Anda di halaman 1dari 13

MEMAHAMI ISLAM DENGAN PENDEKATAN HISTORIS/ SEJARAH

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas terstruktur


Mata kuliah : Metodology Study Islam
Dosen pengampu: Dr. A,Syathori M.Ag

Disusun oleh:
Kelompok 5

Ulfah Masfufatul Kamilah 2281010047


Nila Mailika Syakira 2281010061

PAI 4 B

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2024
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh umatnya
yang setia dan istiqomah berada diatas ajarannya hingga hari kiamat. Penulis sangat
bersyukur karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul ’’Memahami Islam dengan Pendekatan
Historis/Sejarah’’.
Penyusunan makalah ini sebagai tugas terstruktur dari mata kuliah
Metodology Study Islam Pendidikan Agama Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Dalam penyusunan makalah ini penulis sangat menyadari masih banyak
kekurangan sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu
Bapak Dr. A,Syathori M.Ag, yang telah memberikan materi perkuliahan serta
arahannya, mudah-mudahan Allah SWT membalas atas semua bantuan yang telah
diberikan dengan tulus dan ikhlas. Penulis berharap, makalah ini berguna bagi kita
semua. Amin. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Cirebon, Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................1

C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN .....................................................................................2

A. Pengertian Pendekatan Historis ...................................................................2

B. Ruang Lingkup Kajian Historis ...................................................................3

C. Pendekatan Historis Dalam Metodologi Studi Islam ...................................4

D. Metode Pendekatan Historis ........................................................................6

E. Kelebihan Dan Kelemahan Pendekatan Historis Dalam Studi Islam ..........7

BAB III : KESIMPULAN .....................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendekatan pengkajian Islam mengalami dialektika dengan persoalan yang ada
di sekitarnya. Demikian juga dengan pendidiakan Islam, bukan entitas yang berdiri
sendiri tetapi terkait dengan bidang kehidupan yang lain. Upaya untuk mempertautkan
relevansi pendidikan Islam sebagai salah satu disiplin keilmuan mengalami tantangan.
Tantangan tersebut dikaji dalam berbagai sudut pandang, termasuk mengkaji Islam
dalam perspektif historis atau sejarah. Secara normatif, ini mendapat legitimasi dalam
sumber ajaran yang memperkenalkan Islam sebagai rahmatan lilalamin agar misi Islam
ini dapat dijewantahkan dalam keadaan dan kondisi., maka upaya-upaya untuk
mendialogkan berbagai persoalan yang dialami manusia dalam kurun sejarah
kemanusiaan terus diupayakan.
Pendidikan Islam sebagai salah satu bidang keilmuan dalam kehidupan umat
manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang.Betapa banyak persoalan yang
dihadapi pendidikan Islam dalam perkembangannya sekarang, hal ini bisa dipelajari
dengan berkaca kepada peristiwa-peristiwa masa lampau, sehingga segala kearifan
masa lalu memungkinkan dijadikan alternatif rujukan di dalam menjawab persoalan-
persoalan masa kini. Di sinilah arti pentingnya sejarah bagi umat Islam, apakah sejarah
sebagai pengetahuan ataukah ia dijadikan pendekatan di dalam pengkajian pendidikan
Islam
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pendekatan Historis?
2. Bagiaman Ruang Lingkup Kajian Historis?
3. Bagaimana Pendekatan Historis Dalam Metodologi Studi Islam?
4. Apa Saja Metode Pendekatan Historis?
5. Apa Saja Kelebihan Dan Kelemahan Pendekatan Historis?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pendekatan Historis
2. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Kajian Historis
3. Untuk Mengetahui Pendekatan Historis Dalam Metodologi Studi Islam
4. Untuk Mengetahui Metode Pendekatan Historis
5. Untuk Mengetahui Kelebihan Dan Kelemahan Pendekatan Historis

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Historis
Pendekatan secara umum, yang perlu diperhatikan arti daripada kata pendekatan
itu sendiri. Pendekatan secara etimologi adalah derivasi kata dekat yang berarti tidak
jauh yang mendapat awalan pe dan akhiran an maka dapat diartikan menjadi proses,
perbuatan atau cara mendekati. Dalam hal ini usaha yang dilakukan dalam rangka
aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan”dengan orang yang diteliti atau
metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.1
Pendekatan dari sudut terminologi adalah cara pandang yang terdapat dalam
suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Uraian di atas
dapat dipahami bahwa pendekatan merupakan sudut pandang objek kajian yang akan
digunakan dalam mengkaji apa saja yang akan ditelitinya dengan metode ilmiah.
Istilah sejarah berasal dari bahasa Arab syajarah yang artinya pohon, istilah
berkaitan dengan kenyataan, bahwa sejarah menyangkut tentang, syajarat al- nasab,
pohon genealogis yang dalam masa disebut sejarah keluarga (family history), atau kata
kerja syajara juga punya arti to happen, to”occurred dan to develop. Dalam
perkembanganya sejarah dipahami mempunyai makna yang sama dengan tarikh
(Arab), istora (Yunani), history atau geschichte (jerman), yang secara sederhana berarti
kejadian-kejadian menyangkut manusia pada masa silam”.2
Dalam mengartikan kata historis para peneliti sejarah memiliki beberapa
pendapat yang beragam, Historis adalah politik masa lampau, sementara Ernst
Bernheim menyebutkan bahwa historis atau sejarah merupakan ilmu yang membahas
tentang perkembangan manusia dalam upaya mereka sebagai makhluk sosial.3
Sedangkan menurut Hasan hitoris adalah suatu seni yang membahas tentang
kejadian-kejadian waktu dari segi spesifikasi dan penentuan waktunya, temanya
manusia dan waktu permasalahannya adalah keadaan yang yang menguraikan bagian
ruang lingkup situasi yang terjadi pada manusia dalam waktu tertentu.4Dari beberapa
penjelasan diatas, sejarah merupakan kejadian yang terjadi pada masa lampau yang
berkaitan dengan sosial, budaya, pendidikan dan apasaja yang berkaitan dengan apa

1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta: DPKRI 1998.)
2 Nasution, Harun Tradisi Baru Penelitian Agama Islam Tinjauan Antardisiplin Ilmu, (Bandung: Purjalit dan
Nuansa, 1998), hal. 119
3
Nasution, Harun Tradisi Baru Penelitian Agama Islam Tinjauan Antardisiplin Ilmu, (Bandung: Purjalit dan
Nuansa, 1998), hal. 119”
4
Sri Hartatii ,Pendekatan Historis Dalam Studi Islam, vol. 17 no 01. Desember 2017 Hal. 130”
2
yang telah terjadi pada masa lampau”.
Oleh karena itu pendekatan sejarah atau historis dalam studi pendidikan agama
Islam dapat diartikan sebuah sudut pandang objek kajian yang akan diteliti secara
ilmiah dengan berdasar sejarahnya. Tentunya sejarah yang diangkat ke permukaan
adalah sejarah terkait kajian Islam yang menjadi objeknya. Dalam menyatakan teori
pendekatan sejarah dalam meneliti harus benar-benar kukuh agar tidak terjadi
munculnya teori pendekatan lainnya. Sebab munculnya pendekatan sendiri dalam
sebuah rencana kajian studi Islam menjadikan pengkrucutan sebuah cara memandang
objek kajian tersebut. Sehingga ketika terdapat akan mengembalikan kajian tersebut
bersifat umum.
B. Ruang Lingkup Kajian Historis
Kajian islam sangat hangat di perbincangkan era modern ini karena
pergumulannya tak pernah kunjung selesai sampai kapanpun yakni dari aspek historis-
empiris partikular dari agama-agama dan aspek meaning (makna) keberagamaan umat
manusia yang mendasar dan universal-transedental, yang pada gilirannya ingin
dijembatani dan dikawinkan oleh pendekatan fenomenologi agama. Jadi dalam
bentuknya yang historis- empiris, agama selalu menjadi bagian dari setting historis dan
sosial komunitasnya.5 Untuk memahami lebih dalam mengenai historis dalam kajian
islam setidaknya kita harus mendudukkan permasalahan ini pada ruang lingkup yang
lebih sempit diantaranya:
a. Islam sebagai Doktrin dari Tuhan, yang sebenarnya bagi para pemeluknya sudah
final dalam arti absolute, dan diterima apa adanya. Bahwa islam itu terdapat dua
macam nilai yakni islam berdimensi normatif dan islam berdimensi historis. Kedua
aspek ini terdapat hubungan yang menyatu, tidak dapat dipisahkan, tetapi dapat
dibedakan. Pertama, aspek normatif yakni wahyu harus diterima sebagaimana
adanya, mengikat semua pihak dan berlaku universal. Kedua aspek historis yakni,
kekhalifahan senantiasa dapat berubah, menerima diskusi karenaproduk zaman
tertentu, dan hal itu bukan hal yang sakral.
b. Islam sebagai Gejala Budaya, yang berarti seluruh yang menjadi kreasi manusia
dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin
agamanya.

5 Martin, Richard C. Pendekanor Kojian Islam dalkon Saudi Islam, Surakarta: Muhammadiyah University
Press, 2002), hlm 3
3
c. Islam sebagai Interaksi Sosial, yaitu realitas umat islam.6
d. Islam sebagai Peroduk Historis, adalah islam yang tidak bisa dilepaskan dari
kesejarahan dan kehidupan manusia yang berada dalam ruang dan waktu. Islam
yang terangkai dengan konteks kehidupan pemeluknya. Oleh karenanya realitas
kemanusiaan selalu berada dibawah realitas ke-Tuhan-an. Berbicara tentang
sejarah, biasanya akan segera menghubungkannya dengan cerita, yaitu cerita
tentang pengalaman-pengalaman manusia di waktu yang lampau. Bahwasanya
sejarah pada hakekatnya adalah sebuah cerita kiranya tidak bisa disangkal lagi.
semuanya mencerminkan gagasan bahwa sejarah itu hakekatnya adalah tidak lain
sebagai suatu bentuk cerita. Kendati begitu, hal yang perlu sekali disadari adalah
kenyataan bahwa sebagai cerita, sejarah bukanlah sembarang cerita. Cerita sejarah
tidaklah sama dengan dongeng ataupun novel. bermula dari pencarian dan
penemuan jejak-jejak sejarah, mengujji jejak-jejak tersebut dengan metode kritik
yang ketat (kritik sejarah) dan diteruskan dengan interpretasi fakta-fakta untuk
akhirnya disusun dengan cara-cara tertentu menjadi sebuah cerita yang menarik
tentang pengalaman masa lampau manusia itu.
e. Historis/Sejarah sebagai Peristiwa, Kisah sebagai ilmu. Sejarah dapat digolongkan
sebagai ilmu apabila ia memiliki syarat-syarat dari suatu ilmu pengetahuan atau
syarat-syarat ilmiah. Itulah setidaknya fakta yang telah kami temukan sebagai ruang
lingkup kajian historis islam yang menarik dikaji dari aspek sejarah.
C. Pendekatan Historis Dalam Metodologi Studi Islam
Pendekatan sejarah dalam studi Islam tentunya memiliki empat fungsi sejarah
yang dominan, yakni7
a. Fungsi rekreatif
Sejarah sebagai pendidikan keindahan, sebagai pesona perlawatan. Hanya pada
fungsi rekreatif ini menekankan pada upaya untuk menumbuhkan rasa senang untuk
belajar dan menulis sejarah. Kalau yang dipelajari berkait dengan sejarah naratif
dan isi kisahnya mengandung hal-hal yang terkait dengan keindahan, dengan
romantisme, maka akan melahirkan kesenangan astetis. Tanpa beranjak dari tempat
duduk, seseorang yang mempelajari sejarah dapat menikmati bagaimana kondisi
saat itu. Jadi, seolah-olah seseorang tadi sedang berekreasi ke suasana yang lalu.

