Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Perpustakaan Vol. 11 No.

1 Tahun 2020: 15-34


ISSN 1979 - 9527 (Printed) ISSN 2715-274x (Online)
Journal homepage: journal.uii.ac.id/unilib

Pengaruh Religiusitas terhadap Kematangan Karier Pustakawan


Kajian Empiris pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam
di Daerah Istimewa Yogyakarta
Sungadi
Perpustakaan Universitas Islam Indonesia
email: sungadi@uii.ac.id

Abstrak
Adanya kemampuan pemahaman agama (religiusitas) yang memadai, pustakawan dimun-
gkinkan memiliki peran penting terhadap pegembangan dan pembinaan karier pustakawan. Kata kunci :
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh religiusitas terhadap Religiusitas,
kematangan karier pustakawan.Manfaat penelitian adalah untuk memberikan pemahaman Kematangan Karier,
terhadap nilai-nilai Islam dalam menjalani profesi pustakawan agar memiliki sifat amanah, jujur, Pustakawan,
rasa optimis dan bertanggung jawab sehingga kematangan karier akan dapat tercapai. Riset pendidikan tinggi
dilakukan pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
dengan mengambil seluruh populasi (82 orang) pustakawan sebagai responden penelitian,
namun dari hasil pengumpulan data hanya 78 angket yang kembali secara lengkap dan 4 angket
kembali tidak lengkap, sehingga jumlah responden penelitian menjadi 78. Metode penelitian
bersifat kuantitatif, pengumpulan data primer dan skunder. Data primer diperoleh melalui penye-
baran angket kepada responden dan data skunder diperoleh dari dokumen yang ada di PTKI DIY.
Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan regeresi sederhana. Hasil riset menunjukkan
bahwa persepsi Pustakawan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di DIY terhadap variabel
penelitian dalam kategori baik sampai dengan kategori sangat baik. Persepsi pada variabel religi-
usitas pada posisi sangat tinggi/sangat baik dan variabel kematangan karier dalam kondisi tinggi/
baik. Dari analisis regresi sederhana dapat dinyatakan bahwa persepsi Pustakawan Pendidikan
Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di DIY terhadap Religiusitas (X) berpengaruh positif terhadap
kematangan karier (Y) terdapat nilai pengaruh sebesar 0,292 dengan signifikansi 0,009 < 0,05,
artinya menerima hipotesis. Secara umum, dalam penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa
secara teoritik religiusitas berpengaruh terhadap kematangan karier Pustakawan Pendidikan
Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di DIY.

A. PENDAHULUAN memenuhi kebutuhannya sepanjang hayat lewat


Tantangan yang dihadapi pustakawan perpustakaan. Agar dapat tercapai pemenuhan
dari waktu ke waktu semakin kompleks. Hal ini kebutuhan informasi tersebut, perpustakaan sudah
disebabkan oleh adanya perubahan berbagai seharusnya dapat menyediakan sumber bacaan
bentuk informasi dan semakin beragamnya yang beragam dan memadai sehingga keinginan
kebutuhan informasi bagi penikmat ilmu penge- pembaca dapat terpenuhi. Keragaman sumber
tahuan, mulai dari informasi dalam bentuk teks bacaan tersebut akan dapat terpenuhi sangat
tercetak maupun non cetak, gambar, suara, dan dipengaruhi oleh kinerja pustakawan. Kinerja
gabungan antara gambar dengan suara, dan pustakawan dalam rangka mengembangkan karier
lain-lain. Agar dapat memenuhi dari berbagai sehingga dapat dicapai kematangan karier sangat
kebutuhan pemustaka tersebut, pustakawan terbuka lebar. Masalah ini dapat dibuktikan adanya
dituntut untuk memiliki skill dan kemampuan peluang bagi pustakawan yang dapat naik pangkat
dalam bidang teknologi dan informasi. Para dalam dua tahun sekali dan kenaikan jabatan pada
penggemar informasi dan ilmu pengetahuan dapat setiap tahun sekali (Perpusnas RI, 2015).

DOI: 10.20885/unilib.Vol11.iss1.art3
15
Copyright@2020 Authors. This is an open-access article ditributed under the terms of the Creative Commons Attribution License
(http://creativecommons.org/license/by-sa/4.0/)
Jurnal Perpustakaan Vol. 11 No.1 Tahun 2020: 15-34
ISSN 1979 - 9527 (Printed) ISSN 2715-274x (Online)

Hasil riset pendahuluan pada bulan Mei sampai Berangkat dari latar belakang diatas, peneliti
dengan Agustus 2016, terbukti bahwa perma- akan melakukan kajian tentang “Pengaruh Religi-
salahan yang dialami Pustakawan Pendidikaan usitas terhadap Kematangan Karier Pustakawan:
Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Daerah Istimewa Studi Empiris pada Pendidikaan Tinggi Keagamaan
Yogyakarta adalah: (1) kurangnya persiapan pada Islam di Daerah Istimewa Yogyakarta”.
saat akan memasuki dunia kepustakawanan; (2) Penelitian ini akan mengkaji dan menganalisis
sebanyak 90.63% di awal pengangkatan dengan cara terhadap masalah penelitian antara lain meliputi:
inpassing; (3) ditemukan sebanyak 44,03% pusta- (1) Kondisi religiusitas pustakawan pada Perpus-
kawan < 4 tahun tidak mengurus kenaikan pangkat takaan Pendidikaan Tinggi Keagamaan Islam di
dan jabatan; dan 13,84% mendapatkan sanksi Daerah Istimewa Yogyakarta. (2) Kondisi tingkat
diberhentikan sementara menjadi Pustakawan; (4) kematangan karier pustakawan pada Perpustakaan
ditemukan data 29,56% pustakawan berijazah SMA Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam di Daerah
sederajat dan non ilmu perpustakaan; (5) Pada saat Istimewa Yogyakarta. (3) Untuk menguji apakah
dilakukan penelitian, pustakawan PTKI DIY belum religiusitas berpengaruh terhadap kematangan
ada yang mencapai jabatan sebagai Pustakawan karier pustakawan.
Utama.
Dari hasil penelitian awal di atas menunjukkan B. KAJIAN PUSTAKA
bahwa masalah yang dihadapi oleh Pustakawan Terdapat tiga istilah yang mempunyai makna
Perguruan Tinggi DIY saat ini adalah sejumlah sama dan dapat saling menggantikan, yaitu agama,
90,63% di awal pengangkatan dengan cara din, religi. Istilah riligi (religion, bahasa Inggris) dan
inpassing. Hal ini berdampak pada pustakawan yang din (ad-diin, bahasa Arab) mempunyai makna yang
mengalami masa krisis dan kritis jabatan sebesar sepadan dengan istilah agama. Secara etimologis
57,87% (terdiri dari 44,03% tidak mampu mengurus punya arti sendiri-sendiri, namun secara termi-
kenaikan pangkat dan jabatan dan 13,84% dihen- nologis dan teknis tiga istilah di atas memiliki
tikan sementara statusnya sebagai pustakawan). arti dan makna yang sama, yaitu mengikat jadi
Secara akademik, riset ini dipandang sebagai satu (Anshari, 1987). Tentang pengertian agama,
hal yang urgent untuk dilaksanakan dalam rangka Syaltut (Shihab, 1992) mengatakan bahwa agama
terbentuknya pustakawan yang memiliki norma- adalah ketetapan Allah yang diwahyukan kepada
norma moral (akhlaq karimah) dan norma-norma para Nabi-Nya untuk menjadi pedoman hidup
agama (religiusitas). Sementara itu secara praktis, manusia. Selanjutnya Glock dan Stark (1988)
riset ini memiliki nilai yang vital untuk dilakukan, menandaskan bahwa agama adalah sistem simbol,
dengan mempertimbangkan masih sangat sistem keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku
terbatasnya tema yang mengkaji kematangan karier yang terlembagakan, yang semuanya berpusat
pustakawan, dan bisa dinyatakan belum adanya persoalan-persoalan yang dihayati sebagai sesuatu
peneliti yang melakukan penyelidikan masalah ini. yang paling maknawai. Pengertian agama yang
Dengan mempertimbangkan masih terbatasnya dibuat oleh Syaltut meliputi agama-agama yang
bahkan bisa dinyatakan belum ditemukan samawi atau agama langit (agama yang diturunkan
penelitian kematangan karier pustakawan, Tuhan). Sementara pengertian agama versi Glock
sehingga masalah ini dirasa perlu dan patut untuk dan Stark meliputi semua agama ditambah
dikaji lebih mendalam. dengan sistem keyakinan atau sistem kepercayaan

16
Pengaruh Religiusitas terhadap Kematangan Karier Pustakawan Kajian Empiris pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam di Daerah Istimewa Yogyakarta
Sungadi

lain. Dari pengertian agama dan religi dapat yaitu Iman, Islam, dan Ihsan. Di sisi lain, ahli-ahli
juga disamakan pengertian keberagamaan dan psikologi agama kontemporer pada umumnya
religiusitas (religiousity). Glock dan Stark mengar- bepandangan bahwa dimensi religiusitas meliputi
tikan religiusitas sebagai keyakinan akan ajaran keyakinan, ritual, konsekuensial, eksperiensial, dan
agama tertentu dan dampak dari ajaran agama intelektual. Glock dan Stark (1988) serta Paloutzian
itu dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan (1996) berpandangan bahwa dimensi religiusitas
masyarakat. Dengan bahasa yang lebih sederhana, terdiri atas lima, yaitu keyakinan (the ideological
Dister (1994) mengartikan religiusitas sebagai inter- dimension, religious belief), peribadatan atau praktik
nalisasi agama dalam diri seseorang. Dikatakannya, agama (the ritualistic dimension, religious practice),
orang yang beragama akan merasakan adanya pengalaman (consequential dimension, religious
kewajiban tak bersyarat terhadap zat yang diyaki- effect), penghayatan (the experiential dimension,
ninya sebagai sumber kebaikan. Telaah kritis yang religious feeling), dan pengetahuan agama (the
diberikan kepada pengertian religiusitas menurut intellectual dimension, religious knowledge).
Glock dan Stark (1988) adalah penekanannya
kepada keyakinan dan dampak dari keyakinan itu. Ahli Islam yang memahami psikologi seperti
Deskripsi tentang dampak dari keyakinan kurang Rakhmat (1997; 2003) dan ahli psikologi yang
dijelaskan secara lebih terinci. Sementara itu, kritik memahami Islam seperti Ancok dan Suroso
terhadap pandangan Dister (1990) adalah kurang (2011) mencoba mencari jalan tengah atas
memberikan deskripsi tentang area keberagamaan. dimensi keagamaan ini. Rakhmat percaya bahwa
Oleh karena itu, menarik untuk dicermati pengertian pemahaman terhadap religiousitas seseorang harus
religiusitas menurut Ancok dan Suroso (2011) serta memahami aspek konseptual dan aktual. Salah satu
menurut Nashori dan Mucharam (2002). Ancok bagian dari aspek konseptual religiousitas adalah
dan Suroso (2011) mengartikan religiusitas adalah dimensi intelektual. Dengan demikian Rakhmat
tingkat pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan, (1997; 2003) mengungkapkan bahwa semestinya
dan penghayatan seseorang atas ajaran agama keberagamaan meliputi dimensi-dimensi ideologis,
yang diyakininya. Senada dengan pandangan di ritualistik, konsekuensial atau sosial, eksperiensial,
atas, Nashori dan Mucharam (2002) mengartikan dan intelektual. Dimensi keberagamaan ini dapat
religiusitas sebagai sejauh mana pengetahuan, dipakai untuk menjelaskan religiousitas dengan latar
seberapa kuat keimanan, seberapa kuat imple- belakang agama apapun, termasuk religious Islam.
mentasi ibadah dan akhlak, serta seberapa dalam Di sisi lain Ancok dan Suroso (2011) mengungkapkan
pemahaman atas agama yang dipeluknya. Dalam bahwa pemahaman religiusitas pemeluk agama
tulisan ini, pengertian religiusitas mengacu kepada harus memperhatikan karakteristik khas yang ada di
penjelasan Ancok dan Suroso (2011) serta Nashori kalangan agama tersebut. Untuk memahami keber-
dan Mucharam (2002). Ahli-ahli Islam dan psikologi agamaan umat Islam, maka dimensi-dimensinya
tertarik untuk memberikan penjelasan tentang juga yang bersumber dari ajaran Islam. Disamping
dimensi-dimensi religiusitas. Ahli-ahli Islam seperti dimensi-dimensi akidah, ibadah, akhlak, dan ihsan,
Anshari (1987) mengungkapkan bahwa dimensi semestinya dimasukkan juga dimensi ilmu agama.
keberagamaan Islam meliputi akidah, ibadah, dan Menurut Ancok dan Suroso, dimensi ilmu juga
akhlak. Sementara Abdullah (2002) mengung- penting karena memberikan pengaruh terhadap
kapkan religiusitas seseorang ada tiga dimensi, dimensi-dimensi lain. Ilmu Agama yang mantap

17
Jurnal Perpustakaan Vol. 11 No.1 Tahun 2020: 15-34
ISSN 1979 - 9527 (Printed) ISSN 2715-274x (Online)

mengantarkan individu lebih kokoh akidahnya, opsi profesi yang realistis, yang kesudahannya bisa
luas, mantap ibadahnya, lebih bersemangat menetapkan serta memutuskan terhadap profesi
dalam akhlaknya, serta memungkinkan memiliki yang akan dikerjakan setelah menyelesaikan pendi-
pengalaman kedekatan dengan Tuhan (baca: Ihsan) dikannya.
lebih banyak. Dari berbagai pengertian tersebut, dapat
Savickas (2005) menyatakan bahwa career dipahami bahwa career maturity merupakan
maturity dapat dinyatakan dengan adaptasi profesi, kecakapan seseorang dalam mengetahui
yaitu kewaspadaan seseorang dan pemanfaatan potensi diri yang dimilikinya dan menelaah
resources yang tersedia sebagai penunjang dalam opsi-opsi prodi/karier yang diinginkan untuk
membina karier yang sedang diemban, perubahan bisa menentukan pilihan profesi dengan
profesi, dan problematika tugas keprofeseian. akurat, selaras dengan fase pertumbuhan
Career maturity bagi mahasiswa, bisa didefinisikan seseorang.
kewaspadaan mahasiswa dalam menentukan Teori Crites dalam (Gonzalez, 2008) ada dua
alternatif profesi secara realistis. Super (dalam dimensi dalam kematangan karier, yaitu
Sharf, 2006) menyatakan bahwa career maturity dimensi sikap dan dimensi kognitif. Dimensi
merupakan sikap seseorang dalam mengenali, sikap meliputi: keterlibatan, bimbingan,
menentukan, mempersiapkan, dan memprak- kebebasan, pilihan, dan komitmen. Sementara
tikkan haluan profesi yang cocok dengan umur dimensi kognitif terdiri dari: penyelesaian
rerata dalam fase pertumbuhan kariernya. Dari masalah, perencanaan, seleksi sasaran, dan
dua pengertian tersebut dapat diambil kesim- penilaian kinerja sendiri. Teori Super masih
pulan bahwa kematangan karier individu dapat dalam (Gonzalez, 2008) menjelaskan bahwa
diartikan sebagai kesiagaan seseorang dalam ada dua dimensi besar dalam kematangan
menentukan dan memutuskan dengan akurat. Lock karier, sama dengan teori Crites yaiu dimensi
(2005) menyatakan bahwa career maturity adalah sikap dan dimensi kognitif. Perbedaan terletak
kecakapan seseorang dalam menetapkan profesi pada sub dimensi, dimana sub dimensi
yang akurat, mengetahui bahwa opsi profesi perlu kematangan karier menurut Super adalah
ditetapkan, dan jenjang dari opsi perorangan yang terdiri dari: (1) sikap, meliputi perencanaan
efisien dan konstan selama-lamanya. Luzzo dan karier dan eksplorasi karier; (2) kognitif,
Savickas (dalam Levinson, Caswell, & Kiewra, 1998) meliputi pembuatan keputusan karier,
menyatakan bahwa career maturity merupakan informasi pengembangan karier, pengetahuan
kecakapan seseorang dalam mendapatkan tentang dunia kerja, dan informasi tentang
keinginan yang diperlukan, seperti knowledge pekerjaan pilihan. Masih menurut Super yang
dan skill untuk menyiapkan opsi profesi yang dikutip oleh Sharf (2006) yang menyatakan
berkeadaan realistis, mampu menetapkan pilihan bahwa kematangan karier ditentukan oleh 2
terhadap profesi yang cocok dengan informasi yang (dua) dimensi yaitu dimensi sikap (attitude)
diperoleh dan fase pertumbuhan karier perorangan dan dimensi pengetahuan dan keterampilan
tersebut. Hal itu, dapat dinyatakan bahwa career (knowledge and skill). Dimensi attitude terdiri
maturity merupakan kecakapan mahasiswa dalam dari 2 (dua) indikator yaitu: perencanaan
mengetahui kemampuan pribadinya, sehingga karier dan eksplorasi karier. Sementara
dapat membuat persiapan dalam menentukan dimensi knowledge and skill terbagi dalam

18
Pengaruh Religiusitas terhadap Kematangan Karier Pustakawan Kajian Empiris pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam di Daerah Istimewa Yogyakarta
Sungadi

tiga (3) indikator antara lain: pengambilan heart of the university” yang berarti perpustakaan
keputusan, informasi dunia kerja, dan penge- adalah jantungnya perguruan tinggi sudah tidak
tahuan tentang kelompok kerja yang disukai. asing di telinga pembaca. Akan tetapi sejauh
Salami (2008) menyatakan bahwa kapasitas mana jantung tersebut selalu dipelihara secara
jati diri secara substansial berpengaruh berkesinambungan sering pula terdengar menjadi
terhadap career maturity seseorang. Bukti pertanyaan, terutama oleh pustakawan yang
temuan ini menyebutkan bahwa seseorang memiliki tugas utama dalam memelihara bagian
yang mendapatkan kualitas jati dirinya perlu penting dalam lembaga informasi yang bernama
melewati fase pendalaman dan mempunyai perpustakaan. Pustakawan dengan kemampuan
tanggung jawab yang nyata terhadap peker- dan profesionalismenya mempunyai tugas yang
jaannya, dimana seseorang masih melacak jati sangat vital dalam menumbuhkembangkan
dirinya. Dengan demikian, seseorang masih perpusdokinfo, sehingga kemampuan dan profe-
memerlukan bimbingan, fatwa, dan arahan sionalisme pustakawan perlu terus dibina.
dari ayah, ibu, dan atau anggota keluarga, Sudarsono (2010) menjelaskan bahwa CPD
sehingga ia dapat memilih kariernya secara dapat diterjemahkan sebagai Pengembangan
tepat. Profesional Berkelanjutan (PPB) atau Pengem-
bangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB). Istilah
Sementara menurut Moeljono, kiat sukses pengembangan profesi dalam jabatan fungsional
dalam mengembangkan karier ada delapan langkah pustakawan memang telah lama dikenal dengan
yang harus dilakukan oleh seorang pegawai, antara devinisi: “Kegiatan pustakawan dalam rangka
lain: (1) memperkaya pengetahuan, (2) mening- pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
katkan keterampilan, (3) tidak hanya IQ, tetapi EQ, ketrampilan untuk meningkatkan mutu dan profe-
(4) SQ (Spiritual Quotient), (5) Vision Value Courage/ sionalisme bidang kepustakawanan maupun dalam
keteguhan hati, keberanian (VVC) Plus, (6) etika, (7) rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
hukum, dan (8) keseimbangan karier dan keluarga. peningkatan mutu layanan perpustakaan”. Selan-
Pentingnya pengetahuan yang berhubungan jutnya pembinaan karier tersebut diuraikan pada
langsung dengan karier sebagai pegawai berbagai event terdiri atas: “menulis artikel ilmiah,
(pustakawan) yaitu pengetahuan yang berkaitan bertugas sebagai ketua komunitas pustakawan,
dengan pekerjaan sehari-hari sebagai pegawai menyusun makalah pertemuan ilmiah, melakukan
yang profesional. Pengetahuan yang tidak langsung konsultasi konsep, membuat buku pedoman dan
berkenaa dengan karier tetapi bermanfaat: (a) melakukan terjemahan dan membuat saduran”.
bagi lembaga dimana pegawai bekerja, misalnya Dari definisi di atas dapat ditarik definisi CPD dalam
politik, kebijakan pemerintah, dan perkembangan konteks perpustakaan atau informasi adalah proses
informasi terkini, (b) bagi pekerjaan Anda, misalnya dimana kompetensi profesional perpustakaan
budaya lokal, bahasa asing, komputer, dan seter- dan spesialis informasi dipertahankan oleh pelaku
usnya, (c) bagi kualitas kemanusiaan Anda, misalnya perpustakaan (pustakawan) di sepanjang karier
HAM, gender, dan seterusnya. mereka. Adapun pengertian selengkapnya dari
Eliot (2007) dalam Simpson (2016), menya- CPD adalah: “Suatu proses panjang dalam mening-
takan sebagai organisme yang berkembang di katkan kemampuan, memperbarui keterampilan
lingkungan pendidikan tinggi, slogan “Library is the serta kompetensi seorang staf, yang dilakukan

