Bangunan &
Lingkungan
Altim Setiawan
Tahun 398 Masehi, ketentuan yang dibuat oleh Kaisar Theodorus yang
melarang rakyatnya untuk merusak / menghilangkan benda-benda
bersejarah dengan ancaman denda 6 pounds emas
Tahun 222 Masehi, Kaisar Alexander dari Kekaisaran Romawi
memberikan ancaman bagi rakyatnya yang merusak benda-benda
bersejarah.
Di era peradaban Romawi ini,. Penulis Roman seperti Vitruvius dan
Pausanias mengisahkan bahwa berbagai upaya konsevasi dilakukan
dalam rangka menangkap iklim pertumbuhan ekonomi di Miletus
Pada era abad pertengahan (Medieval Ages), fakta menunjukkan bahwa
terdapat upaya-upaya konservasi yang memperlihatkan bahwa bangunan-
bangunan gereja besar yang dibangun saat itu ternyata dibuat dengan
memperhatikan proporsi maupun skala bangunan yang ada sebelumnya.
Renaissance ataupun baroque dan era-era lainnya, berbagai upaya
konservasi ternyata telah banyak ditemukan dan hal ini tentu saja
menunjukkan bahwa konservasi merupakan hal yang telah menjadi tradisi
dan pegangan dari jaman ke jaman
Tahun 1420, merupakan tahun resminya konservasi dan pemugaran
dengan keluarnya UU Bulle
Tahun 1877 Peraturan dan Undang-undang Bidang Konservasi dibuat
tahun 1877 dalam bentuk “Ancient Memorial Act”
Latar Belakang
Penghancuran / hilangnya bangunan kuno /
bersejarah
•Monotonisasi, globanisasi globanisasi arsitektur
Aspek/kaidah pokok dalam perencanaan
dan perancangan kota
•Aspek sosial (hierarki ruang sosial), fungsi
campuran dan konstruksi sosial kultural)
•Aspek ekologi (keterpaduan/keselarasan dengan
lingkungan, kepadatan)
•Aspek gestalt (sirkulasi/linkage, orientasi/identity
making)
Skema permintaan ruang terhadap
pemanfaatan ruang
RTRW
* RDTR KOTA
RTR KAWASAN STRATEGIS
DAN LINGKUNGAN
PERBAIKAN KAWASAN
KOTA KOTA
PENGEMBANGAN KEMBALI
RTR KAWASAN
KAWASAN
PERKOTAAN
PEMBANGUNAN BARU
KAWASAN
Pearl Tower
Shanghai
Pertimbangan2
Value
1. Menyangkut fungsi
obyek terhadap
lingkungan secara
menyeluruh / kota.
Obyek merupakan
bagian dari suatu
kompleks bersejarah
dan sangat berarti bagi
kota.
Dapat menjadi
landmark yang akan
memperkuat karakter
dan nilai emosional bagi
masyarakat kota
tersebut
2. Fungsi obyek lingkungan sosial dan
budaya
keunikan kehidupan suatu lingkungan
sosial tertentu juga merupakan
pertimbangan-pertimbangan dalam
menetapkan kriteria terhadap obyek
konservasi
Bentuk Konservasi
Penggunaan fungsi baru
pada aset lama
Pembangunan
dan pengembangan
Preservasi (menjaga)
Bentuk-bentuk Restorasi
Konservasi (mengembalikan)
Replikasi (meniru)
Rekonstruksi
(perbaikan ulang)
Revitalisasi
(menghidupkan kembali)
Contoh rekonstruksi
Taman Sari, DIY
restorasi
Rekontruksi Candi
Borobudor
Skyline and view corridor / Garis cakrawala dan koridor pandang, pengendalian
terhadap ketinggian bangunan dan pengarahan pandangan view dan vista yang
baik
Districts / kawasan yang memiliki gaya dan tradisi tertentu yang dilindungi
terhadap kehancuran dan penambahan figur-figur baru
Street-scapes / wajah jalan, seperti pelestarian fasade bangunan-bangunan dan
perlengkapan-perlengkapan jalan (street furniture)
Buildings / bangunan merupakan obyek pelestarian yang paling tua dan paling
lazim namun demikian harus memenuhi kriteria untuk dilestarikan
Objects and Fragments / Benda seperti puing sejarah, trem listrik, kereta kabel
dan sebagainya yang memiliki arti penting.
Skyline
Laweyan di Surakarta
Landmark atau tengaran berbentuk
gapura, dirancang agar berfungsi untuk
mengundang dan memberikan ciri
khusus kawasan industri rumahan
batik.
Diagram Cakupan Kegiatan
Konservasi
Sumber;
Budihardjo, E:1989
konservasi
piagam Burra Charter, konservasi
didefinisikan sebagi semua kegiatan
pemeliharaan suatu tempat sedemikian
rupa sehingga mempertahankan nilai
kulturalnya.
REVITALISASI KAWASAN
ISU STRATEGIS Kawasan Revitalisasi
Penurunan vitalitas ekonomi kawasan perkotaan
Pembangunan
yang tidak
kontekstual
Hilangnya
aspek historis
kawasan Minat
Terjadinya Investasi Lapangan kerja
TERJADINYA
kantung- Berkurang berkurang
KURANGNYA kantung kumuh
Ruang usaha
CREATIVE Meningkatnya
PENGETAHUAN
DESTRUCTION krimilitas terbatas
DAYA
Pudarnya Jenis usaha
DUKUNG
KAWASAN tradisi terbatas
sosial/budaya VITALITAS
LAMA Investasi usaha
KAWASAN
berkurang
LAMA
TERJADINYA Prasarana dan
Nilai property
TIDAK ADA
Residential MENURUN
PEMELIHARAAN/ SELF sarana yg rusak menurun
PENGELOLAAN DESTRUCTION Kawasan yang Flight & Tradisi sosial
tidak terintegrasi Business
budaya menjadi
dengan sistem Flight
kota
pudar
Amenitas Hilangnya
lingkungan yang identitas
tidak memadai kawasan
Pelayanan
sarana yang
Bentuk
minim kawasan
(pendidikan, menjadi rusak
kesehatan,
pasar, dll)
• Revitalisasi adalah upaya untuk
meningkatkan nilai
lahan/kawasan melalui
pembangunan kembali dalam
suatu kawasan yang dapat
meningkatkan fungsi kawasan
Rangkaian upaya: sebelumnya. [permen no 18
1. menghidupkan kembali kawasan yang /PRT/M/2010
cenderung mati,
2. meningkatkan nilai-nilai vitalitas yang
strategis dan signifikan dari kawasan yang Revitalisasi adalah upaya untuk
mengembalikan serta
masih mempunyai potensi, dan/atau
menghidupkan kembali vitalitas
3. mengendalikan kawasan yang cenderung yang pernah ada
tidak teratur, pada kawasan kota yang
untuk: mengalami degradasi, melalui
1. mengembalikan atau menghidupkan intervensi fisik dan nonfisik
kawasan dalam konteks kota yang tidak (rehabilitasi
berfungsi atau menurun fungsinya agar ekonomi, rekayasa sosial-
berfungsi kembali, atau budaya serta pengembangan
2. menata dan mengembangkan lebih lanjut institusional).
kawasan yang berkembang sangat pesat
namun kondisinya cenderung tidak
terkendali.
KRITERIA
LOKASI Kawasan
Revitalisasi
“Kawasan Mati”
“Kawasan Hidup tapi Kacau”
“Kawasan hidup tapi kurang
terkendali”
“Kawasan Lama Yang Hidup dan
Vital”
Lokasi Revitalisasi
PEMILIHAN &
PENETAPAN
LOKASI
Stagnant Akan
KAWASAN (LAMA) 1. PERMUKIMAN (akan kumuh
BER-HERITAGE • Perumahan Menurun)
• CBD, dll.
