Anda di halaman 1dari 2

Landasan Filosofis dalam Pengembangan Kurikulum

PAI
Landasan filosofis merupakan kerangka berpikir fundamental yang menjadi dasar dalam
pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI). Landasan ini memberikan arah dan
tujuan yang jelas dalam merumuskan tujuan, isi, dan metode pembelajaran PAI. Berikut
beberapa landasan filosofis yang mendasari pengembangan Kurikulum PAI:

1. Teisme

Teisme merupakan keyakinan bahwa Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta alam semesta
dan segala isinya. Keyakinan ini menjadi dasar utama dalam pengembangan Kurikulum PAI
yang bertujuan untuk membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

2. Humanisme

Humanisme merupakan paham yang ketegangan nilai-nilai kemanusiaan dan memandang


manusia sebagai makhluk yang memiliki kemampuan. Paham ini menjadi landasan dalam
pengembangan Kurikulum PAI yang bertujuan untuk membentuk manusia yang berakhlak mulia
dan berperilaku terpuji.

3. Perenialisme

Perennialisme merupakan aliran filsafat yang menekankan nilai-nilai abadi dan universal. Aliran
ini menjadi landasan dalam pengembangan Kurikulum PAI yang bertujuan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan agama yang fundamental dan kokoh.

4. Esensialisme

Esensialisme merupakan aliran filsafat yang menekankan pentingnya pengetahuan dan


keterampilan yang esensial. Aliran ini menjadi landasan dalam pengembangan Kurikulum PAI
yang bertujuan untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan
keagamaan yang esensial untuk menjalani kehidupan.

5. Pragmatisme

Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang menekankan nilai-nilai praktis dan aplikatif. Aliran
ini menjadi landasan dalam pengembangan Kurikulum PAI yang bertujuan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan keagamaan yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.

6. Rekonstruksionisme

Rekonstruksionisme merupakan aliran filsafat yang menekankan pentingnya perubahan dan


kemajuan sosial. Aliran ini menjadi landasan dalam pengembangan Kurikulum PAI yang
bertujuan untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan keagamaan
yang dapat mendorong perubahan dan kemajuan sosial.

7. Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan aliran filsafat yang menekankan peran aktif peserta didik dalam
membangun pengetahuannya sendiri. Aliran ini menjadi landasan dalam pengembangan
Kurikulum PAI yang bertujuan untuk mendorong peserta didik agar aktif dan kreatif dalam
mempelajari agama.

8. Kontekstualisme

Kontekstualisme merupakan aliran filsafat yang menekankan pentingnya konteks dalam


memahami dan mengamalkan agama. Aliran ini menjadi landasan dalam pengembangan
Kurikulum PAI yang bertujuan untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan
keterampilan keagamaan yang kontekstual dengan kebutuhan dan permasalahan masyarakat.

Catatan:

● Daftar landasan filosofis di atas tidak bersifat limitatif, dan dapat berkembang sesuai dengan
dinamika sosial dan kebutuhan masyarakat.
● Integrasi landasan filosofis dalam pengembangan Kurikulum PAI perlu dilakukan secara
proporsional dan kontekstual.

Semoga penjelasan ini bermanfaat!

Referensi:

● https://www.matematrick.com/2016/07/permendikbud-nomor-24-tahun-2016.html
● https://peraturan.bpk.go.id/Details/43920/uu-no-20-tahun-2003
● https://mirror.mui.or.id/berita/29815/mui-tekankan-pentingnya-agama-dalam-pendidikan-nasio
nal/
● https://ejournal.uin-suka.ac.id/tarbiyah/jpai
● [
https://www.researchgate.net/profile/Puspo-Nugroho/publication/356841517_PENGEMBANG
AN_KURIKULUM_PENDIDIKAN_AGAMA_ISLAM/links/61b0171168b5ed4ef5efca23/PENGE
MBANGAN-KURIKULUM-PENDIDIKAN-AGAMA-ISLAM.pdf ]([URL yang tidak valid]

Anda mungkin juga menyukai