Anda di halaman 1dari 15

TIM PENYUSUN

1. Philip Emanuel Deo Setiawan, A.Md. Rad, S.Si


2. Noer Soelistijaningsih, Amd.Rad., SKM., M.Kes
MODUL
Teknik Radiografi Dasar 1

Tim Penyusun :
1. Philip Emanuel Deo Setiawan, A.Md. Rad, S.Si
2. Noer Soelistijaningsih, Amd.Rad., SKM., M.Kes

Edisi 1 / 2020

M ODUL Radiofotografi 2Prodi D3 Rad iologi Page 21


KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang maha esa, karena berkatnya melimpah sehingga Modul
Teknik Radiografi Dasar 1 ini dapat diselesaikan. Modul ini bertujuan untuk membantu
mahasiswa dalam memahami teori yang telah diberikan di kelas. Modul ini terdiri dari beberapa
topik yang dilengkapi dengan latihan soal untuk menguji pemahaman mahasiswa terkait
dengan materi yang terdapat pada modul.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan modul ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu proses
penyelesain modul ini, yang telah membimbing penyusun dalam pembuatan modul ini. Semoga
modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya para Mahasiswa.

Penyusun,

Tim

M ODUL Radiofotografi 2Prodi D3 Rad iologi Page 21


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………………………………… 1


KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………………. 3
DAFTAR ISI ………………………………….…………………………………………………………………………………. 4
KERANGKA MATA KULIAH ……………………………………………………………………………………………… 5
BAB I TEKNIK PEMERIKSAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KONTRAS
1. IVP ( INTRAVENA PYELOGRAFI )
Latihan
2. COLON IN LOOP ( CIL )
Latihan
3. LOPOGRAFI
Latihan
4. SIALOGRAFI
Latihan
5. URETROGRAFI
Latihan
6. VESICOGRAFI
Latihan
7. APENDIKOGRAFI
Latihan
DAFTAR PUSTAKA

M ODUL Radiofotografi 2Prodi D3 Rad iologi Page 21


KERANGKA MATA KULIAH

A. Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah Teknik Radiografi Dasar 3 mempelajari tentang teknik pemeriksaan
radiografi dengan menggunakan media kontras.

B. Capaian Pembelajatan Mata Kuliah


1. Mahasiswa mampu memahami, mengevaluasi dan menerapkan tentang Teknik
Radiografi IVP
2. Mahasiswa mampu memahami, mengevaluasi dan menerapkan tentang Teknik
Radiografi Colon in Loop
3. Mahasiswa mampu memahami, mengevaluasi dan menerapkan tentang Teknik
Radiografi Lopografi
4. Mahasiswa mampu memahami, mengevaluasi dan menerapkan tentang Teknik
Radiografi Sialografi
5. Mahasiswa mampu memahami, mengevaluasi dan menerapkan tentang Teknik
Radiografi uretrografi
6. Mahasiswa mampu memahami, mengevaluasi dan menerapkan tentang Teknik
Radiografi vesikulografi
7. Mahasiswa mampu memahami, mengevaluasi dan menerapkan tentang Teknik
Radiografi apendikografi
C. Isi, Organisasi dan Strategi Pengajaran
1. Mata kuliah dengan beban 2 sks meliputi tatap muka 100 menit, dan kerja mandiri sekitar 2 -
3 jam berupa aktifitas belajar kelompok dan diskusi.
2. Kuliah tatap muka maupun daring akan di dukung oleh bahan ajar melalu website dan print
out yang dapat dikomparasikan dari berbagai sumber.
3. Pembelajaran kelompok menjadi bagian yang penting dalam mata kuliah ini dan partisipasi
peserta menjadi bagian dari evaluasi studi.
4. Dalam penugasan akan dibagi dalam beberapa kelompok dengan ketentuan yaitu:
a. Pengelompokan peserta berdasarkan pembagian modul dengan jumlah anggota
perkelompok sekitar 2-3 orang.
b. Setiap Kelompok melakukan studi kasus
c. Setiap hasil pengambilan data akan dibahas dan dipresentasikan pada minggu terakhir
secara bergantian berdasarkan modul dan di review secara kritis oleh peserta didik.