2. KAWASAN Kumuh
Menurun
STRATEGIS
PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI, TUGAS
& WEWENANG
PEMERINTAH MASYARAKAT/SWASTA
A. Rencana & pedoman revitalisasi kota/kawasan A. Manajemen revitalisasi
B. Konservasi kota/kawasan kota/kawasan:
C. Perbaikan & peningkatan infrastruktur • Promosi
D. Manajemen revitalisasi kota/kawasan: • Adaptive re-use
− Promosi Perbaikan & perawatan
− Insentif B. Lingkungan, bangunan &
− Leveraging the private sector (partnership) perumahan:
− Land security − Menciptakan lapangan
− Percontohan kerja/usaha
− Relokasi kantor-kantor pemerintah − Pembangunan
E. Pengembangan perumahan pemerintah perumahan & sarana
F. Menetapkan kawasan revitalisasi sebagai kawasan − Peningkatan kualitas
strategis lingkungan
G. Regulasi rencana pembangunan kawasan
(Perda/SK Kepala Daerah)
H. Pemantauan dan evaluasi
Pengelolaan Revitalisasi
PENGELOLAAN PENGELOLAAN
KAWASAN KAWASAN REVITALISASI AKAN LEBIH
DIPERKUAT:
REVITALISASI
1. Pembebasan Lahan
2. Menggalang Investor
3. Tidak Terpaku APBN, Berinisiatif
Menggalang Dana dari Tingkat I & II
4. Memberi Kemudahan Perizinan
5. Memperkuat Rencana Pembangunan
Kawasan dengan Regulasi & Deregulasi
(contoh: Perda/SK Kepala Daerah)
6. Memperkuat Kapasitas Pengelolaan
Kawasan
- Urban Revitalization Plan & Guidelines
- Urban Conservation (bila diperlukan)
- Urban Revitalization Management
- Public Initiated Housing Development
- Public Initiated Strategic Area
Development
8. Pemantauan dan Evaluasi
Kelembagaan Revitalisasi
PENINGKATAN KAPASITAS
KELEMBAGAAN STAKEHOLDER
(STAKEHOLDER CAPACITY BUILDING)
YANG BERKELANJUTAN
MASYARAKAT/ PEMDA
SWASTA
Pembiayaan Revitalisasi
MENINGKATKAN PEMBIAYAAN
PEMBIAYAAN PEMERINTAH
MEMPERPANJANG
MEMPERBESAR JANGKA WAKTU
BIAYA ANGGARAN/
PEMBANGUNAN
MULTIYEARS
Pemasaran Revitalisasi
PEMASARAN
PENGEMBANGAN
PROMOSI BISNIS/INVESTASI
• Kegiatan pengenalan,
• Publikasi,
• Pengembangan Jejaring,
• Dokumentasi,
• Informasi,
• Komunikasi.
STUDI KASUS
Kawasan Masjid Bhaiturrahman, Jl. Perdagangan, Kota Banda Aceh
Permasalahan
Intensitas kegiatan yang
berlangsung sangat padat,
keberadaan kawasan sampai
saat ini sudah sampai pada titik
jenuh, dimana ruang atau lahan
yang tersedia sudah tidak
mampu menampung kegiatan
perdagangan yang ber1angsung.
Semua badan jalan sudah
dipenuhi oleh pedagang kaki lima
(PKL), sehingga menimbulkan
masalah lalu lintas dan area
parkir. Di sisi lain sebagian besar
bangunan di kawasan ini
merupakan bangunan tua
termasuk juga bangunan masjid
Baiturrahman.
.
Kawasan Masjid Bhaiturrahman, Jl. Perdagangan, Kota Banda Aceh
Konsep Penataan
Menciptakan amenitas
lingkungan perdagangan yang
nyaman dengan menata PKL,
penyediaan ruang terbuka dan
memberikan kenyamanan para
pejalan kaki, membuat taman
dan penerangan.
Kawasan Taman Sri Deli, Istana Maimun,
Permasalahan
Sebagai pusat keramaian dan
ruang terbuka di pusat kota,
disamping usia yang sudah tua,
keberadaan kawasan ini menjadi
menurun baik dari segi kualitas
lingkungan, tidak tertatanya
pedagang kaki lima, dan
kerusakan prasarana dan sarana
lainnya. Penurunan kenyamanan
lingkungan dan infrastruktur
kawasan menyebabkan
pemanfaatan kawasan menjadi
tidak optimal dan produktifitas
kawasan menjadi menurun.
Kawasan Taman Sri Deli, Istana Maimun,
Konsep Penataan
Menciptakan sarana dan
prasarana kawasan penunjang
kegiatan pariwisata, peningkatan
social activity dan olah raga di
taman Sri Deli, Peningkatan
kawasan rencana dan
berimplikasi pada kawasan
istana Maemoon
“hanya dengan memahami masa lalu, kita
bisa mengarungi masa depan”