Anda di halaman 1dari 2

Tidak terasa Dzulhijjah telah meninggalkan kita dan sekarang Muharram yang menyapa kita.

Allah
datangkan Muharram seraya mengetuk alam pikir kita bahwa waktu ini ternyata begitu cepat berlalu.
Sedangkan kita?

Kita barangkali masih amat sedikit melakukan persiapan tentang Maa Qoddamat lighod, tentang bekal
yang akan kita bawa menuju Hari Kiamat.

Meski demikian adanya, kita sebagai umat muslim pantang untuk berpatah arang. Allah memerintahkan
kita untuk “Laa taghnatuu-mir rohmatillah” untuk jangan pernah berputus asa terhadap rahmat Allah.
Karena rahmat Allah itu lebih luas dari langit dan bumi, lebih luas dari sejauh-jauhnya mata kita
memandang.

Para dewan juri yg saya hormati dan rekan rekan yg saya sayangi

Kita adalah orang-orang yang beruntung karena masih diberikan kesempatan umur untuk memantapkan
persiapan bekal di bulan Muharram. Sebagaimana yang diketahui bahwa Muharram adalah bulan yang
agung, bulan yang suci, bulan yang mulia, dan termasuk salah satu dari asyhurul hurum (bulan-bulan
yang dimuliakan Allah).

Ada momentum yang amat baik dan ditunggu-tunggu oleh umat Islam, yaitu momentum 10 Muharram.
Ada apa dengan 10 Muharram? Ya, ada ibadah sunnah dengan tawaran pahala yang amat besar, yaitu
puasa Asyura.

Rekan rekan sekalian

Rasulullah SAW bersabda:

‫صيَا ُم يَوْ َم عَا ُشوْ َرا َء ِإنِّي َأحْ تَ ِسبُ َعلَى هّللا ِ َأ ْن يُ َكفِّ َر ال َّسنَةَ الَّتِي قَ ْبلَهَا‬
ِ

Shiyaamu yauma ‘asyuuroo-a innii ahtasibu ‘alallaahi an yukaffiros-sanatallatii qoblaha.

Artinya: ""Puasa hari 'Asyura aku berharap Allah akan menghapuskan dosa selama setahun." Hadis
Riwayat Imam Muslim."

MasyaAllah walhamdulillah. Dari hadis tadi, Rasulullah SAW menerangkan sekaligus berharap bahwa
puasa Asyura dapat menghapus dosa selama setahun.

Dalam setahun, ada 365 hari, sedangkan setiap hari ada saja dosa yang kita lakukan. Namun dengan
berpuasa seraya mengharap ridha Allah SWT semata, maka Allah hadirkan rahmat-Nya dengan
menghapus dosa hamba-Nya selama setahun.

Rekan rekan sekalian

Dalam catatan sejarah, pada hari Asyura 10 Muharram banyak terjadi peristiwa luar biasa, termasuk
selamatnya Nabi Musa as dari kejaran pasukan Fir’aun.
Sebagai bentuk syukur, Nabi Musa AS berpuasa pada hari tersebut. Selanjutnya, umat Yahudi mengikuti
apa yang dilakukan nabinya itu, yakni berpuasa setiap 10 Muharram.

Lalu, apakah kita umat Rasulullah SAW mengikuti tradisi dan kebiasaan umat Yahudi yang berpuasa di
hari Asyura?

Nabi Muhammad SAW dalam sabda beliau pun menjawab:

ِ ‫صا َمهُ َوَأ َم َر ِب‬


‫صيَا ِم ِه‬ ُّ ‫فََأنَا َأ َح‬.
َ َ‫ق ِب ُموْ َسى ِم ْن ُك ْم” ف‬

Bacaan Latin:

Fa-anaa ahaqqu bimuusa minkum, fashoomahu wa amaro bishiyaamihi.

Artinya:

"Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian (Yahudi), maka hari itu, Nabipun berpuasa dan
mendorong umatnya untuk berpuasa." (Hadis Riwayat Imam Bukhari).

Rekan rekan yang berbahagia

Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu, dan Allah kuatkan hati kita untuk senantiasa
istiqomah di jalan-Nya.

Mari kita mantapkan persiapan diri untuk mengarungi Tahun Baru Islam dan memetik keutamaan di
bulan Muharram, termasuk melaksanakan puasa Asyura.

Selagi hayat masih dikandung badan, selama itu pula kita wajib berikhtiar dan menambah bekal untuk
dibawa ke hadapan Allah di akhirat nanti.

Nah, demikianlah pidato singkat yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang mulia ini. Mohon
maaf atas segala salah, dan kepada Allah marilah sama-sama kita bermohon ampun.

Saya akhiri;

Subhanakallahu wa bihamdika, asyhadu alla ilaha illa anta, astagfiruka wa atuubu ilaik.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai