Resume Kelompok 6 PAI 4B
Resume Kelompok 6 PAI 4B
Model adalah konstruksi yang bersifat teoritis dari konsep. Banyak model yang
dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Model pengembangan kurikulum
adalah model yang digunakan untuk mengembangkan suatu kurikulum,
dimana pengembangan kurikulum dibutuhkan untuk memperbaiki atau
menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk dikembangkan sendiri baik dari pemerintah
pusat, pemerintah daerah atau sekolah.
Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya, kita mengenal beberapa istilah kurikulum
sebagai berikut:
a. Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu yang dicita-
citakan sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen kurikulum
b. Kurikulum aktual, yaitu kurikulum yang dilaksanakan dalam proses pengajaran dan
pembelajaran.
c. Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala sesuatu yang terjadi pada saat
pelaksanaan kurikulum ideal menjadi kurikulum faktual.
Berdasarkan struktur dan materi mata pelajaran yang diajarkan, kita dapat membedakan:
a. Kurikulum terpisah-pisah (separated curriculum), kurikulum yang mata pelajarannya
dirancang untuk diberikan secara terpisah-pisah. Misalnya, mata pelajaran sejarah diberikan
terpisah dengan mata pelajaran geografi, dan seterusnya.
b. Kurikulum terpadu (integrated curriculum), kurikulum yang bahan ajarnya diberikan
secara terpadu. Misalnya Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan fusi dari beberapa mata
pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran
dikenal dengan pembelajaran tematik yang diberikan di kelas rendah Sekolah Dasar. Mata
pelajaran matematika, sains, bahasa Indonesia, dan beberapa mata pelajaran lain diberikan
dalam satu tema tertentu.
c. Kurikulum terkorelasi (corelated curriculum), kurikulum yang bahan ajarnya dirancang
dan disajikan secara terkorelasi dengan bahan ajar yang lain.
The Administrative (Line Staff) Model: Model ini menekankan pada peran administratif
dalam pengembangan kurikulum, seringkali dipimpin oleh staf administratif atau
manajemen. Keputusan terkait kurikulum didasarkan pada kebijakan dan tujuan
organisasi, dengan peran guru lebih sebagai pelaksana daripada perencana.
The Grass-Roots Model: Model ini menempatkan fokus pada partisipasi dari tingkat
bawah, seperti guru, siswa, dan masyarakat lokal dalam pengembangan kurikulum. Ide
dan kebutuhan lokal diintegrasikan ke dalam proses pengembangan kurikulum untuk
menciptakan relevansi dan keberlanjutan.
The Demonstration Model: Model ini melibatkan demonstrasi langsung dari metode
pengajaran atau kurikulum yang diusulkan. Ini dapat dilakukan melalui sesi demonstrasi
atau pengujian kecil di kelas sebelum diterapkan secara luas.
Beauchamp’s Model: Model ini menekankan pada pengembangan kurikulum yang
mencakup empat tahap: diagnosis kebutuhan, penentuan tujuan, seleksi pengalaman
belajar, dan evaluasi. Fokusnya adalah pada pendekatan yang sistematis dan terstruktur
dalam merancang kurikulum.
Taba’s Inverted Model: Model ini mengubah urutan tradisional pengembangan
kurikulum dengan memulai dari pengalaman belajar siswa, kemudian menentukan
tujuan, memilih materi, dan mengevaluasi. Ini memulai dari pemahaman tentang siswa
dan konteksnya sebelum merancang kurikulum.
Roger’s Interpersonal Relation Model: Model ini menekankan pentingnya hubungan
interpersonal dalam pengembangan kurikulum. Fokusnya adalah pada komunikasi yang
efektif antara semua pihak terlibat dalam pengambilan keputusan tentang kurikulum.
The Systematic Action-Research Model: Model ini mencakup pendekatan penelitian
tindakan yang sistematis dalam pengembangan kurikulum. Proses ini melibatkan
identifikasi masalah, perencanaan tindakan, implementasi, pengamatan, dan refleksi
untuk terus meningkatkan kurikulum.
Emerging Technical Mode: Model ini menekankan pada pemanfaatan teknologi dan
metode teknis baru dalam pengembangan kurikulum, seperti penggunaan sistem
manajemen pembelajaran online, analisis data pembelajaran, atau penggunaan alat
pembelajaran digital. Ini mencerminkan respons terhadap perkembangan teknologi
dalam pendidikan.