Makalah Royanih, S.sos I
Makalah Royanih, S.sos I
Diajukan untuk memenuhi syarat pendaftaran calon perserta TKG non PNS
Tahun Ajaran 2023
MAKALAH
ORIQO
TH T
O
UL
AZZAHR
HUDA
Disusun Oleh :
NAMA : ROYANIH, S.Sos.I
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji serta syukur hanya milik Allah semata, ya Allah kami
umat-Mu memuji atas kebesaran dan keagungan-Mu. Kaulah sang pencipta,
kau tempatku berlindung, meminta dan memohon kepada-Mu atas dosa-
dosa dan kekhilfan kami yang pernah lupa, lalai dan malas bermunajat
kepada-Mu, namun itu tidak mengubah rasa cinta-Mu kepada kami. Ribuan
bahkan jutaan nikmat yang Kau limpahkan kepada kami. Shalawat dan
salamku tercurahkan untukkekasih hati-Mu Muhammad SAW. Perjuangan
dan perjalanan hidupnya yang menjadikan tauladan, motivasi untuk kami,
serta menjadikan kami belajar dengan ayat ayat-Mu dan sunnah-sunnahnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Moderasi Beragama ................................................ 3
B. Madrasah .............................................................................. 6
C. Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah .................. 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 9
B. Saran..................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadiran Islam sebagai agama adalah untuk menarik manusia dari sikap
ekstrim yang berlebihan dan memposisikannya pada posisi yang seimbang. Maka
dalam ajaran-ajaran Islam terdapat unsur rabbaniyyah (ketuhanan) dan Insaniyyah
(kemanusiaan), mengkombinasi antara Maddiyyah (materialisme) dan ruhiyyah
(spiritualisme), menggabungkan antara wahyu (revelation) dan akal (reason),
antara maslahah ammah (al-jamaaiyyah) dan maslahah individu (al-fardiyyah), dan
lain-lain sebagainya. Konsekuensi dari moderasi Islam yaitu sebagai agama, maka
tidak satupun unsur atau hakikat-hakikat yang disebutkan diatas dirugikan.1
Pendidikan Islam sebagai sebuah sistem yang secara konsep, metode maupun
sebagai spirit telah di implementasikan di Madrasah, Pesantren dan Institusi
Pendidikan Islam lainnya, adalah sebuah keniscayaan jika Lembaga Pendidikan
Islam berusaha melakukan berbagai inovasi dan pembaharuan secara menyeluruh
dalam rangka meningkatkan kualitasnya.2 Tidak terkecuali dalam peningkatan
moderasi beragama di lingkungan Madrasah,
Moderasi beragama merupakan sesuatu yang harus ditanamkan dalam diri
peserta didik. Dalam lingkungan Madrasah moderasi lebih terkhusus pada corak
agama Islam dari masing-masing individu. Seperti yang kita ketahui dalam Islam
terdapat 4 madhzab yang masing-masing mempunyai ciri khas tersendiri. Di sinilah
peran moderasi sangat diperlukan agar antar tidak terjadinya perdebatan atau konflik
antar umat Islam khususnya dalam lingkungan Madrasah.
1
A Ilyas Ismail, Abuddin Nata, dkk, Konstruksi Moderasi Beragama (Banten: PPIM UIN
Jakarta, 2021), 65.
2
Kharisul Wathoni, ‘Implementasi Pendidikan Inklusi Dalam Pendidikan Islam’, Ta’allum,
Volume 01, (2013) <https://doi.org/https://doi.org/10.21274/taalum.2013.1.1.99-109>.
1
Maka dari itu, perlulah kita membahas tentang penanaman dan pengembangan
moderasi beragama khususnya agama Islam di Madrasah. Dalam kesempatan kali
ini kita akan membahas tentang “Impementasi Moderasi Beragama di Madrasah”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini terfokus pada:
1. Bagaimana Penjabaran tentang konsep moderasi beragama?
2. Bagaimana gambaran madrasah di Indonesia?
3. Bagaimana implementasi moderasi beragama di Madrasah?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan pembahasan makalah ini adalah untuk menjelaskan:
1. Konsep moderasi beragama.
2. Madrasah
3. Implementasi moderasi beragama di Madrasah.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan antara lain :
1. Bagi Penulis
Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat mendapatkan khazanah ilmu
pengetahuan tentang modesasi pada madrasah dan dapat mengaplikasikan
dalam perspektif kehidupan dalam dunia pendidikan.
2. Bagi Pembaca
Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi dan
menambah pengetahuan kemoderasian pada lembaga pendidikan khususnya
pada madrasah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kementerian Agama RI, Moderasi Beragama (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama RI, 2019), 15.
4
Kementerian Agama RI, Moderasi Beragama, 15.
5
A Ilyas Ismail, Abuddin Nata, dkk, Konstruksi Moderasi Beragama , 67.
6
Kementrian Agama RI, Moderasi Beragama, 17.
3
Sedangkan Muhammad Qasim berpendapat Moderasi beragama merupakan
sikap berimbang dalam mengimpelementasikan ajaran agama. Menumbuhkan
sikap moderasi tidak langsung hadir begitu saja namun melalui konstruksi
pemahaman yang mapan dan pengimplementasian ilmu pengetahuan sesuai
dengan tuntunan agama. 7
Jadi, dapat kita ketahui moderasi beragama secara istilah bisa diartikan
sebagai cara beragama terbaik untuk kemaslahatan umat manusia. Karena agama
diperuntukan untuk kebaikan manusia, maka wujud kebaikan dari semua ajaran
agama harus dibermanfaatkan kepada sesama manusia.8 Selain itu moderasi
beragama juga dapat dipahami sebagai cara pandang, selalu bertindak adil, dan
tidak ekstrem dalam beragama.9Adapun beberapa ciri pemahaman dan praktik
amaliyah keagamaan moderasi Islam yaitu:
1. Tawassut (mengambil jalan tengah)
2. Tawazun (berkeseimbangan)
3. I’tidal (lurus dan tegas)
4. Tasamuh (toleransi)
5. Musawah (egaliter)
6. Syura (musyawarah)
7. Ishlah (reformasi)
8. Aulawiyah (mendahulukan yang prioritas)
9. Tatawwur wa ibtikar (dinamis dan inovatif)
10. Tahadhdhur (berkeadaban)
11. Qudwatiyah10
7
Muhammad. Qasim, Membangun Moderasi Beragama Umat Melalui Integrasi Keilmuan,
(Gowa: Alauddin University Press, 2020), 40.
8
Aptiani Nur Jannah, Bobby Suwandi, dkk, Tanya Jawab Moderasi Beragama (Jakarta:
Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta , 2022), 9.
9
Kementrian Agama RI. Moderasi Beragama. 17-18.
10
Muhamad Syaikhul Alim dan Achmad Munib, “Aktualisasi Pendidikan Moderasi Beragama
Di Madrasah”, Jurnal Pendidikan Agama Islam Universitas Wahid Hasyim, Volume 9, No. 2,
(Desember 2021), 272-273.
4
Moderasi beragama sangat dibutuhkan, utamanya oleh masyarakat yang
heterogen. Indonesia adalah negara dengan keragaman etnis, suku, budaya,
bahasa, dan agama yang nyaris tiada tandingannya di dunia.11
Salah satu manfaat dari moderasi tersebut adalah untuk menjaga kedamaian
dan kerukunan umat beragama ditengah-tengah heterogenitas umat beragama.