19
Jurnal Perpustakaan Vol. 11 No.1 Tahun 2020: 15-34
ISSN 1979 - 9527 (Printed) ISSN 2715-274x (Online)

secara teratur dalam layanan pelatihan dan pendi- skill terhadap pengembangan sistem perpus-
dikan, yang didukung oleh program eksternal”, takaan, mempelajari potensi diri sendiri pada minat,
hal ini sesuai yang diungkapan oleh Prytherch kemampuan, dan nilai-nilai yang dimiliki tentang
(2005) dalam (Sudarsono, 2010). Dalam konteks karier, kepribadian individu, peran kehidupan,
profesional yang lebih umum CPD dapat diartikan pendidikan berkelanjutan, terjaminnya akses
sebagai: Pemeliharaan berkesinambungan dengan pengembangan karier yang berkelanjutan, tahapan
meningkatkan kemampuan dan pengetahuan, skill, pertumbuhan karier, pengelolaan perpustakaan,
keterampilan serta pengembangan kompetensi diri pelayanan perpustakaan, pengembangan sistem
bagi pegawai dalam melaksanakan tugas teknis kepustakawanan, pengembangan profesi dan
profesional selama perjalanan kariernya. kegiatan penunjang.
Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa,
apabila dibandingkan dengan definisi CPD yang C. METODE PENELITIAN
biasa dipedomani oleh pihak-pihak kompeten Penelitian dilakukan di lingkungan Universitas
dunia, maka ketetapan profesi pada jabatan Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta,
fungsional pustakawan ternyata sangat sempit. Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta,
Informasi mengenai implementasi konsep CPD Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY),
dalam pembinaan profesi pustakawan belum Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta,
banyak memperoleh perhatian. Hingga sekarang Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta dan
informasi yang berhubungan dengan imple- Universitas Nahdlatul ‘Ulama (UNU) Yogyakarta.
mentasi konsep CPD dalam pengembangan profesi Waktu Penelitian derencanakan selama 4 (empat)
pustakawan masih sedikit dan kurang. Oleh sebab bulan, antara bulan Desember 2017 sampai
itu perlu dilakukan suatu kajian, tulisan ataupun dengan Maret 2018. Populasi dalam hal ini adalah
penelitian tentang implementasi konsep CPD dalam pustakawan yang ada di lingkungan 6 PTKI DIY.
pembinaan profesionalisme pustakawan Indonesia, Penulis melibatkan semua populasi sejumlah 82
khususnya pustakawan perpustakaan universitas/ pustaka menjadi responden penelitian, sehingga
sekolah tinggi/akademik. Secara garis besar CPD penetapan sampel dengan model sensus (total
adalah tindakan memaksimalkan kemampuan sampling).
sebagai individu yang kompeten, sebab dengan Pengumpulan data dengan menggunakan
CPD pustakawan bisa: (1) mempertahankan dan angket, diberikan langsung kepada responden
membina kapabilitas dalam kinerja, (2) mampu berupa kuesioner tertutup, artinya setiap pertanyaan
bersaing dan berkompetisi di pasaran kerja, (3) yang ada sudah tersedia jawaban yang harus dipilih
memiliki tanggung jawab personal terhadap profesi oleh responden. Dalam hal ini responden diminta
dimasa mendatang, dan (4) melepaskan diri dari menjawab satu pertanyaan/pernyataan yang sesuai
rasa bosan dan mengantisipasi adanya berbagai hal dengan keadaan yang dirasakan/dialaminya. angket
yang mungkin berubah dengan mengetengahkan tersebut berisi tentang butir-butir pernyataan
tantangan akademis yang baru dan menyeman- dari variabel-variabel penelitian, yang terlampir
gatkan (Sudarsono, 2010). dalam usulan penelitian ini. Kecuali melalui angket,
Merujuk dari uraian berbagai teori di atas, pengumpulan data melalui wawancara terstruktur
maka dapat disimpulkan bahwa dimensi dan kepada perwakilan pustakawan di masing-masng
indikator kematangan karier meliputi: membangun PTKI (UIN Sunan Kalijaga, UII Yogyakarta, UMY, UAD

20
Pengaruh Religiusitas terhadap Kematangan Karier Pustakawan Kajian Empiris pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam di Daerah Istimewa Yogyakarta
Sungadi

Yogyakarta, UNISA Yogyakarta, dan UNU Yogyakarta) Analisis data dengan menggunakan statistik
untuk konfirmasi, jika terdapat ketidaksesuaian untuk menyederhanakan data penelitian dengan
dengan petunjuk pengisian, jawaban ganda, atau mencari data terendah dan data tertinggi, kemudia
responden tidak menjawab pada suatu pernyataan dicari rentangnya, maka lebar dan jumlah interval
yang diajukan. Wawancara juga dimaksudkan untuk yang tepat dapat ditetapkan. Uji statistik dilakukan
memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang dengan menggunakan Analisis Deskriptip dan
mempengaruhi kematangan karier pustakawan Analisis Regresi berganda. Pada penelitian ini
sebagai upaya penemuan teori baru. Kecuali peneliti melibatkan satu variabel bebas (eksogen)
data primer, pengumpulan data juga bersumber yakni religiusitas dan 1 variabel terikat (endogen)
dari data sekunder dimana data diperoleh dari yaitu kematangan karier. Analisis data dilakukan
sumber kedua atau sumber sekunder. Pada studi dalam rangka membuktikan hipotesis penelitian,
ini data sekunder diperoleh dari Data Base Online yang dirumuskan bahwa, Religiusitas (X) berpen-
Pustakawan Perpustakaan Nasional RI, yaitu garuh terhadap kematangan karier (Y). Analisis data
data yang diperoleh dengan cara membaca dan dilakukan dalam rangka membuktikan hipotesis
mengumpulkan berbagai bahan infromasi untuk penelitian, yang dirumuskan bahwa, Religiusitas (X)
mendukung penelitian ini melalui laman http:// berpengaruh terhadap kematangan karier (Y).
pustakawan.perpusnas.go.id/pub/pustakawan.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Jumlah Populasi Pustakawan 1. Responden Penelitian
Perguruan Tinggi Islam di DIY Dalam penelitian ini PTKI di Daerah Istimewa
Jumlah Persentase
No Nama Perpustakaan Yogyakarta yang berbentuk universitas ditetapkan
Pustakawan (%)
sebagai tempat penelitian. Dalam rangka mengum-
Universitas Islam
1 Negeri (UIN) Sunan 19 27.63 pulkan data primer dari pustakawan perguruan
Kalijaga Yogyakarta tinggi tersebut , studi dilakukan dengan angket
Universitas Islam yang dimintakan untuk diisi atau dijawab oleh
2 Indonesia (UII) 26 35.53 pustakawan yang bersangkutan menyangkut
Yogyakarta
angket tentang kepemimpinan profetik,
Universitas
budaya organisasi, religiusitas, kompetensi, dan
3 Muhammadiyah 15 19.74
Yogyakarta (UMY) kematangan karier. Dalam rangka memberikan
Universitas Ahmad ukuran yang lebih objektif, maka pustakawan yang
4 Dahlan (UAD) 16 6.58 secara definitif telah ditetapkan oleh lembaga
Yogyakarta
induk responden yang bersangkutan terdiri dari
Universitas ‘Aisyiyah
5 5 6.58 pustakawan berijazah SLTA yang telah disetarakan
(UNISA) Yogyakarta
melalui inpassing dan berpendidikan diploma (D2
Universitas Nahdlatul
6 ‘Ulama (UNU) 1 3.95
atau 3), sarjana (S1), magister (S2), dan atau doktor
Yogyakarta (S3) ilmu perpustakaan.
Jumlah 82 100 Semua pustakawan di PTKI DIY tersebut
Sumber: Informan PTKI DIY berjumlah 82 pustakawan ditetapkan sebagai
responden penelitian. Secara keseluruhan dari
pengumpulan data diperoleh hasil bahwa seluruh

