Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Sains Kesehatan Vol. 28 No.

3 Desember 2021

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Asupan Kalsium pada Mahasiswa S1


Gizi di Universitas MH Thamrin Tahun 2021

The Factors Associated with Calcium Intake in Undergraduate Nutrition Students


at MH Thamrin University in 2021
Fransiska1, Sarah Mardiyah1
1
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas KesehatanUniversitas Mohammad Husni Thamrin
Email : fransiska607@gmail.com

ARTICLE HISTORY ABSTRAK


Received [24 September 2021] Kepadatan mineral tulang dapat berubah seiring waktu disebabkan
Revised [18 Februari 2022] ketidakseimbangan antara asupan kalsium dengan kecukupan kalsium yang
Accepted [20 Februari 2022] dianjurkan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan asupan kalsium di Prodi Gizi Universitas MH Thamrin
KATA KUNCI: tahun 2021. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dan
aktivitas fisik, asupan kalsium, dilakukan pada bulan Juni 2021. Pengambilan sampel pada penelitian ini
frekuensi konsumsi susu, gizi menggunakan teknik stratified random sampling dengan sampel berjumlah
106 orang dan dianalisis menggunakan uji chi square. Pengumpulan data
KEYWORDS: dilakukan menggunakan pengisian kuesioner melalui google form. Data yang
calcium intake, frequency of diperoleh dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini
milk consumption,nutrition, menunjukkan 85,8% responden memiliki asupan kalsium kurang dengan
physical activity rata-rata 467,5mg±317,1 atau setara dengan 38,9% AKG untuk responden
berusia 17-18 tahun dan 46,7% AKG untuk responden berusia 19-21 tahun .
Analisis bivariat menunjukkan bahwa frekuensi konsumsi susu (p-value =
0,004) dan akvititas fisik (p-value = 0,010) memiliki hubungan yang
signifikan dengan asupan kalsium. Kesimpulannya adalah asupan kalsium
dipengaruhi oleh frekuensi konsumsi susu dan aktivitas fisik. Untuk
responden dengan asupan kalsium cukup diharapkan mempertahankan
asupan kalsiumnya. Disarankan responden dengan asupan kalsium kurang
agar memperbaiki asupan zat gizi yang seimbang terutama asupan kalsium.

ABSTRACT
Bone mineral density can change over time due to an imbalance between
calcium intake and recommended calcium intake. The purpose of the research
is to know about factors that related to to the calcium intake in the nutrition
study program at the Mohammad Husni Thamrin University of 2021. The
research design used cross sectional and done June in 2021. This research
used a stratified random sampling technique with a sample of 106 people and
analyzed using the chi square test. The data collection was carried ot using
questionnaire via google form. The data obtained were analyzed by
univariate and bivariate. The results research of indicate that 85.8%
respondents have a low calcium intake with an average of 467,5
milligrams±317,1 or equivalent to 38,9% RDA for respondents aged 17-18
years old and 46,7% RDA for respondents aged 19-21 years old. The bivariat
analysis showed that the frequency of milk consumption (p-value = 0,004)
and physical activity (p-value = 0,010) had a significant relationship with
calcium intake. Conclusion of this research is the calcium intake influenced by
milk consumption and physical activity. For respondents with adequate
calcium intake are expected to maintain their calcium intake and for
respondents low calcium intake to increase their intake of balanced nutrition,
especially calcium intake.

