Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

HASL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Analisis


1. Karakteristik studi

Berdasarkan jumlah keseluruhan artikel yang telah diteliti dari 4 database yaitu,

PubMed, Science Direct, Emerald, Google Scholar sebanyak 3521 dan didapatkan

3490 artikel yang tidak sejalan dengan tujuan penelitian pustaka sehingga penelitian

ini menetapkan 10 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi

Hasil pencarian studi berdasarkan database penelitian

Tahun Database N Jenis studi penelitian/ artikel


Cross sectional Literatur riview
2019-2021 Pubmed 40 1 0
Science direct 297 1 0
Google Scholar 3080 7 1
Emerald 104 0 0
Hasil 3521 9 1

Setiap penelitian membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

pencegahan penyebaran covid-19 pada anak. Dari sekian artikel dari empat database

terdapat 10 artikel dengan methode cross sectional.


Sintesis Grid

No Author and Years Judul penelitian Study design, Sample, Variable, Summary of result Database
Instrumen, Analysis
1. (Retno dkk, 2021) Faktor-faktor yang Design : cross sectional Pengetahuan PHBS untuk Google scholar
mempengaruhi perilaku Sample : 59 siswa/siswi SD mencegah Covid-19 pada siswa
hidup bersih dan sehat negeri srimulyo siswi Sekolah Dasar Negeri
untuk mencegah covid-19 Variable : perilaku hidup bersih Srimulyo 89,8% didominasi oleh
pada siswa siswi SD negeri dan sehat kategori baik, pengetahuan
srimulyo 4 kecamatan Instrument : kuesioner tertutup tentang Covid-19 pada siswa
gondang kabupaten sragen Analysis : analisis data univariat siswi Sekolah Dasar Negeri
dan bivariat Srimulyo didominasi oleh
kategori cukup sebesar 55,9% dan
kategori baik sebesar 44,1%.
Pengetahuan yang baik tentang
Covid-19 pada siswa siswi
Sekolah Dasar Negeri Srimulyo 4
ini didukung bahwa hampir
seluruh siswa siswi (89,8%)
pernah mengikuti penyuluhan
terkait Covid-19 dan dukungan
orang tua terkait perilaku PHBS
untuk mencegah Covid-19 pada
siswa siswi Sekolah Dasar Negeri
Srimulyo sebagian besar dalam
kategori baik, yaitu sebesar
79,7%. , dukungan dari sekolah
terkait perilaku phbs untuk
mencegah Covid-19 pada siswa
siswi Sekolah Dasar Negeri
Srimulyo mayoritas dengan
kategori baik, yaitu sebesar
84,7%. sikap siswa siswi Sekolah
Dasar Negeri Srimulyo terkait
perilaku PHBS untuk mencegah
Covid-19 mayoritas dalam
kategori baik, yaitu sebesar
64,4%.
2 (Ni komang ayu Gambaran faktor-faktor Design : cross sectional Adanya peran guru terhadap Google scholar
resiyanthi dkk, yang mempengaruhi Sample : 33 siswa PHBS sebagian besar kurang
2021) perilaku hidup bersih dan Variable : perilaku hidup bersih sebanyak 17 responden (51,5%),
sehat pada anak usia dan sehat peran orang tua terhadap PHBS
sekolah Instrument : kuesioner sebagian besar kurang sebanyak
Analysis : analisis statistik 17 responden (51,5%), sikap
deskriptif siswa terhadap PHBS sebagian
besar cukup sebanyak 17
responden (51,5%), pengetahuan
siswa terhadap PHBS sebagian
besar cukup sebanyak 19
responden (57,6%), dan fasilitas
(sarana prasarana) terhadap
PHBS sebagian besar tidak
memenuhi sebanyak 33
responden (100%).
3 (Ernyasih dkk, Faktor- faktor yang Design : cross sectional penerapan perilaku hidup bersih Google scholar
