Anda di halaman 1dari 6

Pajak atas Capital Gain PT Terbuka dan

PT Tertutup
Capital gain kena pajak?

Serius itu? Capital Gain sama dengan Deviden gak sih?

Waduh… kok baru tau yah.. trus berapa tarifnya?

Apakah semuanya kena atau hanya yang diperdagangkan di bursa efek saja?

Ok mari kita bahas satu persatu, sebelumnya mari kita samakan persepsi kita tentang apa itu
capital gain.

Keuntungan Modal atau Capital Gain adalah suatu keuntungan atau laba yang diperoleh dari
investasi dalam surat berharga atau efek, seperti saham, obligasi atau dalam bidang properti,
dimana nilainya melebihi harga pembelian. Selisih antara harga jual yang lebih tinggi dan harga
pembelian yang lebih rendah, menghasilkan keuntungan finansial bagi investor tersebut.
Kebalikannya, kerugian modal terjadi jika surat berharga atau properti tersebut dijual dengan
harga lebih rendah dari harga pembelianya.

Keuntungan modal dapat mangacu pada “pendapatan investasi” yang timbul dalam kaitannya
dengan investasi yang dilakukan dalam bidang properti, aset keuangan (surat berharga) seperti
saham atau obligasi dan produk turunannya serta aset tidak berwujud seperti “goodwill”.

Perlu diingat bahwa antara capital gain dan deviden itu beda lho.. kalau capital gain sudah
dijelaskan diatas sedangkan kalau Dividen adalah sebagian laba perusahaan yang dibagikan
kepada pemegang saham. Tidak semua laba dibagikan kepada pemegang saham karena sebagian
digunakan untuk investasi & pengembangan perusahaan.

Beberapa perusahaan rutin memberi dividen tiap tahun, namun ada beberapa perusahaan yang
tidak memberi dividen. Alasan pertama sebuah perusahaan tidak memberi dividen adalah karena
perusahaan tidak memperoleh laba yang cukup, atau malah rugi.

Besar kecilnya pembagian dividen ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Bagaimana caranya mendapat dividen? Anda bisa memperoleh dividen dengan membeli saham
sebuah perusahaan yang sudah terdaftar di bursa efek.

Untuk mendapat dividen, investor harus menyimpan saham tersebut hingga melewati cum date
dividen. Cum date adalah tanggal pencatatan investor yang berhak menerima dividen. Investor
boleh menjual sahamnya keesokan harinya pada saat ex-date atau tetap menyimpannya. Dividen
merupakan imbal hasil yang diperuntukkan bagi para investor saham jangka panjang, sedangkan
untuk trader, dividen hanyalah sebuah pemanis saja.
Penghitungan Capital Gain Atas PT Terbuka

Ok balik lagi ya ke Capital Gain,,

Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan pemerintah Nomor 41 Tahun 1994 Tanggal 23
Desember 1994 dan KMK Nomor 282 / KMK.04 / 1997 Tanggal 20 Juni 1997 yang mengatur
maslah pengenaan Pajak Penghasilan atau penghasilan yang diterimaatau diperoleh dari transaksi
penjualan saham di bursa efek.

Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari transaksi penjualan
saham di bursa efek dipungut pajak penghasilan yang bersifat final. Pemungutan Pajak
Penghasilan tersebut bersifat final dan oleh karena itu apabila Wajib Pajak menerima atau
memperoleh penghasilan yang berasal dari transaksi penjualan saham di bursa efek, penghasilan
tersebut tidak perlu digabungkan dengan penghasilan lainnya dalam penghitungan Pajak
Penghasilan yang terutang dalam pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
Demikian pula, pajak penghasilan yang telah dipotong tidak dapat dikreditkan dengan Pajak
Penghasilan tang terutang menurut Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan.

Bagaimana dengan tarifnya?

 Tarif Pajak

1. Besarnya Pajak Penghasilan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi
atau badan dari transaksi penjualan saham di bursa efek adalah 0,1% (satu per seribu)
dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan saham, baik saham biasa maupun saham
pendiri.
2. Khusus untuk transaksi penjualan saham pendiri, terhadap pemilik saham pendiri
dikenakan tambahan Pajak Penghasilan sebesar 0,5% (setengah persen) dari nilai jual
saham. Nilai jual saham dimaksud ditetapkan sebagai berikut.

 Bagi perusahaan yang telah menjual sahamnya di bursa efek sebelum tanggal 1 Januari
1997, nilai jual saham ditetapkan sebesar nilai saham pada saat penutupan bursa diakhir
tahun 1996 (30 Desember 1996).
 Apabila saham perusahaan diperdagangkan di bursa efek pada atau setelah 1 Januari
1997, nilai jual saham tersebut ditetapkan sebesar harga saham pada saat penawaran
umum perdana.