63
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 28 No. 3 Desember 2021

Pendahuluan menghasilkan rata- rata asupan kalsium


Kepadatan tulang dapat berubah rendah (<400 mg/hari) pada negara Asia-
seiring waktu. Dari masa kanak-kanak Pasifik seperti Thailand (313 mg/hari),
hingga remaja akhir, tulang akan menyerap China (338 mg/hari), Indonesia (342
nutrisi dan mineral lebih banyak hingga mg/hari), dan Vietnam (345mg/hari) (Balk et
mencapai puncak massa tulang terutama al, 2017).
pada asupan kalsium (Fletcher, 2019). Beberapa penelitian di Indonesia juga
Asupan kalsium yang tidak memadai dapat menunjukkan bahwa rata-rata asupan kalsium
mengakibatkan hilangnya mineral tulang dan di kalangan masyarakat masih di bawah
kepadatan mineral tulang sehingga AKG. Penelitian oleh Diastuti (2013) pada
pertumbuhan tidak maksimal (Ikrima, 2015). siswa-siswi di SMPN 28 Jakarta
Kekurangan kalsium juga dapat menunjukkan hasil rata-rata asupan kalsium
mengakibatkan ketidaknormalan tulang masih di bawah AKG yaitu hanya 66,6% dari
seperti osteomalacia, osteoporosis dan AKG 1200 mg/hari (WNPG X, 2012).
timbulnya penyakit degeneratif (Rahayu, Penelitian pada siswi di SMPN 1 Mande
2012). Menurut hasil analisis yang Cianjur menunjukkan rata-rata asupan
dilakukan Puslitbang Gizi Depkes RI tahun kalsium masih dibawah angka kecukupan gizi
2006 menunjukkan bahwa angka prevalensi yang direkomendasikan, yaitu hanya 769
osteopenia (osteoporosis dini) sebesar mg/hari (76,96% AKG) (Agustiani, 2011).
41,7%. Penelitian oleh Nurohmi & Amalia (2012)
Menurut Khwanchuea dalam Devi pada aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa
(2017), puncak massa tulang adalah jumlah (BEM) di IPB menunjukkan rata-rata asupan
maksimal jaringan tulang yang terdapat kalsium defisit sebesar 66%. Penelitian lain
dalam tulang dan seluruh rangka individu yang dilakukan Universitas Indonesia
pada akhir pematangan tulang. Puncak menujukkan rata-rata asupan kalsium pada
massa tulang pada setiap individu berbeda- mahasiswi gizi hanya mencapai (630±395
beda dan umumnya bervariasi antara umur mg/hari) atau 57,37% dari kebutuhannya
20-25 tahun. Masa remaja merupakan suatu (Triyanti, Aini, & Sartika, 2015).
proses tumbuh kembang yang Ada beberapa faktor yang
berkesinambungan dan puncak berhubungan dengan asupan kalsium. Salah
pembentukkan massa tulang berlangsung satunya adalah sikap mahasiswa terhadap
pada masa remaja. Sehingga, asupan kalsium. Sikap mahasiswa tentang gizi juga
kalsium yang cukup sangat penting untuk berperan dalam memenuhi kebutuhan gizi itu
membentuk kepadatan massa tulang. Dari sendiri, dimana sikap itu merupakan kesiapan
segi umur remaja akhir (17-21 tahun) hingga atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
dewasa awal yang sangat perlu pelaksaan motif tertentu (Rahmawati, 2012).
memperhatikan kecukupan kalsium karena di Penelitan oleh Mudjiati (2011) pada
masa remaja akhir kepadatan massa tulang mahasiswa FKUI menunjukkan 84,3%
mencapai puncak massa tulang (Amin & memiliki sikap positif dan terdapat hubungan
Juniati, 2017) bermakna antara sikap dan perilaku
Menurut Australia Health Survey responden tentang asupan kalsium.
pada tahun 2011-2012, didapatkan hasil Faktor lain yang mempengaruhi
bahwa proporsi asupan kalsium yang tidak asupan kalsium yaitu frekuensi konsumsi
memadai pada usia 14-18 tahun dengan rata- susu dan sumber kalsium lainnya.
rata sebesar 75%, dan pada usia 19-30 tahun Penelitian oleh Zulhita (2014) pada siswa
sebesar 57,5%. Data dari We Eat in America, SMP 1 Depok menunjukkan frekuensi
NHANES 2009-2010 menunjukkan 42% konsumsi susu setiap hari selama 1 bulan
orang Amerika tidak memenuhi kebutuhan hanya 27,4% dan frekuensi sumber kalsium
kalsium. Penelitian pada kelompok usia ≥ 18 lainnya dengan kategori rendah sebesar
tahun yang dilakukan di 74 negara 58,1%. Dalam wawancara food recall 24