2020) berhubungan dengan Sample : 134 santri dan sehat sebagaian besar
perilaku hidup berish dan Variable : perilaku hidup bersih menerapkan PHBS baik (56,7%),
sehat (PHBS) pada santri dan sehat gambaran pengetahuan terhadap
MTS di pondok pesantren Instrument : kuesioner PHBS santri yang menunjukan
Analysis : uji statistik chi-square bahwa pengetahuan responden
baik sebanyak (81.3%), gambaran
sikap santri terhadap PHBS
menunjukan bahwa santri yang
paling banyak bersikap baik yaitu
sebanyak 122 (91%). peran guru
di pondok pesantren terhadap
PHBS pada santri menunjukan
bahwa guru yang mempunyai
peran baik yaitu sebanyak 93
(69.4%)
4 (Agita dkk, 2021) Perilaku hidup bersih dan Design : cross sectional Terdapat hubungan tingkat Google scholar
sehat dan pelaksanaan Sample : 88 siswa pengetahuan PHBS p-value
protokol kesehatan Variable :- 0,005, Tingkat sikap PHBS p-
pencegahan covid-19 pada Instrument : kuesioner value 0,044, Tingkat Pengetahuan
siswa sekolah dasar Analysis : analisi bivariat Protokol Kesehatan COVID-19 p-
dengan uji statistik chi-square value 0,001, tingkat sikap
Protokol Kesehatan COVID-19 p-
value 0,019 dengan tindakan
pencegahan penularan COVID-
19. Variabel fasilitas sanitasi
lingkungan tidak berhubungan
dengan tindakan pencegahan
penularan COVID-19 di sekolah.
5 (Irni setyawati Perilaku pencegahan Design : cross sectional sebagian besar responden Google scholar
dkk, 2020) penularan covid-19 remaja Sample : 176 remaja mempunyai pengetahuan baik
di sidoarjo Variable :- tentang pencegahan penularan
Instrument : kuesioner Covid-19 sebanyak 91,5%,
Analysis : analisis bivariat sebagian besar responden
dengan uji chi square mempunyai perilaku baik tentang
pencegahan penularan Covid-19
sebanyak 93,8%, sebagian besar
responden laki-laki dan
perempuan mempunyai perilaku
pencegahan penularan Covid-19
yang baik sebanyak 93,8%,
namun perilaku baik ditunjukkan
lebih banyak oleh responden
perempuan dibandingkan laki-laki
(96,6%) dan perilaku buruk lebih
banyak ditunjukkan oleh
responden laki-laki dibandingkan
perempuan
6 (siti haryani dkk, Pengetahuan dan perilaku Design : cross sectional 75% atau 90 siswa SMK Google scholar
2021) mencuci tangan pada siswa Sample : 120 siswa Muhammadiyah Sumowono
SMK sebagai upaya Variable :- Kabupaten Semarang
pencegahan covid-19 Instrument : kuesioner berpengetahuan baik, bahwa 85.8
Analysis : analisis univariat % atau 103 siswa SMK
Muhammadiyah Sumowono
Kabupaten Semarang berperilaku
baik. ada hubungan antara
pengetahuan dan perilaku
mencuci tangan dengan nilai
signifikasi (p-value) sebesar
0.003, dimana p-value kurang
dari α (0.05).
7. Katherine COVID-19 Knowledge and Design : cross sectional Hasil dari penelitian ini Pubmed
Behavior Change among
Campbell, Rachel Sample : 761 remaja usia 16-19 menujukkan bahwa remaja yang
High School Students in
Weingart , Jasleen Semi-Rural Georgia tahun mencuci tangan dengan sabun
Ashta, Thomas Instrument : kuesioner online sebanyak 592 anak (87%), anak
Cronin, Julie Analysis : analisis eksplorasi yang kurang melakukan aktifitas
Gazmararian fisik lebih banyak yaitu sebanyak
(2021) 280 anak (41.2%) dibandingkan
anak yang melakukan banyak
aktifitas fisik sebesar 260 anak
(38.3%), anak yang makan
makanan kurang sehat lebih
banyak yaitu 265 anak (39.0%)