Bagi Wajib Pajak pemilik saham pendiri yang tidak memilih untuk dikenakan tarif final sebesar
0,5% berdasarkan ketentuan ini, atas penghasilan berupa capital gain dari transaksi penjualan
saham pendiri dikenakan Pajak Penghasilan sesuai dengan tarif umum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 Undang-Undang Pajak Penghasilan. Oleh karena itu, Wajib Pajak tersebut harus
melaporkan pilihannya itu kepada Direktur Jenderal Pajak dan penyelenggaraan bursa efek.

Termasuk dalam pengertian saham pendiri adalah:


1. Saham yang diperoleh pendiri yang berasal dari kapitalisasi agio yang dikeluarkan
setelah penawaran umum perdana (initial public offering – IPO);
2. Saham yang berasal dari pemecahan saham pendiri.

Tidak termasuk dalam pengertian saham pendiri adalah:

1. Saham yang diperoleh pendiri yang berasal dari pembagian dividen dalam bentuk saham;
2. Saham yang diperoleh pendiri setelah penawaran umum perdana (initial public
offering) yang berasal dari pelaksanaan hak pemesanan efek terlebih dahulu (right issue),
waran, obligasi konversi, dan efek konversi lainnya;
3. Saham yang diperoleh pendri perusahaan reksadan.

Berikut tata cara pengenaan pajaknya:

Pengenaan pajak penghasilan sebesar 0,1% (satu per seribu) untuk setiap transaksi penjualan
saham, dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggaraan burs efek melalui perantara
pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham. Adapun tambahan Pajak
Penghasilan sebesar 0,5% (setengah persen) dikenakan terhadap pemilik saham pendiri dan
penyetornya dilakukan oleh emiten atas nama pemilik saham pendiri.

Berikut Tata cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan

Pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan yang terutang sebesar 0,1% (nol
koma satu persen) untuk setiap transaksi penjualan saham, dilakukan oleh penyelenggaraan bursa
efek sebagai berikut.

1. Pemotongan Pajak Penghasilan oleh penyelengaraan bursa efek dilakukan melalui


perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham. Transaksi
penjualan saham di bursa efek hanya dapat dilakukan oleh investor melalui perantara
pedagang efek, sehingga penyelenggaraan bursa efek tidak dapat melakukan pemotong
secara langsung pada pihak yang menjual saham. Oleh karena itu, pemotongan Pajak
Penghasilan harus dilakukan melalui perantara pedagang efek pada saat perantara
tersebut melakukan pelunasan transaksi penjual tersebut kepada investor. Dengan
demikian, perantara pedagang efek ikut bertanggung jawab atas pemotongan Pajak
Penghasilan tersebut.
2. Penyelenggara bursa efek wajib menyetor Pajak Penghasilan tersebut ke bank persepsi
atau Kantor Pos selambat-lambatnya tanggal 20 (dua puluh) bulan berikutnya setelah
bulan terjadinya transaksi penjualan saham. Sebagai contoh, untuk transaksi penjualan
saham yang terjadi selama bulan September 1997, Pajak Penghasilan yang telah dipotong
oleh penyelenggara bursa efek harus disetorkan selambat-lambatnya tanggal 20 Oktober
1997.
3. Penyelenggaraan bursa efek wajib menyampaikan laporan tentang pemotongan dan
penyetoran Pajak Penghasilan tersebut kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak setempat
selambat-lambatnya tanggal 25 (dua puluh lima) bulan yang sama dengan bulan
penyetoran.
Tata cara penyetoran dan pelaporan tambahan PPh yang terutang atas saham pendiri (sebesar
0,5%), dilakukan sebagai berikut.

1. Emiten atas nama yang terutang sebesar 0,5% kepada Bank Persepsi atau Kantor Pos:

 Sebelum penjualan seham pendiri, selambat-lamabatnya tanggal 29 November 1997,


apabila saham tersebut telah diperdagangan di bursa efek sebelum tanggal 29 Mei 1997;
 Sebelum penjualan saham pendiri, selambat-lambatnya satu bulan setelah saham tersebut
diperdagangkan di bursa efek pada atau setelah tanggal 29 Mei 1997.
 Emiten wajib menyampaikan laporan mengenai penyetoran tambahan Pajak Penghasilan
yang terutang tersebut kepada Kepala Pelayaan Pajak setempat selambat-lambatnya
tanggal 20 (dua puluh ) bulan berikutnya setelah bulan penyetoran.

