Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN MATERI KELOMPOK 2

PARTISIPASI ANGGARAN

Disusun Oleh:
RUTH OCTAVIANI P WERMASUBUN (220621030010)
LUNGCIN POLUAN (220621030015)
SARTIKA (220621030002)

Dosen Pengampu : Dr. JENNY MORASA SE, M.Si, Ak, CA

Mata Kuliah : Akuntansi Perilaku

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


UNIVERSITAS SAM RATULANGI (UNSRAT) MANADO
2023
1. Pengertian Partisipasi Anggaran

Partisipasi anggaran adalah tingkat keikutsertaan, keterlibatan serta pengaruh individu


di dalam suatu organisasi dalam menentukan, menyusun dan pengembangan suatu anggaran
guna mencapai tujuan operasional yang sasaran kinerjanya dapat dievaluasi secara periodik.

Ada beberapa pendapat ahli tentang pengertian partisipasi anggaran, yaitu:

1) Menurut Nurrasyid (2015), partisipasi anggaran adalah seberapa jauh keterlibatan dan
pengaruh individu dalam proses penyusunan anggaran dengan adanya partisipasi
anggaran maka dapat terjadi keselarasan tujuan organisasi.
2) Menurut Hansen and Mowen (2013), partisipasi anggaran adalah pendekatan
penganggaran yang memungkinkan para manajer yang akan bertanggungjawab atas
kinerja anggaran, untuk berpartisipasi dalam pengembangan anggaran, partisipasi
anggaran mengkomunikasikan rasa tanggung jawab kepada para manajer tingkat bawah
dan mendorong kreativitas.
3) Menurut Nafarin (2012), partisipasi anggaran adalah tingkat seberapa jauh keterlibatan
dan pengaruh individu di dalam menentukan dan menyusun anggaran yang ada di
dalam divisi atau bagiannya, baik secara periodik maupun tahunan.

2. Manfaat Partisipasi Anggaran

Ada beberapa manfaat partisipasi anggaran, yaitu:

1) Partisipasi dapat meningkatkan moral dan mendorong inisiatif yang lebih besar pada
semua tingkat manajemen.
2) Meningkatkan rasa kesatuan kelompok, yang pada gilirannya cenderung untuk
meningkatkan kerja sama antar anggota kelompok dalam penetapan tujuan.
3) Menurunkan tekanan dan kegelisahan yang berkaitan dengan anggaran.
4) Menurunkan ketidakadilan yang dipandang ada dalam alokasi sumber daya organisasi
antar subunit organisasi, serta reaksi negatif yang dihasilkan dari persepsi semacam itu.

3. Jenis-Jenis Partisipasi Anggaran

Proses penyusunan anggaran bisa dari atas ke bawah (Top-Down), bisa juga sebaliknya
yaitu dari bawah ke atas (Bottom-Up) dan ada pula yang menggunakan gabungan keduanya.
Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan keterlibatan yang meliputi pemberian
pendapat, pertimbangan dan usulan dari bawahan kepada pimpinan dalam mempersiapkan dan
merevisi anggaran.

Menurut Sayputri (2017), terdapat tiga jenis partisipasi anggaran, yaitu sebagai berikut:

1) Atasan ke bawahaan (top-down approach). Manajemen senior menetapkan anggaran


bagi tingkat yang lebih rendah, sehingga pelaksana anggaran hanya melakukan apa saja
yang telah disusun.
2) Bawahan ke atasan (bottom-up approach). Anggaran sepenuhnya disusun oleh bawahan
dan selanjutnya diserahkan ke atasan untuk mendapatkan pengesahan.
3) Perpaduan antara top-down dan bottom-up. Perpaduan antara top down dan buttom-up
ini menekankan pada perlunya kerja sama antara atasan dan bawahan untuk
menetapkan anggaran yang terbaik agar tujuan organisasi tercapai.

4. Indikator Partisipasi Anggaran

Indikator partisipasi anggaran bisa dilihat dari karakteristik partisipasi anggaran yaitu
keterlibatan manajer dan atasan dalam proses penyusunan anggaran. Pada dasarnya tidak
terdapat indikator-indikator yang sangat jelas mengenai partisipasi anggaran, karena hal
tersebut sangat berkaitan dengan sikap dan perilaku manusia.