21
Jurnal Perpustakaan Vol. 11 No.1 Tahun 2020: 15-34
ISSN 1979 - 9527 (Printed) ISSN 2715-274x (Online)

angket kembali, setelah dilakukan evaluasi dan 3. Persepsi Responden terhadap Variabel
dikoreksi terbukti sebanyak 78 angket (95,12%) Religiusitas (X)
kembali dengan isian lengkap, dan 4 angket Variabel religiusitas memiliki 5 parameter,
(4,88%) kembali tidak diisi (1 responden cuti umrah, antara lain: ideologi/akidah, praktik ritual ibadah,
1 orang cuti melahirkan, dan 2 responden tanpa pengalaman/akhlakul karimah, konsekuensi yang
keterangan). mempengaruhi perilakunya/ihsan, dan penge-
tahuan agama/ilmu. Kuisioner yang diberikan
2. Deskripsi Persepsi Responden terhadap kepada informan dalam variabel religiusitas
Variabel Penelitian sebanayak 45 nomor pernyataan, setelah diuji
Variabel studi ini terdiri dari 2 variabel yaitu validitas terdapat 8 nomor pernyataan tidak valid
religiusitas (X) dan kematangan karier (Y). Kedua (nomor 12, 13, 15, 16, 17, 18, 30, dan 40), sehingga
variabel tersebut terdiri dari 1 variabel bebas hanya 37 nomor yang dapat dipakai untuk diuji
(eksogen) yakni X dan 1 variabel terikat (endogen) statistik.
yaitu Y. Masing-masing variabel mempunyai Dalam Tabel 4 terlihat bahwa kekuatan pada
indikator antara lain: X terdiri dari 5 indikator, dan Y setiap dimensi dan variabel religiusitas pada
terdiri dari 7 indikator, sehingga secara keseluruhan tataran klaifikasi sangat baik. Dari 5 dimensi yang
terdiri dari 12 indikator. mempunyau klasifikai terbaik adalah dimensi
Hasil studi yang ditulis pada sub bab ini akidah/ideologi mempunyai nilai 89.9, diikuti
mencoba mendeskripsi mengenai persepsi masing-masing dimensi pengalaman beragama/
responden atas variabel-variabel dan indikator-in- akhlakul karimah sebesar 86.5, indikator penge-
dikator dengan menjawab angket yang diajukan tahuan ilmu beragama 86.3, praktik ritual ibadah
oleh peneliti. Pengukuran persepsi atas indikator 84.9, dan sifat ihsan dengan angka senilai 84,4.
variabel dengan skala Likert dimana skor nilai Selanjutnya klasifikasi variabel religiusitas oleh
jawaban 1 sampai 5, maka pengolahan data informan dinilai dalam klasifikasi sangat tinggi
deskripsi jawaban responden disusun sebagaimana dengan nilai 86,67.
diuraikan dibawah ini.
Tabel 3 Tingkat Persepsi Responden
Sementara pada studi ini dibuat rumusan
terhadap Variabel Religiusitas
terhadap kategori tingkatan tinggi rendahnya
Skor Skor
indikator dan atau variabel dijabarkan sebagaimana Variabel Dimensi Rerata Kategori
Jawaban Kumulatif
disajikan dalam uraian berikut ini:
Sangat
Religiusitas 12507 14430 86,67
Baik
Tabel 2 Kategori Tingkatan Tinggi/ Ideologi/ Sangat
3507 3900 89.9
Akidah Baik
Rendahnya Indikator atau Variabel Praktik Ritual Sangat
1656 1950 84.9
Nilai / Skor Kategori Ibadah Baik
0 - 19 Sangat Jelek Pengalaman/
Sangat
Akhlakul 2700 3120 86.5
20 - 39 Jelek Baik
Karimah
40 - 59 Sedang
Konsekuensi
60 - 79 Baik yang
80 - 100 Sangat Baik Sangat
Mempengaruhi 2962 3510 84.4
Baik
Perilakunya/
Sumber: Sungadi (2018)
Ihsan
Pengetahuan Sangat
1682 1950 86.3
Agama/Ilmu Baik

Sumber: data primer diolah N=78, 2018

22
Pengaruh Religiusitas terhadap Kematangan Karier Pustakawan Kajian Empiris pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam di Daerah Istimewa Yogyakarta
Sungadi

Dari hasil olah data tampak bahwa tingkatan pernyataan yang valid dipakai untuk uji statistik.
di seluruh indikator dan variabel religiusitas Pada Tabel 4 disajikan persepsi responden terhadap
dalam tingkatan kategori sangat tinggi. Dari 5 varaiabel kematangan karier.
indikator terdiri dari indikator akidah/ideologi
dengan skor 89.9, disusul berturut-turut Tabel 4 Tingkat Persepsi Responden terhadap
indikator pengalaman beragama/akhlakul Variabel Kematangan Karier
karimah sebesar 86.5, indikator pengetahuan Skor Skor
Variabel Dimensi Rerata Kategori
ilmu beragama 86.3, praktik ritual ibadah 84.9, Jawaban Kumulatif

dan sifat ihsan dengan angka senilai 84,4. Kematangan


15179 19500 77,82 Baik
Selanjutnya klasifiksi variabel religiusitas oleh Karier
Potensi Diri 3775 5070 74.5 Baik
informan dinilai dalam tingkatan klasifikasi Mengimplementasikan Sangat
2511 3120 80.5
sangat tinggi dengan nilai 86,67. Karier secara Konsisten Baik
Mampu Membuat
Dalam hal ini dapat dipahami bahwa, para Rencana
pustakawan Perguruan Tinggi Islam di DIY Pengembangan 1495 1950 76.7 Baik
Perpustakaan
telah memahami dan menjalankan ajaran dan Karier
Mampu Meningkatkan
Islam dengan baik dan benar. Ajaran Islam yang
Kinerja Perpustakaan
3415 4290 79.6 Baik
benar menurut Al Quran Surat Al Baqarah 177, dan Karier secara
Ilmiah dan Profesional
(lihat lampiran terjemah Quran nomor 16). Kematangan Profesi 822 1170 70.3 Baik
Pada QS 2:177 tersebut mengandung Akses Kematangan
2257 2730 82.7
Sangat
Karier Berkelanjutan Baik
beberapa aspek ibadah mahdhah dan ghairu
Penunjang Kegiatan
904 1170 77.3 Baik
mahdhah yang meliputi nilai-nilai aqidah, Kepustakawanan

kemanusiaan, ‘ubudiyah, kesyukuran, harga Sumber: data primer diolah N=78, 2018
diri (muru’ah), dan kepasrahan diri (tawakkal).
Pada Tabel 4 terlihat bahwa variabel
4. Tanggapan Responden terhadap Variabel kematangan karier dalam klasifikasi baik dan
Kematangan Karier (Y) persepsi pada setiap indikator dalam kondisi sangat
Variabel kematangan karier mempunyai 7 baik sampai dengan baik. Akses kematangan karier
indikator, antara lain: potensi diri, implementasi berkelanjutan dan implementasi karier secara
karier secara kontinyu, memiliki kemampuan kontinyu pada klasifikasi sangat baik dengan nilai
merumuskan program pengembangan perpus- 82.7 dan 80,5. Dari 5 parameter yang mempunyai
takaan dan karier, memiliki kemampuan mening- klasifikasi baik dengan nilai paling tinggi adalah
katkan prestasi kerja perpustakaan dan karier parameter mampu berprestasi terhadap pekerjaan
dengan penuh tanggung jawab dan professional, perpustakaan dan berkarier secara ilmiah secara
mampu melakukan kegiatan pengembangan professional mendapatkan skor nilai 79.6, diikuti
profesi, memiliki akses karier secara lanjut, dan parameter penunjang kegiatan pustakawan senilai
kegiatan penunjang pustakawan. Angket penelitian 77.3, parameter kemampuan menciptakan program
yang disampaikan kepada informan pada variabel kerja pengembangan perpustakaan dan karier
religiusitas sebanyak 51 butir pernyataan setelah senilai 76.7, parameter pengembangan potensi diri
diuji validitas terdapat 1 nomor pernyataan tidak senilai 74.5, dan parameter pengembangan profesi
valid (nomor 1), dengan demikian ada 50 nomor dengan angka senilai 70,3. Selanjutnya klasifikasi

