MPLS
MPLS
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Kelas 4 PAI B
2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, karena dengan
taufik dan hidayah-nya penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“Manajemen Pengelolaan Lembaga Pendidikan Keagamaan Majlis Ta’lim
Berbasis Moderasi Beragama”. Sholawat teriring salam semoga selalu tercurah
limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari
zaman jahiliyah hingga zaman terang benderang.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Muthoharoh, M.Pd.I selaku
dosen pengampu Mata kuliah Manajemen PAI Luar Sekolah yang membimbing kami
dalam pengerjaaan tugas makalah ini. Kami juga menucapkan terima kasih kepada
teman-teman kami yang selalu setia membantu kami dalam hal pegumpulkan data-
data dalam pembuatan makalah ini.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami
ketahui. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen
demi tercapainya makalah yang sempurna.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nonformal mempunyai peranan yang tidak kalah
pentingnya dari pendidikan formal. Pemerintah telah menjamin tentang
pendidikan nonformal ini yang diatur berdasarkan UU No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 26 ayat (1) yang menyatakan
bahwa:”Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah
atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat”.
1
memberikan dampak positif untuk meningkatkan taraf kehidupan pada
individu dan masyarakat secara luas dalam berbagai aspek.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan moderasi beragama?
2. Apa saja jenis dan fungsi majlis ta‟lim?
3. Bagaimana manajemen pembelajaran majlis ta‟lim?
4. Bagaimana manajemen tenaga pendidik dan peserta didik majlis ta‟lim?
5. Bagaimana manajemen sarana dan prasana majlis ta‟lim?
6. Bagaimana manajemen keuangan majlis ta‟lim?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian moderasi beragama.
2. Untuk mengetahui jenis dan fungsi majlis ta‟lim.
3. Untuk mengetahui manajemen pembelajaran majlis ta‟lim.
4. Untuk mengetahui manajemen tenaga pendidik dan peserta didik majlis
ta‟lim.
5. Untuk mengetahui manajemen sarana dan prasarana majlis ta‟lim.
6. Untuk mengetahui manajemen keuangan majlis ta‟lim.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Moderasi Beragama
Moderasi beragama berasal dari Bahasa Latin moderatio, yang berarti
kesedangan (tidak berlebihan dan tidak kekurangan). Kata ini juga berarti
penguasaan diri dari sikap sangat kelebihan dan kekurangan). Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) menyediakan dua pengertian kata moderasi, yakni
pengurangan kekerasan, dan penghindaran keeksteman. Jika dikatakan, "orang
itu bersikap moderat, kalimat itu berarti bahwa orang itu bersikap wajar,
biasa-biasa saja, dan tidak ekstrem. Dalam bahasa Inggris, kata moderation
sering digunakan dalam pengertian average (rata-rata), core (inti), standard
(baku), atau non-aligned (tidak berpihak). Secara umum, moderat berarti
mengedepankan keseimbangan dalam hal keyakinan,moral, dan wata, baik
ketika memperlakukan orang lain individu, maupun ketika berhadapan dengan
institusi negara.
3
B. Jenis dan Fungsi Majlis Ta’lim
Majlis ta‟lim menurut bahasa terdiri dari dua kata yaitu “majelis” dan
ta‟lim. Kata majelis merupakan bentuk isim makan yang berarti tempat
duduk, tempat sidang atau dewan.1 Kata ta‟lim sendiri berasal dari kata
„allama-yu‟allimu-ta‟limaan yang artinya mengetahui sesuatu, ilmu atau ilmu
pengetahuan. Dengan demikian, arti majlis ta‟lim adalah tempat mengajar,
tempat mendidik, tempat berlatih dan tempat menuntut ilmu.
1
Ahmad Warson Al-Munawir, Kamus Al-Munawwir (Yogyakarta: Pustaka Progressif, 2007), h. 202.
2
Departemen Agama RI, Pedoman Majelis Ta‟lim (Jakarta: Proyek Penerangan Bimbingan Dakwah
Khutbah Agama Islam Pusat, 1984), h. 5.
4
4. Majlis Taklim Wanita: Diadakan khusus untuk wanita, memberikan
lingkungan yang nyaman untuk mereka belajar dan berdiskusi tentang
agama dan kehidupan sehari-hari.
5. Majlis Taklim Online: Melalui platform digital seperti aplikasi video
konferensi, media sosial, atau forum online, memungkinkan partisipasi
dari jarak jauh.
6. Majlis Taklim Khusus: Untuk kelompok-kelompok tertentu seperti anak-
anak, orang tua, atau kelompok-khusus lainnya yang membutuhkan
pendekatan yang disesuaikan.
7. Majlis Taklim Khusus Musim: Diadakan selama bulan Ramadan atau
pada acara-acara agama tertentu seperti peringatan hari besar Islam.
5
d) Membimbing ke arah pandangan hidup yang Islami.3
4. Fungsi pendidikan, yakni menjadi pusat kegiatan belajar masyarakat
(learning society), keterampilan hidup. dan kewirausahaan.
5. Fungsi ketahanan bangsa, yakni menjadi wahana pencerahan umat dalam
kehidupan beragama, bermasyarakat dan berbangsa.
6. Fungsi sosial, yakni menjadi wahana silaturrahmi, menyampaikan gagasan
dan sekaligus sarana dialog antar ulama dan umat.
C. Manajemen Pembelajaran
Model pembelajaran menggunakan metode ceramah dalam pengajian
majlis taklim sehingga jamaah hanya mendengar dan melihat aktivitas
ustadz/ustadzah, perlu dipikirkan dan disempurnakan dengan menggunakan
berbagai metode secara bergantian agar menarik karena perlu dikombinasikan
dengan metode-metode lainnya. Ada beberapa metode lainnya yang bisa
dimanfaatkan dalam menyampaikan pengajian majlis taklim, yaitu metode
tanya jawab, diskusi/seminar, demonstrasi, latihan siap (drill), pemecahan
masalah (problem solving) dan sistem regu (team teaching).
3
Jana Rahmat dan M. Mansyur, MAJELIS TAKLIM SEBAGAI LEMBAGA DAKWAH Studi
Tentang Tipologi Majelis Taklim di Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung, JAWI, Volume 4, No.1
(2021). h. 82-85.
6
membaca kitab jenggot, dan latihan membaca bait-bait syiir Arab; metode
pemecahan masalah (problem solving) digunakan ketika menyampaikan
pembahasan yang bersifat problematik sehingga menuntut pencarian solusi
untuk memecahkannya; sedangkan metode sistem regu (team teaching)
digunakan ketika menyampaikan pembahasan yang bersifat dialogis maupun
komparatif sehingga perlu menghadirkan dua orang ustadz di depan jamaah
majlis taklim untuk menyampaikan pengajian secara bergantian (bersahut-
sahutan).
Penerapan metode ini juga bisa dilakukan dengan bergantian waktu
penyampaikan seperti masing-masing ustadz hanya menyampaikan materi di
hadapan jamaah dua minggu sekali.4
4
Muh. Khoirul Rifa'i, Pengelolaan Majlis Ta'lim dan Pengajian Umum, Jurnal Kependidikan Dasar
Islam Berbasis Sains, Vol. 4, No. 1 (2019). h. 34-35.
7
Problem peserta didik atau dapat kita sebut dengan jamaah Majelis
Taklim yang perlu dikelola ialah menyangkut usia, jenis kelamin, frekuensi
kehadiran jamaah. Majlis Taklim ada yang eksklusif, maksudnya majlis
taklim diperuntukkan kelompok usia tertentu seperti majlis taklim untuk anak-
anak, maka konsekuensinya orang dewasa tidak boleh mengikuti. Namun ada
juga majlis taklim yang inklusif, artinya majlis taklim yang diperuntukkan
masyarakat umum, maka siapa pun boleh mengikutinya; dari segi kelamin
jamaah terdapat majlis taklim yang khusus diikuti ibu- ibu, maka bapak-bapak
tidak boleh mengikutinya, atau sebaliknya, majlis taklim yang dikhususkan
bagi bapak-bapak maka ibu-ibu tidak boleh mengikutinya. Akan tetapi ada
majlis taklim yang diselenggarakan secara umum untuk laki-laki maupun
perempuan, sehingga siapa pun boleh menjadi jamaah dan mengikutinya.