64
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 28 No. 3 Desember 2021

hour sebagian besar responden lebih banyak Metode Penelitian


mengkonsumsi nasi dan mie instan sehari- Jenis penelitian ini adalah Kuantitatif,
harinya sehingga kebutuhan kalsium harian rancangan penelitian Analitik dengan
tidak tercukupi. pendekatan Cross Sectional. Variabel
Frekuensi konsumsi softdrink juga dependen yang diteliti adalah asupan
berhubungan dengan asupan kalsium. kalsium. Variabel independen dalam
Softdrink merupakan minuman berkarbonat penelitian ini yaitu sikap terhadap kebutuhan
yang memiliki kadar asam fosfat tinggi yang kalsium, frekuensi konsumsi susu, frekuensi
menyebabkan peningkatan asupan fosfor konsumsi sumber kalsium lain, frekuensi
dalam tubuh. Hal ini menyebabkan konsumsi softdrink dan aktivitas fisik.
terganggunya keseimbangan kalsium. Penelitian ini di lakukan di Universitas
Penelitian epidemiologi yang Mohammad Husni Thamrin. Populasi dalam
dilakukan oleh Langsetmo et al. (2012) penelitian ini adalah mahasiswa gizi semester
menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas 2,4 dan 6 yang berstatus aktif mengikuti
fisik berkaitan dengan peningkatan perkuliahan tahun ajaran 2021/2022. Besar
kepadatan mineral tulang. Hubungan sampel berjumlah 106 responden dihitung
signifikan antara aktivitas fisik dengan menggunakan rumus uji hipotesis dua
asupan kalsium ditemukan di Amerika. proporsi. Pengambilan sampel melalui teknik
Seseorang dengan aktivitas fisik yang tinggi Stratified Random Sampling dengan kriteria:
mengkonsumsi kalsium lebih tinggi daripada (1) responden merupakan mahasiswa gizi
orang dengan aktivitas rendah (Gutin et al, semester 2,4 dan 6 yang berusia 17-21 tahun
2011). yang berstatus aktif mengikuti kegiatan
Rata-rata konsumsi kalsium belajar mengajar tahun ajaran 2020/2021 dan
masyarakat Indonesia masih rendah, yaitu (2) bersedia menjadi sampelpenelitian.
254 mg/hari (Depkes, 2008). Penelitian di Pengumpulan data dibagi menjadi
Depok dan Jakarta pada usia 13-18 tahun data primer yaitu data yang diambil dengan
juga menunjukkan asupan kalsium yang menggunakan kuesioner yang diisi secara
kurang dari 1200 mg (Agustiani, 2010; online melalui Google form, dan data
Ikrima, 2015; Diastuti, 2013), sedangkan di sekunder yang diambil secara tidak langsung
DKI Jakarta belum pernah ada penelitian berupa jumlah mahasiswa dan nama
mengenai asupan kalsium pada mahasiswa mahasiswa semester 2,4 dan 6 serta
jurusan gizi. Berdasarkan hasil survey awal gambaran umum Program Studi S1 Gizi di
peneliti yang dilakukan pada 20 mahasiswa Universitas MH Thamrin yang diperoleh dari
S1 gizi, didapatkan rata-rata asupan kalsium administrasi prodi gizi.
harian sekitar 497 mg/hari atausetara dengan Asupan kalsium adalah total kalsium
49,7% dan sebanyak 17 mahasiswa memiliki yang berasal dari makanan dan minuman
rata-rata asupan kalsium harian di bawah yang dikonsumsi dalam sehari dibandingkan
AKG. dengan AKG x 100%. Data diambil melalui
Rumusan masalah dalam penelitian form Semi Quantitative FFQ (periode waktu
ini adalah “Apakah faktor-faktor yang selama 1 bulan terakhir) melalui google form
berhubungan dengan asupan kalsium pada dan hasil ukur asupan kalsium dikategorikan
Mahasiswa S1 Gizi di Universitas MH menjadi dua yaitu kurang jika <80% AKG
Thamrin tahun 2021?. Tujuan penelitian ini mg/hari dan cukup ≥80% AKG.
adalah untuk mempelajari faktor-faktor yang Variabel sikap terhadap kebutuhan
berhubungan dengan asupan kalsium pada kalsium adalah penilaian atau pendapat
Mahasiswa S1 Gizi di Universitas MH reponden terhadap cara memenuhi kebutuhan
Thamrin tahun 2021. asupan kalsium. Data diambil dengan
menggunakan kuesioner melalui google
form. Nilai sikap responden didapatkan dari
skoring jawaban responden. Terdapat 4

