gowa tallo”. Makalah ini di ajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran sejarah
. Kami mengucapkan terima kasih pada semua anggota kelompok yang telah
membantu dan juga kepada Ibu Lilis Sinaga yang sudah membimbing kami
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari sempurnanya makalah ini.
semua.
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
Masjid Katangka
Makam raja-raja. Tallo adalah sebuah kompleks makam kuno yang dipakai
sejak abad XVII sampai dengan abad XIX Masehi. Letaknya di RK 4
Lingkungan Tallo, Kecamatan Tallo, Kota Madya Ujungpandang. Lokasi
makam terletak di pinggir barat muara sungai Tallo atau pada sudut timur laut
dalam wilayah benteng Tallo. Ber¬dasarkan basil penggalian (excavation) yang
dilakukan oleh Suaka Peninggalan sejarah dan Purbakala (1976¬-1982)
ditemukan gejala bah wa komplek makam ber¬struktur tumpang-tindih.
Sejumlah makam terletak di atas pondasi bangunan, dan kadang-kadang
ditemukan fondasi di atas bangunan makam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan
besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari
kerajaan ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan
pesisir barat Sulawesi. Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan
komunitas, yang dikenal dengan nama Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang
kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung, Parang-Parang,
Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Sejak Gowa Tallo sebagai
pusat perdagangan laut, kerajaan ini menjalin hubungan dengan Ternate yang
sudah menerima Islam dari Gresik. Raja Ternate yakni Baabullah mengajak raja
Gowa Tallo untuk masuk Islam, tapi gagal. Baru pada masa Raja Datu Ri
Bandang datang ke Kerajaan Gowa Tallo agama Islam mulai masuk ke kerajaan
ini.
Setahun kemudian hampir seluruh penduduk Gowa Tallo memeluk Islam.
Mubaligh yang berjasa menyebarkan Islam adalah Abdul Qodir Khotib Tunggal
yang berasal dari Minangkabau. Makasar mencapai puncak kebesarannya pada
masa pemerintahan Sultan Hasannudin (1653 – 1669). Daerah kekuasaan
Makasar luas, seluruh jalur perdagangan di Indonesia Timur dapat dikuasainya.
Sultan Hasannudin terkenal sebagai raja yang sangat anti kepada dominasi
asing. Dalam peperangan melawan VOC, Sultan Hasannudin memimpin sendiri
pasukannya untuk memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku.
Akibatnya kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan
Hasannudin tersebut maka Belanda memberikan julukan padanya sebagai Ayam
Jantan dari Timur.
Demikian Gowa telah mengalami pasang surut dalam perkembangan
sejak Raja Gowa pertama, Tumanurung (abad 13) hingga mencapai puncak
keemasannya pada abad XVIII kemudian sampai mengalami transisi setelah
bertahun-tahun berjuang menghadapi penjajahan. Dalam pada itu, sistem
pemerintahanpun mengalami transisi di masa Raja Gowa XXXVI Andi Idjo
Karaeng Lalolang, setelah menjadi bagian Republik Indonesia yang merdeka
dan bersatu, berubah bentuk dari kerajaan menjadi daerah tingkat II Otonom.
Sehingga dengan perubahan tersebut, Andi Idjo pun tercatat dalam sejarah
sebagai Raja Gowa terakhir dan sekaligus Bupati Gowa pertama.
3.2 Saran
Saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan
makalah ini. Bagi para pembaca dan teman-teman lainnya, jika ingin menambah
wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh maka kami mengharapkan dengan
rendah hati agar membaca buku-buku ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Muhammad. (2013). Silsilah Kepemimpinan Kerajaan Gowa,
http://anragogy.blogspot.com/2013/01/silsilah-kepemimpinan-kerajaan-
gowa.html, diakses 25 April 2014
Negeri 1001 Cerita, Gowa. (2013). Asal-usul Kerajaan Gowa dan Silsilah Kerajaan
Gowa, http://gowa-negeri1001cerita.blogspot.com/2013/07/asal-usul-kerajaan-
gowa-dan-silsilah.html, diakses 25 April 2014
Pacce, Siri’ na. (2012). Silsilah Raja-Raja Tallo.
http://jejakcelebes.blogspot.com/2012/06/silsilah-raja-raja-tallo.html, diakses 25
April 2014
Hapsari, Ratna, M.Adil. 2012. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga.