Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

USAHA DAN ENERGI, ELASTISITAS GAYA PEGAS, DAN

KALOR

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH : FISIKA

DOSEN PENGAMPU : Aris Tri Marjoko, ST.,MT

DISUSUN OLEH :

1. Gelar Putra Setiadi (202102028)


2. Paimin (202102036)
3. Rizal Muhaimin (202202016)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS YUPPENTEK INDONESIA

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Usaha dan Energi, Elastisitas Gaya Pegas, dan Kalor.” ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam
mata kuliah Fisika. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman maka kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Perumusan Masalah........................................................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

A. Usaha...............................................................................................................................3

B. Energi..............................................................................................................................5

C. Elastisitas.........................................................................................................................8

D. Gaya Pegas......................................................................................................................9

E. Kalor..............................................................................................................................11

BAB III.....................................................................................................................................17

A. Kesimpulan...................................................................................................................17

DAFTAR REFRENSI..............................................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika (serapan dari bahasa Belanda: fysica) adalah sains atau ilmu alam yang
mempelajari materi beserta gerak dan perilakunya dalam lingkup ruang dan waktu,
bersamaan dengan konsep yang berkaitan seperti energi dan gaya.Sebagai salah satu ilmu
sains paling dasar, tujuan utama fisika adalah memahami bagaimana alam semesta berkerja.
Orang atau ilmuwan yang ahli dalam bidang fisika disebut sebagai ahli fisika atau fisikawan.

Ketika bertemu dengan pelajaran fisika biasanya kita langsung berfikir bahwa fisika
itu sulit, akan tetapi tanpa disadari sebenarnya kita terkadang melakukan hal fisika tersebut
dengan sendirinya, seperti mendorong gerobak, pada saat mendorong gerobak kita pasti
memerlukan usaha dan energi untuk menggerakan nya, dan pada saat berkendara motor
melewati jalan yang tidak rata, shockbreaker yang dipengaruhi gaya pegas dapat mereda
benturan antara jalan yang bergelombang dengan kendaraan motor kita. Serta contoh lainnya
seperti pada saat memanaskan air, mula-mula air bersuhu dingin kemudian lama-lama
berubah menjadi panas yang dikarenakan adanya fenomena energi kalor. Tentunya usaha dan
energi, gaya pegas, dan kalor merupakan salah satu cabang dari ilmu fisika.

Dari pernyataan diatas menyadarkan kita akan dekatnya hal-hal fisika dalam
kehidupan sehari-hari, serta merubah pandangan dan memberikan harapan bahwa ilmu fisika
tidak mungkin tidak dapat di pelajari. oleh karna itu penulis mencoba merangkum beberapa
cabang dari ilmu Fisika untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita bersama.

B. Perumusan Masalah

1
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah
yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Jelaskan pengertian Usaha?


2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan usaha pada bidang datar dan miring?
3. Jelaskan pengertian Energi?
4. Sebutkan dan jelaskan perubahan Energi?
5. Jelaskan hubungan antara Usaha dan Energi?
6. Jelaskan pengertian Elastisitas?
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Modulus Young?
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gaya pegas?
9. Jelaskan apa yang dimaksud Hukum Hooke?
10. Jelaskan pengertian Kalor?
11. Sebutkan dan jelaskan jenis perpindahan Kalor?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Fisika


2. Untuk menambah semangat kita dalam belajar Fisika.
3. Untuk menambah ilmu pengetahuan para pembaca seputar Fisika.
4. Sebagai ajang pembelajaran dalam pendidikan.

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Usaha

Pengertian Usaha merupakan energi yang disalurkan sehingga berhasil


menggerakkan suatu benda dengan gaya tertentu. Secara matematis, usaha bisa dinyatakan
sebagai hasil perkalian skalar antara gaya dan perpindahan, sehingga dirumuskan sebagai
berikut.

Keterangan :

W = usaha (joule)

F = gaya (N)

S – Perpindahan (m)

Meskipun besaran skalar, usaha ternyata dibagi menjadi dua, yaitu usaha positif dan
negatif. Usaha positif adalah usaha yang searah dengan perpindahan benda, sedangkan usaha
negatif adalah usaha yang berlawanan arah dengan perpindahan benda. Usaha tidak
selamanya dilakukan pada bidang datar, tetapi juga bisa pada bidang miring. Berikut
ulasannya.

1. Usaha Pada Bidang Datar

Gambar di atas menunjukkan bahwa ada suatu gaya yang dibutuhkan untuk menarik
benda sampai pindah sejauh s. Jika gaya tersebut membentuk sudut θ terhadap
perpindahan, perumusannya menjadi seperti berikut.

3
Keterangan :

W = usaha (joule)

F cos θ = komponen gaya F pada sumbu X

S = perpindahan (m)

2. Usaha Pada Bidang Miring

Rumus usaha W= F x s hanya berlaku pada gaya yang diberikan pada benda di tempat
datar saja. Apabila benda berada di tempat yang mempunyai sudut miring maka kita bisa
menggunakan rumus :

Keterangan :

W = usaha (joule)

m = massa benda (kg)

g = nilai gravitasi (m/ s2)

s = perpipndahan (m)

θ = sudut

4
B. Energi

Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Kalian harus tahu bahwa energi
ini sifatnya kekal. Artinya, energi tidak dapat musnah, tetapi hanya bisa berubah bentuk dari
energi satu ke energi lainnya. Adapun macam-macam energi adalah sebagai berikut.

1. Energi Kinetik

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak. Benda bergerak
memiliki energi kinetik karena adanya kecepatan. Secara matematis, dirumuskan sebagai
berikut.

Keterangan :

Ek = energi kinetic (joule)

m – massa (kg)

v = kecepatan (m/s)

2. Energi Potensial

Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena ketinggiannya. Secara
matematis, energi potensial dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan :

Ep = energi potensial (joule)

M = massa (kg)

g = percepatan gravisati (m/s^2)

h = ketinggian benda (m)

5
3. Energi Potensial Pegas

Energi potensial pegas adalah energi potensial saat pegas diregangkan atau dimampatkan.
Secara matematis, energi potensial pegas dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan :

Ep = energi potensial pegas (joule)

k = konstanta pegas (N/m)

∆x – perubahan panjang pegas (m)

4. Energi Mekanik

Energi mekanik adalah energi hasil penjumlahan antara energi potensial dan energi
kinetik. Besarnya energi benda selalu tetap selama tidak ada gaya luar yang bekerja pada
benda tersebut. Secara matematis, energi mekanik dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan :

Em = energi mekanik (joule)

Ep = energi potensial (joule)

Ek = energi kinetic (joule)

5. Hubungan Antara Usaha dan Energi

Usaha merupakan perubahan energi yang terjadi pada suatu benda, baik perubahan energi
kinetik maupun energi potensial. Secara matematis, hubungan antara usaha dan energi
dirumuskan sebagai berikut.

6
6. Daya

Daya adalah kecepatan untuk melakukan usaha. Istilah lain daya adalah usaha yang
dilakukan setiap sekon. Secara matematis, daya dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan :

p = daya (Watt)

t = waktu (s)

F = gaya (N)

s = perpindahan (m)

v = kecepatan (m/s)

7. Contoh soal Usaha dan Energi

Sebuah benda meluncur di atas papan kasar sejauh 7 m. Jika benda mendapatkan gesekan
dengan papan sebesar 120 N, tentukan besarnya usaha yang dilakukan gaya gesek
tersebut!

Diketahui:

fg = 120 N

s=7m

Ditanya: W =…?

Pembahasan : Oleh karena gaya gesek berlawanan dengan perpindahan benda, maka
usaha yang dilakukan bernilai negatif. Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.

Jadi, besarnya usaha yang dilakukan oleh gaya gesek tersebut adalah 840 j.