dibandingkan anak yang makan
makanan sehat hanya 167 anak
(24.6%) dan anak yag memakai
masker dimasa pandemi sebanyak
484 anak (71.2%)
8 Jamroni dan Factors that Affect the Design : penelitian kuantitatif pengetahuan terhadap perilaku Googgle scholar
behavior of 3M in the dengan desain penelitian adalah
Avifah 3M menunjukkan bahwa nilai
prevention of transmission cross sectional.
Fitrianingrum of covid-19 in padukuhan Sample : 89 responden tabel P (Asymp.Sig) sebesar
ngaliyan
2021 Instrument : - 0,000. Oleh karena nilai P < 0,05
Analysis : Data dianalisis maka dapat dinyatakan bahwa
menggunakan uji Chi-Square.
terdapat pengaruh yang signifikan
antara pengetahuan terhadap
perilaku 3M Padukuhan Ngaliyan
Tahun 2021. Hal ini dapat
dibuktikan bahwa responden yang
memiliki pengetahuan yang baik
akan berpengaruh terhadap
perilaku 3M yang baik pula,
begitu sebaliknya jika responden
tidak memiliki pengetahuan yang
baik akan berpengaruh terhadap
perilaku 3M yang tidak baik pula.
9. Ahmad Mustopa, Faktor – faktor yang Design : studi literatur hasil dari beberapa artikel Google scholar
mempengaruhi perilaku
Budiman dan Dedi Database : E-reouserse penelitian yang telah didapat di
masyarakat dengan
Supriadi 2021 kepatuhan protokol perpustakaan internasional dan atas menggambarkan bahwa
kesehatan 3M sebagai
google prilaku masyarakat dengan
upaya pencegahan penyakit
covid-19 : Literaur Riview Kata kunci : perilaku, kepatuhan protokol kesehatan 3M
kepatuhan , protokol kesehatan terhadap proses pencegahan
dan covid-19 penularan Covid-19 ternyata
masih rendah. Sementara
kepatuhan protokol kesehatan 3M
dilihat dari masyarakat yang
mencuci tangan pakai sabun di air
mengalir, memakai masker saat
berpergian dan melakukan social
distance yang masih rendah,
karena masih adanya masyarakat
yang beraktivitas keluar rumah
untuk tujuan rekreasi, masih
terlihat masyarakat yang duduk
bergerombol, berkumpul tanpa
memakai masker dan tidak
menjaga jarak, sehingga
kemungkinan terjadinya
penyebaran dan timbulnya klaster
baru masih terus bertambah
sehingga menjadi tugas besar
10. (Guslun ayran Hand hygiene and mask- Design : jenis penelitian ini 80,1% siswa menggunakan Science Direct
wearing behaviors and the
2011) deskriptf dengan pendekatan masker medis sekali pakai, 62,1%
related factors during the
COVID 19 pandemic: A cross secional orang tua memilih masker yang
cross-sectional study with
Sample : dilakukan antara 02 sesuai dengan usia siswa, dan
secondary school students
in Turkey maret sampai 02 april 2021 52,1% menggunakan masker
dengan 1.284 siswa yang yang dikenakan sepanjang hari.
melanjutkan pendidikan Ditemukan bahwa 41,4% siswa
menegah di sebuah provinsi di mencuci tangan sebelum
timur turki memakai masker, dan 51,9%
Instrument : pengumpilan data setelah memakai masker.
dilakukan secara tatap muka Ditemukan bahwa ada hubungan
melalui formulir karakteristik yang signifikan antara perilaku
deskriptif dan presentase penggunaan masker dan jenis
Analysis : Mann Whitney kamu kelamin siswa, dan perilaku
uji dan analisisRegresi Berganda
kebersihan tangan dan jenis
kelamin, tingkat kelas, pelatihan
cuci tangan dan penggunaan
masker sebelumnya..
Beberapa hasil analisis tabel literature dari telaah ke-10 artikel yang didapatkan dari

database menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penyebaran covid-19

pada anak yaitu :

a. Pengetahuan

Penelitian yang dilakukan oleh (Retno, 2021) mengemukakan bahwa adanya

pengaruh pengetahuan tentang penyebaran covid-19 terhadap pencegahan

perilaku hidup dan sehat pada siswa siswi Sekolah Dasar Negeri Srimulyo 4

Kecematan Gondang Kabupten Sragen. Dari hasil tesebut yang melakukan PHBS

dengan baik merupakan responden yang memiliki pengetahuan baik, sedangkan

yang memiliki pengetahuan yang kurang merupakan responden yang kurang

dalam menerapkan PHBS terkait pencegahan covid-19. Pengetahuan yang

dimaksud disini ialah berupa penyuluhan terkait covid-19, penyuluhan sendiri

yang dimaksud merupakan pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan secara

umum segala pengupayan yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain,

baik individu, kelompok, ataupun pada masyarakat, sehingga mereka melakukan

apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan, dan

penelitian ini mengemukakan bahwa terdapat pengaruh sikap terhadap terhadap

perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyebaran covid-19.

Sejalan penelitian yang dilakukan oleh (Agita Kusuma, 2021)

mengemukakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku

pencegahan penyebaran covid-19 adalah tingkat pengetahuan yang dapat

mempengaruhi tindakakan seseorang, tanpa pemahaman dan pengetahuan yang

baik tidak mungkin seseorang dapat bertindak pencegahan penularan covid-19.


Pengetahuan sendiri merupakan kemampuan untuk menerima, mempertahankan,

dan menggunakan informasi, yang mempengaruhi oleh pengalaman dan

keterampilan. Penelitian yang dilakukan oleh (Ernyasih, 2020) menyatakan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan PHBS. Faktor

ini dapat mempengaruhi santri yang kurang mengetahui bagaimana cara

mencegah penyakit yang dapat menular, penyebaran covid-19 bisa diatasi

dengan dua cara yakni kontak langsung maupun tidak langsung.

Penelitian yang dilakukan oleh (Siti Haryani, 2021) mengemukakan bahwa

faktor pencegahan penyebaran covid-19 salah satunya pengetahuan, pengetahuan

merupakan suatu hasil penginderaan manusia atau hasil pemahaman seseorang

terhadap suatu objek melalui pancaindra yang dimilikinya. Panca indra manusia

untuk penginderaan terhadap objek seperti penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan perabaan. Pengetahuan seseorang sebagian besar diporoleh melalui indra

pendengaran dan indra penglihatan.

Penelitian yang dilakukan oleh (Irni Setyawati, 2020) menyatakan bahwa

faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan penyebaran covid-19 diantaranya

pengetahuan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai pengetahuan baik terkait pencegahan penularan covid-19.

Pengetahuan merupakan hasil hasil pemahaman atau cari tahu seorang individu

melalui inderanya terhadap suatu objek, dan faktor yang kedua adalah perilaku,

penelitian menunjukkan bahwa terdapat responden yang memiliki perilaku yang

baik tentang pencegahan penyebaran covid-19, perilaku artinya menjaga jarak

yang baik tetapi harus mengedepankan perasaan orang lain sehingga tidak merasa
tersinggung, dan perilaku itu sendri merupakan suatu hasil antara stimulus dan

respon seseorang

Penelitian yang dilakukan oleh (Ernyasih, 2020) Penelitian ini menyatakan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan PHBS. Faktor

ini dapat mempengaruhi santri yang kurang mengetahui bagaimana cara

mencegah penyakit yang dapat menular, penyebaran covid-19 bisa diatasi

dengan dua cara yakni kontak langsung maupun tidak langsung.

Penelitian yang dilakukan oleh (jamroni 2020) mengatakan bahwa adanya

pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap perilaku 3M, responden

yang memiliki pengetahuan yang baik akan berpengaruh terhadap perilaku 3M

yang baik pula.

b. Sikap

Penelitian yang dilakukan oleh (retno 2021) mengemukakan bahwa terdapat

pengaruh sikap terhadap terhadap perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah

penyebaran covid-19. Perilaku ini dapat berpengaruh terhadap sikap, sikap ini

sendiri merupakan kesediaan atau respon seseorang terhadap suatu objek di suatu

lingkungan dan sikap dan keyakinan ini dapat berpengaruh pada perilaku seseorang

atau kelompok.

Sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh ( agita kusuma 2021)

mengemukakan bahwa sikap merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

perilaku penyebaran covid-19 dari terbentuknya suatu perilaku, sikap ini merupakan

respon atau reaksi seseorang yang masih bersifat tertutup terhadap suatu objek,

stimulus, atau topik. Perlunya memberikan pemahaman akan pentingnya berperilaku


hidup bersih dan sehat diharapkan dapat merubah sikap negative siswa dan hal ini

diharapkan agar mau menerima perilaku tersebut dan mau mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian yang dilakukan oleh (jamroni 2020) mengatakan bahwa adanya

pengaruh yang signifikan antara sikap terhadap perilaku 3M, responden yang

memiliki sikap yang baik akan berpengaruh terhadap perilaku 3M yang baik pula.

penelitian yang dilakukan oleh (ayu 2020) mengatakan bahwa salah satu faktor

dari perilaku pencegahan penyebaran covod-19 yaitu sikap dimana sikap merupakan

reaksi atau respon tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek yang

sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak

senang, setuju- tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya. Fungsi sikap dalam

kata lain belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi

merupakan predisposisi perilaku tindakan atau reaksi tertutup.

c. Peran guru

Penelitian yang dilakukan oleh (ayu, 2020) menyatakan bahwa faktor yang

dapat mempengaruhi penyebaran covid-19 salah satu diantaranya yaitu adanya

peran guru terhadap perilaku hidup bersih dan sehat, peran guru merupakan referensi

bagi siswa-siswinya untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Peran guru

merupakan faktor renforcing dalam pembentukan perilaku kesehatan bagi peserta

didiknya. Hal ini dikarenakan guru menjadi contoh kepada muridnya berperilaku

hidup bersih dan sehat di sekolah, selain memberikan contoh guru juga berperan

untuk mengawasi dan mengontrol siswa dalam menerapkan perilaku hidup bersih

dan sehat di sekolah.


d. Peran orang tua

Penelitian yang dilakukan oleh (ayu, 2020) menyatakan adanya peran orang tua

terhadap PHBS orang tua mempunyai peran penting dalam mendorong anak untuk

berperilaku hidup bersih dan sehat, dimana orang tua figur yang paling dekat dan

paling mengetahui perkembangan perilaku hidup anaknya, karena anak-anak

menghabiskan waktunya di rumah bersama orang tua dan keluarga lainnya. Orangtua

merupakan contoh bagi anaknya di rumah sehingga orang tua sangat berperan dalam

perilaku hidup bersih dan sehat siswa karena orangtua merupakan orang terdekat

dengan anak, perilaku dan perbuatan orang tua merupakan contoh bagi anak.

e. Fasilitas

Penelitian yang dilakukan oleh (ayu 2020) mengatakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat yaitu adanya sarana dan

prasarana terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dimana sarana dan prasarana

merupakan alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan didalam

pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia, maka semua kegiatan

yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai

rencana.Sarana dan prasarana yang mendukung yaitu ruang kelas, kamar mandi/wc,

ruang UKS, kantin, halaman dan pagar sekolah, ventilasi, sanitasi, sumber air,

tempat pembuangan sampah, wastafel dan sabun pencuci tangan, dengan keadaan

sarana dan prasarana yang cukup, pihak sekolah juga lebih mudah dalam

memberikan pengetahuan tentang bagaimana berperilaku hidup sehat.

f. Mencuci tangan
Penelitian yang dilakukan oleh (retno dll 2021) mengatakan bahwa Perilaku

hidup bersih dan sehat yang dapat diterapkan yakni dengan membiasakan diri

mencuci tangan, setiap sebelum dan sesudah beraktivitas. Mencuci tangan

dilakukan pada air mengalir dan dengan menggunakan sabun. Selain itu juga dapat

dilakukan dengan pembersih tangan berbasis alkohol, yang berperan sebagai

disinfektan agar dapat terhindar dari paparan virus covid-19.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (science diret) menemukan

bahwa 94,3% siswa selalu mencuci tangan setelah pulang, 86,7% selalu mencuci

tangan ketika tangan terlihat kotor, 89,8% mencuci tangan dengan sabun, dan 73%

mengeringkan tangan dengan tisue atau handuk. perilaku mencuci tangan sebelum

dan sesudah makan, sebelum dan sesudah menggunakan toilet, dan mengeringkan

tangan dengan handuk secara signifikan lebih banyak terjadi pada remaja yang

tinggal di tempat dengan morbiditas COVID-19 tinggi dibandingkan dengan remaja

yang tinggal di tempat dengan morbiditas COVID-19 rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh ( siti haryani 2020 ) mengatakan bahwa

Melakukan CTPS (cuci tangan pakai sabun) merupakan salah satu usaha

pencegahan penyakit yang mudah untuk dilakukan. Kebiasaan setiap anak dalam

berperilaku mencuci tangan dengan sabun antiseptik agar terhindar dari berbagai

macam penyakit sehingga dapat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari.

Penelitian yang dilakukan oleh (katreline, 2021) menyatakan bahwa sebanyak

592 anak yang mencuci tangan menggunakan sabun setelah melakukan aktivitas di

luar sebanyak (87%) .

g. Memakai masker
Penelitian yang dilakukan oleh (pubmed) menunjukkan hasil bahwa pemakaian

masker pada anak saat beraktivitas di luar rumah selama pandemi sudah

dilaksanakan oleh sebagian besar anak yaitu sebanyak (71,2 %).

Penelitian yang dilakukan oleh (literatur riview) menunjukkan bahwa sebanyak

80% sudah memahami pentingnya penggunaan masker. Akan tetapi tingkat

kepatuhan untuk selalu menggunakan masker saat beraktivitas masih dibawah 60%

bahkan ada daerah yang kepatuhannya dibawah 40%. Perilaku kepatuhan

menggunakan masker sangat diperlukan untuk menekan penularan covid-19.

B. Pembahasan

Meluasnya peryebaran Corona Virus Disease (COVID-19) di Indonesia

mengakibatkan berbagai upaya pencegahan dilakukan. Fokus upaya pencegahan adalah

untuk memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19. Beberapa langkah efektif

dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19. Selain social distancing dan

isolasi mandiri yaitu dengan penerapan PHBS juga mampu meminimalisir kemungkinan

terpapar virus. Perilaku hidup bersih dan sehat yang dapat diterapkan seperti dengan

membiasakan diri mencuci tangan, setiap sebelum dan sesudah beraktivitas. Mencuci

tangan dilakukan pada air mengalir dan dengan menggunakan sabun. Selain itu juga

dapat dilakukan dengan pembersih tangan berbasis alkohol, yang berperan sebagai

disinfektan. (retno 2020)

Membiasakan pola hidup sehat dan bersih merupakan perwujudan proses

pembelajaran yang diberikan oleh guru dan orangtua yang dapat digunakan oleh anak

untuk menolong diri sendiri. Membiasakan pola hidup sehat dan bersih mampu

meminimalkan masalah-masalah kesehatan (Safitri, 2021). Semua pola hidup sehat ini
sudah sangat jelas dan sesuai dengan firman Allah di dalam Al-Qur’an surah al-A’raf