Menurut Sinaga (2013), indikator partisipasi anggaran antara lain yaitu sebagai berikut:

1) Keterlibatan dalam penyusunan anggaran. Adanya hak untuk mengajukan usulan


anggaran dalam organisasi tersebut sesuai dengan tanggung jawab yang dimilikinya.
2) Pengaruh terhadap penetapan anggaran. Besarnya pengaruh dalam hal ini menunjukkan
seberapa besar peran dan keikutsertaan yang diberikan karyawan terhadap keputusan
anggaran final.
3) Pentingnya usulan anggaran. Kemampuan individu dalam memberikan
usulan/pendapat dari bawahan diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
4) Kelogisan dalam anggaran. Kadang anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi,
sehingga mengandung unsur ketidak-pastian. Oleh karena itu, diperlukan ketelitian dan
keyakinan dalam membuat anggaran agar anggaran tersebut logis sesuai dengan
kebutuhan yang ada.
5. Kelebihan Partisipasi Anggaran

Menurut Garrison (2000), kelebihan adanya partisipasi anggaran adalah:

1) Setiap orang pada semua tingkatan organisasi diakui sebagai anggota tim yang
pandangan dan penilaiannya dihargai oleh manajemen puncak.
2) Perkiraan anggaran disiapkan oleh manajer level bawah yang lebih akurat dan dapat
diandalkan dari perkiraan yang disiapkan oleh manajer level atas yang memiliki
pengetahuan kurang detail mengenai pasar dan operasi sehari-hari.
3) Motivasi pada umumnya lebih tinggi ketika individu berpartisipasi dalam menetapkan
tujuan mereka sendiri dari pada ketika tujuan yang dipakai dipaksakan dari atasan.
4) Manajer yang tidak mampu memenuhi anggaran yang dipaksakan oleh atasan akan
selalu mengatakan bahwa anggaran tidak realistis dan mustahil untuk dicapai.

6. Kekurangan Partisipasi Anggaran


1) Menetapkan standar yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Target yang dicapai pada
anggaran cenderung menjadi tujuan manajer saat ikut berpartisipasi dalam pembuatan
anggaran. Penetapan tujuan yang terlalu rendah bisa mengakibatkan penurunan tingkat
kinerja manajer, namun penetapan tujuan anggaran yang terlalu tinggi bisa
menyebabkan kegagalan untuk mencapai standar dan membuat frustasi manajer yang
bisa mengarah pula pada penurunan tingkat manajer.
2) Membuat kelonggaran dalam anggaran (sering disebut sebagai menutupi anggaran).
Partisipasi anggaran dapat menciptakan kesempatan bagi para manajer untuk membuat
kelonggaran dalam anggaran (budgetery slack) atau senjangan anggaran. Senjangan
anggaran dalam jumlah yang cukup besar dapat merugikan perusahaan, karena sumber
daya yang seharusnya bisa dimanfaatkan secara produktif tidak dapat dilakukan karena
telah terikat pada bagian lain yang sebenarnya tidak membutuhkan sumber daya
tersebut.
3) Partisipasi semu. Partisipasi semu akan terjadi apabila manajemen puncak menerapkan
pengendalian total atas proses penganggaran, sehingga hanya mencari partisipasi semu
dari manajer tingkat bawah. Partisipasi semacam ini tidak akan mendatangkan manfaat
dari anggaran partisipasi sesungguhnya karena manajemen puncak hanya mendapatkan
persetujuan formal dari manajer tingkat bawah, bukan untuk mencari input yang
sebenarnya.
Daftar Pustaka
Nafarin, M. 2012. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Nurrasyid, M.N. 2015. Pengaruh Budgetary Participation, Information Asymmetry, Budget
Emphasis dan Job Relevant Information Terhadap Budgetary Slack (Studi
Empiris Pada Sekolah Menengah Atas Di Tangerang Selatan). Jakarta: UIN Jakarta.
Hansen, D.R., dan Mowen, M. 2013. Akuntansi Manajerial, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Puspaningsih, Abriyani. 2002. Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja Manajer. Jurnal Akuntansi dan Auditing
Indonesia.
Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Ikhsan, Arfan dan Ishak, Muhammad. 2005. Akuntansi Keprilakuan. Jakarta: Salemba Empat.
Sayputri, Meiliana. 2017. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial
dengan Komitmen Organisasi dan Locus of Control sebagai Variabel
Moderating (Studi Kasuspada Pemerintahan Kota Bandar Lampung). Lampung:
Universitas Lampung.
Sinaga, Mardongan Tua. 2013. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran
dengan Locus Of Control dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi.
Padang: Universitas Negeri Padang.
Garrison. 2000. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai