Hukum,
Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan hahrta dan martabat
manusia,Ham berisfat Universal, artinya dapat dimiliki oleh setiap orang tanpa memanndnag suku,
agama, ras, atau golongan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap manusia memiliki hak asasi tersendiri seperti memeluk
agama manapun atau menikah dengan siapa pun Jadi, dapat disimpulkan bahwa Hak Asasi
Manusia (HAM) merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan
fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap
individu, masyarakat atau negara.
Dan ada pun kesimpulan dari pembahasan saya diatas bahwa setiap orang memiliki Hak
Asasi Manusia, tapi di setiap daerah memiliki aturan termasuk tentang pernikahan yang dimana
seperti daerah minangkabau yang meiliki suku mengikuti garis keturunan ibu ( Matrilineal ) yang
dimana setiap seseorang yang memiliki suku yang sama dianggap bersuadara dan sangat dilarang
untuk menjalin hubungan pernikahan, dan siapa yang melanggar akan diberikan sanksi hukkum
adat akan tetapi adat tersebut sedikit menyinggung hak asasi manusia yang diamana seseorang bisa
menikah dengan siapa saja asal seseorang tersebut memiliki aliran agama yang sama

Daftar Pustaka

Laurensius Arliman S, Penegakan Hukum Kesadaran Masyarakat, Deepublish, Yogyakarta,


2015.
Laurensius Arliman S, Ilmu Perundang-Undangan Yang Baik Untuk Negara Indonesia,
Deepublish, Yogyakarta, 2015.
Laurensius Arliman S, Pengaturan Kelembagaan Hak Asasi Manusia Terhadap Anak Di
Indonesia, Disertasi, Universitas Andalas , Padang, 2021.
Laurensius Arliman S, Legal Assitance For The Poor To Reach Justice, Jurnal Cendikia Hukum,
Volume 7, Nomor 2, 2022.
Laurensius Arliman S, Antropologi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2003.
Laurensius Arliman S, Teori Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2003.
Elfryda Prahandini, Pengertian Hukum Adat, Universitas Negeri Jendral Soedirman, 2015
Septy Rahmadi, Pengertian Hak Asasi Manusia, Sekolah Tinggi Ilmu Komputer, Medan, 2019

Anda mungkin juga menyukai