Anda di halaman 1dari 4

Menurut George A.

Peters, human error adalah suatu penyimpangan dari suatu performansi standar yang
telah ditentukan sebelumnya, yang mengakibatkan adanya penundaan waktu yang tidak diinginkan,
kesulitan, masalah, insiden, dan kegagalan.

Berdasarkan teori human error Dhillon terdapat kategori:

-Operating Error / kesalahan pada proses operator

Error yang timbul pada proses operasi ini berhubungan dengan batas waktu

operator dalam menyelesaikan pekerjaannya. Penyebab error yang terjadi hampir

semua dikarenakan oleh batas waktu yang tidak bisa terpenuhi dalam proses

operasi. Kondisi yang menyebabkan terjadinya error pada proses operasi yaitu :

a. Kurang jelasnya prosedur

b. Pekerjaan dan kondisi yang terlampau kompleks

c. Tidak mencukupinya proses seleksi dan pelatihan terhadap operator

d. Kurangnya minat dan kecerobohan operator terhadap pekerjaan

e. Buruknya kondisi lingkungan kerja

f. Prosedur proses operasi yang dilihat belum benar

-Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan

Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan terjadi pada proses perakitan
produk. Kurangnya keahlian yang dimiliki operator dapat menyebabkan adanya
error tersebut

Dalam penelitian Meister lainnya tahun 1976 dalam (Dhillon, 2013) terdapat banyak faktor yang
merupakan penyebab terjadinya error pada bagian produksi, diantaranya adalah:

a. Kurang baiknya pencahayaan

b. Tingkat kebisingan yang terlampau tinggi

c. Buruknya rancangan fasilitas kerja

d. Buruknya komunikasi dan informasi serta temperatur berlebihan

e. Kurang memadai terhadap pegawasan dan pelatihan

f. Standard Operating Procedures (SOP) yang tidak baik


-Design Error / kesalahan pada proses Perancangan

kegagalan dalam pengimplementasian kebutuhan manusia terhadap rancangan, fungsi yang


dirancang kurang tepat, dan gagal dalam perhitungan efektifvitas interaksi manusia – mesin

-Inspection Error / kesalahan pada proses Inspeksi

-Installation Error / kesalahan pada proses Instalasi

-Maintenance Error / kesalahan pada proses perawatan

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjQsZnv
7f7-
AhUn3jgGHdWlDKAQFnoECB0QAQ&url=https%3A%2F%2Feprints.umm.ac.id%2F51393%2F3%2FBAB%252
0II.pdf&usg=AOvVaw16cKWFR5yrt9n6gQB34vkX

Analisis saya mengenai gambar tersebut terdapat :

1. Operating error

-Kurangnya minat dan kecerobohan operator terhadap pekerjaan

Terlihat semua pekerja di gambar dalam melakukan pekerjaannya ceroboh atau bersikap unsafe.
Pekerja tidak memakai perlengkapan APD (helm safety & glass), pekerja yang mengabaikan
laarangan merokok dan tetap merokok di areal potensi bahaya yang tinggi, dan pekerja yang
ceroboh mengangkat barrel yang berat sendirian.

-Buruknya kondisi lingkungan kerja

Rendahnya moral antar pekerja dalam menjalankan peraturan dan rambu rambu yang sudah jelas
dipasang di ruang kerja yang mengakibatkan penyimpangan terus berjadi dan dapat berdampak
pada KAK dan PAK. Adapun penataan ruangan yang sangat berantakkan dapat mengakibatkan
penurunan performa pekerja dalam berpikir safety sebelum melakukan pekerja.

2. Assembly error

-kurang memadai terhadap pengawasan dan pelatiham

Tidak adanya pengawas yang terlihat di gambar sehingga pekerja tetap terus melakukan unsafe act
dan membiarkan unsafe condition (genangan air).

-buruknya rancangan fasilitas pekerja.

Pintu darurat (fire exit) yang tertutup oleh tumpukan kardus, yang seharusnya kardus tersebut
disimpan di ruang penyimpanan dan tidak diletakkan berdekatan dengan bahan bakar. Selain itu
peletakkan kabel sangat tidak terorganisir, seharusnya menggunakan kabel organizer/wire grid
wall. Tidak terdapat sarana proteksi kebakaran aktif dan pasif seperti detector asap, APAR,
hydrant,dll mengingat kantor tersebut termasuk dalam potensi bahaya tinggi

3. Design error

Terlihat operator wanita dan operator yang membawa barrel yang salah dalam mengartikan
solusi dengan teliti dalam perancangan dan melakukan perancanagn kerja dengan terburu –
buru

Induced Human Error System

Terjadinya kesalahan yang dilakukan pekerja diakibatkan mekanisme suatu sistem. Misalnya,
peraturan dari manajemen kurang ketat atau manajemen kurang menerapkan kedisiplinan.

2. Induced Human Error Design

Perancangan atau desain sistem kerja yang kurang baik memungkinkan pekerja melakukan
kesalahan. Sesuai dengan kaidah atau hukum Murphy (Murphy Law), bila peralatan dirancang
tidak sesuai dengan pengguna (dalam hal ergonomis), maka terdapat kemungkinan akan terjadi
ketidaksesuaian dalam pemakaian peralatan tersebut, yang berpotensi menimbulkan human error.

3. Pure Human Error

Kesalahan murni berasal dari pekerja itu sendiri, misalnya kurangnya pengalaman, kemampuan,
dan aspek psikologis.

Sedangkan penyebab terjadinya human error mencakup beberapa faktor, di antaranya:

Faktor individu

 Tingkat keterampilan dan kompetensi yang rendah


 Pekerja mengalami kelelahan dan tidak konsentrasi saat bekerja
 Pekerja mengalami stres
 Pekerja menderita sakit atau masalah medis lainnya
Faktor pekerjaan

 Desain peralatan yang tidak sesuai atau tidak cocok dengan pengguna
 Kondisi lingkungan kerja dan tata letak peralatan yang buruk
 Prosedur kerja tidak jelas
 Peralatan kerja tidak layak
 Kompleksitas pekerjaan dan kondisi yang berlebihan
 Pencahayaan kurang baik
 Tingkat kebisingan berlebihan
 Rancangan tata letak fasilitas kerja yang buruk

Faktor Manajemen

 Prosedur kerja yang buruk


 Standard Operating Procedures (SOP) yang buruk
 Pelatihan dan pengawasan yang kurang memadai
 Manajemen hanya menerapkan komunikasi satu arah
 Kurangnya koordinasi dan tanggung jawab
 Lemahnya respons bila terjadi kecelakaan kerja
 Sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang buruk
 Buruknya budaya K3 di perusahaan

Anda mungkin juga menyukai