23
Jurnal Perpustakaan Vol. 11 No.1 Tahun 2020: 15-34
ISSN 1979 - 9527 (Printed) ISSN 2715-274x (Online)

variabel kematangan karier oleh responden dinilai Dukungan dari hasil riset ini diperoleh dari
pada klasifikasi baik bernilai 77,82. Hasil olah data periset Turki bernama Meral Elçia, Erge Sener,
ini dapat dinyatakan bahwa karier pustakawan dan Lütfihak Alpkan (2011) dimana riset mereka
Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di DIY meneliti hubungan antara moralitas dan religiusitas
dalam kondisi baik yang mengarah pada pencapian dengan perilaku pekerja keras. Hasil penelitiannya
kematangan karier. menunjukkan bahwa baik moralitas maupun
religiusitas karyawan berpengaruh positif terhadap
HASIL ANALISIS PENGUJIAN HIPOTESIS perilaku pekerja keras mereka. Temuan penelitian
1. Pengaruh Religiusitas terhadap ini juga menunjukkan bahwa religiusitas adalah
Kematangan Karier faktor yang berarti gender pria secara substansial
lebih tinggi daripada wanita dalam kehidupan
Tabel 5 Pengaruh Religiusitas terhadap Kematangan Karier
Correlations bisnis; Sementara pria memiliki tingkat pekerja
Religiusitas
Kematangan keras yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan
Karier
dengan wanita. Temuan penting lainnya adalah
Pearson
1 .292** bahwa orang yang sudah menikah memiliki tingkat
Correlation
Religiusitas
Sig. (2-tailed) .009 moralitas dan pekerja keras yang jauh lebih tinggi
N 78 78 bila dibandingkan dengan orang lajang. Namun,
Pearson hubungan antara status perkawinan dan religiusitas
.292** 1
Kematangan Correlation
Karier Sig. (2-tailed) .009
tidak dapat ditemukan. Akhirnya, lulusan master/
N 78 78 doktor dan universitas memiliki jumlah religiusitas
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). yang jauh lebih rendah dari yang lainnya. Lulusan
magister / doktor memiliki jumlah pekerja keras
Dampak religiusitas (X) terhadap kematangan yang jauh berbeda dengan lulusan sekolah dasar /
karier (Y) dinyatakan bahwa pustakawan menilai menengah.
PTKI di DIY terhadap religiusitas (X) memiliki Hubungan antara etika kerja dengan religi-
pengaruh substansional kepada kematangan karier usitas sebelumnya dipelajari dalam literatur, namun
(Y) dengan angka substansional (0,009 < 0,05). penelitian ini dilakukan di negara-negara di mana
Hasil uji melalui analisa data secara bersama-sama agama Kristen adalah agama yang dominan. Studi
buktinya dapat dilihat dalam Tabel 5 dan dapat ini dilakukan di Turki, di mana agama Islam tersebar
dinyatakan bahwa dampak langsung tanggapan luas, ini adalah salah satu kontribusi studi ini (99,8%
pustakawan pada PTKI di DIY antara variabel religi- populasi Turki adalah mayoritas Muslim).
usitas (X) terhadap variabel kematangan karier (Y) Kontribusi lain dari penelitian ini terkait
sebesar 0,292 dengan nilai signifikansi sebesar dengan metodologinya. Hasil kajian literatur
0,005. Hasil ini terbukti bahwa terdapat dampak menunjukkan bahwa pengukuran etos kerja pada
positif dan signifikan antara religiusitas (X) pada sebagian besar penelitian didasarkan pada “satu
kematangan karier (Y). Bukti ini berarti bahwa dimensi”. Etika kerja diukur sebagai konstruksi
religiusitas yang dinilai oleh pustakawan sebagai multidimensional hanya dalam beberapa studi.
gejala yang positif (baik, tinggi), maka tanggapan Penelitian ini merupakan salah satu penelitian yang
pustakawan kepada kematangan karier akan baik mengukur etos kerja dengan dua dimensi. Namun
(tinggi) pula. kontribusi ini juga merupakan batasan studi, yang

24
Pengaruh Religiusitas terhadap Kematangan Karier Pustakawan Kajian Empiris pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam di Daerah Istimewa Yogyakarta
Sungadi

merupakan penggunaan hanya dua dari tujuh keras dengan variabel lainnya terbatas. Temuan
dimensi The Protestant Work Ethic (PWE). Caranya penelitian ini menunjukkan bahwa moralitas
masih terbuka bagi peneliti untuk meneliti lima dan Religiusitas adalah faktor yang keduanya
dimensi PWE lainnya yaitu: kemandirian, waktu memiliki dampak positif terhadap perilaku pekerja
senggang, sentralitas kerja, waktu terbuang, dan keras. Selain itu, ditemukan bahwa pekerja keras,
keterlambatan gratifikasi. religiusitas dan moralitas berbeda menurut jenis
Selain itu, dari hasil regresi terbukti bahwa kelamin, status perkawinan dan tingkat pendidikan
moralitas dan religiusitas merupakan pendahulunya peserta. Disarankan agar penelitian ini memberikan
dari pekerja keras. Hubungan terbalik mungkin kontribusi terhadap literatur dengan temuannya
ada, dan ini harus diselidiki dalam penelitian selan- mengenai hubungan moralitas, religiusitas dan
jutnya juga. Sedangkan untuk implikasi penelitian perilaku pekerja keras.
lebih lanjut, temuan dan keterbatasan ini dapat Peneliti lain juga menguatkan hasil kajian
membuka jalan baru untuk penelitian selanjutnya ini, yang dilakukan oleh Amaliah, Aspiranti, dan
mengenai penyelidikan semua dimensi PWE pada Purnamasari (2015) yang menguraikan bahwa,
sampel responden yang lebih besar yang memiliki menurut hasil pengujian hipotesis, hipotesis
gelar profesional dan bahkan agama yang berbeda. penelitian diterima dimana nilai religios berdampak
Terlepas dari keterbatasan yang disebutkan di atas, positif secara substansional pada kepuasan kerja
adalah sepengetahuan kita bahwa ada beberapa islami. Pemahaman yang baik tentang nilai-nilai
studi yang membahas hubungan-hubungan ini di agama membuat seorang karyawan mendapatkan
Turki. kepuasan kerja baik secara material maupun
Penelitian selanjutnya dianjurkan untuk spiritual. Perasaan syukur, sekaligus memahami
mengembangkan literatur dengan memper- makna kerja di industri membuat karya bordir yang
timbangkan keterbatasan tersebut. Pengaturan terlihat khusus tidak hanya untuk mencari nafkah
penelitian baru dan yang lebih maju mungkin tapi juga sebagai wujud kewajibannya kepada
dirancang. Misalnya, dalam penelitian lebih lanjut, Tuhan.
unit analisis mungkin merupakan organisasi Penelitian yang sudah pernah dilakukan
daripada individu dan sampelnya mungkin diper- oleh beberapa peneliti sebelumnya mengenai
besar ke sektor bisnis lain. Hal ini juga memungk- kematangan karier Sumber Daya Manusia (SDM),
inkan untuk memperluas model teoritis dengan termasuk di dalamnya karier pustakawan antara
memasukkan tambahan (1) variabel dependen lain: Hasil riset yang dilakukan Hasan (2006)
seperti kecerdasan emosional, kinerja kerja, stres membuktikan bahwa konsepsi diri, semangat
dan beberapa perilaku terkait pekerjaan seperti: kerja, dan gender berpengaruh terhadap career
kematangan karier, kepuasan kerja, komitmen maturity. Sementara riset yang dilakukan Ottu dan
organisasi dan niat berpindah dan (2) variabel Idowu (2014) membuktikan bahwa sifat terbuka
kontrol, moderasi atau memediasi variabel seperti terhadap pengalaman (opennes to experience)
usia, jenis kelamin atau kepribadian. berpengaruh terhadap career maturity. Bukti riset
Perilaku pekerja keras, salah satu dimensi ini membuktikan bahwa penjajakan, pendalaman,
etik kerja yang signifikan, adalah perilaku perilaku dan pemilihan karier bagi seseorang masih perlu
karyawan yang paling diantisipasi di semua organ- bimbingan, arahan, dan pertimbangan dari orang-
isasi. Namun, penelitian tentang hubungan kerja orang terdekat di sekelilingnya. Seseorang memer-

25
Jurnal Perpustakaan Vol. 11 No.1 Tahun 2020: 15-34
ISSN 1979 - 9527 (Printed) ISSN 2715-274x (Online)

lukan transparasi, kepedulian, dan dukungan career maturity adalah kualitas jati diri, konsepsi
secara utuh terhadap hasrat, kebolehan, talenta, diri, potensi diri, impian karier, transparasi terhadap
dan keahlian untuk dapat membuktikan career pengalaman, perancangan profesi, gender, umur,
maturity yang tinggi serta tanggung jawab pada kesukuan, kluster, dan jenis silabus. Mandayun
profesi yang di pilih. Studi ini juga membuktikan (2015) yang menyelidiki kinerja pegawai pada UMS
bahwa kematangan karier dipengaruhi oleh Surakarta terbukti bahwa religiositas mempunyai
gender, umur, dan kesukuan/kedaerahan. Powell dampak positif dan substansial terhadap prestasi
dan Luzzo (1998) menyatakan dari hasil risetnya kerja pegawai UMS. Hasil riset membuktikan nilai
membuktikan bahwa faktor demografi yang p value lebih kecil dari tingkat signifikansi = 5%
berpengaruh terhadap career maturity siswa atau (0,000 < 0,05). Hasil ini membuktikan adanya
SMA adalah gender, kluster, dan jenis kelulusan, dampak substansional variabel religiositas pada
atau silabus. Sementara Bozgeyikli, Eroglu, dan prestasi kerja pegawai. Hasil dari uji deskriptif
Hamureu (2009) dari hasil risetnya membuktikan membuktikan bahwa sebagian besar pegawai
bahwa status sosial ekonomi secara substansial UMS menilai dengan persepsi sangat baik pada
berpengaruh terhadap career maturity remaja di variabel religiositas. Dari uraian ini dapat dipahami
Turki. Lau, Low, dan Zakaria (2004) melakukan riset bahwa dengan adanya praktik religiositas yang
pada 76 pelajar baru di public university membuk- baik mampu meningkatkan prestasi kerja pegawai.
tikan bahwa perencanaan karier sebagai salah satu Dengan adanya tingkat pemahaman agama atau
faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan religiositas pada pustaakwan dapat membentuk
career maturity teruntuk bagi seluruh gender. pribadi yang jujur, tanggung jawab, sikap santun
Career maturity yang tinggi adalah dimana pelajar dan tolong menolong, sehingga seseorang dapat
mempunyai kekayaan informasi yang memadai selalu berpikiran positif dalam beraktivitas. Hasil
serta dapat merancang karier secara baik, sehingga penelitian lain yang dilakukan Fitriyaningsih (2012)
mereka mampu memilih dan menentukan karier juga membuktikan hasil yang sama yakni religiositas
secara benar. Hasil riset Chatterjee (2013) membuk- mempunyai dampak signifikan terhadap prestasi
tikan bahwa pada tahapan perkembangan karier, kerja karyawan di BMT Yogyakarta. Akan tetapi,
dimensi perancangan karier dapat berkontribusi dari pengujian individu terhadap ke 5 indikator
penuh terhadap career maturity siswa. Peran- religiositas yakni aqidah, praktik agama, penga-
cangan karier merupakan keputusan tepat di awal malan, pengetahuan dan pengalaman hanya satu
pembinaan profesi serta proses untuk memutuskan indikator yang mempunyai dampak substansional,
memilih profesi. Ada teori yang berhubungan yakni indikator pengalaman. Dari hasil para peneliti
dengan karier mengakui bahwa untuk menetapkan di atas menunjukkan bahwa faktor kematangan
suatu pilihan karier dan menentukan keputusan beragama (religiusitas) ada pengaruh yang sigini-
terhadap profesi yang dipilih, individu wajib fikan terhadapat kinerja sesorang, dalam hal ini
mempunyai perancangan dan career maturity yang dapat dimaknai bahwa semakin tinggi pemahaman
dibuktikan lewat pengkajian potensi diri yang keagamaan seseorang maka akan mampu mening-
dipunyai, pemahaman tentang informasi profesi katkan kinerja seorang pegawai. Hasil penelitian
yang berkaitan, dan bayangan terhdap karier. Sungadi (2016) menunjukkan bahwa Tingkat keper-
Berdasarkan uraian beberapa penelitian tersebut, cayaan diri Pustakawan UII dalam menjalani profesi
maka beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pustakawan berada pada posisi tinggi sebesar