6 M. Nurhakim, Metode Snack Lalum, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004), hlm 13
7 Mochamad Afroni, Pendekatan Sejarah Dalam Studi Islam , Jurnal Madaniyah Vol. 9 No. 2, Agustus 2019,
Hal. 270
4
b. Fungsi inspiratif
Fungsi ini terkait dengan suatu proses untuk memperkuat identitas dan
mempertinggi dedikasi sebagai suatu bangsa. Dengan menghayati berbagai
peristiwa dan kisah-kisah kepahlawanan, memperhatikan karya-karya besar dari
para tokoh, akan memberikan kebanggaan dan makna yang begitu dalam bagi
generasi muda. Karena itu, dengan mempelajari sejarah akan dapat
mengembangkan inspirasi, imajinasi dan kreativitas generasi yang hidup sekarang
dalam rangka hidup berbangsa dan bernegara. Fungsi inspirasi juga dapat dikaitkan
dengan sejarah sebagai pendidikan moral. Sebab setelah belajar sejarah, seseorang
dapat mengembangkan inspirasi dan berdasarkan keyakinannya dapat menerima
atau menolak pelajaran yang terkandung dalam peristiwa sejarah yang dimaksud.
Kaitannya dengan fungsi inspiratif, C.P. Hill juga menambahkan bahwa belajar
sejarah dapat menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap perjuangan dan pemikiran
serta karya-karya tokoh pendahulu.
c. Fungsi instruktif.
Yaitu sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini sejarah dapat
berperan dalam upaya penyampaian pengetahuan dan keterampilan kepada subjek
belajar. Fungsi ini sebenarnya banyak dijumpai, tetapi nampaknya kurang
dirasakan, atau kurang disadari, karena umumnya terintegrasi dengan bahan
pelajaran teknis yang bersangkutan.
d. Fungsi Edukatif.
Maksudnya adalah bahwa sejarah dapat dijadikan pelajaran dalam
kehidupan keseharian bagi setiap manusia. Sejarah juga mengajarkan tentang
contoh yang sudah terjadi agar seseorang menjadi arif, sebagai petunjuk dalam
berperilaku.Pendekatan kesejarahan sangat dibutuhkan dalam studi Islam, karena
Islam datang kepada seluruh manusia dalam situasi yang berkaitan dengan kondisi
sosial kemasyarakatannya masing-masing.
Melalui pendekatan sejarah ini seseorang diajak untuk memasuki keadaan
yang sebenarnya berkenaan dengan penerapan suatu peristiwa. Dari sini, maka
seseorang tidak akan memahami agama keluar dari konteks historisnya, karena
pemahaman demikian itu akan menyesatkan orang yang memahaminya. Seseorang
yang ingin memahami Alquran secara benar misalnya, yang bersangkutan harus
mempelajari sejarah turunnya alquran yang selanjutnya disebut asbab al-Nuzul
(ilmu tentang sebab-sebab turunnya ayat alquran) yang pada intinya berisi sejarah
5
turunnya ayat alquran. Dengan ilmu asbabun nuzul ini seseorang akan dapat
mengetahui hikmah yang terkandung dalam suatu ayat yang berkenaan dengan
hukum tertentu dan ditujukan untuk memelihara syariat dari kekeliruan
memahaminya.
D. Metode Pendekatan Sejarah
Tata cara dalam menggunakan pendekatan Sejarah peneliti tentu harus
menyadari sebagai bahan pokok di dalamnya. Sehingga harus mengetahui bahwa dalam
penggunaan pendekatan sejarah beberapa implementasi dari tahapan kegiatan yang
tercakup dalam metode sejarah. Diantara metode yang dipakai dalam pendektan kajian
islam anatara lain sebagai beikut.8
a. Heuristik
Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang diperlukan.
Berhasil-tidaknya pencarian sumber, pada dasarnya tergantung dari wawasan
peneliti mengenai sumber yang diperlukan dan keterampilan teknis penelusuran
sumber. Berdasarkan bentuk penyajiannya, sumber-sumber sejarah terdiri atas
arsip, dokumen, buku, majalah atau jurnal, surat kabar, dan lain-lain. Berdasarkan
sifatnya, sumber sejarah terdiri atas sumber primer dan sumber sekunder. Sumber
primer adalah sumber yang waktu pembuatannya tidak jauh dari waktu peristiwa
terjadi. Sumber sekunder adalah sumber yang waktu pembuatannya jauh dari waktu
terjadinya peristiwa. Peneliti harus mengetahui benar, mana sumber primer dan
mana sumber sekunder. Dalam pencarian sumber sejarah, sumber primer harus
ditemukan, karena penulisan sejarah ilmiah tidak cukup hanya menggunakan
sumber sekunder.
Agar pencarian sumber berlangsung secara efektif, ada dua unsur penunjang
heuristik harus diperhatikan yaitu9
1) Pencarian sumber harus berpedoman pada bibliografi kerja dan kerangka
tulisan. Dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang tersirat
dalam kerangka tulisan (bab dan subbab), peneliti akan mengetahui sumber-
sumber yang belum ditemukan.
2) Dalam mencari sumber di perpustakaan, peneliti wajib memahami system
katalog perpustakaan yang bersangkutan.
Sumber untuk penulisan sejarah ilmiah bukan sembarang sumber, tetapi sumber-

8 Mudzhar, Atho. Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1998. hlm25.
9 Mudzhar, Atho. Pendekatan Studi Islam … hlm. 35.
6
sumber itu terlebih dahulu harus dinilai melalui kritik ekstern dan kritik intern.
Kritik ekstern menilai, apakah sumber itu benar-benar sumber yang diperlukan atau
tidak. Apakah sumber itu asli, turunan, atau palsu. Dengan kata lain, kritik ekstern
menilai keakuratan sumber. Kritik intern menilai kredibilitas data dalam sumber.
Tujuan utama kritik sumber adalah untuk menyeleksi data, sehingga diperoleh
fakta. Setiap data sebaiknya dicatat dalam lembaran lepas (system kartu), agar
memudahkan pengklasifikasiannya berdasarkan kerangka tulisan.
b. Verifikasi ( Kritik Sejarah)
Terdapat dua jenis kritik sumber sejarah yaitu eksternal dan internal. Kritik
eksternal digunakan untuk dalam menguji otensitas suatu sumber. Sedangkan kritik
internal yaitu untuk menguji keredibilitas dan reabilitas suatu sumber. Dengan
begitu dapat dijamin kebenaran informasi yang disampaikan.
c. Interpretasi
Setelah fakta untuk mengungkap dan membahas masalah yang diteliti cukup
memadai, kemudian dilakukan interpretasi, yaitu penafsiran akan makna fakta dan
hubungan antara satu fakta dengan fakta lain. Penafsiran atas fakta harus dilandasi
oleh sikap obyektif. Kalaupun dalam hal tertentu bersikap subyektif, harus
subyektif rasional, jangan subyektif emosional. Rekonstruksi peristiwa sejarah
harus menghasilkan sejarah yang benar atau mendekati kebenaran.
d. Historiografi
Kegiatan terakhir dari penelitian sejarah (metode sejarah) adalah merangkaikan
fakta berikut maknanya secara kronologis/diakronis dan sistematis, menjadi tulisan
sejarah sebagai kisah. Kedua sifat uraian itu harus benar-benar tampak, karena
kedua hal itu merupakan bagian dari ciri karya sejarah ilmiah, sekaligus ciri sejarah
sebagai ilmu.
E. Kelebihan Dan Kelemahan Pendekatan Historis Dalam Studi Islam
Pendekatan historis memiliki titik-titik kelebihan dan titik kelemahan, sebagai
berikut10 :
a. Kelebihan Pendekatan Historis
1) Melalui pendekatan historis ini, seseorang akan masuk ke keadaan yang
sebenarnya yang berkaitan dengan penerapan suatu peristiwa. Maka seseorang
tidak akan memahami agama yang keluar dari konteks sejarahnya karena

