Enchanted 1
Enchanted 1
Seluruh penumpang diarahkan oleh para staff penerbangan untuk keluar dari
pesawat dengan tertib untuk meminimalisir terjadinya hal yang tidak diinginkan.
Ia masih memejamkan mata sampai akhirnya ada seorang staff menegurnya dan
memberitahu bahwa mereka sudah mendarat dengan selamat dan menyuruh
gadis itu untuk turun dari pesawat.
Sebenarnya gadis itu tahu mereka sudah mendarat dengan aman dan ia juga
mendengar pengumuman agar mereka berbaris untuk keluar dari pesawat tapi ia
memilih untuk menunggu giliran terakhir saja. Toh ujungnya sama saja,sama-
sama akan keluar dari pesawat.
Gadis itu dengan malas beranjak dari kursi penumpang yang ia duduki salama
beberapa jam perjalanan udara.
Ia tidak seperti penumpang lain yang membawa banyak barang bawaan. Gadis itu
hanya membawa sebuah handphone dan dompet berbentuk persegi yang
ukurannya tidak terlalu besar.
Gadis dengan rambut panjang itu berjalan menuju pintu keluar sambil
meletakkan handphone tepat disamping telinganya.
"..."
"Just me."
"...."
"Gak."
".."
"Aduh kalau jalan lihat-lihat dong,koper gue jadi rusak kan." Omel Krystal
melihat retakan cukup panjang dikopernya.
"Aduh maaf dek,saya buru-buru soalnya." Balas wanita itu sedikit tidak enak.
Krystal menatap kearah wanita itu, "Aduh gak papa tante,salah aku juga tadi.”
Krystal mengubah nada bicaranya ketika menyadari bawha orang yang
menabraknya adalah seorang wanita yang lebih tua darinya.
"Sekali lagi saya minta maaf dek,saya beneran gak sengaja." Ucap wanita itu lagi
berusaha meraih tangan Krystal.
"Saya minta no.rek kamu aja,nanti saya ganti kopernya." Lanjutnya.
"Gak usah tante,gak apa kok." Ucap Karina sembari membalas genggaman tangan
wanita itu. Wanita itu kemudian pamit dari hadapan Krystal setelah paksaannya
untuk memberikan no.rekening milik Krystal ditolak terus-menerus oleh sang
empu.
"Krystal my beautiful cousin,long time no see." Ujar lelaki itu kemudian memeluk
Krystal dengan erat.
Krystal mengernyit tidak suka dengan perlakuan lelaki yang tak lain adalah
sepupunya ini. Ia tak nyaman dengan tatapan orang-orang sekitar yang terus
memperhatikan mereka berdua. Dengan segera ia melepaskan pelukan lelaki itu
kemudian menendang betis lelaki itu.
"Gak usah lebay Lucas,gue tendang sepuluh kalipun gak bakal ada bekas luka
sama sekali di kaki lo. Yang ada kaki gue yang sakit." Ucap Krystal memutar
matanya malas.
Lelaki itu adalah Lucas Brahga Dienata,anak dari saudara papa nya yang berarti
Lucas adalah sepupunya.
"Lah emang salah nanya kabar setelah dua minggu? Siapa tahu aja selama di
Australi lo ada kejadian gak enak gitu,kek misalnya kehabisan uang terus
akhirnya frustasi dan mutusin buat jadi kupu-kupu malam."
Krystal menatap Lucas dengan tajam setelah mendengar ucapan lelaki tersebut.
Krystal tidak membalas lagi ucapan Lucas ia berjalan kearah mobil kemudian
membuka pintu dan masuk lalu duduk dikursi penumpang depan.
Lucas yang melihatnya pun segera menyusul Krystal kemudian segera
menancapkan gasnya meninggalkan area bandara.
———
“Iya non,tadi tuan pulang terus pergi lagi katanya ada penerbangan hari ini. Lusa
baru balik lagi.”
“Oh gitu.” Krystal baru mengingat bahwa papa nya semalam juga mengabari
bahwa ia tidak akan berada dirumah selama dua hari kedepan karena ada jadwal
penerbangan dimana papa nya menjadi kepala pilot.
"Gak ada rasa terima kasihnya ya lo sama gue. Gue udah rela-relain jemput lo
disiang hari yang panas ini tapi lo dengan entengnya ngusir gue gitu aja tanpa
ucapan terima kasih ataupun imbalan?"
"Gue gak mau keluar sebelum lo bilang makasih atas bantuan gue jemput dan
bawa koper-koper lo ini."
"Gak."
"Susah kalau bilang ke lo. Pergi gak,gue lempar remot nih muka lo."
Krystal sudah bersiap mengambil ancang-ancang untuk melempar remot tv
kewajah Lucas,ia tahu ancaman itu akan membuat Lucas takut karena Lucas
sangat menyayangi wajahnya lebih dari apapun. Dan terbukti sekarang,Lucas lari
keluar rumah dengan tangan menutupi kedua wajahnya.