Dalam psikologi,
teori belajar selalu dihubungkan dengan stimulus-respons dan teori-
teori tingkah laku yang menjelaskan respons makhluk hidup
dihubungkan dengan stimulus yang didapat dalam lingkungannya.
DIRENCANAKAN
DIEVALUASI
Pentingnya proses
mengamati dan meniru
perilaku, sikap, dan reaksi
emosi orang lain
Teori Pembelajaran Social
Learning
• Teori Pemodelan : Baruda
➢Tingkah laku kanak-kanak adalah dipelajari
melalui peniruan atau pemodelan.
➢Orang diperhatikan sebagai model.
➢Proses pembelajaran melalui memperhatikan
tingkah laku model sebagai permodelan
(modelling).
Teori Pembelajaran Social
Learning
• Teori Pemodelan : Baruda
– 4 unsur utama
➢Perhatian (attention)
➢Mengingat (retention)
➢Reproduksi (reproduction)
➢Penguatan/Motivasi
(reinforcement/motivation)
Proses Pembelajaran Pemerhatian/Pemodelan
Proses 4
Penguatan/Motivasi
Jenis-Jenis Peniruan
4.5.Tak Sekat
Tanpa
1. Langsung 2. Tak Langsung 3. Gabungan 4. Penyaringan Laluan
Penyaringan
• Melalui • menggabung
• Tingkah laku • Tingkah laku
• Meniru tingkah imaginasi tingkah laku yang
yang ditiru
laku yang secara tidak berlainan. yang ditiru
•Peniruan langsung hanya sesuai sesuai untuk
ditunjukkan langsung.
untuk situasi
• Cth: meniru dan tidak segala situasi
oleh model langsung. tertentu saja.
melalui proses watak yang • Cth: pelajar
dibaca dalam •Cth : siswa • Meniru
perhatian. meniru gaya
buku., meniru gaya pakaian di tv,
• Cth: meniru gurunya melukis berbudi
memerhati kan tapi tak boleh
gaya penyanyi dan cara mewarna bahasa
cara seorang pakai di
terkenal guru mengajar dari buku yang gurunya.
dibacanya. sekolah.
Implikasi Teori Pemodelan
Bandura
• Penyampaian dosen sebaiknya cukup menarik bagi siswa.
• Demontrasi dosen secara singkat dan jelas agar mudah
ditirukan siswa
• Dosen dapat menggunakan rekan sebaya sebagai model
Berubah atau Duplikasi ……..
PENGAJARAN TCL
8 3
9 5 6
0 91283
PENGAAJARAN TCL
Berhati-
hatilah
Jangan
keashikan
Penguatan (+)
Penguatan (-)
35
APLIKASI BEHAVIORISME DALAM PROSES BM
MELIPUTI LANGKAH-LANGKAH :
• Menentukan tujuan instruksional
• Menganalisis lingkungan kelas, termasuk “entry behavior”
mahasiswa
• Menentukan materi pelajaran
• Memecah materi pelajaran menjadi bagian-bagian kecil
• Menyajikan materi pelajaran
• Memberikan stimulus berupa : pertanyaan, tes, latihan,
tugas-tugas
• Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan
• Memberikan penguatan (positif maupun negatif)
• Memberikan stimulus baru
• Mengevaluasi hasil belajar
• Memberikan penguatan, dan seterusnya
36
1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2. Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk
mengidentifikasi “entry behavior” mahasiswa (pengetahuan
awal mahasiswa)
3. Menentukan materi pelajaran (pokok bahasan, topik)
4. Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil (sub
pokok bahasan, sub topik)
5. Menyajikan materi pelajaran
6. Memberikan stimulus berupa:
pertanyaan
tes
latihan
tugas-tugas
7. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan
8. Memberikan penguatan/reinforcement (positif
ataupun negatif)
9. Memberikan stimulus baru
10. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan
(mengevaluasi hasil belajar)
11. Memberikan penguatan
12. dan seterusnya
Pembelajaran yang lebih
menekankan pada pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki
peserta didik.
• Belajar bukan sekedar melibatkan hubungan S-R, belajar
merupakan proses melibatkan pemikiran yang sangat
kompleks.
• Untuk meningkatkan kemampuan berfikir siswa, dan
membantu siswa menjadi pembelajar yang sukses, maka
pengajar yang menganut paham Kognitivisme banyak
melibatkan siswa dalam kegiatan dimana faktor motivasi,
kemampuan problem solving, strategi belajar, memory
retention skill sering ditekankan.
Teori Belajar KOGNITIVISME
Stimulus
Stimulus
Respon
PROSES
Stimulus
Teori Belajar Kognitif
• belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan
dengan tahap perkembangan kognitif peserta
didik.
• Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk
melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang
ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya
dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru.
• Dosen hendaknya banyak memberikan
rangsangan kepada peserta didik agar mau
berinteraksi dengan lingkungan secara aktif,
mencari dan menemukan berbagai hal dari
lingkungan.
Prinsip Belajar
• belajar aktif → akan menghindarkan
mahasiswa dari kebosanan
• belajar lewat interaksi sosial,manusia
• belajar lewat pengalaman sendiri,pada
pembelajaran ini proses mencari ilmu
dilakukan secara tidak sengaja, jadi
mahsiswa merasa tidak terpaksa untuk
belajar
Perbedaan Behavioristik dan Kognitif
Behavioristik Kognitif
Mementingkan pengaruh Mementingkan apa yang ada
lingkungan dalam diri
Mementingkan bagian2 Mementingkan fungsi kognitif
AKTIF
MEMBANGUN
SENDIRI
Konstruktivisme
• Pengetahuan dibangun oleh Mahasiswa
sendiri
• Pengertahuan tidak dapat dipindahkan oleh
Dosen
• Mahasiswa menuju ke konsep yang lebih
rinci
• Dosen sekedar memfasilitasi
PENGARUH KONSTRUKTIVISME
TERHADAP MAHASISWA
• Kegiatan belajar adalah kegiatan aktif mahasiswa
menemukan sesuatu dan membangun sendiri
pengetahuannya
• Setiap mahasiswa mempunyai cara sendiri untuk
mengkonstruksikan pengetahuannya, yang
kadang sangat berbeda dengan teman-temannya
• Mahasiswa mencoba bermacam cara belajar
yang cocok (dosen perlu menciptakan bermacam
situasi dan metode yang dapat membantu
mahasiswa belajar)
• Mahasiswa belajar dalam kelompok belajar.
PENGARUH KONSTRUKTIVISME TERHADAP
STRATEGI PEMBELAJARAN :
Cooperation/ Bekerjasama
Collaboration
BEHAVIORISTIK KONSTRUKTIVISTIK
TAKSONOMI KECAKAPAN HIDUP
(LIFE SKILLS)
Kecakapan
Berkomunikasi Kemampuan Bekerja
Kecakapan
Mandiri
Analitik
Kemampuan Disiplin
Ilmu dalam bidangnya Kemampuan Teknologi Baru
Kecakapan
Sintesis
• Kondisi yang :
- menimbulkan perilaku
- mengarahkan perilaku
- mempertahankan intensitas
perilaku
77
MOTIVASI BELAJAR
Fungsi Motivasi
1. Sbg. Pendorong untuk berbuat sesuatu dr. setiap aktifitas yang
dilakukan
2. Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang ingin dicapai.
3. Menyeleksi perbuatan
4. Pendorong usaha untuk mencapai prestasi
Cara untuk menumbuhkan motivasi belajar antara lain :
1. Memberi Angka
Dosen dalam hal ini memerlukan unsur objektivitas dalam memberi nilai, yang
hendaknya angka tersebut mencerminkan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
2. Memberi hadiah
Hadiah akan sangat menarik mahasiswa sebagai motivasi dalam melakukan
sesuatu pekerjaan.
3. Kompetisi
Baik kompetensi individu maupun kelompok digunakan untuk merangsang dan
menguatkan motivasi belajar.
4. Memberi Pujian
Secara psikologi seseorang pasti akan lbh. Senang dipuji dari pada di lecehkan.
Yang perlu diperhatikan kualitas pujian hendaknya layak sesuai dengan prestasi
bila berlebihan dapat membuat siswa besar hati dan tidak termotivasi belajar.
Sumber Motivasi
Meningkatkan Motivasi
dengan HARCS Model
▪ H = Happy-Fine/Bahagia-Senang
▪ A = Attention/Perhatian Mahasiswa
▪ R = Relevance/Relevansi bahan
▪ C = Confidence/Beri kepercayaan
▪ S = Satisfaction/Kepuasan Mahasiswa
ATTENTION
Perhatian ditimbulkan
oleh elemen yang :
❖Baru
❖Aneh
❖Kontradiktif
❖Kompleks
82
STRATEGI UNTUK MERANGSANG MINAT
DAN PERHATIAN MAHASISWA
85
KEPERCAYAAN DIRI (CONFIDENCE)
Sikap percaya diri, yakin akan hasil perlu ditanamkan
kepada mahasiswa untuk mendorong mereka berusaha
dengan maksimal guna mencapai hasil yang optimal.
86
STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN
KEPERCAYAAN DIRI (CONFIDENCE)
88
STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN
KEPUASAN