5
Muhammad Fauzi, dan Hasnil Aida Nasution, Manajemen Majlis Taklim dalam Meningkatkan
Jama'ah, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, h. 6
8
Sarana prasarana majlis taklim perlu disiapkan secara khusus agar
kegiatan pengajian yang dilaksanakan berjalan dengan tertib dan lancar.
Selain tempat, sarana lain yang penting dimiliki oleh majelis taklim untuk
mendukung proses taklim adalah papan tulis dan alat tulis, kitab atau buku
pedoman. dan alat pengeras suara. Jika memungkinkan, sarana di majelis
taklim dilengkapi dengan media teknologi, seperti computer atau laptop.
LCD, alat perakam dan alat dokumentasi (kamera), infocus, bahkan bila perlu
majelis taklim bisa menggunakan media komunikasi massa baik cetak
maupun elektronik, seperti stasiun televisi, stasiun radio, koran, majalah, dan
bulletin guna mensosialisasikan materi ajar atau ceramah yang disampaikan.6
F. Manajemen Keuangan
Pengaturan keuangan yaitu pembuatan anggaran, pengeluaran uang
dan pembukuan.8 Posisi keuangan bagi organisasi apa pun termasuk pengajian
majlis taklim berfungsi bagai bensin bagi kendaraan. Tanpa adanya uang,
majlis taklim terasa sulit dipertahankan, sebab uang tersebut untuk membiayai
seluruh kebutuhan pelaksanaan pengajian majlis taklim. Maka keuangan ini
seharusnya mendapat perhatian sangat serius bagi pengurus majlis taklim.
Mereka segera menyiapkan langkah-langkah dan strategi-strategi yang efektif
dalam mengumpulkan uang. Hal ini bisa dilakukan melalui akumulasi
berbagai cara, antara lain :
6
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Kalam Mulia, 2004, hal 180.
7
Muh. Khoirul Rifa'i, Pengelolaan Majlis Ta'lim dan Pengajian Umum, Jurnal Kependidikan Dasar
Islam Berbasis Sains, Vol. 4, No. 1 (2019). h. 32
8
Kalsum Minangsih, Paradigma Baru Pengelolaan Institusi Dakwah: Urgensi Ilmu Manajemen
Mewujudkan Majelis Taklim Ideal, Kontekstualita, Vol. 29, No. 2, (2014). h. 150.
9
(b) menggali donatur yang siap menyuplai pendanaan secara teratur,
(c) mendirikan koperasi yang melayani jamaah sendiri maupun orang di luar
jamaah,
(d) mendirikan usaha-usaha produktif yang efektif menghasilkan keuntungan
finansial,
(e) menanam saham pada perusahaan tertentu sebagai bentuk usaha bersama,
dan
(f) berinvestasi pada bidang atau barang yang nilai ekonomisnya cepat
berkembang.9
9
Muh. Khoirul Rifa'i, Pengelolaan Majlis Ta'lim dan Pengajian Umum, Jurnal Kependidikan Dasar
Islam Berbasis Sains, Vol. 4, No. 1 (2019). h. 33
10
BAB III
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI. (1984). Pedoman Majelis Ta'lim. Jakarta: Proyek Penerangan
Bimbingan Dakwah Khutbah Agama Islam Pusat.
Rahmat, J. dan Mansyur, M. (2021). Mejelis Taklim Sebagai Lembaga Dakwah Studi
Tentang Tipologi Majelis Taklim di Kwmecamatan Paseh Kabupaten
Bandung. JAWI . Vol. 4, No. 1.
Nur, Aisah. (2023). Persepsi Jamaah Majelis Taklim Tentang Moderasi Beragama di
Desa Pasir Limau Kapas, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan
Hilir. Skripsi. Riau: UIN Suska Riau.
12