Anda di halaman 1dari 19

LOSS CAUSATION

MODEL
KELOMPOK 2

• DEVI INTAN SILVIA

• DWI SUSRIANI KANINGRUM

• ELIZABETH CAESARY GUON

• WENI RATNA SARI DEWI

• WINDI MELATI DEBORA


LOSS CAUSATION MODEL

• Merupakan penyempurnaan dari teori Domino yang ditemukan oleh Heinrich 1931
kemudian dikembangkan kembali Teori Domino ini diawali oleh Gordon (1949), Haddon
(1967) Cause Of Injury “ Energy Exchange Model”, Frank Bird Jr (1970) Domino Theory ,
Wigglesworth (1972), Bird & Loftus (1976), Petersson (1978), Johnson (1980), dan
disempurnakan olen Bird & German (1985) yang dikenal dengan LOSS CAUSATION
MODEL.
LOSS CAUSATION MODEL

Lack of control Basic couses Immediate


couse Insident Loss
• Program yang • Faktor
tidak perorangan • Perbuatan • Manusia
memadai • Faktor tidak aman Hubungan • Material
• Tidak sesuai pekerjaan • Kondisi tidak energi atau zat • proses
standar aman
• Kepatuhan
pelaksanaan

Investigasi kecelakaan dilakukan dengan cara yang terbalik dengan arah panah pada gambar. Dimulai
dengan LOSS – INCIDENT – IMMEDIATE CAUSES – BASIC CAUSES – LACK OF CONTROL.
• LOSS / KERUGIAN :
Loss / Kerugian biasanya terjadi pada Manusia, Peralatan , Material, Proses Produksi dan Lingkungan.

• INCIDENT :
Incident ini terjadi karena adanya kontak dengan sumber energy yang melebihi ambang batas. Beberapa
diantaranya :
STRUCK AGAINST : menabrak/bentur benda diam/bergerak
STRUCK BY : terpukul/tertabrak oleh benda bergerak
FALL TO : jatuh dari tempat yang lebih tinggi
FALL ON : jatuh di tempat yang datar
CAUGHT IN : tusuk, jepit, cubit benda runcing
CAUGHT ON : terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
CAUGHT BETWEEN : terpotong, hancur, remuk
CONTACT WITH : listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
OVERSTRESS : terlalu berat, cepat, tinggi, besar
EQUIPMENT FAILURE : kegagalan mesin, peralatan
IMMEDIATE CAUSES / penyebab langsung :
merupakan penyebab terjadinya kecelakaan yang dapat dilihat oleh kasat mata, pada level ini penyebab langsung
hanya memiliki 2 sebab yaitu : unsafe act ( tindakan tidak aman ) dan unsafe condition ( kondisi tidak aman )
• Contoh Tindakan Tidak Aman : • Contoh Kondisi yang Tidak Aman :
• Operasi tanpa otorisasi
• Pelindung/pembatas tidak layak
• Membuat alat pengaman tidak berfungsi
• APD kurang, kondisi tidak layak
• Memakai alat rusak
• Peralatan rusak
• Memakai APD tidak layak
• Ruang kerja sempit/terbatas
• Penempatan tidak layak
• Sistem peringatan kurang
• Pengangkatan yang tidak sesuai prosedur
• Bahaya kebakaran
• Posisi tidak aman
• Kebisingan
• Servis alat yang sedang beroperasi
• Terpapar radiasi
• Bercanda, main-main, bersenda guru berlebihan
• Temperatur extrim
• Mabok alcohol dan obat obatan terlarang
• Penerangan tidak layak
• Gagal mengikuti prosedur
• Ventilasi tidak layak
• Lingkungan tidak aman
• BASIC CAUSES / Penyebab Dasar :
Pada kondisi ini faktor penyebab dasar menjadi faktor awal yang tidak terlihat oleh kasat mata namun menjadi
dasar terjadinya Penyebab Langsung. Penyebab Dasar terbagi menjadi 2 yaitu : Faktor Pribadi dan Faktor
Pekerjaan.

Contoh Faktor Pribadi :


• Kemampuan fisik atau phisiologi tidak layak
• Kemampuan mental tidak layak
• Stress fisik atau phisiologi
• Stress mental
• Kurang pengetahuan
• Kurang keahlian
• Motivasi kerja yang tidak tepat

Contoh Faktor Pekerjaan :


• Pengawasan / kepemimpinan yang kurang
• Engineering yang kurang / salah
• Pengadaan (purchasing) yang kurang / tidak standar
• Maintenance yang kurang
• Standar kerja
• Salah pakai/salah menggunakan
SWISS CHEESE MODEL
(JAMES T. REASON,1990)

Empat layer yang menyusun terjadinya suatu accident,


yaitu:

a. Organizational Influences (pengaruh pengorganisasian dan


kebijakan manajemen dalam terjadinya accident)
b. Unsafe Supervision (pengawasan yang tidak baik)
c. Precondition for Unsafe Act (kondisi yang mendukung
munculnya unsafe act)
d. Unsafe Act (perilaku atau tindakan tidak aman yang
dilakukan dan berhubungan langsung dengan terjadinya
accident)

Lapisan keju menggambarkan suatu sistem keselamatan, sedangkan lubang-lubang yang terdapat pada tiap
lapisan keju menunjukkan adanya kelemahan yang berpotensi menimbulkan terjadinya kecelakaan.
• LACK OF CONTROL / Kurangnya Pemantauan :
Kurangnya pemantauan atau pengendalian ini biasanya terpusat pada system, Program
yang tidak sesuai, Standar yang tidak sesuai serta ketidak patuhan pada standar sehingga
menjadi titik awal terjadinya Penyebab Dasar dan Penyebab Langsung .
ICE BERG TEORY
• Dalam penelitiannya, Birds mengemukakan
bahwa setiap satu kecelakaan berat, disertai
oleh 10 kejadian kecelakaan ringan, 30
kecelakaan yang menimbulkan kerusakan harta
benda dan 600 kejadian-kejadian hampir celaka.
Biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat
kecelakaaan kerja dengan membandingkan
biaya langsung dan biaya tak langsung adalah 1:
5-50 yang digambarkan sebagai gunung es
(Suardi, 2007).
Tidak seperti Heinrich (1931) dan Bird & Germain (1985), Reason menerima bahwa
kecelakaan tidak semata-mata karena kesalahan operator individual (kesalahan aktif) namun
terletak pada faktor organisasi sistemik yang lebih luas (kondisi laten) di tingkat atas
organisasi. Model Reason ini lalu dikenal dengan Swiss Cheese Model
ROOT CAUSE

• Root Cause adalah kekurangan sistem manajemen yang memungkinkan causal factor
terjadi atau ada. Selanjutnya, rekomendasi dikembangkan dan diimplementasikan untuk
menghilangkan root cause dan mencegah terjadinya lagi causal factor. Mudahnya, "root
causes" itu adalah item seperti kebijakan dan keputusan manajemen, dan faktor pribadi
serta lingkungan yang dapat mencegah terjadinya kecelakaan saat diperbaiki.
• Root cause menunjukkan kelemahan sistem manajemen. Hal ini memungkinkan untuk
mengembangkan rekomendasi yang diperlukan untuk menangani masalah mendasar.
ROOT CAUSE ANALYSIS (RCA)

Tahapan umum saat melakukan root cause analysis dengan why why analysis:

1. Menentukan masalahnya dan area masalahnya

2. Mengumpulkan team untuk brainstorming sehingga kita bisa memiliki berbagai pandangan, pengetahuan, pengalaman, dan pendekatan
yang berbeda terhadap masalah

3. Melakukan gemba (turun ke lapangan) untuk melihat actual tempat, actual object, dan actual data

4. Mulai bertanya menggunakan why why

5. Setelah sampai pada akar masalah, ujilah setiap jawaban dari yang terbawah apakah jawaban tersebut akan berdampak pada akibat di
level atasnya. Contoh: apakah kalau ada jadwal rutin maintenance maka akan mudah buat maintenance untuk melakukan penggantian
komponen secara rutin. Apakah hal tersebut paling masuk akal dalam menyebabkan dampak di level atasnya. Apakah ada alternatif
kemungkinan penyebab lainnya?

6. Pada umumnya solusi tidak mengarah pada menyalahkan ke orang tapi bagaimana cara melakukan perbaikan sistem atau prosedur

7. Jika akar penyebab sudah diketahui maka segera implementasikan solusinya

8. Monitor terus performancenya untuk memastikan bahwa masalah tersebut tidak terulang lagi.
Klasifikasi human error yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab kesalahan.
Berikut klasifikasi dari human error secara umum :

1. Induced Human Error System


Terjadinya kesalahan yang dilakukan pekerja diakibatkan mekanisme suatu sistem .
Misalnya peraturan dari manajemen kurang ketat atau manajemen kurang menerapkan
kedisplinan.
2. Induced Human Error Design
Perancangan atau desain sistem kerja yang kurang baik memungkinkan pekerja
melakukan kesalahan. Sesuai dengan kaidah atau hukum murphy (murphy law), bila
peralatan dirancang tidak sesuai dengan pengguna maka terdapat kemungkinan akan
terjadi ketidaksesuaian dalam pemakaian peralatan tersebut, yang berpotensi
menimbulkan human error.

3. Pure Human Error


Kesalahan murni berasal dari pekerja itu sendiri misalnya kurangnya pengalaman,
kemampuan , dan aspek psikologis.
Penyebab terjadinya human error mencakup beberapa faktor:

Faktor Individu Faktor Pekerjaan Faktor Manajemen

• Tingkat keterampilan • Prosedur kerja • Pelatihan dan


dan kompetensi yang tidak jelas pengawasan yang
rendah • Peralatan kerja kurang memadai
tidak layak • Manajemen hanya
• Pekerja mengalami • Pencahayaan menerapkan
kelelahan dan tidak kurang baik komunikasi satu arah
konsentrasi saat bekerja

• Pekerja mengalami stres


CONTOH KASUS:

Seorang supir yang sedang mengangkut galon air mengalami kecelakaan saat mengendarai
sebuah mobil pengangkut barang, diketahui supir tersebut mengantuk saat mengendarai
mobil. Kerugian yang ditimbulkan:
Mobil mengalami kerusakan, ada beberapa galon yang mengalami kerusakan tetapi tidak
menimbulkan korban jiwa.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai