Anda di halaman 1dari 2

KAJIAN ATAS

MEKANISME TERBITNYA SERTIFIKAT HAK MILIK (SHM) SATUAN RUMAH


SUSUN SETELAH TERBITNYA SERTIFIKAT LAIK FUNGSI (SLF)

Pertanyaan:

Bagaimana mekanisme setelah diterbitkannya Sertifikat Laik Fungsi pada rumah


susun/apartemen hingga diterbitkannya Sertifikat Hak Milik (SHM) Satuan Rumah Susun?

Jawaban:

Terdapat peraturan terbaru dalam kaitannya dengan penyelenggaraan Rumah


Susun/Apartemen. Peraturan ini merupakan turunan dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Rumah Susun ( PP No 13 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Rumah Susun).

Berdasarkan PP No 13 Tahun 2021, setelah terbitnya Sertifikat Laik Fungsi, maka


mekanisme selanjutnya yang harus dilakukan adalah pembuatan pertelaan (Pasal 28 ayat 7 PP
Nomor 13 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Rumah Susun). Pertelaan tersebut dituangkan
dalam bentuk akta pemisahan yang disahkan oleh Gubernur DKI Jakarta (Pasal 28 ayat 7 PP
Nomor 13 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Rumah Susun). Akta Pemisahan adalah tanda
bukti pemisahan Rumah Susun atas Sarusun, Bagian Bersama, Benda Bersama, dan Tanah
Bersama dengan Pertelaan yang jelas dalam bentuk gambar, uraian, dan batas-batasnya dalam
arah vertikal dan horizontal yang mengandung Nomor Pendaftaran Perusahaan (NPP).

Akta pemisahan akan menjadi tanda bukti pemisahan Rumah Susun atas Sarusun, Bagian
Bersama, Benda Bersama, dan Tanah Bersama. Akta pemisahan dibuat oleh Pelaku
Pembangunan, yang menjadi dasar untuk menerbitkan Sertifikat Hak Milik (SHM) Sarusun.

Sertifikat Hak Milik (SHM) SARUSUN

SHM Sarusun adalah tanda bukti kepemilikan atas Sarusun di atas tanah hak milik, hak
guna bangunan atau hak pakai di atas tanah negara, serta hak guna bangunan atau hak pakai di
atas tanah hak pengelolaan (Pasal 1 Angka 11 PP Nomor 13 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Rumah Susun). Status kepemilikan tanah dari Apartemen Grand Palace
Kemayoran adalah Hak Guna Bangunan yang berada di atas tanah negara dalam hal ini adalah
Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPKK) yang merupakan Satuan Kerja dibawah
Kementerian Sekretariat Negara RI, maka status kepemilikan Satuan Rumah Susun yang akan
terbit adalah Sertifikat Hak Milik Satuan Rumah Susun. Pelaku Pembangunan, dalam hal ini
Tim Kurator PT. Pelita Propertindo Sejahtera (Dalam Pailit), harus mengajukan permohonan
penerbitan SHM Sarusun kepada instansi pemerintah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dibidang pertanahan dalam hal ini adalah Badan Pertanahan Nasional.
Permohonan penerbitan SHM Sarusun paling sedikit harus melampirkan dokumen (Pasal 42
Ayat 2 PP Nomor 13 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Rumah Susun) sebagai berikut:

a. Akta pemisahan yang telah disahkan dilampiri dengan Pertelaan

b. Sertifikat hak atas Tanah Bersama

c. Persetujuan Bangunan Gedung/Izin Mendirikan Bangunan

d. Sertifikat laik fungsi (berlaku selama 5 tahun)

e. Identitas Pelaku Pembangunan.

SHM Sarusun diterbitkan terlebih dahulu atas nama Pelaku Pembangunan. Dalam hal
Sarusun telah terjual, Pelaku Pembangunan mengajukan pencatatan peralihan SHM Sarusun
menjadi atas nama Pemilik kepada instansi pemerintah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pertanahan dalam hal ini adalah Badan Pertanahan Nasional (Pasal 43
Ayat 2 PP Nomor 13 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Rumah Susun)

KESIMPULAN

Adapun langkah-langkah yang harus DAPENBUN lakukan berikutnya untuk


mendapatkan SHM Sarusun adalah:

1. Meminta Tim Kurator PT. Pelita Propertindo Sejahtera (Dalam Palit) selaku Pelaku
Pembangunan untuk membuat akta pemisahan dan dilampiri dengan pertelaan, yang akan
digunakan sebagai dasar untuk menerbitkan SHM Sarusun.
2. Berkoordinasi dengan Tim Kurator PT. Pelita Propertindo Sejahtera (Dalam Pailit) terkait
Sertifikat Hak Atas Tanah Bersama Apartemen Grand Palace Kemayoran agar dapat
disiapkan karena menjadi salah satu dokumen yang dibutuhkan dalam penerbitan SHM
Sarusun.
3. Apabila dokumen Akta Pemisahan yang dilampiri dengan Pertelaan dan Sertifikat Hak Atas
Tanah Bersama telah disiapkan, selanjutnya meminta PT. Pelita Propertindo Sejahtera
(Dalam Pailit) menyiapkan dokumen pelengkap seperti Persetujuan Bangunan Gedung/Izin
Mendirikan Bangunan, Sertifikat Laik Fungsi (SLF), dan Identitas Tim Kurator PT. Pelita
Propertindo Sejahtera (Dalam Pailit) untuk melakukan permohonan SHM Sarusun kepada
Badan Pertanahan Nasional.
4. Sebagai informasi, bahwa Serrtifikat Laik Fungsi (SLF) Apartemen Grand Palace
Kemayoran berlaku selama 5 (lima) tahun sampai dengan tanggal 16-02-2026.

Anda mungkin juga menyukai