26
Pengaruh Religiusitas terhadap Kematangan Karier Pustakawan Kajian Empiris pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam di Daerah Istimewa Yogyakarta
Sungadi

68%. Tingkat pengembangan karier Pustakawan yang dipunyai oleh pustakawan berupa, knowledge,
UII berada pada posisi tingkat sedang sebesar skill, dan sikap yang baik yang mendukung dan
50%. Lebih lanjut dari peneltian sungadi tersebut membantu pelaksanaan tugas atau pekerjaanya di
diperoleh hasil bahwa tingkat korelasi antara perpustakaan. Kompetensi dapat dibentuk antara
kepercayaan diri dengan pengembangan profesi lain melalui pendidikan dan pelatihan agar dapat
pustakawan UII adalah sebesar 30% (0,300). Artinya melaksanakan tugasnya sesuai standar yang diing-
pengaruh pengembangan karier pustakawan dari inkan. Dengan kompetensi yang dimiliki oleh setiap
kepercayaan diri hanya sebesar 30% saja, sementara pustakwan diharapkan tugas kepustakawanan
masih ada faktor diluar kepercayaan diri sebesar 70% dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian
yang mempengaruhi pengembangan karier pusta- semakin tinggi kompetensi pustakawan maka
kawan. Faktor lain di luar kepercayaan diri tersebut akan semakin meningkat pula kinerja pustakawan
antara lain: (1) adanya tugas ganda bagi pustakawan terhadap perpustakaan.
sehingga pekerjaan kepustakawanan hampir
tidak tersentuh; (2) adanya program pelatihan dan 5. Hasil Pengujian dan Analisis antar
peningkatan pendidikan yang lebih tinggi bagi Indikator terhadap Variabel
pustakawan di bidang kepustakawanan; (3) adanya Pengujian antar indikator terhadap variabel ini
motivasi yang tinggi bagi pustakawan juga dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan indikator
mempengaruhi peningkatan profesi pustakawan; terhadap masing-masing variabel, sehingga dari
(4) lingkungan kerja yang kondusif; dan (5) adanya hasil pengujian ini akan dapat dibuktikan parameter
kepemimpinan profetik yang diberlakukan di mana yang sangat berpengaruh terhadap variabel
lembaga dimana pustakawan mengembangkan yang bersangkutan. Dari hasil perhitungan itu,
profesinya. Seseorang yang mampu mengatur indikator yang paling kuat dukungannya terhadap
dirinya secara baik akan memiliki tanggug jawab variabel akan dikaji lebih mendalam dalam rangka
terhadap perjalanan kariernya. Selaras dengan untuk menemukan teori baru.
hasil penelitian Sungadi (2011) bahwa adanya jiwa
kepemimpinan yang profetik berkorelasi positif 6. Indikator Variabel Religiusitas (X)
terhadap produktivitas kerja pustakawan dengan Variabel religiusitas (X) memiliki 5 indikator:
kontribusi pengaruhnya sebesar 73,7%. Semakin ideologi/akidah (97,90%), praktik ritual ibadah
tinggi nilai jiwa kepemimpinan, maka semakin (75,27%), pengalaman/akhlakul karimah (69,30%;),
tinggi pula produktivitas kerja bagi pustakawan. konsekuensi yang mempengaruhi perilakunya/
Dalam hal ini dapat merujuk pada Al Quran Alam ihsan (85,67%), dan pengetahuan agama/ilmu
Nasyrah: 7. (lihat lampiran terjemah Quran nomor (84,28%). Kekuatan terbesar terletak pada indikator
14). Maksud dari ayat ini adalah bahwa pustakawan ideologi/akidah (97,90%) dan terkecil pada aspek
harus selalu berkarya dan berkarya serta tidak perilaku/ihsan (69,30). Selanjutnya parameter
boleh menunda-nunda suatu perkerjaan, sehingga ideologi/akidah terdiri dari 10 nomor pertanyaan,
kematangan karier sebagai pustakawan akan lebih setelah diuji terbukti bahwa, dari parameter
mudah dicapai. ideologi/akidah mempunyai 5 pengaruh terbesar
Faktor lain yang diduga berpengaruh yang meliputi: seorang pustakawan didalam
terhadap peningkatan kinerja adalah kompetensi menjalankan profesi perlu memiliki keyakinan
pustakawan. Kompetensi merupakan segala aspek bahwa Allah SWT akan selalu menolong hambaNya,

27
Jurnal Perpustakaan Vol. 11 No.1 Tahun 2020: 15-34
ISSN 1979 - 9527 (Printed) ISSN 2715-274x (Online)

(99,33%), memegang teguh ajaran Islam (78,44%), pengembangan profesi (41,28%).


dibalik kesulitan pasti ada kemudahan (86,87%),
Allah SWT memberikan ujian sesuai dengan batas Tabel 7 Kekuatan Indikator Y terhadap
kemampuan (77,86%), dan Agama Islam mengatur Variabel Kematangan Karier (Y)
seluruh aspek kehidupan (74,16%). Skor Indikator Test Value = 0
Variabel 95% Confidence
Sig. Mean Interval of the
Kematangan t df
(2-tailed) Difference Difference
Tabel 6 Kekuatan Indikator X terhadap Variabel Religiusitas (X) Karier
Lower Upper
Test Value = 0 Y1 Potensi Diri 83.07 77 .000 48.397 47.24 49.56
Skor
95% Confidence Y2 Konsisten 83.62 77 .000 32.192 31.43 32.96
Indikator
Sig. Mean Interval of the
Variabel t df Y3 Mampu
(2-tailed) Difference Difference 67.05 77 .000 19.167 18.60 19.74
Religiusitas Buat Rencana
Lower Upper
Y4 Pengemb
Ideologi/ 85.27 77 .000 43.782 42.76 44.80
97.90 77 .000 44.962 44.05 45.88 Sistem
Akidah
Paktik Ritual Y5
75.27 77 .000 21.231 20.67 21.79 Pengembangan 41.28 77 .000 10.538 10.03 11.05
Ibadah
Profesi
Pengalaman 69.30 77 .000 34.615 33.62 35.61
Y6 Akses Karier
Ihsan 85.67 77 .000 37.974 37.09 38.86 94.20 77 .000 28.936 28.32 29.55
Berkelanjutan
Pengetahuan
84.28 77 .000 21.564 21.05 22.07 Y7 Kegiatan
Agama/Ilmu 52.39 77 .000 11.538 11.10 11.98
Penunjang
Sumber: data primer diolah N=78, 2018
Sumber: data primer diolah N=78, 2018

Hasil kajian ini memberikan bukti bahwa Parameter akses karier berkelanjutan di atas
parameter kematangan karier pustakawan PTKI meliputi dari 7 nomor pertanyaan, setelah diuji
di DIY memperoleh kekuatan dari aspek aqidah mendapatkan hasil, bahwa bagi pustakawan pada
yang kuat, artinya bahwa bagi pustakawan dalam saat menjalankan profesi perlu adanya dukungan
melaksanakan tugasnya perlu memiliki keyakinan yang berupa akses karier berkelanjutan yang
bahwa Allah SWT akan selalu menolong hambaNya, mempunyai 5 pengaruh terbesar diantaranya:
memegang teguh ajaran Islam, dibalik kesulitan mendapat dukungan positif dari kawan non
pasti ada kemudahan, Allah SWT memberikan ujian pustakawan (80,15%), meyakini prospek baik
sesuai dengan batas kemampuan , dan Agama Islam terhadap profesi pustakawan (76,73%), mempunyai
mengatur seluruh aspek kehidupan. harapan peran strategis terhadap asosiasi profesi
pustakawan (66,14%), mendapat dukungan penuh
7. Indikator Variabel Kematangan Karier (Y) dari keluarga (77,61%), dan mendapat dukungan
Variabel kematangan karier (Y) memiliki penuh dari sesama pustakawan di kantornya
7 indikator: mempelajari potensi diri (83,07%), (82,31%).
mengimplementasikan karier secara konsisten Dari hasil kajian ini dapat dipahami bahwa
(82,63%), membuat perencanaan pengembangan parameter kematangan karier pustakawan PTKI di
perpustakaan dan karier (67,05%), pengembangan DIY dipengaruhi oleh aspek akses karier berkelan-
sistem kepustakawanan (85,27%), Kematangan jutan yang tinggi, artinya bahwa pustakawan dalam
profesi (41,28%), akses kematangan karier melaksanakan tugasnya memerlukan dukungan
berkelanjutan (94,20%), dan penunjang kegiatan positif dari kawan non pustakawan, meyakini bahwa
kepustakawanan (52,39%). Kekuatan terbesar profesi pustakawan mempunyai prospek baik di
terletak pada indikator akses kematangan karier masa depan, mempunyai harapan peran strategis
berkelanjutan (94,20%) dan terkecil pada aspek terhadap asosiasi profesi pustakawan, mendapat

