M. KHUSNUL MUBARAK
0030.04.33.2022
MAGISTER AKUNTANSI
PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA (UMI)
KOTA MAKASSAR
2022
AKUNTANSI PAJAK INVESTASI JANGKA PENDEK & JANGKA PANJANG
Sekuritas
Sekuritas ( surat berharga ) yg mudah diperjual belikan merupakan bentuk invenstasi sementara
untuk memanfaatkan dan yg tidak dipergunakan .Dengan motivasi penyisihan dana sementara
tsb, keuntungan karena fluktuasi harga bukan merupakan tujuan utama dari pembelian sekuritas.
Sekuritas dapat berbentuk saham ( sekuritas ekuitas), obligasi, dan sekuritas yg lain.
Saham
Sekuritas saham dpt berbentuk saham biasa dan saham preferen.Ketentuan pasal 4 ayat 3 UU
PPh, deviden atau bagian laba yg diterima perseroan terbatas sebagai WP dlm negeri, koperasi,
BUMN, BUMD dan dari penyertaan modal pd badan usaha yg didirikan atau berkedudukan di
Indonesia tidak kenakan pajak dengan syarat : deviden tsb berasal dari cad. Modal yg ditahan
dan dibagi PT, BUMN dan BUMD yg menerima deviden, kepemilikan saham pd badan yg
memberikan deviden paling rendah 25% dr jumlah modal yg disetor.
Saham
Dalam PP No. 14 tahun 1997, penghasilan positif dan negatif dari transaksi penjualan saham di
bursa efek dikenakan PPh 0,1% untuk saham pada umumnya 0,5% untuk saham pendiri.Karena
pungutan pajak diperlakukan sebagai pungutan final, maka untuk akuntansi pajak , penghasilan
dari dari penjualan tidak dilaporkan dlm SPT Tahunan dan dikonsolidasikanb dng penghasilan
lainnya yg tidak dikenakan pajak final.
Saham
Sebagai akibat pengenaan final tsb, semua pengeluaran dan biaya tdk dapat dikurangkan pada
penghasilan, baik yg berasal dr saham itu maupun penghasilan lainnya. Misalnya : PT. ABC tgl 1
maret menjual saham PT. XYZ, yg dibelinya Rp ,- dng fharga Rp ,- dan biaya penjualan ( jasa
pialang ) Rp ,-. Keuntungan bersih PT. ABC dari penjualan saham tsb Rp ,-. Namun untuk tujuan
perpajakan, jumlah keuntungan tsb dikesampingkan, dan PT. ABC harus membayar pajak final
sejumlah Rp 1.100,- ( 0,1% x Rp ,-.
Saham
Bila sebaliknya terjadi kerugian , misalnya saham dijual dengan harga Rp ,- dan jasa pialang
Rp ,-, oleh adm. Pajak kerugian tsb dikesampingkan dan perusahaan tetap harus membayar PPh
Rp 950,- ( 0,1% x Rp ,- ) tanfpa mempertimbangkan adalanya fakta kerugian. Hal ini semata-
mata karena alasan kesederhanaan adm. Pemajakan dan pemberian kepastian kepada pembayar
pajakJurnal akuntansi perpajakan untuk transaksi tsb adalah :
12 Contoh 1. Jika saham terjual dgn harga Rp 1.100.000,-
Keterangan
DK
1-Maret-’12
Kas
PPh Pasal 4 (2)
Laba penjualan saham
Invt. Dlm saham PT. XYZ
1.100
-------
80.000
2. Jika saham terjual dgn harga Rp ,
-Keterangan
DK
1-Maret-’12
Kas
PPh Pasal 4 (2)
Rugi penjualan saham
Invt. Dlm saham PT. XYZ
950
60.000
-----
---
Obligasi
Perlakuan akuntansi pajak atas sekuritas obligasi hampir sama dengan saham. Jika dalam
pembelian obligasi termasuk unsur bunga berjalan, bunga tsb harus diperhitungkan sebagai
penghasilan. PPh yg dipungut atas bunga obligasi yg tidak dijual di busar efek tidak boleh
dikapitalisasi, tetapi harus dicatat sebagai pajak yg dibayar dimuka ( PPh Psl 23 dengan tarif
15% x penghasilan bruto ).
Obligasi
Sedangkan bunga obligasi di bursa efek dikenakan PPh final ( PPh 4 ayat 2 ) sebesar 20% dari
penghasilan bruto. Selain bunga tetap, penghasilan obligasi dapat berupa capital gain dan
realisasi diskonto ( selisih antara nilai nominal dng nilai perolehan ) pd saat pelunasan obligasi.
Hanya bunga obligasi dan deviden dari saham yg diperdagangkan di bursa yg diterima WP
perorangan yg tidak melebihi jumlah PTK setahun dibebaskan dari pajak. Prinsip penilaian
sekuritas saham berlaku jg atas obligasi. Demikian juga dng pencatatan pelaporan obligasi
melalui bursa efek diperlakukan sama dng saham.
1. SAHAM Jurnal akuntansi pajak atas transaksi investasi dalam saham menggunakan
cost method dan equity method:
Untuk tujuan perpajakan, tidak terdapat ketentuan menyebutkan metode
pembukuan investasi jangka saham. Investasi saham menurut pasal 10 ayat 5 UU PPh
sama dengan halnya persediaan, dibukukan berdasarkan harga perolehan tanpa
memperhatikan persentase kepemilikan. Keuntungan pengalihan saham merupakan
obyek PPh. Yaitu kelebihan harga jual diatas perolehannya . Apabial penjualan saham
dilakukan tidak melalui pasar modal, maka keutnungan dari penjualan tersebut harus
diakui sebagai penghasilan dari penjualan dikenakan PPh:
- Untuk saham pendiri tarif 0,5% PB bersifat final
- Untuk bukan saham pendiri tarif ),1% bersifat final
Sehingga biaya yang dikeluarkanuntuk perolehan penghasilan tsb tidak dapat
mengurangi pendapatan dividen. Jika penjualan tidak melalui pasar modalmaka
keutungan dari penjualan tersebut harus diakui sebagai penghasilan di luar usaha yang
harus digabungkan dengan penghasilan lain untuk dilaporkan di SPT PPh Badan.
Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk perolehan penghasilan tsb dapat mengurangi
pendapatan dividen.
CONTOH WP.
Alice adalah pemegang saham PT.B pada tahun 2004 memiliki saham 5000
lembar dengan harga perolehan Rp.3.000/lembar saham. Pada tahun 2007 PT.B
membagikan saham bonus yang berasal dari konversi agio saham dengan perbandingan
1:1 yaitu setiap satu lembar saham memperoleh satu saham bonus. Pada bulan Agustus
2009 WP Alice menjual 1000 lembar saham dengan harga Rp.5.000 perlembar saham.
Penghasilan yang harus dimasukkan ke dalam SPT Tahunan WP OP:
1) Harga perolehan setiap lembar saham:
a) 5000 lbr yang diperoleh th 2004 @Rp.3.000 = Rp. 15.000.000
b) 5000 lbr yang diperoleh th 2007@Rp.0 = Rp.0
2) Jumlah lembar saham 10.000 lbr = Rp.15.000.000
3) Harga perolehan rata-rata perlembar saham Rp.1.500
a) Harga penjualan = 1000 x Rp.5.000 = Rp.5.000.000
b) Harga perolehan 1000 lembar saham = 1000 X Rp.1.500 = Rp.1.500.000
4) Keuntungan Rp.5.000.000 – Rp.1.500.00 = Rp. 3.500.000
CONTOH:
Pada tanggal 1 juli 2003 Budi membeli 10 lembar obligasi PT.A dengan niali
nominal Rp.10.000 dan dengan kurs sebesar 110%. Bunga obligasi 12% pertahun dibayar
tiap 1 april dan 1 oktober. Komisi pialang Rp.8.000. Obligasi akan dilunasi pada tanggal
31 Desember 2007 ( 4,5 tahun kemudian).
Pencatatan investasi obligasi oleh Budi:
1 Juli Investasi Obligasi 100.000
Premium 10.000
Penghasilan Bunga 3.000
Utang PPh Pasal 23 1.500
Kas 111.500
Budi harus melakukan pemotongan PPh 23 atas premium diskonto yang merupakan
penghasilan bagi yang menerbitkan obligasi : 15% X 10.000 = 1.500
Tanggal 10 bulan berikutnya Budi harus menyetorkan pajak tsb ke kas negara
10 Agus Utang PPh 23 1.500
Kas 1.500
Sesuai PPh Pasal 21 Budi harus memotong pembayaran komisi sebesar 5% XPB = 5% X 8.000 =
400
1 Juli Biaya Komisi 8.000
Utang PPh 21 400
Kas 7.600
Tanggal 10 bulan berikutnya Budi harus menyetorkan pajak tsb ke kas negara
10 Agus Utang PPh 21 400
Kas 400
Pendapatan bunga yang diterima budi dipotong PPh 23 oleh PT.A 15% x 6.000 = 900
1 Oktober Kas 5.100
Pph 23 dibayar dimuka 900
Penghasilan bunga 6.000
Premium obligasi diamortisasi Rp.1.111 untuk 6 bulan selama tahun 2003 yang dimasukkan
dalam pos pengurang penghasilan bunga
31 Des Piutang bunga 3.000
Penghasilan bunga 3.000
Penghasilan bunga 1.111
Premium obligasi 1.111
Penghasilan bunga obligasi bukan penghasilan yang dikenakan PPh Final, sehingga pada akhir
tahun akan dilakukan penggabungan dengan penghasilan lain dan dilakukan penghitungna
kembali dalam SPT Tahunan Budi
31 Des Penghasilan Bunga 4.889
Rugi Laba 4.889
Sumber
Soekrisno, Agus dan Estralita Tresnawati. 2014. Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
Kurniadi, Hans. 2019. Akunatnsi Pajak Investasi Jangka Pendek. Di akses pada tanggal 23 april
2023. https://slideplayer.info/slide/3758463/.