E-ISSN 2746-6876
Oleh
ABSTRAK
Bawal putih merupakan salah satu jenis ikan bernilai ekonomis yang
didaratkan di TPI Kab. Kebumen. Upaya penangkapan yang masih tradisional
membutuhkan pengelolaan yang tepat untuk dapat memaksimalkan keuntungan
ekonomi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui aspek biologi, aspek
perikanan, dan aspek ekonomi ikan bawal putih di Kabupaten Kebumen. Data
aspek biologi diperoleh dengan melakukan pengukuran panjang dan berat ikan
bawal putih yang didaratkan di TPI Kabupaten Kebumen. Sampel ikan yang
diambil adalah sebanyak 820 ekor ikan bawal putih, yang dibagi ke 8 (delapan)
titik pendaratan ikan di kabupaten Kebumen. Pengambilan sampel ikan dari tiap
kapal dilakukan dengan metode sampling acak. Data aspek perikanan dibagi atas
dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data unit
penangkapan, fishing ground, metode penangkapan ikan, harga ikan hasil
tangkapan dan biaya operasional penangkapan. Pengambilan responden
ditentukan dengan aksidental sampel (accidential sample). Data sekunder meliputi
data berkala (time series) hasil tangkapan dan upaya penangkapan di Kabupaten
Kebumen selama 5 (lima) tahun terakhir. Pada Bulan Februari ditemukan TKG II;
Bulan Maret ditemukan TKG II, TKG III. Dan TKG V; pada Bulan April berada pada
TKG II, III, dan V. Hubungan panjang berat menunjukkan nilai b tertinggi ada pada
bulan Maret dengan nilai 3,264, nilai b terendah berada pada bulan April dengan
nilai 3,175. Hasil dugaan potensi lestari yakni, nilai MSY = 376.545 kg/tahun
dengan effort optimum (fopt) 241.704 trip/tahun. Kondisi MEY menunjukkan biaya
total (Total Cost/TC) adalah Rp19.391.840.000,-/tahun dan pendapatan total
(Total Revenue/TR) adalah Rp29.189.788.000,-/tahun. Pada kondisi MEY
keuntungan terbesar adalah Rp9.797.948.000,-. Pada kondisi MSY keuntungan
yang diperoleh akan menurun menjadi Rp111.442.554,-/tahun. Pada kondisi OAE
terjadi titik impas antara TC dengan TR.
Kata Kunci: Ikan Bawal Putih, Panjang Berat, Fishing ground, MSY, MEY
ABSTRACT
White pomfret is a type of fish with economic value that is landed at TPI
Kab. Kebumen. Traditional fishing efforts require proper management in order to
maximize economic benefits. The purpose of this study was to determine the
biological aspects, fisheries aspects, and economic aspects of white pomfret in
Kebumen Regency. Biological aspect data was obtained by measuring the length
and weight of white pomfret landed at TPI, Kebumen Regency. Fish samples taken
were 820 white pomfret fish, which were divided into 8 (eight) fish landing points in
Kebumen district. Sampling of fish from each ship was carried out by random
sampling method. Fisheries aspect data is divided into two, namely primary data
and secondary data. Primary data includes data on fishing units, fishing grounds,
fishing methods, prices of fish caught and fishing operational costs. Sampling of
respondents was determined by accidental sample (accidential sample).
Secondary data includes periodic data (time series) of catches and fishing effort in
Kebumen Regency for the last 5 (five) years. In February found TKG II; In March
found TKG II, TKG III. And TKG V; in April it was at TKG II, III, and V. The long-
weight relationship showed that the highest b value was in March with a value of
3.264, the lowest b value was in April with a value of 3.175. The estimated results
of sustainable potential are MSY = 376,545 kg/year with an optimum effort (fopt)
of 241,704 trips/year. The MEY condition shows that the total cost (Total Cost/TC)
is IDR 19,391,840,000/year and the total revenue (Total Revenue/TR) is IDR
29,189,788,000/year. Under MEY conditions, the biggest profit is IDR
9,797,948,000. In the MSY condition, the profits will decrease to IDR
111,442,554/year. In the OAE condition, there is a breakeven point between TC
and TR.
( x )( y )
2 2
Dimana,
dimana : MSY : total hasil tangkapan pada
∑x = ∑ ln L kondisi lestari maksimum
∑y = ∑ ln W Y : hasil tangkapan ikan (yield),
∑xy = ∑ (ln L) (lnW) yaitu keseluruhan hasil tangkapan
∑x² = ∑ (ln L)² suatu jenis ikan
∑y² = ∑ (ln W) f : upaya penangkapan ikan
N = jumlah sampel (ekor) (effort).
a = intercept (perpotongan antara
garis regresi linier dengan sumbu x) Analisis Aspek Ekonomi
b = slope (kemiringan garis regresi) Model bioekonomi static
dimana jika: (Gordon Schaefer) digunakan
b = 3 = Pertumbuhan ikan bawal putih dengan asumsi dalam model statik
isometrik (pertumbuhan panjang Gordon Schaefer ini adalah harga
sebanding dengan pertumbuhan ikan per kg (p) dan biaya
berat). penangkapan per unit upaya tangkap
adalah konstan. Model ini disusun
60
40 25 30
13 12
20 3 2
0
Kelas Panjang
80 75 68 65
60 43
Jumlah Ikan (ekor)
40 26
Maret
20 10 6 1
0
Kelas Panjang
100 84
80
57
Jumlah Ikan (ekor)
60 52
36
40 18
April
20 3 6 6 1
0
Kelas Panjang
Gambar 2. Distribusi frekuensi panjang ikan bawal putih, Bulan Februari-April 2014
1000
800
Berat (gr)
600
WW== 0,016
0,016L L
3,247
400 3,247
200
0
0 10 20 30
Panjang (cm)
1000
800
Berat (gr)
600
W = 0,016
400 L 3,263
200
0
0 10 20 30
Panjang (cm)
1200
1000
800
Berat (gr)
600 W = 0,021
400 L 3,176
200
0
0 10 20 30 40
Panjang (cm)
Gambar 3. Hubungan panjang berat ikan bawal putih pada bulan Februari, Maret,
dan April 2014
8% Ambal
B.pesantren
31% Klirong
24%
Logending
Petanahan
9% 7% Puring
9%
10% 2% Rowo
Berdasarkan Gambar 4, diperoleh baik untuk ikan bawal putih. Hal ini
informasi bahwa daerah disebabkan karena disekitar perairan
penangkapan ikan bawal putih tersebut terdapat 2 buah sungai yang
meliputi perairan Logending bermuara di daerah tersebut.
sebanyak 2%, Petanahan sebanyak Nelayan di Kabupaten Kebumen
10%, Puring sebanyak 9%, melakukan operasi penangkapan
Tanggulangin sebanyak 8%, Klirong ikan di jalur I, yaitu perairan 0-3 mil
sebanyak 9%, Bulus Pesantren laut dari pantai. Hal ini disebabkan
sebanyak 7%, Ambal sebanyak 31% karena ukuran kapal yang digunakan
dan Rowo sebanyak 24%. Perairan dalam proses penangkapan ikan
tersebut masih termasuk dalam bawal putih tidak memungkinkan
wilayah kabupaten Kebumen. Sesuai untuk melakukan penangkapan
dengan kebiasaan ikan bawal putih dengan jarak yang lebih dari 3 mil.
yang menyukai daerah dengan dasar Peta daerah penangkapan ikan
berlumpur dan terkadang berenang bawal putih dapat dilihat pada
mendekati sungai, maka perairan Gambar 5.
Ambal dan Rowo tentu akan sangat
3. Catch Per Unit Effort (CPUE) upaya penangkapan, baik itu jumlah
Catch Per Unit Effort (CPUE) armada maupun jumlah trip
merupakan jumlah hasil tangkapan penangkapan.
rata-rata yang ditangkap oleh tiap
300,000.00 4.00
250,000.00 3.50
3.00
200,000.00 2.50
150,000.00 2.00 Produksi
Berdasarkan Gambar 6,
dapat terlihat CPUE ikan bawal putih 4. Maximum Sustainability Yield
bersifat fluktuatif. CPUE tertinggi (MSY)
terdapat pada tahun 2011, yaitu Berdasarkan analisis data
sebesar 3,79 kg/trip, sedangkan statistik upaya dan produksi tahun
CPUE terendah terdapat pada tahun 2009–2013 dengan analisis regresi,
2012, yaitu 1,80 kg/trip. Hal ini terjadi didapatkan nilai konstanta (a)
dikarenakan upaya penangkapan sebesar 3,116 dan koefisien regresi
ikan bawal putih pada tahun 2012 (b) sebesar -6,445, dengan
meningkat tetapi produksinya menggunakan model Schaefer maka
menurun. didapatkan hasil dugaan potensi
lestari sumberdaya ikan bawal di
perairan Kabupaten Kebumen yaitu
400,000 h max
350,000
300,000
Hasil Tangkapan
250,000
2009
200,000
2013 produksi 5 tahun
150,000 2011 MSY
100,000 2012
50,000
2010
- fop
- 100,000 200,000t 300,000 400,000 500,000 600,000
Upaya Penangkapan
Tabel 4. Perbandingan Kondisi Ekonomi pada titik MSY, MEY dan OAE
MSY MEY OAE
C 376.545 282.949 376.541
F 241.704 121.199 242.399
TR 38.784.089.743 29.189.788.000 38.783.769.523
TC 38.672.647.189 19.391.840.000 38.783.769.523
π 111.442.554 9.797.948.000 0
400,000 MSY
350,000
OAE
300,000 MEY
penerimaan, biaya
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
Upaya
fMEY fopt feq (Effort)
-
- 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000