65
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 28 No. 3 Desember 2021

alternatif jawaban meliputi : Sangat Setuju sumber kalsium lain responden < median
(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan (1,96).
Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk setiap Variabel frekuensi konsumsi
pernyataan yang memiliki jawaban SS diberi softdrink adalah frekuensi mengkonsumsi
nilai 4, jawaban S diberi nilai 3, jawaban TS softdrink responden dalam seminggu. Data
diberi nilai 2 dan jawaban STS diberi nilai 1. diambil dengan menggunakan kuesioner
Setelah didapatkan hasil skoring, penilaian melalui google form. Hasil ukur
dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu dikategorikan menjadi dua, yaitu sering jika
sikap positif jika nilai skor T ≥ median (2) ≥3 kali/minggu dan jarang jika <3
dan sikap negatif jika nilai skor T < median kali/minggu.
(2). Variabel aktivitas fisik adalah
Variabel frekuensi konsumsi susu kegiatan fisik yang dilakukan selama
adalah jumlah frekuensi atau kekerapan seminggu terakhir, dilihat dari jenis dan
responden mengkonsumsi susu. Data didapat frekuensi kegiatan. Data diambil dengan
dari form Semi Quantitative FFQ (periode menggunakan kuesioner PAQ-A dan
waktu selama 1 bulan terakhir) melalui dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu aktif
google form. Hasil ukur dikategorikan jika skor ≥3 dan tidak aktif jika skor <3.
menjadi 2 kategori yaitu frekuensi konsumsi Pengolahan data meliputi editing,
susu cukup jika rata-rata konsumsi susu coding, processing dan cleaning. Data yang
responden ≥ median (0,92) dan rendah jika sudah terkumpul selanjutnya dianalisis secara
rata-rata konsumsi susu responden < median univariat dan bivariat dengan uji statistik
(0,92). Chi-Square menggunakan software SPSS.
Variabel frekuensi konsumsi sumber
kalsium lainnya adalah jumlah frekuensi atau
kekerapan responden mengkonsumsi sumber Hasil Penelitian
kalsium selain susu. Data didapat dari form 1. Analisis Univariat
Semi Quantitative FFQ (periode waktu Gambaran distribusi frekuensi
selama 1 bulan terakhir) melalui google variabel independent (sikap terhadap
form. Hasil ukur dikategorikan menjadi 2 kebutuhan kalsium, frekuensi konsumsi
kategori yaitu frekuensi konsumsi sumber susu, frekuensi konsumsi sumber kalsium
kalsium lain cukup jika rata-rata konsumsi lain, frekuensi konsumsi sofdrink dan
sumber kalsium lain responden ≥ median aktivitas fisik) dan variabel dependent
(1,96) dan rendah jika rata-rata konsumsi (asupan kalsium) dapat dilihat pada Tabel 1
berikut ini :

Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Asupan Kalsium, Sikap Terhadap Kebutuhan Kalsium, Frekuensi
Konsumsi Susu, Frekuensi Konsumsi Sumber Kalsium Lain, Frekuensi
Konsumsi Sofdrink dan Aktivitas Fisik
Variabel n Persentase (%)
Asupan Kalsium
Kurang 91 85,8
Cukup 15 14,2
Sikap Terhadap Kebutuhan Kalsium
Negatif 37 34,9
Positif 69 65,1
Frekuensi Konsumsi Susu
Rendah 67 63,2
Cukup 39 36,8

66
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 28 No. 3 Desember 2021

Variabel n Persentase (%)


Frekuensi Sumber Kalsium Lain
Rendah 55 51,9
Cukup 51 48,1
Frekuensi Konsumsi Softdrink
Sering 23 21,7
Jarang 83 78,3
Aktivitas Fisik
Tidak Aktif 90 84,9
Aktif 16 15,1

Berdasarkan Tabel 1 menunjukan kebutuhan kalsium, frekuensi konsumsi


bahwa dari 106 mahasiswa S1 Gizi, susu, frekuensi konsumsi sumber kalsium
sebanyak 85,8% memiliki asupan kalsium lain, frekuensi konsumsi softdrink dan
kurang, 65,1% memiliki sikap positif aktivitas fisik dengan menggunakn uji Chi-
terhadap kebutuhan kalsium, 63,2% Square. Berikut ini hasil dari analisis bivariat
memiliki frekuensi konsumsi susu rendah, dari setiap variabel yang diteliti dapat dilihat
51,9% memiliki frekuensi konsumsi sumber pada Tabel 2.
kalsium lain rendah, 78,3% memiliki Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan
frekuensi konsumsi softdrink jarang dan bahwa tidak berdapat hubungan yang
84,9% memiliki aktivitas fisik tidak aktif. signifikan antara sikap terhadap kebutuhan
kalsium, frekuensi konsumsi sumber
2. Analisis Bivariat kalsium lain dan frekuensi konsumsi
Analisis bivariat digunakan untuk softdrink dengan asupan kalsium pada
mengetahui hubungan antara variabel mahasiswa S1 Gizi di Universitas MH
dependen yaitu asupan kalsium dengan Thamrin.
variabel independen yaitu sikap terhadap

Tabel 2.
Analisis Hubungan antara Sikap Terhadap Kebutuhan Kalsium, Frekuensi Konsumsi
Susu, Frekuensi Konsumsi Sumber Kalsium Lain, Frekuensi Konsumsi Sofdrink
dan Aktivitas Fisik dengan Asupan Kalsium
Kecukupan Asupan Kalsium

Variabel Kurang Cukup Total


p-Value Odds Ratio
n % n % n %
Sikap Terhadap
Kebutuhan Kalsium
Negatif 34 91,9 3 8,1 37 100 2,38
Positif 0,310
57 82,6 12 17,4 69 100 (0,62-9,06)
Frekuensi Konsumsi
Susu
Rendah 6,18
63 94,0 4 6,0 67 100
Cukup 0,004* (1,18-21,1)
28 71,8 11 28,2 39 100

67
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 28 No. 3 Desember 2021

Kecukupan Asupan Kalsium


Total
Variabel Kurang Cukup p-Value Odds Ratio
n % n % n %
Frekuensi Sumber
Kalsium Lain
1,75
Rendah 49 89,1 6 10,9 55 100
Cukup 0,474 (0,57-5,32)
42 82,4 9 17,6 51 100
Frekuensi Konsumsi
Softdrink
0,63
Sering 14 60,9 9 39,1 23 100
Jarang 0,459 (0,24-1,65)
59 71,1 24 28,9 83 100

Aktivitas Fisik
Tidak Aktif 81 90,0 9 10,0 90 100 5,40
Aktif 0,010*
10 62,5 6 37,5 16 100 (1,58-18,3)

Pembahasan akhirnya paling berpengaruh dalam


Gambaran asupan kalsium pada memutuskan untuk melakukan pola makan.
mahasiswa Program Studi S1 Gizi Hasil analisis bivariat menunjukan
Universitas MH Thamrin dalam penelitian tidak ada hubungan yang signifikan antara
ini menunjukkan rata-rata asupan kalsium sikap terhadap kebutuhan kalsium dengan
yaitu 467,5 mg dalam sehari. Menurut asupan kalsium (p-value= 0,310). Hal ini
Supariasa dalam Ikrima (2015) asupan zat mungkin disebabkan oleh perilaku konsumsi
gizi 80% AKG sudah dikatakan cukup asupan kalsium responden tidak selalu
sehingga dalam penelitin ini pengkategorian sejalan dengan pemahaman gizi yang dimiliki
yang digunakan yaitu asupan kalsium yang oleh responden terutama kalsium. Namun
cukup sebesar 80% AKG. Hal ini hal ini tidak sejalan dengan penelitian
disebabkan oleh sedikitnya responden yang Rahmawati (2012) dan Mudjiati (2012)
memiliki asupan kalsium 100% AKG. mengatakan adanya hubungan yangsignifkan
Asupan kalsium pada mahasiswa Program antara sikap dengan asupan kalsium. Dalam
Studi S1 Gizi Univesitas MH Thamrin lebih penelitian ini, faktor yang mempengaruhi
banyak yang kurang dibandingkan asupan sikap responden terhadap kebutuhan kalsium
kalsium yang cukup. Responden yang adalah frekuensi konsumsi susu. Sebagian
memiliki asupan kalsium kurang sebesar besar responden dengan sikap negatif
85,8%. terhadap kebutuhan kalsium memiliki
Sikap terhadap kebutuhan kalsium frekuensi konsumsi susu yang rendah.
lebih banyak yang memiliki sikap positif Sebanyak 63,2% responden memiliki
yaitu 65,1%. Menurut Sarwono dalam Listani frekuensi konsumsi susu yang rendah.
(2016) sikap dapat didefinisikan sebagai Berdasarkan hasil analisis bivariat
kesiapan seseorang untuk bertindak secara menunjukkan bahwa terdapat hubungan
tertentu. Sikap juga dapat didefinisikan yang signifikan (p-value= 0,004). Hal ini
sebagai kecenderungan afektif suka atau sejalan dengan penelitian Ikrima (2015) dan
tidak suka pada suatu objek. Sikap ini dapat Abreu, Santos, & Moreira (2014) yang
bersifat positif dan negatif. Pemahaman mengatakan bahwa ada perbedaan yang
tentang gizi dapat membantu responden signifikan antara frekuensi konsumsi susu
dalam melaksanakan perubahan perilaku dengan asupan kalsium. Namun hal ini tidak
untuk meningkatkan asupan kalsiumnya, sejalan dengan penelitian Zulhita (2014)
tetapi sikap individu atau keyakinan yang yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan

68
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 28 No. 3 Desember 2021

yang signifikan antara frekuensi konsumsi bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
susu dengan asupan kalsium. Susu antara frekuensi konsumsi softdrink dengan
merupakan sumber protein yang berkualitas asupan kalsium. Namun hal ini berbeda
tinggi dan sumber zat gizi khususnya dengan penelitian Diastuti (2013) yang
kalsium bagi remaja yang sedang menunjukkan adanya perbedaan yang
mengalami masa pertumbuhan dan pubertas signifkan antara frekuensi konsumsi softdrink
(Abreu, Santos, & Moreira, 2012 dan dengan asupan kalsium.
Ikrima, 2015). Untuk mencukupi kebutuhan Softdrink merupakan minuman
kalsium yang lebih tinggi, cara yang dapat berkarbonasi yang mengandung kadar fosfat
dilakukan yaitu dengan mengkonsumsi susu yang cukup tinggi, dan tidak memiliki
dan produk susu (Ikrima, 2015). kalsium dan nutrisi sehat lainnya.
Sebesar 51,9% mahasiswa memiliki Mengonsumsi lebih banyak fosfat daripada
frekuensi konsumsi sumber kalsium lain kalsium dapat mengganggu keseimbangan
yang rendah. Hasil analisis bivariat kalsium dan merusak kesehatan tulang dalam
menunjukkan tidak ada hubungan yang tubuh (Zulhita, 2014).
signifikan antara frekuensi konsumsi sumber Sebagian besar mahasiswa lebih
kalsium lain dengan asupan kalsium banyak menghabiskan waktu dengan
(p-value= 0,474), akan tetapi proporsi berkumpul di pusat perbelanjaan, cafe,
asupan kalsium kurang lebih banyak pada restoran cepat saji dan tempat keramaian
responden yang memiliki frekuensi lainnya. Saat berkumpul di cafe atau restoran
konsumsi sumber kalsium lain dengan cepat saji mereka cenderung memilih
kategori rendah. Untuk memenuhi softdrink dibandingkan minuman yang lebih
kebutuhan asupan kalsium harian remaja banyak mengandung kalsium dikarenakan
tidak hanya didapat dari susu tetapi bisa juga harga lebih murah, rasa yang lebih enak dan
dari makanan yang lain. Sumber kalsium kemudahan untuk diperoleh (Fauzia, 2012).
selain susu bisa didapat dari berbagai jenis Brown & Isaacs (2011) mendukung
makanan seperti produk olahan susu, pernyataan tersebut bahwa konsumsi
sayuran, protein hewani dan protein nabati softdrink dapat menggantikan konsumsi
(Almatsier, 2009). Dalam penelitian Zulhita minuman yang padat zat gizinya, seperti susu
(2014) menunjukkan bahwa dalam dan jus.
wawancara food recall 24 hours yang Sebanyak 84,9% responden
dilakukan pada remaja, didapatkan bahwa memiliki aktivitas fisik dengan kategori tidak
sebagian besar remaja tidak mengkonsumsi aktif. Hasil analisis bivariat menunjukkan
10 jenis makanan sumber kalsium selain bahwa responden mengalami kekurangan
susu dan sebagian besar remaja lebih sering asupan kalsium lebih banyak ditemukan
mengkonsumsi nasi dan mie instan dalam pada kelompok responden yang aktvitas
sehari-hari sehingga kebutuhan kalsium fisiknya tidak aktif. Uji statistik
hariannya tidak tercukupi. menunjukkan adanya hubungan yang
Sebagian besar mahasiswa memiliki signifikan antara aktivitas fisik dengan
frekuensi konsumsi softdrink yang jarang asupan kalsium. Aktivitas fisik dapat
dengan presentase 78,3%. Hasil analisis mempengaruhi pertumbuhan dan
bivariat menunjukkan tidak terdapat pembentukan massa tulang. Aktivitas fisik
hubungan yang signifikan (p- value= 0,459). juga berfungsi untuk meningkatkan kekuatan
Hal ini disebabkan oleh frekuensi konsumsi otot, koordinasi serta keseimbangan tubuh.
softdrink yang dikonsumsi responden dilihat Saat ini, pemerintah memiliki
dalam mingguan saja dan lebih banyak peraturan baru yaitu Pemberlakuan
dengan frekuensi konsumsi softdrink jarang, Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)
sehingga tidak mempengaruhi asupan kalsium yang artinya semua kegiatan baik bekerja
dalam harian. Hal ini sejalan dengan ataupun melakukan aktivitas fisik yang biasa
penelitian Zulhita (2014) yang mengatakan dilakukan di luar rumah, harus dilakukan di