M ODUL Radiofotografi 2Prodi D3 Rad iologi Page 21


BAB I
TEKNIK PEMERIKSAAN MEDIA KONTRAS

1. IVP ( INTRAVENA PYELOGRAFI )


a. Tujuan
Evaluasi citra pada anatomi fisiologi pada sistem urinary
b. Persiapan Pasien
 Cek ureum creatinin
 Skin tes laboratorium
c. Persiapan bahan
 Volume bahan kontras (saxton, 1969) :
 Dewasa sekitar 70 kg : 20 ml sodium - meglumin diatrizoat( misal : urografin 76
%) atau 40 ml meglumin iothalamate (misal hypaque 45 % ) untuk dosis rendah
 Untuk pasien anak-anak : 2 ml per kg berat badan
 bila ada dugaan kegagalan ginjal, dosis 4 ml per kg berat badan.
d. Teknik Pemeriksaan :
 Pasien tidur terlentang diatas meja pemeriksaan
 Sebelum pemasukan bahan media kontras wajib ada plain foto
 Atur FFD 100 cm dan batas kolimasi atas prosesu xiphoid dan bawah simpisi
pubis
 Fase 1 dengan posisi AP pada fase 1 ( menit ke 5 )
 Fase 2 ( menit ke 15 ) dengan posisi AP sedikit Trendelenburg untuk
memastikan bahwa media kontras tertahan pada ginjal
 Fase ke 3 ( menit ke 30 ) dengan posisi kepala diatas dan kaki dibawah
menyudut sekitar 10° supaya media kontras turun melalui ureter sampai ke
bladder.
 Fase ke 4 ( menit ke 45 ) diharapkan media kontras sudah memasuki bladder
dan terkumpul semua

M ODUL Radiofotografi 2Prodi D3 Rad iologi Page 21


 Final Fase ( menit ke 60 ) posisi normal tanpa trendelenburg untuk
mengevaluasi sistem urinari dari ginjal sampai bladder dan uretra
Evaluasi Radiograf
 Tampak seluruh sistem urinary tanpa terpotong dan terlihat dengan jelas
 Kontras tampak jelas dan tidak fog
 Tidak adanya distorsi
 marker
LATIHAN
a. Jelaskan yang anda ketahui tentang fase pada pemeriksaan IVP !
b. Pada saat kondisi apakah kita melakukan foto dengan posisi pasien
trendelenburg ?
2. COLON IN LOOP ( CIL )
a. Tujuan
Evaluasi citra pada anatomi fisiologi pada sistem digestivus
b. Persiapan Pasien
 48 jam sebelum pemeriksaan pasien makan makanan lunak rendah serat
 18 jam sebelum pemeriksaan ( jam 3 sore ) minum tablet dulcolax
 4 jam sebelum pemeriksaan ( jam 5 pagi ) pasien diberi dulkolak kapsul per
anus selanjutnya dilavement
 Seterusnya puasa sampai pemeriksaan
 30 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi sulfas atrofin 0,25 – 1 mg / oral
untuk mengurangi pembentukan lendir 
 15 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi suntikan buscopan untuk
mengurangi peristaltic usus.
c. Persiapan alat
 Pesawat sinar – x yang dilengkapi fluoroscopy
 Kaset dan film sesuai kebutuhan
 Marker
 Standart irigator dan irigator set lengkap dengan kanula dan rectal tube

M ODUL Radiofotografi 2Prodi D3 Rad iologi Page 21


 Sarung tangan 
 Penjepit atau klem
 Spuit
 Kain pembersih
 Apron 
 Tempat mengaduk media kontras 
 Kantong barium disposible
d. Persiapan bahan
 Media kontras BaSO4 = 70 – 80 % W/V ( Weight / Volume ), banyaknya sesuai
panjang pendeknya kolon kurang lebih 600 – 800 ml dengan perbandingan 1:8
 Air hangat 
 Vaselin atau jelly
e. Teknik Pemeriksaan :
 Pasien tidur diatas meja pemeriksaan dengan posisi AP
 Mengatur FFD 100 cm dan mengatur batas kolimasi atas prosesus xiphoid dan
bawah simpisis pubis
 Sebelum pemasukan injeksi media kontras, wajib ada plain foto abdomen
 Fase 1 ( menit ke 5 ) proses injeksi pertama media kontras dengan posisi pasien
lateral kiri dengan posisi gennue menekuk 45°
 Fase 2 ( menit ke 15 ) posisi pasien LPO dengan pemberian pengganjal pada
punggung dengan tujuan evaluasi media kontras menuju colon descendent
 Fase 3 ( menit ke 30 ) posisi pasien RPO dengan pemberian pengganjal pada
punggung untuk evaluasi media kontras menuju colon tranversum dan
melewati fleksura rienalis
 Fase 4 ( menit ke 45 ) dengan posisi pasien lateral kanan untuk memastikan
media kontras yang masuk sudah pada colon ascendent dan melewati fleksura
hepaticum
 Final Fase ( menit ke 60 ) posisi pasien AP tidur terlentang diatas meja
pemeriksaan untuk evaluasi citra penuh dari sistem digestivus