10Khoiru ridwan,(2024) Pendekatan Historis Dalam Studi Islam Tradisi Kenduri di Indonesia. Jurnal Kajian
Pendidkan Islam.Hlm 52-53
7
pemahaman itu akan menyesatkan orang yang memahaminya. Misalnya
seseorang yang ingin memahami Al-Qur’an secara benar. Seseorang itu harus
mempelajari sejarah turunnya Al-Qur’an atau kejadian yang mengiringi
turunnya Al-Qur’an yang disebut sebagai ilmu Asbab an Nuzul (ilmu tentang
sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al-Qur’an) yang berisi sejarah turunnya ayat
Al-Qur’an. Dengan ilmu asbabun Nuzul ini seseorang akan dapat mengetahui
hikmah yang terkandung dalam suatu ayat yang berkenan dengan hukum
tertentu dan ditujukan untuk memelihara syariat dari kekeliruan
memahaminya”.
2) Melalui pendekatan historis, seorang dapat menukik dari alam idialis kealam
yang bersifat empiris dan mendunia. Kemudian seseorang akan melihat adanya
kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat dalam alam idialis dengan
yang ada dalam alam empiris dan historis.
3) Pendekatan historis sangat dibutuhkan dalam memahami agama, karena agama
itu sendiri turun dalam situasi yang kongkrit bahkan berkaitan dengan kondisi
sosial kemasyarakatan. Dalam hubungan ini Kunto Wijaya telah melakukan
studi yang mendalam terhadap agama Islam menurut pendekatan sejarah.
Ketika mempelajari Al-Qur’an, ia menyimpulkan bahwa kandungan Al-Qur’an
terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berisi konsep-konsep dan bagian
kedua berisi kisah-kisah sejarah dan perumpamaan”.
b. Kelemahan Pendekatan Historis
1. Terlalu percaya kepada pihak penukil berita sejarah.
2. Sikap memihak kepada pendapat dan madzhab-madzhab tertentu.
3. Persangkaan benar yang tidak berdasarkan terhadap sumber berita.
4. Gagal menangkap maksud-maksud apa yang dilihat atau didengar serta
menurunkan laporan atas dasar persangkaan dan perkiraan.
5. Ketidaktahuan tentang mode-mode kebudayaan.
6. Kebanyakan manusia lebih menyukai untuk mendekatkan diri kepada para
pembesar dan orang-orang yang berpengaruh.
7. Kebodohan dalam mencocokkan keadaan dengan kejadian yang sebenarnya.

8
BAB III
KESIMPULAN

Pendekatan secara umum, yang perlu diperhatikan arti daripada kata pendekatan
itu sendiri. Pendekatan secara etimologi adalah derivasi kata dekat yang berarti tidak
jauh yang mendapat awalan pe dan akhiran an maka dapat diartikan menjadi proses,
perbuatan atau cara mendekati. Dalam hal ini usaha yang dilakukan dalam rangka
aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti atau
metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian. Pendekatan
dari sudut terminologi adalah cara pandang yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang
selanjutnya digunakan dalam memahami agama.
Pendekatan kesejarahan sangat dibutuhkan dalam studi Islam, karena Islam
datang kepada seluruh manusia dalam situasi yang berkaitan dengan kondisi sosial
kemasyarakatannya masing-masing. Melalui pendekatan sejarah ini seseorang diajak
untuk memasuki keadaan yang sebenarnya berkenaan dengan penerapan suatu
peristiwa. Metode yang dipakai dalam pendekatan historis dalam studi Islam yaitu :
Heuristik (pengumpulan sumber sejarah), Verifikasi (kritik sejarah), Interpretasi dan
Historiografi.
Pendekatan historis dalam studi Islam memiliki kelebihan dalam memberikan
pemahaman yang mendalam terhadap agama melalui konteks sejarahnya,
memungkinkan penghayatan yang lebih autentik terhadap Al-Qur'an dan tradisi-tradisi
Islam. Namun, pendekatan ini juga rentan terhadap beberapa kelemahan, seperti
kecenderungan untuk terlalu percaya pada narasi sejarah yang ada tanpa kritis, serta
kemungkinan memihak pada pandangan atau madzhab tertentu yang dapat mengurangi
objektivitas penelitian sejarah. Selain itu, kekurangan dalam pemahaman tentang
mode-mode kebudayaan dan ketidakmampuan untuk mencocokkan keadaan dengan
kejadian yang sebenarnya juga dapat mengaburkan interpretasi historis.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ridwa.K (2024) Pendekatan Historis Dalam Studi Islam Tradisi Kenduri di Indonesia.
Jurnal Kajian Pendidkan Islam.
Afroni.M. ( 2019) Pendekatan Sejarah Dalam Studi Islam. Jurnal Madaniyah.
Syarifuddin. (2015) Pendekatan Historis Pengkajian Pendidikan Islam. Jurnal Ilmiah
Kreatif
Martin, Richard C.(2002) Pendekanor Kojian Islam dalkon Saudi Islam, Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Mudzhar,(1998) Atho. Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

10

Anda mungkin juga menyukai