Dengan adanya moderasi beragama hal ini mampu menjaga dan menjalin kerja
sama sosial antar umat beragama. Hal ini searah dengan firman Allah SWT pada
Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 11 yang berbunyi:12
س َٰٓى أَنَ عَ ٍسآَٰءَ ِسا َٰٓ ٌء ِمن ن ۟ ُس َٰٓى أَن يَ ُكون
َ ِوا َخي ًْرا ِم ْن ُه ْم َو ََل ن َ ع َ وا ََل يَ ْسخ َْر قَ ْو ٌم ِمن قَ ْو ٍم ۟ ُيََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمن
ْٱْلي َم ِن ۚ َو َمن َّل ْم َيتُب
ِ ْ َسوقُ َب ْعد ُ ُس ٱِلِ ْس ُم ْٱلف ۟ س ُك ْم َو ََل تَنَا َب ُز
ِ َوا ِب ْٱْل َ ْلق
َ ْب ۖ ِبئ َ َُي ُك َّن َخي ًْرا ِم ْن ُه َّن ۖ َو ََل ت َْلمِ ُز َٰٓو ۟ا أَنف
َّ فَأ ُ ۟ولََٰٓئِكَ ُه ُم ٱل
َظ ِل ُمون
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari
mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan
lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela
dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.
Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan
barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
(QS. Al-Hujurat: 11)13
11
Aziz Awaludin, Faiqoh , dkk, Pedoman Penguatan Moderasi Beragama di Masjid (Jakarta:
Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta, 2020), 19.
12
M. Redha Anshari, Buku Monograf : Moderasi Beragama Di Pondok Pesantren
(Yogyakarta: K-Media, 2021), 29.
13
Departemen agama RI, Al Qur’an dan Terjemah (Bandung: CV Penerbit, 2005), 516.
5
yang dijanjikan oleh Allah akan kebahagian dan keselamatan baik di dunia
maupun di akhirat dapat dicapai.14
Sebagai sebuah konsep yang seringnya bersifat abstrak, moderasi beragama
memiliki ukuran atau indikator dalam melihat tingkat pengamalan ajaran agama
yang berlandaskan moderasi. Berikut indikator moderasi beragama yang tentunya
telah disesuaikan dengan keadaan masyarakat Indonesia yang beragama.15
Dalam buku Moderasi Beragama, ada tiga alasan utama mengapa moderasi
beragama diperlukan.
1. Moderasi beragama penting untuk mengembalikan praktik beragama agar
sesuai dengan esensinya dan berfungsi menjaga harkat dan martabat
manusia
2. Moderasi beragama penting untuk meredam konflik yang disebabkan
fanatisme dan yang menyebabkan musnahnya peradaban manusia.
3. Moderasi beragama penting sebagai strategi kebudayaan dalam merawat
keindonesiaan dengan memadukan nilai-nilai agama dan kearifan local.
B. MADRASAH
14
M. Redha Anshari, Buku Monograf : Moderasi Beragama Di Pondok Pesantren, 30
15
Aziz Awaludin, Faiqoh , dkk, Pedoman Penguatan Moderasi Beragama di Masjid , 22.
16
Faridah Alawiyah, “Pendidikan Madrasah Di Indonesia”,
https://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/449/346, Aspirasi Vol. 5 No. 1, (Juni
2014), 52
6
lahirnya Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri. SKB tiga menteri ini
mengatur dan memperjelas fungsi madrasah yang disejajarkan dengan sekolah
umum. Madrasah memiliki tingkat yang sama dengan sekolah umum yang
setingkat yaitu sebagai berikut:
17
Muhammad Rouf, “Memahami Tipologi Pesantren dan Madrasah sebagai Lembaga
Pendidikan Islam Indonesia”, Vol 5, No 1 (2016), (DOI: http://dx.doi.org/10.30651/td.v5i1.345), 85.
7
mental dan spiritual. Pendidikan di madrasah secara intensif dibekali dengan
pendidikan keagamaan baik secara teori maupun praktik sehingga madrasah dapat
menjadi alternatif pendidikan ditengah runtuhnya nilai dan norma agama yang
terjadi di masyarakat.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas sebaiknya moderasi beragama pada madrasah
pada satuan pendidikan dari tingkat RA sampai Aliyah memiliki derajat yang
sama, dengan munculnya SKB tiga mentri yang mengatur dan memperjelas
fungsi madrasah yang disejajarkan dengan sekolah umum. Serta menghindari
ketidaksamaan dalam system Pendidikan dengan sekolah umum.
9
DAFTAR PUSTAKA
10