M ODUL Radiofotografi 2Prodi D3 Rad iologi Page 21


LATIHAN
a. Menurut anda perlukah memakai teknik trendelenburg pada pemeriksaan
colon in loop ? Jelaskan !
b. Jelaskan apa yang anda Fase !
3. LOPOGRAFI
a. Tujuan
Evaluasi citra pada anatomi fisiologi kolon dengan memasukkan media kontras
melalui kolostomi
b. Persiapan pasien
 Pasien diharapkan memakan makanan rendah serat dan puasa 8 sampai 10 jam
pra pemeriksaan. Serta pemberian obat untuk urus-urus.
 PEMBUATAN FOTO PLAIN AP
 Pemberian inform concent untuk persetujuan Tindakan pemeriksaan media
kontras
c. Persiapan alat
 Pesawat sinar x
 Kaset
 Irigator set dengan kateter
 Jelly / pelumas
 Sarung tangan
 Penjepit
 Kassa
d. Persiapan bahan
 Air hangat
 Vaselin atau jelly
 Barium 20% sekitar 20ml dicampur air 100 ml dengan perbandingan 1:5.
disesuaikan dengan Panjang kolon yang akan dilihat.
 Penggunaan air hangat dalam melarutkan barium

M ODUL Radiofotografi 2Prodi D3 Rad iologi Page 21


e. Teknik Pemeriksaan :
Pasien tidur terlentang diatas meja pemeriksaan
Sebelum pemeriksaan wajib ada foto plain abdomen
Media kontras dimasukkan melalui kolostomi menggunakan spuit yang terisi
media kontras
Bila pemeriksaan melalui fleksura rienalis maka pasien oblique ke kanan, bila
pemeriksaan melalui fleksura hepaticum maka pasien oblique ke kiri
Pengaturan FFD 100 cm dan batas kolimasi atas prosesus xiphoid dan bawah
simpisis pubis
Injeksi pertama 50% kontras dan ekspose
Injeksi kedua 50% sisanya kontras dan ekspose
LATIHAN
a. Apa yang dimaksud dengan colostomi ?
b. Apa saja klinis pada pemeriksaan lopografi ?
4. SIALOGRAFI
a. Tujuan
Evaluasi citra pada anatomi fisiologi pada kelenjar ludah
b. Persiapan Pasien
Pemberian permen asam dalam merangsang air liur keluar
c. Perisapan Alat
Spuit 2-5 cc
Kateter dan canule sialografi ( bila tidak ada dapat menggunakan abocath )
Alkohol
Bengkok
Media kontras ( Water Soluble )
Kortison
Pastiles / permen asam
Antihistamin dan cortisone
Plaster

M ODUL Radiofotografi 2Prodi D3 Rad iologi Page 21


d. Persiapan bahan
Iodium dengan 10 cc dimasukkan kedalam spuit yang sudah terhubung dengan
kateter
e. Teknik Pemeriksaan
 Pasien tidur supine dan dibuat foto plain AP dan lateral.
 Pasien diberi pastiles untuk merangsang air liur keluar.
 Melalui keluarnya air liur dimasukkan jarum sialo dan dihubungkan dengan
kateter dan diplester ke kulit.
 Ujung kateter dihubungkan dengann spuit yang berisi kontras.
 Kontras disuntikkan dan difoto.
 Setelah selesai pemotretan pasien diberi minum asam supaya semua kontras
terangsang keluar.
Pasien diposisikan AP tangensial untuk melihat kelenjar parotis dengan posisi
duduk dengan memiringkan kepala ke sisi yang akan diperiksa
 Ramus mandibula sejajar dengan kaset
 Arah sinar tegak lurus terhadap kaset
 Mengatur FFD 100 cm dan batas kolimasi atas nassal dan bawah vetebrae
servical 4
 Central poin pada ramus mandibula sisi luar
Pasien difoto lateral eishler unutk melihat submaksilaris
 FFD 100 cm dan MSP dirotasikan kedepan 150° dari posisi lateral
 Arah sinar tegak lurus terhadap kaset
 Central point pada angulus luar
LATIHAN
a. Apakah yang anda lakukan bila pemeriksaan sialografi dengan klinis fistula ?
b. Sebutkan 3 anatomi evaluasi citra sialografi (kelenjar) !
5. APENDIKOGRAFI
a. Tujuan
Evaluasi citra pada anatomi fisiologi pada usus buntu ( Apendix )

