Diusulkan Oleh :
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul "Pemanfaatan Sampah Sisa Makanan". Atas dukungan moral dan materil
yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Rais, M.E., selaku guru pembimbing kami, yang memberikan dorongan dan
masukan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
P
Penulis
RINGKASAN
Metabolisme obat adalah proses transformasi yang terjadi pada obat setelah masuk ke
dalam tubuh, yang bertujuan untuk membuat obat lebih mudah dalam dikeluarkan dari
tubuh. Ikatan obat ke reseptor juga merupakan bagian penting dari mekanisme aksi obat,
karena ikatan ini mempengaruhi aktivitas biologis dari obat. Epineprin, yang juga dikenal
sebagai adrenaline, adalah salah satu obat yang memiliki ikatan dengan reseptor. Ikatan
ini dapat mempengaruhi aktivitas biologis dari epineprin, seperti peningkatan frekuensi
jantung dan tekanan darah. Studi kasus juga menunjukkan bagaimana faktor-faktor
seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat medis dapat mempengaruhi metabolisme obat dan
ikatan dengan reseptor. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor
ini dalam pengobatan dengan epineprin atau obat lainnya. Secara keseluruhan, makalah
ini menekankan pentingnya memahami mekanisme metabolisme dan ikatan obat ke
reseptor, karena ini memiliki implikasi yang signifikan terhadap aktivitas biologis dari
obat dan respons tubuh terhadap pengobatan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tinjauan Pustaka
2.1 Adrenalin
2.1.2 Sediaan
2.1.3 Farmakokinetik
Adrenalin memiliki onset yang cepat dan durasi kerja yang singkat ketika
diberikan secara parenteral atau intraokular. Waktu paruh efektif epinefrin ketika
diberikan lewat jalur parenteral adalah kurang dari 5 menit.
Absorbsi
Distribusi
Metabolisme
Eliminasi
Sekitar 40% adrenalin akan diekskresikan lewat urine dan sebagian besar
diekskresikan dalam bentuk metabolit inaktif.[3,6]
Resistensi
Adrenalin bekerja tanpa selektif pada semua reseptor adrenergik (α1, α 2, β1, β2,
β3) untuk menghasilkan respons 'terbang atau melawan'. Mekanisme kerjanya adalah
melalui reseptor membran, yang memicu respon messenger kedua seperti yang
diilustrasikan.
Gambar 2.4.1. Ilustrasi reseptor dan second messenger dari efek adrenalin.
Terminologi adrenergik asalnya merujuk kepada efek dari adrenaline, yang sama
dengan efek kolinergik dari asetilkolin. Sekarang telah diketahui bahwa noradenalin
adalah neurotransmiter yang bertanggung jawab kepada hampir seluruh aktifitas
adrenergik dari sistem saraf simpatis. Dengan beberapa pengecualian, yaitu
pengeluaran kelenjar keringat dan beberapa pembuluh darah, norepinefrin dilepaskan
oleh serat simpatis postganglionik pada jaringan akhir organ. Berbeda halnya, seperti
dijelaskan pada bab 10, asetilkolin dilepaskan oleh serat simpatis preganglionik dan
seluruh serat parasimpatis.
1. Perangsangan perifer terhadap otot polos pembuluh darah kulit dan mukosa, dan
terhadap kelenjar liur dan keringat.
2. Penghambatan perifer terhadap otot polos usus, bronkus, dan pembuluh darah
otot rangka.
3. Perangsangan jantung, dengan akibat peningkatan denyut jantung dan kekuatan
kontraksi.
4. Perangsangan SSP, misalnya perangsangan pernafasan, peningkatan
kewaspadaan, aktifitas psikomotor, pengurangan nafsu makan.
5. Efek metabolik, misalnya peningkatan glikogenolisis di hati dan otot, lipolisis
lemak dan pelepasan asam lemak bebas dari jaringan lemak.
6. Efek endokrin, misalnya mempengaruhi sekresi insulin, renin dan hormon
hipofisis.
7. Efek prasinaptik, dengan akibat hambatan atau peningkatan pelepasan
neurotransmitter NE dan Ach Obat adrenergik terbagi menjadi dua, kerja
langsung dan kerja tidak langsung.
Obat adrenergik kerja langsung bekerja secara langsung pada reseptor adrenergik
di membran sel efektor. Jadi, efek suatu obat adrenergik dapat diduga bila
duketahui reseptor mana yang terutama dipengaruhi oleh obat tersebut. Obat
adrenergik kerja tidak langsung menimbulkan efek adrenergik melalui pelepasan
NE yang tersimpan dalam ujung saraf adrenergik.
0, tidak ada efek;+,efek agonis (ringan, sedang, ditandai),?, efek tidak diketahui;
DA1dan DA2, reseptor dopaminergik. Universitas Sumatera Utara 2 efek α1,efek
dari epinefrin, norepinefrin, dan dopamine menjadi lebih lama pada dosis lebih
tinggi. 3 mode efek pertama dari efedrin adalah stimulasi tidak langsung. Efek
akhir keseluruhannya pada tekanan darah arteri bergantung pada keseimbangan
pada vasokonstriksi α1-, dan vasodilatasi β2-, dan pengaruh inotropik β1-. Lebih
lanjut, keseimbangan ini berubah pada dosis yang berbeda.
Gambar 2.5.2. Adregernik Agonis yang mempunyai struktur 3,4
dihidroksibenzen yang diketahui sebagai katekolamin.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam makalah ini, kita membahas tentang metabolisme dan ikatan obat ke
reseptor adrenalin. Kita menyimpulkan bahwa adrenalin memainkan peran penting
dalam sistem saraf simpatis dan memiliki berbagai efek biologis seperti meningkatkan
denyut jantung, memperkuat aliran darah, dan meningkatkan tingkat glukosa dalam
darah. Proses metabolismse adrenalin membantu mengubah epinephrine menjadi
metabolit yang tidak aktif. Ikatan obat ke reseptor adrenalin dapat mempengaruhi
aktivitas biologis dari adrenalin, memodulasi efeknya, atau memicu efek baru. Konsep
metabolisme dan ikatan obat ke receptor adrenalin memiliki implikasi penting dalam
pengembangan obat dan terapi klinis. Oleh karena itu, penelitian lanjutan dalam
bidang ini sangat penting untuk memahami mekanisme aksi dan efek dari obat-obat
yang bekerja melalui interaksi dengan receptor adrenalin yang agonis.
3.2 Saran
Penulis berharap masih ada penelitian lebih lanjut tentang metabolisme adrenalin,
dan semoga semua yang penulis tulis bisa dipelajari oleh mahasiswa yang lain.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Farmakologi Universitas Indonesia.: Farmakologi dan terapi, 4 ed. New york: The
Mc GrawHill, 2006: chapter 12. th
Costil David L., 1994, Physiologt of Sport Exercise, Human Kinetics, USA'
Cournan M, 2003, use the Funct Independence Measure -ft Measurement in Acute
Rehabilitation, Rehabilitation nursing (3):1 1 l-t17 .
Fox E.L, 2004, The Physiological Basic Plrysiological ErgonomY, Phi Saunders College
Publ.