TUGAS 1
1. Polisi menangkap sekumpulan penyebar berita hoax yang meresahkan masyarakat. Polisi
mengatakan kalau tindakannya tersebut melanggar hukum. Pelaku bersikukuh kalau hal
tersebut dilakukan hanya untuk becanda saja dan tidak tahu kalau merugikan negara.
Apapun yang menjadi alasan, aparat penegak hukum tetap melakukan penahanan dengan
berbagai cara. Analisis kasus di atas menggunakan kerangka berpikir konsep negara
menurut Max Webber dan Robert Mac Iver!
Jawaban:
Dalam kerangka berpikir konsep negara menurut Max Weber, negara adalah suatu institusi yang
memiliki monopoli atas penggunaan kekerasan fisik yang sah di dalam suatu wilayah tertentu. Negara
juga memiliki kekuasaan untuk membuat aturan-aturan yang mengikat seluruh warga negaranya,
termasuk aturan hukum yang harus dipatuhi oleh seluruh warga negara. Pada kasus di atas, polisi
sebagai aparat negara menggunakan kekuasaan dan kekerasan fisik yang sah untuk menegakkan
aturan hukum dan melindungi masyarakat dari penyebaran berita hoax yang meresahkan. Polisi
menahan para pelaku karena tindakan mereka melanggar aturan hukum yang berlaku.
Sedangkan dalam kerangka berpikir konsep negara menurut Robert Mac Iver, negara merupakan
suatu sistem yang terdiri dari unsur-unsur seperti pemerintahan, wilayah, masyarakat, dan
kebudayaan. Seluruh unsur-unsur tersebut saling terkait dan berpengaruh terhadap pembentukan
suatu negara. Untuk kasus ini, polisi bertindak atas dasar menjaga ketertiban dan keamanan
masyarakat yang merupakan salah satu tugas dari unsur pemerintahan dalam sistem negara.
Penahanan para pelaku juga dilakukan untuk menunjukkan bahwa tindakan melanggar hukum tidak
dapat diterima dalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang menghargai aturan hukum.
3. Pada negara 'Y' masyarakatnya patuh terhadap semua titah yang diucapkan raja. Hal ini
berbeda dengan yang ada pada negara 'X' yang masyarakatnya patuh terhadap pemuka
agama/pastur yang ada di negaranya. Kekuasaan tokoh agama di negara 'X' lebih tinggi dari
seorang raja.
Dari dua pernyataan di atas, buatlah perbandingan terbentuknya negara menurut kerangka
berpikir teori Ketuhanan Santo Augustinus dan Thomas Aquinas!
Jawaban:
Dari kerangka berpikir teori Santo Augustinus, negera ‘Y’ yang patuh terhadap titah yang diucapkan
raja akan terbentuk negara yang didasarkan ideologi negara daripada agama jadi masyarakat
mengutamakan ketertiban dan kepentingan umum
sehingga dianggap negara merupakan penjelmaan yang tidak sempurna. Sedangkan negara ‘X’ sesuai
dengan teori tersebut yaitu negara yang patuh terhadap pemuka agama/pastur yang ada di
negaranya. Jadi seluruh program, kegiatan, dan lain lain berdasarkan gereja yang dipimpin Sri Paus,
membimbing masyarakat di bidang kerohanian agar kehidupan masyarakat makmur dan sejahtera
serta kelak dapat hidup di bagian akhirat.
Kemudian dari kerangka berpikir teori Thomas Aquinas, negara ‘Y’ akan terbentuk negara yang
berideologi dari kehendak raja dimana kesepakatan dari raja dan pihak agama karena kedudukan raja
dan Sri Paus sama tinggi. Sedangkan negara ‘X’ bertolak belakang dengan teori tersebut karena
masyarakat patuh terhadap pemuka agama daripada rajanya. Jadi negara akan terbentuk seperti dua
dasar negara yaitu dari pihak kerohanian dan rajanya sehingga negara tidak sempurna.