        2. Laporan dimaksud sekurang-kurangnya berisikan:

 Nama dan NPWP pemilik saham pendiri;


 Nilai saham;
 Pajak Penghasilan Terutang;
 Tanggal penyetoran pajak;

 Laporan penyetoran ini dilampiri dengan Surat Setoran Pajak (SSP) lembar ke – 3.

3. Emiten wajib melaporkan kepada penyelenggaraan bursa efek bahwa atas seluruh saham
pendiri telah dibayarkan tambahan Pajak Penghasilan sebesar 0,5%, sehingga untuk
selanjutnya transaksi penjualan saham pendiri hanya dikenakan Pajak Penghasilan 0,1%.

Contoh Perhitungan

Aturan Yang Berlaku Saat ini (PP no 14 Tahun 1997):

Besarnya pajak penghasilan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau
badan dari jumlah bruto transaksi penjualan saham di bursa efek adalah 0,1%.

Contoh:

Seseorang atau badan menjual 1000 lembar saham dengan harga Rp 100 per lembar. Maka ia
dikenakan pajak penghasilan sebesar: 0,1% X Rp 1000 X Rp 100  = Rp 1000.

Pemegang saham pendiri dikenakan tambahan pajak penghasilan sebesar 0,5% dari nilai
transaksi penjualan pada saat penjualan umum saham perdana (IPO) dan bersifat final.

Contoh:

Pemegang saham pendiri menjual 1000 lembar saham pada saat IPO dengan harga pada saat IPO
Rp 100 per lembar. Maka ia dikenakan tambahan pajak penghasilan sebesar 0,5% X 1000 X 100
= Rp 5000
Pemegang saham pendiri dikenakan tambahan pajak penghasilan sebesar 5% yang dihitung dari
keuntungan transaksi penjualan (capital gain) dan bersifat tidak final. Pajak Pph ini bisa
dikreditkan di akhir tahun.

Contoh:

Pemegang saham pendiri menjual 1000 lembar saham dan harga per lembar 100. Ketika nantinya
dijual ia misalnya mendapat keuntungan Rp 10. Maka ia dikenakan pajak penghasilan sebesar
5% X Rp10 = Rp 0,5. Tetapi besar pajak ini belum final, bisa dikreditkan akhir tahun buku.
Pajak ini bisa mengurangi kewajiban perpajakan di akhir tahun buku.

Penghitungan Capital Gain Atas PT Tertutup

Kalau misalnya transaksi atas PT Tertutup atau yang tidak masuk bursa bagaimana?

Jika perusahaan belum listing (PT tertutup) atas transaksi saham tidak dipotong PPh Final.  Jika
ada keuntungan dari transaksi saham tersebut (selisih harga jual dengan nilai buku) baru
dikenakan PPh dengan tarif progresif Pasal 17 (diperhitungkan waktu melaporkan SPT Tahunan)

Share this:

 Facebook
 Twitter
 Surat elektronik
 Cetak

Terkait

Perlakuan Pajak atas Multi Level Marketingdalam "Pajak"

Tarif & PTKPdalam "KUP"

FAQ tentang Amnesti Pajak - 1dalam "Pajak"

29 Mei 2014 by ryan blues Categories: KUP, Pajak, PPh, PPh PotPut | Tag: pajak atas capital
gaim perusahaan tertutup, pajak atas capital gain | 3 Komentar

Navigasi pos
← Hal-hal yang perlu diperhatikan menjelang berakhirnya April 2014
Aspek Perpajakan Atas Merger/Penggabungan Perusahaan →
3 thoughts on “Pajak atas Capital Gain PT Terbuka dan
PT Tertutup”

1.

nurahmanafandi berkata: 31 Mei 2014 pukul 01:42

Reblogged this on nurahmanafandi.

Balas

2.

Krisna berkata: 16 Desember 2014 pukul 16:18

Halo, saya ingin bertanya mengenai masalah penjualan saham ini. Apabila sebuah
perusahaan terbuka menerbitkan saham baru untuk diperdagangkan di bursa, apa saja
implikasi pajaknya? Terima kasih sebelumnya.

Balas

ryan blues berkata: 22 Desember 2014 pukul 21:54

Bapak Krisna, mungkin bisa diperjelas lagi ya pak kondisinya. apakah saham baru
itu setelah melakukan transaksi perdagangan dalam arti sudah terdaftar di BEI
ataukah saham itu terbit untuk pertama kali.
Untuk saham baru, maka implikasi pajaknya adalah PPh Final sebesar 0,5 % dari
saham yang akan diperjual belikan. bisa dilihat contoh penghitungannya di dalam
artikel ya pak.
jadi maksimal 1 bulan setelah diperdagangkan untuk pertama kali maka wajib
membayar dan melaporkan PPh Final tersebut.

sekian, smoga bisa membantu..

Anda mungkin juga menyukai