[7]: 31

۟ ‫ُوا َواَل تُس‬


۟ ‫وا َوٱ ْش َرب‬
۟ ُ‫وا زينَتَ ُك ْم ِعن َد ُك ِّل م ْس ِج ٍد َو ُكل‬
۟
ِ ‫ْرفُ ٓوا ۚ ِإنَّ ۥهُ اَل يُ ِحبُّ ْٱل ُمس‬
َ‫ْرفِين‬ ِ َ ِ ‫ٰيَبَنِ ٓى َءا َد َم ُخ ُذ‬

Terjemahnya: Hai anak Adam, pakailah pakaian kalian yang indah di

setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Ayat tersebut mengandung makna sekaligus perintah untuk menjalani pola hidup

sehat dalam bentuk melakukan kegiatan-kegiatan yang akan mendatangkan kebaikan dan

menghindari kegiatan-kegiatan yang akan mendatatangkan keburukan dan kemaslahatan.

Menurut tafsir Kemenag dalam ayat ini, Allah juga mengatur urusan makan dan minum.

Pada masa Jahiliyah, manusia yang mengerjakan haji hanya makan makanan yang

mengenyangkan saja, tidak makan makanan yang baik dan sehat yang dapat menambah

gizi dan vitamin yang diperlukan oleh badan, maka dengan turunnya ayat ini, makanan

dan minuman itu harus disempurnakan gizinya dan diatur waktu menyantapnya dengan

terpelihara kesehatannya. Dengan begitu manusia lebih kuat mengerjakan ibadat. Dalam

ayat ini diterangkan bahwa memakai pakaian yang bagus, makan makanan yang baik dan

minum minuman yang bermanfaat adalah dalam rangka mengatur dan memelihara

kesehatan untuk dapat beribadah kepada Allah dengan baik. Karena kesehatan badan

banyak hubungannya dengan makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang

berlebihan berakibat terganggunya kesehatan. Karena itu, Allah melarang berlebihan

dalam makan dan minum (Tafsir.learn-quran.co).


Penelitian yang dilakukan (alif dkk 2020) perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

untuk pencegahan virus COVID-19 dapat berupa cara mencuci tangan yang baik dan

benar, cara menerapkan etika batuk, cara melakukan Physical Distancing (menjaga jarak

fisik), dan cara menjaga kebersihan diri. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(a’tabiin 2020) yang mengatakan pencegahan penyebaran covid-19 pada anak dapat

dilakukan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS seperti mencuci

tangan dengan menggunakan sabun di air yang mengalir atau menggunakan hand

sanitizer, membuang sampah pada tempatnya, pemberian makanan tambahan,

pemeriksaan kesehatan secara berkala, menjaga lingkungan dan olah raga yang meliputi,

senam, renang dan jalan sehat. Hal ini penting diterapkan pada anak usia dini sebagai

edukasi terkait dengan kesehatan serta pencegahan virus COVID-19 sejak dini.

Penelitian yang dilakukan oleh andini dkk (2020), perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) untuk pencegahan virus COVID-19 dapat berupa cara mencuci tangan

yang baik dan benar dengan menggunakan sabun di air yang mengalir atau

menggunakan hand sanitaizer, cara menerapkan etika batuk, cara melakukan Physical

Distancing (menjaga jarak fisik), makan makanan yang sehat, melakukan olahraga

secara teratur dan cara menjaga kebersihan diri. Pemberian edukasi mengenai PHBS ini

dapat dilakukan dengan penyuluhan atau dengan menggunakan media berupa poster.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Humairah, 2020) yang mengatakan

Pencegahan penularan virus ini dapat dicegah dengan melakukannya dari hal-hal yang

sederhana seperti cuci tangan dengan baik dan benar, menerapkan etika batuk, serta

menjaga kesehatan dan sistem kekebalan tubuh. PHBS merupakan salah satu starategi
dalam pencegahan penyebaran Covid-19 yang sangat efektif dan mudah dilakukan oleh

semua anak.

