Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH

ARTIKEL KONDISI PEREKONOMIAN INDONESIA :


Indonesia adalah negara yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi potensi yang mulai
diperhatikan dunia internasional. Indonesia - ekonomi terbesar di Asia Tenggara - memiliki
sejumlah karakteristik yang menempatkan negara ini dalam posisi yang bagus untuk mengalami
perkembangan ekonomi yang pesat. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir ada dukungan kuat
dari pemerintah pusat untuk mengekang ketergantungan Indonesia pada ekspor komoditas
(mentah), sekaligus meningkatkan peran industri manufaktur dalam perekonomian.
Pembangunan infrastruktur juga merupakan tujuan utama pemerintah, dan yang perlu
menyebabkan efek multiplier dalam perekonomian.

Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Joko Widodo (yang dilantik sebagai presiden
Indonesia yang ketujuh pada bulan Oktober 2014) telah menerapkan beberapa reformasi
struktural yang bertujuan pertumbuhan ekonomi jangka panjang tetapi menyebabkan rasa sakit
jangka pendek. Misalnya, sebagian besar subsidi bahan bakar minyak (BBM) telah berhasil
diberhentikan, prestasi yang luar biasa (karena sebelumnya pemotongan subsidi BBM itu selalu
menyebabkan kemarahan besar dalam masyarakat) dibantu oleh harga minyak mentah rendah
dunia. Selain itu, pemerintah menempatkan prioritas tinggi pada pembangunan infrastruktur
(dibuktikan dengan anggaran infrastruktur pemerintah yang meningkat tajam) dan investasi
(dibuktikan dengan program-program deregulasi yang dirilis dan insentif fiskal yang ditawarkan
kepada para investor).

Indonesia adalah ekonomi pasar di mana perusahaan milik negara (BUMN) dan kelompok usaha
swasta besar (konglomerat) memainkan peran penting. Ada ratusan kelompok swasta yang
terdiversifikasi yang berbisnis di Indonesia (namun mereka merupakan sebagian kecil dari
jumlah total perusahaan yang aktif di Indonesia). Bersama dengan para BUMN mereka
mendominasi perekonomian domestik. Ini juga berarti bahwa kekayaan terkonsentrasi di bagian
atas masyarakat (dan biasanya ada kaitan erat antara elit korporat dan elit politik di negara ini).

Usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia, yang bersama-sama berkontribusi 99 persen dari
jumlah total perusahaan yang aktif di Indonesia, tidak kalah pentingnya. Mereka menyumbang
sekitar 60 persen dari PDB Indonesia dan menciptakan lapangan kerja untuk hampir 108 juta
orang Indonesia. Ini berarti bahwa usaha mikro, kecil dan menengah merupakan tulang
punggung perekonomian Indonesia.

ANALISIS

Pada teks artikel diatas dapat dianalisis penggunaan kaidah huruf kapital ditemukan sebagai
huruf pertama pada kata pertama dalam suatu kalimat sebagai contoh pada kata “Usaha mikro”.
Kemudian adapun penggunaan kapital Sebagai huruf pertama nama tempat, lokasi secara
geografis dengan contoh kata “Indonesia” dan “ASEAN”. Berikut nya penggunaan huruf kapital
yang digunakan sebagai huruf pertama perulangan kata suatu badan/instansi, lembaga
pemerintah, ketatanegaraan dan dokumen resmi sebagai contoh kata “BUMN” dan “PDB” dan
terakhir penggunaan huruf kapital digunakan pada sebagai huruf pertama nama orang dan
penggunaan nama bulan yang mana dapat ditemukan pada kalimat “Jokowi Widodo” dan
“Oktober”. Kemudian dalam artikel diatas, terdapat beberapa penggunaan tanda koma sesuai
dengan kaidah yaitu digunakan di belakang suatu kata atau ungkapan yang merupakan
penghubung antar kalimat kemudian penghubung tersebut berada di awal kalimat dengan kata
“Selain itu” dan “Misalnya”. Kemudian ditemukan penggunaan tanda koma yang  digunakan di
belakang keterangan yang berada di awal kalimat yang bertujuan agar tidak terjadi kesalahan
saat membaca dan memahami maksud kalimat dengan contoh pada kata “tujuan utama
pemerintah, dan yang perlu..”. Pada artikel diatas terdapat beberapa kata-kata serapan atau suatu
kata yang diserap dari Bahasa lain dan tetap berdasarkan kaidah bahasa penerima. Pada artikel
ini kata serapan yang digunakan ialah diantaranya internasional, ekonomi, ekspor, komoditas,
multiplier, prioritas, invetasi, regulasi, konglomerat, bisnis, domestik, elit politik, dan mikro.
Pada kaidah morfofonemik yang digunakan pada artikel diatas yaitu morofofonemik morfem
afiks mer- sebagai contoh menempatkan, mempermainkan dan menerapkan. Kemudian kaidah
yang kedua adalah morofofonemik morfem afiks ber- yaitu bertujuan, berbisnis dan bersama.
Kaidah morofofonemik ketika adalah morfofonemik morfem afiks per- yaitu perekonomian,
perkembangan, pertumbuhan dan perusahaan dan kaidah terakhir pada kaidah morfofonemik
adalah morfem afiks ter- adalah terbesar, terkonsentrasi dan terdiversifikasi. Pola struktur
kalimat yang digunakan pada artikel ini yaitu S-P-O-Pel-K dengan contoh penggunaan kata yaitu
“Mereka menyumbang sekitar 60 persen dari PDB Indonesia” kemudian yang kedua adalah
“Ada ratusan kelompok swasta yang terdiversifikasi yang berbisnis di Indonesia”. Kemudian
adapun penggunaan S-P-O-K yaitu “Indonesia adalah negara yang memiliki potensi ekonomi
yang tinggi” dan terdapat pada kata “kelompok usaha swasta besar (konglomerat) memainkan
peran penting”.

Anda mungkin juga menyukai