Anda di halaman 1dari 3

Sifat dan ciri Hak Atas Satuan Rumah Susun

Pasal 46 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (UU Rumah
Susun) yang dimaksud dengan hak kepemilikan adalah
Hak kepemilikan atas satuan rumah susun merupakan hak milik atas satuan rumah susun yang
bersifat perseorangan yang terpisah dengan hak bersama atas bagian bersama, benda bersama,
dan tanah bersama.
Setelah berlakunya Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tersebut, bukti kepemilikan atas
satuan rumah susun dibagi menjadi 2 yaitu Sertifikat Hak Milik Satuan Rumah Susun
(SHMSRS) dan Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung Satuan Rumah Susun
(SKBGSRS). Sifat dan ciri dari Sertifikat Hak Milik Satuan Rumah Susun dan Sertifikat
Kepemilikan Bangunan Gedung Satuan Rumah Susun adalah
1) Sertifikat Hak Milik Satuan Rumah Susun
Artinya, [Pasal 47(1) UU 20/2011) tanda bukti kepemilikan atas satuan rumah susun di
atas hak milik, hak guna bagunan, ataupun hak pakai di atas tanah Negara, dimana hak
guna bangunan dan hak pakai di atas tanah hak pengelola
Sifat dan ciri dari Sertifikat Hak Milik Satuan Rumah Sususn;
Sertifikat Hak Milik Satuan Rumah Sususn merupakan kesatuan yang tidak
terpisahkan yang terdiri atas:
- Salinan buku tanah dan surat ukur atas hak tanah bersama sesuai dengan
-

ketentuan peraturan perundang-undangan


Gambar denah lantai pada tingkat rumah susun bersangkutan yang menunjukan

sarusun yang dimiliki


Pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas bagian bersama, benda bersama,

dan tanah bersama bagi yang bersangkutan


Dapat dialihkan ke pihak lain, dibuktikan dengan akta pejabat PPAT
Diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
Dapat dijadikan sebagai jaminan utang dengan dibebani Hak Tanggungan.
2) Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung Satuan Rumah Susun
Artinya, [Pasal 48(1) UU 20/2011] tanda bukti kepemilikan atas satuan rumah susun di
atas barang milik Negara/Daerah berupa tanah/tanah wakaf dengan cara menyewa.
Sifat dan ciri dari Sertifikat Kepemilikan Gedung Satuan Rumah Susun;
Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung Satuan Rumah Susun merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan yang terdiri atas:
- Salinan buku bangunan gedung

Salinan surat perjanjian sewa tanah


Gambar denah lantai pada tingkat rumah susun yang bersangkutan yang

menunjukan sarusun yang dimiliki


Pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas bagian bersama dan benda

bersama yang bersangkutan


Dapat dialihkan yang dimana dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh Notaris
Diterbitkan oleh instansi teknis Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dan

bertugas di bidang bangunan gedung


Dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani fidusia.

Pembatasan Penerbitan Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung Satuan Rumah Susun


1. Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung Satuan Rumah Susun hanya diberikan
kepada pemilik rumah susun khusus atau rumah susun umum yang berdiri diatas
tanah sewa atau diatas tanah Milik Negara atau tanah wakaf.
2. Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung Satuan Rumah Susun tidak diberikan
kepada pemilik bangunan rumah susun yang telah memiliki Sertifikat Hak Milik
Satuan Rumah Sususn
3. Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung Satuan Rumah Susun Sarusun tidak
diberikan kepada pemilik rumah susun yang berdiri diatas tanah dengan status Hak
Milik; Hak Guna Bangunan; Hak Pakai, karena dengan status hak atas tanah tersebut,
maka yang diterbitkan adalah bukti pemilikan satuan Rumah Susun berikut tanah
bersamanya yang terkandung dalam Nilai Pokok Proporsional (NPP) yaitu SHM
Sarusun.
Menurut Pasal 44 UU Rumah Susun, pembangunan rumah susun dinyatakan selesai
apabila Sertifikat Hak Milik atas Satuan Rumah Susun atau Sertifikat Kepemilikan Bangunan
Gedung Satuan Rumah Susun telah diterbitkan. Untuk Sertifikat Hak Milik Satuan Rumah
Sususn, penandatanganan Akta Jual Beli(AJB) dilakukan dihadapan Pejabat Pembuat Akta
Tanah (PPAT), sedangkan untuk Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung Satuan Rumah
Susun dilakukan di hadapan Notaris sebagai bukti peralihan hak. Sertifikat Kepemilikan
Bangunan Gedung Satuan Rumah Susun tersebut diterbitkan oleh instansi teknis kabupaten/kota
yang bertugas dan bertanggung jawab di bidang bangunan gedung. Untuk penerbitan Sertifikat
Hak Milik Satuan Rumah Sususn dan Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung Satuan Rumah
Susun itu sendiri baru dapat dilakukan setelah tanah dimana di atasnya didirikan bangunan

rumah susun (tanah bersama) telah diberikan dan diterbitkan hak atas tanah yang sesuai dengan
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, yaitu:
1. Apabila dimiliki orang perorangan, WNI dapat diberikan Hak Milik, Hak Guna
Bangunan, Hak Guna Usaha atau Hak Pakai
2. Apabila dimiliki oleh badan hukum komersial, atau badan hukum sosial dapat diberikan
Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha atau Hak Pakai
3. Apabila dimiliki oleh badan-badan hukum yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 38 Tahun 1963 tentang penunjukan badan-badan hukum yang dapat mempunyai
Hak Milik atas tanah yaitu :
Bank-bank yang didirikan oleh negara,
Perkumpulan-perkumpulan Koperasi yang didirikan berdasarkan UU Nomor 79 tahun
1958 (Sekarang diatur dalam UU No.17 tahun 2012 tentang Koperasi),
4. Badan-badan keagamaan, yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian/Agraria (sekarang
Kepala Badan Pertanahan Nasional), setelah mendengar Menteri Agama
5. Badan-badan sosial yang ditunjuk oleh oleh Menteri Pertanian/Agraria (sekarang Kepala
Badan Pertanahan Nasional), setelah mendengar Menteri Kesejahteraan Sosial (Menteri
Sosial), dapat diberikan Hak Milik.
6. Apabila dimiliki atau dikuasai oleh negara/pemerintah, dapat diberikan Hak Pakai atau
Hak Pengelolaan.
7. Apabila dimiliki oleh BUMN atau BUMD, dapat diberikan HGB, HP atau Hak
Pengelolaan.

Anda mungkin juga menyukai