28
Pengaruh Religiusitas terhadap Kematangan Karier Pustakawan Kajian Empiris pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam di Daerah Istimewa Yogyakarta
Sungadi

dukungan penuh dari keluarga, dan mendapat daskan teori tersebut Penelitian ini menga-
dukungan penuh dari sesama pustakawan di jukan konsep dimensi kematangan karier
kantornya. dari 13 indikator mengambil 1 indikator, yaitu
8. Pembuktian Hipotesis indikator religiusitas dan kompetensi mewakili
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dimensi biografis (internal). Atas dasar hasil
sebagaimana tersaji pada Tabel III.5 dan dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa dari hasil
analisis regresi maka, dalam penelitian ini dapat uji hipotesis menunjukkan terjadi pengaruh
dijelaskan hipotesis sebagai berikut: Religiusitas antara religiusitas terhadap kematangan
(X) berpengaruh signifikan terhadap kematangan karier.
karier (Y) terdapat nilai pengaruh sebesar 0,292 Akan tetapi hasil telaah dari berbagai referensi
dengan substansial 0,009 < 0,05. Artinya menerima dan informasi dari para pakar di bidang kepus-
hipotesis yang menyebutkan bahwa religiusitas takawanan belum ditemukan faktor-faktor
berdampak pada kematangan karier. yang mempengaruhi kematangan karier
9. Temuan Teoritis dan Aplikatif pustakawan. Kajian tentang variabel yang
Hasil kajian teoritik dari disertasi ini pada berpengaruh terhadap kinerja, produktivitas
hakekatnya merupakan penguatan kembali terkait kerja, kepuasan kerja telah banyak dikaji oleh
adanya perbedaan dengan penelitian terdahulu peneliti terdahulu antara lain: Batubara (2017),
dan sekaligus hasil analisis yang tidak sesuai dengan Priastuti (2015), Elsintania (2016), Baoguo
rumusan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan Xie dkk. (2016), Guan (2016), Russell (2016),
asumsi beberapa teori. Beberapa hasil analisis yang Widiasih (2017), Alawiyah (2014), Yahya dkk
berkaitan dengan teori baru dalam disertasi ini (2015), Chasanah (2008), Subhan (2012), Baek‐
meliputi: Kyoo (2010), Jeong-Sil Choi (2018), Aparecida
a. Temuan teoritis yang diajukan dalam (2013), Arwani (2013), Whitley (2012), Elçia
penelitian ini mengambil Teori Imbal Balik (2011), Amaliah (2015), Ans De Vos (2011), dan
yang digagas oleh Super (1990), dimana pada Wen-Hwa Ko (2012).
teori Super ini menjelaskan bahwa dimensi Merujuk dari uraian di atas maka, pada
kematangan karier terdiri dari dimensi internal disertasi ini dapat dibuat rumusan bahwa,
(biografis) dan dimensi geografis (eksternal). secara teoritis faktor-faktor yang mempen-
Dimensi biografis merupakan bentuk dari garuhi kematangan karier adalah terdiri dari:
komponen kepribadian individu yang antara kematangan karier, budaya organisasi, religi-
lain meliputi 6 indikator terdiri dari: kecerdasan, usitas dan kompetensi.
bakat, dan bakat khusus, kebutuhan, nilai-nilai, b. Temuan aplikatif dalam Disertasi ini
dan kepentingan. Sementara dimensi geograis merupakan bukti empiris dari hasil pengujian
(eksternal) yang mempengaruhi peran antar indikator terhadap variabel dan
kehidupan seseorang, mempunyai 7 indikator wawancara secara acak terhadap responden,
antara lain: ekonomi, masyarakat, pasar tenaga menunjukkan temuan bahwa, kematangan
kerja, komunitas, keluarga, sekolah, dan karier dipengaruhi hal-hal sebagai berikut:
kelompok kerja. Dengan demikian dimensi 1. Aqidah yang kuat, artinya bahwa
kematangan karier menurut Teori Super secara pustakawan pada saat menjalani profesi
keseluruhan terdiri dari 13 indikator. Berlan- wajib mempunyai keyakinan bahwa:

29
Jurnal Perpustakaan Vol. 11 No.1 Tahun 2020: 15-34
ISSN 1979 - 9527 (Printed) ISSN 2715-274x (Online)

a. Allah SWT akan selalu menolong memberikan andil empiris dan teoritis terkait
hambaNya, fungsi religiusitas, dalam rangka mening-
b. memegang teguh ajaran Islam, katkan kematangan karier pustakawan.
c. dibalik kesulitan pasti ada b. Dalam mencari pengaruh asosiatif variabel,
kemudahan, belum dicari pengaruh antara jenis kelamin
d. Allah SWT memberikan ujian sesuai (gender), masa kerja, tingkat pendidikan, dan
dengan batas kemampuan , dan umur terhadap kematangan karier.
e. Agama Islam mengatur seluruh c. Lokasi penelitian disertasi ini masih terbatas
aspek kehidupan. pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam
2. Akses karier berkelanjutan yang tinggi, (PTKI) di DIY yang berkategori universitas,
artinya bahwa seorang pustakawan belum melibatkan kategori sekolah tinggi
didalam menjalankan profesinya perlu: dan institut. Di waktu-waktu mendatang perlu
a. mendapat dukungan positif dari dilakukan penelitian dengan mengikutser-
kawan non pustakawan, takan pendidikan tinggi di DIY, baik negeri
b. meyakini bahwa profesi pustakawan maupun swasta.
mempunyai prospek baik di masa
depan, E. PENUTUP
c. mempunyai harapan peran Simpulan
strategis terhadap asosiasi profesi Dari analisis data dan uji statistik dapat
pustakawan, dirumuskan simpulan bahwa:
d. mendapat dukungan penuh dari 1. Persepsi Pustakawan Pendidikan Tinggi
keluarga, dan Keagamaan Islam (PTKI) di DIY terhadap religi-
e. mendapat dukungan penuh dari usitas (X) oleh responden dipersepsikan dalam
sesama pustakawan di kantornya. kategori sangat tinggi dengan skor 86,67 dan
kematangan karier (Y) oleh informan dinilai
6. Keterbatasan Studi pada klasifikasi baik dengan nilai 77,82.
Meskipun penelitian ini telah menganut dan 2. Persepsi Pustakawan Pendidikan Tinggi
mengikuti kaidah-kaidah studi ilmiah, akan tetapi Keagamaan Islam (PTKI) di DIY terhadap Religi-
ada hambatan maka riset ini tidak dapat dikerjakan usitas (X) berpengaruh signifikan terhadap
secara komprehensif, sehingga keterbatasan yang kematangan karier (Y) terdapat nilai pengaruh
telah diduga sebelumnya dapat dijelaskan sebagai sebesar 0,292 dengan signifikansi 0,009 < 0,05,
berikut. artinya menerima hipotesis.
a. Bahwa penelitian ini mempunyai varia- 3. Secara umum, dalam penelitian ini memberikan
bel-variabel penelitian yang terbatas yakni kesimpulan bahwa secara teoritik religiusitas
2 variabel riset, yang sebenarnya masih ada berpengaruh terhadap kematangan karier
faktor lain yang dapat dijadikan variabel, Pustakawan Pendidikan Tinggi Keagamaan
misalnya: kepemimpinan profetik, budaya Islam (PTKI) di DIY.
organisasi, kompetensi, motivasi, kepercayaan
diri, tunjangan profesi pustakawan, dan Saran
lain-lain. Akan tetapi hasil penelitian ini telah Masukan dan saran ditujukan kepada:

30
Pengaruh Religiusitas terhadap Kematangan Karier Pustakawan Kajian Empiris pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam di Daerah Istimewa Yogyakarta
Sungadi

pustakawan dan periset secara umum, perpus- ilmu pengetahuan terutama ilmu perpus-
takaan, kepala perpustakaan, asosiasi profesi, prodi takaan berupa pola pengembangan
ilmu perpustakaan, pemerintah, dan lain-lain. profesi untuk mencapai kematangan
4. Responden menilai bahwa ada titik lemah yang karier. Terciptanya pola pengembangan
mendasar terhadap Religiositas Pustakawan profesi dalam upaya meraih kematangan
PTKI di DIY pada aspek akhlak karimah antara karier pustakawan, memudahkan para
lain meliputi: ahli dalam memahami proses dinamika
a. Menurut mereka menolong teman dalam kematangan karier pustakawan.
memecahkan masalah merupakan hal b. Kedua, memberikan kontribusi terhadap
yang kurang penting. disiplin psikologi perpustakaan dan
b. Dalam beramal kepada orang lain, manajemen sumber daya manusia.
agar dipandang sebagai orang yang Psikologi Perpustakaan adalah kajian
dermawan. yang mempelajari perilaku individu
c. Ketika melihat batu/duri di tengah jalan dalam konteks interaksi pustakawan
yang bisa mencelakai orang, enggan dengan pemustaka, interaksi antar
menyingkirkannya. pustakawan, pustakawan dengan materi
d. Bersedia menyumbang untuk acara bakti perpustakaan, dan pemustaka dengan
sosial di kantor jika namanya disebutkan koleksi perpustakaan. Pengembangan
di hadapan orang banyak. profesi dalam meraih kematangan karier
5. Responden menilai bahwa ada titik lemah pustakawan adalah satu tema menarik
pada Kematangan Karier Pustakawan Pendi- yang perlu diteliti, mengingat masih
dikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di DIY terbatasnya kajian di bidang ini.
pada sisi pengembangan profesi dan kegiatan c. Ketiga, ikut mengembangkan kajian
penunjang pustakawan yang terdiri atas: Psikologi Islam. Hal ini karena penelitian
a. Kemampuan membuat artikel ilmiah ini berkaitan dengan variabel religiusitas,
pada bidang librarianship. sebuah topik yang sangat menarik
b. Kemampuan menerjemahkan dan perhatian para pengkaji Psikologi Islam.
menyadur bahan perpustakaan pada Wacana Psikologi Islam adalah bidang
bidang librarianship. kajian yang berkembang secara signifikan
c. Kemampuan menyusunan buku di Indonesia dan beberapa negara Islam
panduan/petunjuk praktis pada kegiatan dan Barat yang berupaya mengkaji
kepustakawanan. proses dinamis pengaruh religiusitas
d. Keaktifan dan peran dalam pertemuan dan kepemimpinan profetik terhadap
ilmiah (seminar, lokakarya, work-shop, perilaku individu. Tema religiusitas,
dan yang sejenisnya). kepemimpinan profetik, kompetensi,
e. Keaktifan dalam keanggotaan organisasi dan kematangan karier adalah empat
profesi. tema penting dalam konteks Psikologi
6. Kontribusi yang diperoleh dari hasil studi ini Islam.
adalah: d. Keempat, hasil riset ini harapannya dapat
a. Pertama, memberikan kontribusi kepada menambah dan memperkaya kajian pada