M ODUL Radiofotografi 2Prodi D3 Rad iologi Page 21


b. Perisapan Pasien
 Pasien diharapkan memakan makanan rendah serat dan puasa 8 sampai 10 jam
pra pemeriksaan. Serta pemberian obat untuk urus-urus.
 PEMBUATAN FOTO PLAIN AP
 Pemberian inform concent untuk persetujuan Tindakan pemeriksaan media
kontras
c. Perisapan Alat
 Pesawat sinar x
 Kaset
 Irigator set dengan kateter
 Jelly / pelumas
 Sarung tangan
 Penjepit
 Kassa
d. Persiapan Bahan
Memasukkan media kontras melalui oral
e. Teknik Pemeriksaan :
Sebelum melakukan pemeriksaan, pasien wajib adanya foto plain abdomen
Setelah foto plain, pasien diwajibkan minum media kontras barium dan berbaring
diatas meja pemeriksaan
Setelah menunggu sekitar 10 menit, pasien diposisikan AP
Arah sinar tegak lurus terhadap kaset dengan FFD 100 cm
Dengan batas kolimasi atas adalah diafragma dekstra dan bawah hip joint
Central point pada 3 jari medial sias
Marker sebagai penanda bagian tubuh
LATIHAN
a. Jelaskan menurut anda penyebab indikasi dari penyakit apendikografi (3) !
b. Jelaskan media kontras positif dan negatif !

M ODUL Radiofotografi 2Prodi D3 Rad iologi Page 21


6. VESIKOGRAFI
a. Tujuan
Evaluasi citra pada anatomi fisiologi dari vesika urinaria
b. Persiapan bahan
 Volume bahan kontras (saxton, 1969) :
 Dewasa sekitar 70 kg : 20 ml sodium - meglumin diatrizoat( misal : urografin 76
%) atau 40 ml meglumin iothalamate (misal hypaque 45 % ) untuk dosis rendah
 Untuk pasien anak-anak : 2 ml per kg berat badan
 bila ada dugaan kegagalan ginjal, dosis 4 ml per kg berat badan.
c. Teknik Pemeriksaan :
 Pasien dengan kateter telah terpasang, diposisikan supine di atas meja
pemeriksaan
 Kateter disuntikkan pada setiap posisi radiografi secara simultan
 Posisi – posisi radiografi yang dibuat : ap, pa oblik kiri dan kanan
LATIHAN
a. Jelaskan yang anda ketahui tentang fistula !
b. Perlukah pemeriksaan vesikulografi memakai fluroskopi ? jelaskan !
7. URETROGRAFI
a. Tujuan
Evaluasi citra pada anatomi fisiologi pada uretra melalui kateter
b. Teknik Pemeriksaan :
Pasien wajib foto plain abdomen
Kateter dimasukkan melalui uretra dengan injeksi 50% kontras dan ekspose
Bila tidak terjadi penyumbatan, media kontras masuk ke injeksi 2 50% dan
ekspose, tetapi bila terjadi penyumbatan pada uretra maka sudah tidak perlu
injeksi ke 2
Atur batas kolimasi atas sias dan bawah simpisis pubis dengan FFD 100 cm

M ODUL Radiofotografi 2Prodi D3 Rad iologi Page 21


LATIHAN
jelaskan yang anda ketahui perlukan adanya persiapan pasien pada uretrografi ?
apa fisiologi dari vesika urinaria (bladder) ? jelaskan !

M ODUL Radiofotografi 2Prodi D3 Rad iologi Page 21


DAFTAR PUSTAKA
Carlton, R.R. Mc Kenna, A. 1992. Principles of Radiographic Imaging An Art and Science. Delmar
Publisher Inc. New York.
Gunn, C. 2002. Radiographic Imaging A Practical Approach. Churchill, Livingstone, London.
Pengolahan Citra Medis. Riyanto Sigit, dkk. Institusi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
2020

Bontrager, K. 2014. Textbook Of Radiographic Positioning And Related Anatomy. Elsevier.


Missoury

M ODUL Radiofotografi 2Prodi D3 Rad iologi Page 21

Anda mungkin juga menyukai