69
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 28 No. 3 Desember 2021

sekitar rumah dengan memakai Protokol 5. Sebagian besar responden memiliki


Kesehatan. Sehingga, ini berdampak pada aktivitas fisik yang tidak aktif.
minimnya frekuensi dan durasi saat 6. Terdapat hubungan yang signifikan antara
melakukan kegiatan aktivitas fisik yang frekuensi konsumsi susu dan aktivitas
dilakukan di luar rumah seperti berlari, fisik dengan asupan kalsium.
berjalan, bersepeda, bermain badminton, 7. Tidak terdapat hubungan yang signifikan
senam dan jogging. Manfaat melakukan antara sikap terhadap kalsium, frekuensi
aktivitas fisik di luar rumah lebih berpeluang konsumsi sumber kalsium lain dan
untuk terpapar sinar matahari sebagai frekuensi konsumsi softdrink dengan
sumber vitamin D tertinggi dan dapat asupan kalsium.
menjaga kalsium dan fosfor dalam jumlah
seimbang di dalam darah (Zulhita, 2014). Daftar Pustaka
Beraktivitas fisik seperti jalan kaki, jogging, Abreu, S., Santos, R., Moreira, C., et al.
menari, naik-turun tangga dapat membentuk (2012). Relationship of Milk Intake
tulangmenjadi lebih kuat dan padat (Junno et And Physical Activity to Abdominal
al., 2013). Aktivitas fisik seperti aerobik Obesity Among Adolescents.
dapat membantu membakar karbohidrat, Pediatric Obesity, 9(1), 71-80.
mengurangi lemak, memperkuat dan Diakses pada 24 July 2021. Diunduh
meningkatkan fungsi sistem pembuluh darah dari :
dan mengurangi risiko terhadap osteoporosis https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/233
atau patah tulang. 25606/.
Selain itu, penelitian epidemiologi Agustiani, R. (2011). Faktor-Faktor yang
yang dilakukan oleh Rianon et al. (2012) Berhubungan dengan Konsumsi
dan Langsetmo et al. (2012) menunjukkan Kalsium Pada Siswi di SMPN 1
bahwa peningkatan aktivitas fisik berkaitan Mande Kabupaten Cianjur 2010.
dengan peningkatan kepadatan mineral Skripsi. Jakarta: FKIK UIN Syarif
tulang. Selama beraktivitas fisik, tubuh Hidayatullah Jakarta.
memerlukan nutrisi dan oksigen yang cukup Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu
untuk kontraksi otot. Dalam penelitian Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Zulhita (2014) mengatakan bahwa remaja Utama.
yang aktif melakukan aktivitas fisik Amin, M.A & Juniati, D. (2017). Klasifikasi
mempunyai nafsu makan dan porsi makan Kelompok Umur Manusia
yang lebih besar dibandingkan remaja yang Berdasarkan Analisis Dimensi
memiliki aktivitas fisik tidak aktif. Fraktal Box Counting Dari Citra
Wajah Dan Deteksi Tepi Canny.
Kesimpulan MATHunesa, Jurnal Ilmiah
1. Rata-rata asupan kalsium dari seluruh Matematika, 2(6) : 33-42. Diunduh
responden adalah sebesar 467,5±317,1 dari :
mg/hari atau sekitar 46,7% AKG. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php
2. Sebagian besar (85,8%) responden /mathunesa/article/view/19398.
memiliki asupan kalsium yang kurang dari Balk et al. (2017). Global Dietary Calcium
Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2019. Intake Amonh Adults: A Systematic
3. Berdasarkan sikap terhadap kebutuhan Review. Diakses pada 8 Agustus
kalsium, sebagian besar responden 2020. Pubmed, 28(12) : 3315-3324.
memiliki sikap positif terhadap kalsium. Diunduh dari :
4. Berdasarkan frekuensi konsumsi susu dan http://pubmed.ncbi.nim.nih.gov/2902
sumber kalsium lain sebagian responden 6938/ .
memiliki frekuensi rendah. Sebagian Brown, J.E., & Isaacs, J. S. (2011).
besar, responden memiliki frekuensi Nutrition through The Life Cycle (4th
konsumsi softdrink jarang.