31
Jurnal Perpustakaan Vol. 11 No.1 Tahun 2020: 15-34
ISSN 1979 - 9527 (Printed) ISSN 2715-274x (Online)

bidang kematangan karier pustakawan Commitment. Jurnal Intervensi Psikologi, 6,


dalam upaya menguji dan mengkaji teori 18–33.
terdahulu, atau bilamana mungkin dapat Amaliah, I., Aspiranti, T., ,; Purnamasari, P. (2015). The
menemukan teori baru melalui penelitian Impact of the Values of Islamic Religiosity to
bertajuk “Pengaruh Religiusitas terhadap Islamic Job Satisfaction in Tasikmalaya West
Kematangan Karier Pustakawan Pendi- Java, Indonesia, Industrial Centre. Procedia -
dikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di Social and Behavioral Sciences, 211, 984 – 991.
Daerah Istimewa Yogyakarta”. Anshari, E.S. (1987). Agama, Filsafat, dan Ilmu.
e. Kelima, hasil studi ini diharapkan dapat Surabaya: Bina Ilmu.
menambah wawasan penulis berkaitan Chatterjee, S. (2013). A conceptual framework
dengan faktor-faktor yang mempen- examining the antecedents of career
garuhi kematangan karier Pustakawan decisiveness using motivation systems
Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam theory. International Journal on New Trends in
(PTKI) di Daerah Istimewa Yogyakarta. education and Their Implications. 4(4), 31–41.
f. Keenam, dengan penelitian ini, hasilnya Dister, N.S. Pengalaman dan Motivasi Beragama.
diharapkan dapat memberikan (1994). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
kontribusi bagi Perpustakaan Pendidikan Elçia, M., Sener, E., ,; Alpkan, L. (2011). The Impact of
Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di Daerah Morality and Religiosity of Employees on Their
Istimewa Yogyakarta, seberapa besar Hardworking Behavior. Procedia Social and
tingkat terukurnya kematangan karier Behavioral Sciences, 24, 1367–1377.
pejabat fungsional pustakawan pada Fitriyaningsih. (2012). Pengaruh Tingkat Religiusitas
lembaga tersebut. Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Etika
g. Ketujuh, bagi prodi Ilmu Perpustakaan Kerja Islami Sebagai Variabel Intervening
dapat dipakai sebagai rujukan dalam (Studi Kasus Pada Baitul Maal Wat Tamwil
membuat kurikulum pendidikan yang di Yogyakarta). Laporan Penelitian, Tidak
selaras dengan kebutuhan pasar tenaga Diterbitkan (hlm. 92). Yogyakarta: Fakultas
kerja. Eknomi UII.
h. Kedelapan, diharapkan dapat menambah Nashori, F. ,; Macharam, R. D. (2002). Mengembangkan
referensi bagi peneliti selanjutnya yang kreativitas dalam Perspektif Islami. Yogyakarta:
berminat meneliti topik yang sama. Menara Kudus.
Glock, C.Y.,; Stark. (1965), Religion and society in
DAFTAR PUSTAKA tension. San Francisco: Rand McNally.
Abdullah, M. A. (2002). Studi Agama: Normativitas Glock, C.Y. ,; Stark. (1988). Agama: dalam Analisa
atau Historisitas? Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ,;Interpretasi Sosiologis. Jakarta: Rajawali.
Alawiyah, E. M. L. (2012). Pelatihan Kepemimpinan Gonzalez, M. A. (2008). Career maturity: a priority
Kenabian untuk Meningkatkan Komitmen for secondary education. Electronic Journal
Mengajar Guru di SDIT “H”. Tesis. Yogyakarta: of Research in Educational Psychology, 6(16),
Program Magister Psikologi Profesi FPSB UII. 749–772.
Alawiyah, E. M. L. (2014). Prophetic Leadership Hamureu, H., Bozgeyikli, H., ,; Eroglu, S. E. (2009).
Training To Increase The Teacher’s Teaching Career decision making self-efficacy, career

32
Pengaruh Religiusitas terhadap Kematangan Karier Pustakawan Kajian Empiris pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam di Daerah Istimewa Yogyakarta
Sungadi

maturity, and socioeconomic status with of in-school adolescents in ibadan, Nigeria.


turkish youth. Georgian Electronic Scientific European Journal of Educational Studies,. 6(1),
Journal: Education Science and Psychology. 1–12.
1(4), 15–24. Paloutzian, R.E. (1996). Invitation to the Psychology
Hasan, B. (2006). Career maturity of indian of Religion. New York: Allyn and Bacon.
adolescents as a function of self-concept, Perpustakaan Nasional RI. (2015). Peraturan Kepala
vocational aspiration, and gender. Journal of Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
the indian academy of applied psychology. Nomor 11 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis
32(2), 127-134. Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka
Lau, P. L., Low, S. F., ,; Zakaria, A. R. (2004). Gender and Kreditnya. Jakarta: Perpusnas RI.
work: assessment and application of super’s Powell, D. F. ,; Luzzo, D. A. (1998). Evaluasting factors
theory-career maturity. British Journal of Arts associated with the career maturity of high
and Social Sciences. school students. The Career Development
Levinson, E. M. et al. (1998). Six approaches to the Quarterly. 47(2), 145-158.
assessment of career maturity. Journal of Priastuti, P. W. (2015). Pengaruh Kepemimpinan
Counseling and Development, 76(4), 475-482. Profetik dan Motivasi Kerja Islami terhadap
Lock, R. D.(2005). Taking charge of your career Disiplin Kerja Pegawai (Tenaga Pengajar
direction: career planning guide, book 15th dan Staf ) SD X Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta:
edition. New York: Thomson Learning, Inc. Univer:sitas Islam Indonesia.
Mandayun, N. H. (2015). Pengaruh Religiusitas, Salami, S. O. (2008). Gender, identity status and
Kepemimpinan Transformasional dan career maturity of adolescents in Southwest
Kepemimpinan Transaksional terhadap Nigeria. Journal of Social Science. 16(1), 35-49.
Kinerja Karyawan Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Laporan Penelitian, Tidak Savickas, M. L. (2005). The theory and practice of
Diterbitkan (Yogyakarta: Fakultas Eknomi UII. career construction. In S. D. Brown ,; R. W. Lent
Moeljono, D. (2003). Budaya Koroporasi. Jakarta: PT (Eds.), Career development and counseling:
Elex Media Komputindo. Putting theory and research to work (pp.
Moeljono, D. Delapan Langkah Strategis Mendaki 42–70). New Jersey: John Wiley ,; Sons.
Karier Puncak. Jakarta: Elex Media Komputindo Sekaran, U. (2003). Research Methods for Business:
Gramedia. a Skill-Building Approach, 4th ed. New York:
Nashori, F. (2012). Pemaafan pada Etnis Jawa: John Wiley ,; Sos Inc.
Pengaruh Religiositas dan Keterikatan Sharf, R. S. (2006). Applying career development
Interpersonal terhadap Pemaafan melalui theory to counseling 4th ed. Canada: Thomson
Perantara Sifat Kebersetujuan dan Sifat Corporation.
Neurotisisme (Studi pada Warga Kota Shihab, M.Q. (1992). Lentera Hati: Lisah dan Hikmah
Yogyakarta). Disertasi Tidak Diterbitkan. Kehidupan. Bandung: Mizan.
Bandung: Universitas Padjadjaran. Simpson, J. (2016). The Hart of the University:
Ottu, I. F. A. ,; Idowu, O. O. (2014). Openness to Library Link Location on Doctoral Granting
experience, conscientiousness and gender Institutions Web pages and Correlation with
as personality indicators of career maturity Research Output. The Journal of Academic

33
Jurnal Perpustakaan Vol. 11 No.1 Tahun 2020: 15-34
ISSN 1979 - 9527 (Printed) ISSN 2715-274x (Online)

Librarianship, 42(5), 503-508.


Sudarsono, B. (2010). Pengembangan Profesi
Pustakawan. Media Pustakawan 17(3), 48-52.
Sungadi. (2016). Tingkat Kepercayaan Diri
Pustakawan Universitas Islam Indonesia Dalam
Menjalani Profesinya. Laporan Hasil Penelitian.
Yogyakarta: DPPM UII.
Sungadi. (2016). Jabatan Fungsional Pustakawan
dan Problematikanya. Libraria Jurnal Ilmu
Perpustakaan, 5(1), 36–38.

34

Anda mungkin juga menyukai