Pencegahan penularan infeksi Covid-19 pada anak sekolah melalui Personal

Protevtive Equaipment (PEE) yang dilakukan oleh (rian dkk, 2020) mengatakan Satu-

satunya cara pengendalian virus ini adalah melakukan personal protective equipment

(PPE) yaitu penggunaan alat pelindung diri dengan menerapkan pola hidup sehat dengan

cara penggunakan masker yang benar, cuci tangan 6 langkah dan social distancing.

Penelitian yang dilakukan oleh (deni dkk, 2020) upaya untuk mencegah

penyebaran virus corona dengan cara menghimbau setiap individu untuk selalu

melakukan social dan physical distancing guna mengurangi penyebaran Covid-19.

Seperti yang kita ketahui metode penularan virus corona kebanyakan berasal dari droplet

atau tetesan yang timbul saat batuk, bersin, bahkan saat bernafas dan berbicara. Maka,

Social dan Physical Distancing sangat penting pengaruhnya untuk mengurangi

penyebaran virus covid-19. Seseorang tidak diperkenankan untuk berjabat tangan serta

menjaga jarak setidaknya 2 m atau 3 kaki antara seseorang dengan orang lain saat

berinteraksi. Bahkan saat di luar rumah terutama dengan orang yang sedang sakit

memiliki sakit penyerta dan berisiko tinggi menderita Covid-19.

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu sumber database pencarian artikel hanya

menggunakan 4 database dengan jumlah artikel yang digunakan sebagai referensi yang

sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi masih terbatas. Ada batasan bahasa pada

artikel yang diinkulsi yaitu hanya mengambil artikel yang berbahasa inggris dan

indonesia.
D. Implikasi Penelitian

Implikasi dari hasil penelitian ini telah diperoleh dapat memanfaatkan dalam

berbagai bidang, diantaranya :

1. Pelayanan keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi untuk tenaga kesehatan

sebagai referensi terkait beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan

penyebaran covid-19 pada anak.

2. Bidang pendidikan

Hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi referensi bagi mahasiswa dalam

mengembangkan ilmu terkait faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan

penyebaran covid-19 pada anak. Peneliti ini juga memiliki keterbatasan yang dapat

menjadi arah bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan topic yang sama.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor-faktor yang mempenagruhi perilaku pencegahan penyebaran covid-19
pada anak berdasarkan telaah literatur pada 10 artikel yaitu dengan menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). pencegahan penyebaran covid-19 pada anak
dapat dilakukan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti
mencuci tangan dengan menggunakan sabun di air yang mengalir atau menggunakan
hand sanitizer, membuang sampah pada tempatnya, pemberian makanan tambahan,
pemeriksaan kesehatan secara berkala, menjaga lingkungan dan olah raga yang meliputi,
senam, renang dan jalan sehat dan Social dan Physical Distancing sangat penting
pengaruhnya untuk mengurangi penyebaran virus covid-19
B. Saran
1. Bagi institusi, penelitian ini diharapkan menjadi sumber wawasan bagi peneliti
selanjutnya. Penelitian ini dapat dijadikan dasar penelitian untuk melakukan
penelitian selanjutnya seperti penelitian yang bersifat edukasi.
2. Bagi pelayanan keperawatan, penelitian ini diharapkan menjadi salah satu upaya
pelayanan kesehatan khususnya dibidang promosi kesehatan untuk memberikan
edukasi terkait perilaku hidup bersih dan sehat pada anak
3. Bagi Masyarakat, Orang tua atau Guru diharapkan mampu memberikan edukasi
terkait perilaku hidup bersih dan sehat untuk Anak secara mandiri di rumah

Anda mungkin juga menyukai