70
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 28 No. 3 Desember 2021

Ed). Belmont : Wadsworth https://europepmc.org/article/med/33


CengageLearning. 981808.
Devi, C. S. (2017). Faktor Determinan Langsetmo, L., Hitchook, CL., Kingwell, EJ.,
Kepadatan Tulang pada Mahasiswa Davison, KS, et al. (2012). Physical
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Activity, Body Mass Index and Bone
Jakarta Tahun 2016. Skripsi. Jakarta Mineral Density-Associantions in A
: FKIK UIN Syarif Hidayatullah. Prospective Population-Based Cohort
Diastuti, E.M. (2013). Faktor-Faktor yang of Women And Men : The Canadian
Berhubungan dengan Asupan Multicentre Osteoporosis Study
Kalsium Pada Siswa SMPN 28 (CaMos). Bone. 50(1):401-8. Diakses
Jakarta 2013. Skripsi. Depok: FKM 30 July 2020. Diunduh dari :
UI. http://www.sciencedirect.com/science
Fauzia, A. (2012). Hubungan antara Faktor /article/pii/S8756328211013482.
Individu dan Faktor Lingkungan Listani. (2016). Sikap Santri Terhadap
dengan Kebiasaan Konsumsi Kesehatan Reproduksi Remaja di
Minuman Bersoda Pada Siswa SMP Pondok Pesantren Putri Al Manaar
Islam PB Soedirman Jakarta Timur Muhammadiyah 1 Pemalang.
Tahun 2012. Skripsi. Depok: FKM Thesis. Purwokerto :
UI. Universitas Muhammadiyah
Fletcher, J. (2019). 11 Ways to Increase Bone Purwokerto.
Density Naturally. Diakses pada 6 Mudjiati, T. (2012). Pengetahuan, Sikap, dan
July 2020. Diunduh dari : Perilaku Mahasiswa FKUI tentang
https://www.medicalnewstoday.com/ Asupan Kalsium Serta Faktor-Faktor
articles/325903. Yang Berhubungan. Skripsi. Jakarta:
Gutin, B., Stallmann-Jongensen, I.S., FKUI UI.
Johnson, M.H., et al. (2011). Nurohmi, S. & Amalia, L. (2012).
Relations of Diet and Physical Pengetahuan Gizi, Aktivitas Fisik,
Activity to Bone Mass and Height in dan Tingkat Kecukupan Gizi Aktivis
Black and White Adolescents. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Pediatric Reports, 3(11), 31-36. Jurnal Gizi dan Pangan, 7(3) : 151. :
Diakses pada 3 September 2020. DOI:10.25182/jgp.2012.7.3.151-156
Diunduh dari Rahayu, S. (2012). Kijing Taiwan
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/art (Anodonta Woodiana) Sebagai
icles/PMC3133292/. Sumber Kalsium Tinggi Dalam
Ikrima, I. R. (2015). Hubungan Kebiasaan Upaya Mencegah Osteoporosis.
Sarapan dan Faktor Lainnya dengan Fitofarmaka, 2(1) :27-35.
Asupan Kalsium di SMA Negeri 2 Rahmawati, R. F. (2012). Pengetahuan
Kota Depok Tahun 2015. Skripsi. Gizi, Sikap, Perilaku Makan dan
Depok: FKM UI. Asupan Kalsium pada Siswi SMA. 1–
Junno, J.A., Paananen, M., Karppinen, J., 23. Skripsi. Semarang : Fakultas
Tammelin, T., Niinimaki, J., Kesehatan Universitas Diponegoro.
Lammentausta, E., Niskanen, M., Rianon, N.I., Lang, T.F, Sigurdsson, G.,
Nieminen, M.T., Jarvelin, M.R., Eiriksdottir, G., Sigurdsson, S.,
Takatalo, J., Tervonen, O., Garicia, M., Pajala, S,, Koster, A.,
Tuukkanen, J. (2013). Influence of Yu, B., Selwyn, B.J., Taylor, C.,
Physical Activity On Vertebral Kapadia, A.A., Gudnasson, V.,
Strength During Late Adolescents. Launer, L.J., Haris, T.B. (2012).
Sprine J., 13(2):184-9. Diakses pada Lifelong Physical Activicy in
20 July 2021. Diunduh dari : Maintaining Bone Strengthin Older
Men and Women of The Age,

71
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 28 No. 3 Desember 2021

Gene/Environment Susceptibility- WNPG X. (2012). Pemantapan Ketahanan


Reykjaviktudy. Osteoporos Int, Pangan Perbaikan Gizi Berbasis
23(9):2303-12. Kemandirian dan Kearifan Lokal.
Triyanti, T., Aini, W. N., & Sartika, R. A. Jakarta: 20-21 November 2012
D. (2019). Kontribusi Produk Susu Zulhita, P. S. (2014). Hubungan Aktivitas
Terhadap Asupan Kalsium Pada Fisik dan Faktor Lainnya dengan
Mahasiswi. Jurnal Gizi Dan Pangan Asupan Kalsium pada Siswa-Siswi
Soedirman, 3(1), 14. DOI : SMP Negeri 1 Depok Tahun 2014.
https://doi.org/10.20884/1.jgps.2019. Skripsi. Depok : Fakultas Kesehatan
3.1.1475. Masyarakat Universitas Indonesia.
.

72

Anda mungkin juga menyukai