Anda di halaman 1dari 7

PROSES PENGEMBANGAN KURIKULUM

Kelompok 2
Anggota Kelompok :
1. Erni Rosita
2. Ririn Rismaya
3. Ulfah Masfufatul Kamilah
4. Naufal Marjan Syidad

A. Analisis kebutuhan pengembangan kurikulum


Menurut Richards (2001) analisis kebutuhan dalam pembelajaran sudah
dikenal sejak tahun 60an sebagai prosedur untuk memperoleh berbagai
informasi terkait kebutuhan peserta didik dalam belajar. Informasi ini sangat
penting terutama dalam proses penyusunan silabus yang mengakomodir seluruh
kebutuhan pembelajar untuk mencapai tujuan yang diiinginkan. Lebih jauh,
analisis kebutuhan dianggap sebagai suatu kegiatan yang vital dalam
merencanakan program pendidikan dan sebagai bagian dari pengembangan
silabus (Stufflebeam, Mc Cormick, Brikerhoff & Nelson; 1985), dan secara
normal dibutuhkan sebelum sebuah silabus dikembangkan untuk pembelajaran
(Richards, Platt & Weber; 1985).
Artinya, analisis kebutuhan menjadi solusi bagi praktisi pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum atau silabus yang efektif. Analisis kebutuhan juga
memungkinkan mereka mengembangkan silabus pembelajaran bahasa
berdasarkan kebutuhan pembelajar seperti kebutuhan komunikasi, keinginan,
dan minat. Analisis kebutuhan juga mengikat pembelajaran sedekat mungkin
dengan pengajaran , dan mengarahkan pendidik dan praktisi untuk
menyediakan sumber belajar yang lebih baik dan lebih mudah diakses oleh
pembelajar.
Dalam melakukan analisis kebutuhan, terdapat beberapa prosedur yang bisa
diikuti tergantung jenis informasi apa yang ingin diperoleh. Bila ingin
mendapakan informasi dari banyak sumber, maka pendekatan triangulasi dapat
digunakan. Menurut Richards (2001), dalam melakukan analisis kebutuhan
terhadap masalah yang dihadapi pesrta didik, maka informasi dapat diperoleh
dari berbagai sumber, seperti: contoh tugas peserta didik, data tes kinerja,
laporan guru/dosen tentang tipikal masalah yang dihadapi peserta didik,
pendapat para ahli, informasi dari peserta didik melalui wawancara dan angket,
analisis buku teks, survei literatur terkait, contoh program untuk institusi lain,
dan contoh tugas yang diberikan kepada peserta didik tahun pertama.
Senada dengan pendapat di atas, Barantess (2009) menjelaskan bahwa
analisis kebutuhan terdiri dari beberapa prosedur untuk mendapatkan informasi
tentang kinerja dan kinerja target. Analisis kebutuhan yang terdeteksi sebelum
program dilaksanakan mungkin berubah selama proses pelaksanaannya dan
dosen atau guru bisa mencatat perubahan tersebut. Umumnya dalam merancang
analisis kebutuhan memerlukan prosedur sebagai berikut; memutuskan
informasi apa yang akan dikumpulkan dan mengapa, kapan, dari siapa dan
bagaimana mengumpulkannya, mengumpulkan informasi, menafsirkannya,
bertindak, dan mengevaluasi dampak dan pengaruhnya (Graves, 2000).
Prosedur untuk mengumpulkan informasi selama analisis kebutapat dipilih
dari berikut ini
a. Angket
b. Wawancara
c. Peringkat diri (self-rating)
d. Rapat
e. Observasi
f. Study observasi
g. Analisis informasi yang tersedia (Siti Khasinah, Elviana, 2022)
B. Pengembangan dan pengorganisasi materi
Desain Pengembangan kurikulum merupakan pengorganisasian tujuan, isi
serta proses belajar yang akan diikuti peserta didik pada berbagai tahap
perkembangan pendidikan. Dalam desain kurikulum, terlihat gambaran unsur-
unsur kurikulum dan hubungan antar unsur. Desain kurikulum menurut Fred
Percival dan Henry Ellington adalah pengembangan proses perencanaan,
validasi, penerapan, dan evaluasi kurikulum. Setiap design dikembangkan
menjadi suatu rancangan kurikulum yang memuat berbagai unsur pokok
kurikulum, yaitu tujuan, isi, pengalaman belajar, dan evaluasi, yang sesuai
dengan inti setiap model design.
Organisasi kurikulum adalah bentuk bahan pelajaran yang akan
disampaikan kepada peserta didik. Organisasi kurikulum merupakan dasar
yang penting dalam pembinaan kurikulum. Organisasi kurikulum sangat erat
hubungannya dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Hal ini
dikarenakan organisasi kurikulum ikut menentukan aspek-aspek yang
diperlukan dalam proses pembelajaran. Organisasi kurikulum merupakan
kerangka umum pembelajaran yang akan diberikan bagi peserta didik. Dalam
proses pengembangan kurikulum, organisasi berperan sebagai metode untuk
menentukan seleksi dan pengorganisasian pengalaman-pengalaman belajar
yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan. (Wahyu, Aprilia. 2020)
C. Pengembangan dan pengorganisasian pengalaman belajar
Proses pengembangan kurikulum dan pembelajaran pada dasarnya adalah
proses menjawab pertanyaan-pertanyaan, dan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan membentuk hasil berupa kurikulum.
Proses pengembangan kurikulum menurut model Tyler ditentukan dari
pengalaman belajar.
1. Pengalaman belajar yaitu aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan
lingkungan, dan bagaimana siswa mereaksi terhadap lingkungan.
Pengalaman belajar tidak identik dengan isi pelajaran, namun secara intern
dalam pengalaman belajar ini sudah mecakup bahan pelajaran apa yang
harus dipelajari siswa.
2. Mengorganisasi Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar bisa dibuat dalam bentuk mata pelajaran atau berupa
program. Sedangkan jenis pengorganisasian pengalaman belajar bisa secara
vetikal atau secara horizontal. Secara vertikal artinya, satu jenis pengalaman
belajar di lakukan dalam berbagai tingkat kelas yang berbeda. Dengan
maksud untuk mengulang-ulang jenis pengalaman belajar tersebut.
Sedangkan pengorganisasian secara horizontal yaitu menghubungkan
pengalaman belajar dalam satu bidang kajian (mata pelajaran) dengan
pengalaman belajar bidang kajian lain yang masih dalam satu tingkat (kelas).
Tyler mengajukan tiga prinsip untuk mengorganisasi pengalaman belajar agar
efektif yaitu
1) Kesinambungan (contiuity),
2) Urutan isi (sequence),
3) Integrasi (integration). (Fajri Nabila Karima 2019)
D. Pengembangan penilaian pembelajaran
1. Pengertian Penilaian
Sistem Penilaian dalam proses pembelajaran adalah sebuah rangkaian
kegiatan untuk untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan.
2. Tujuan dan Fungsi Penilaian
Seorang pendidik profesional harus memahami bahwa terdapat tujuan
dan fungsi dalam melakukan proses penilaian peserta didik, antara lain:
untuk mengetahui seberapa banyak indikator kompetensi dasar suatu mata
pelajaran tercapai, menilai kebutuhan individual, kebutuhan pembelajaran,
membantu dan mendorong siswa memiliki motivasi dalam belajar,
membantu dan menolong guru mengajar lebih baik, menentukan strategi
pembelajaran yang sesuai, dan sebagai upaya meningkatkan kualitas
pendidikan.
3. Pendekatan dan Prinsip Penilaian
1) Pendekatan dalam Penilaian
a) Menggunakan berbagai teknik
b) Menekankan hasil (outcomes), dengan memperhatiokan input dan
proses.
c) Melihat dari perspektif taksonomi tujuan pendidikan, menilai
perkembangan:kognitif, afektif dan psikomotor sesuai karakteristik
mata pelajaran.
d) Menerapkan standar kompetensi lulusan (exit outcomes).
e) Menerapkan system penilaian acuan criteria (criterion-referenced
assessment) dan standar pencapaian (performance standard) yang
konsisten.
f) Menerapkan penilaian otentik untuk menjamin pencapaian
kompetensi
2) Prinsip – prinsip dalam Penilaian:
a) Penilaian merupakan bagian tak terpisahkan dari proses
pembelajaran. Semakin baik sistem penilaian akan semakin baik
hasil dan proses pembelajaran.
b) Mencerminkan masalah dunia nyata.
c) Menggunakan berbagai ukuran, metode, teknik dan kriteria sesuai
dengan karakteristik dan esensi dalam proses pembelajaran.
d) Bersipat holistic, mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran.
4. Acuan Penilaian
Acuan penilaian pada penilaian pembelajaran kurikulum berbasis
kompetensi menggunakan acuan kriteria. Dalam penilaian kriteria
digunakan asumsi bahwa hampir semua orang memiliki kemampuan
belajar, hanya kecepatan dan waktu yang berbeda.
Asumsi tersebut mengindikasikan perlunya program perbaikan atau
remedial. Prinsip mastery learning atau belajar tuntas diartikan bahwa siswa
tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu
menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil baik. Agar
sistem penilaian memenuhi prinsip kesahihan dan keandalan, maka
hendaknya memperhatikan:
a) Menyeluruh.
b) Berkelanjutan.
c) Berorientasi pada indikator ketercapaian dalam SK-KD.
d) sesuai dengan pengalaman belajar.
5. Tehnik Penilaian
a) Tes Lisan,Pertanyaan lisan dapat digunakan untuk mengetahui taraf
serap peserta didik untuk masalah yang berkaitan dengan kognitif.
b) Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis biasanya diadakan untuk waktu yang terbatas dan
dalam kondisi tertentu. Dari berbagai alat penilaian tertulis, alat
penilaian jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan
merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu
kemampuan mengingat (pengetahuan).
c) Penilaian Unjuk Kerja (Performance)
Pada dokumen kurikulum tercantum banyak hasil belajar yang
menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja. Untuk menilai hasil
belajar tersebut dibutuhkan pengamatan terhadap peserta didik ketika
melakukannya.
d) Penilaian Produk
Penilaian hasil kerja meliputi pula penilaian terhadap kemampuan
peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti:
makanan, pakaian, hasil karya seni (patung), barang barang terbuat dari
kayu, keramik, plastik, dan logam.
e) Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan karya (hasil kerja) seorang peserta
didik dalam satu periode. Kumpulan karya ini menggambarkan taraf
kemampuan/kompetensi yang telah dicapai seorang peserta didik .(
Amrulloh. A)
Referensi

1. Siti Khasinah, Elviana, 2022. Need Analysis dalam Pengembangan Kurikulum,


Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam, Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/mudarrisuna/article/view/17208
2. Fajri Nabila Karima,(Juli 2019). Proses Pengembangan Kurikulum. Islamika:
Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan. Vol.1 No.2 hal.35-48.
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/islamika
3. Wahyu, Aprilia. 2020 organisasi dan desain pengembangan kurikulum. Jurnal:
Keislaman dan Ilmu Pendidikan Vol. 2, No 2
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/islamika
4. Amrulloh Afif.Sistem Penilaian Dalam Pembelajaran.Lampung.hal.127-136.
https://media.neliti.com/media/publications/74008-ID-sistem-penilaian-dalam-
pembelajaran.pdf

Anda mungkin juga menyukai