(Sereliciouz, 2019)

7
C. Elastisitas

Sifat benda terbagi menjadi dua yaitu plastis dan elastis. Benda plastis adalah benda
yang ketika diberikan suatu gaya tidak akan kembali ke bentuk semulanya, meskipun gaya
yang diberikan telah hilang. Sedangkan, benda elastis memiliki sifat yang berkebalikan
dengan benda plastis yaitu jika diberikan gaya, maka benda akan kembali ke bentuk
semulanya setelah gaya yang diberikan hilang.

Jadi, elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk dapat kembali ke bentuk
awalnya segera setelah gaya yang diberikan kepada benda tersebut dihilangkan.Elastisitas
benda ternyata dapat dihitung dari tegangan dan regangan yang bekerja dan diberikan kepada
benda. Gaya yang dihasilkan oleh benda elastis adalah gaya pegas.

1. Tegangan (stress)

Pasalnya, ternyata benda elastis yang diberikan gaya tertentu juga bisa merasakan
stress, atau tegangan. Tegangan adalah gaya yang bekerja pada setiap satuan luas.

Tegangan tergolong ke dalam besaran skalar loh, sehingga secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut:

Keterangan :

σ : stress atau tegangan (N/m²)

F : gaya yang diberikan pada benda (N)

A : luas penampang (m²)

Selain tegangan, faktor lainnya yang berpengaruh pada rumus elastisitas adalah
regangan.

2. Regangan (strain)

Benda yang semula telah mengalami stress atau tegangan, kemudian akan mengalami
regangan. Regangan adalah pertambahan panjang suatu benda per satuan panjang
benda mula-mula akibat adanya gaya tarikan yang diterima oleh benda. Regangan
(strain) tidak memiliki satuan. Rumus regangan secara sistematis dapat dituliskan
sebagai berikut:

8
Keterangan :

ε : strain atau tegangan

Δl : pertambahan panjang (m)

: panjang mula-mula (m)

Setelah tegangan dan regangan diketahui, baru rumus elastisitas Fisika bisa
ditentukan.

3. Rumus Elastisitas Fisika (Modulus Young)

Modulus young adalah perbandingan antara tegangan dan regangan. Sebab


regangan tidak memiliki satuan, modulus young mempunyai satuan yang sama
dengan tegangan.

D. Gaya Pegas

Gaya pegas adalah gaya yang bekerja pada pegas, menyebabkan pegas dapat
memanjang dan memendek. Sifat gaya pegas adalah menahan gaya luar yang menarik pegas.
Karena itu, arah gaya pegas berlawanan dengan arah perubahan panjang pegas.

1. Hukum Hooke

Bunyi Hukum Hooke = “jika gaya tarik yang diberikan pada sebuah benda pegas tidak
melebihi batas elastisnya, maka pertambahan panjang benda yang terjadi menjadi
sebanding dengan gaya tarik yang diberikan”.

Namun perlu diketahui juga, bahwa benda yang diberikan pada sebuah benda juga dapat
melampaui batas sehingga membuat benda tersebut tidak dapat dikembalikan ke bentuk
semula.

Hukum Hooke dapat dirumuskan dengan persamaan berikut ini:

F = – k . Δx

9
Keterangan:

K: Konstanta pegas (N/m)

Δx: pertambahan panjang pada pegas (m)

F: gaya (N)

2. Rangkaian Pegas Seri

Jika terdapat dua buah pegas atau lebih yang tersusun dalam rangkaian seri, maka dapat
dihitung menggunakan rumus dibawah ini:

1/kp = 1/k1 + 1/k2 + …

3. Rangkaian Pegas Paralel

Jika terdapat dua pegas tersusun dalam rangkaian paralel, maka untuk mencari nilai
kontanta dapat menggunakan rumus persamaan dibawah ini.

kp = k1 + k2 + …

4. Energi Potensial Pegas

Sifat elastis pada pegas membuat energi potensial bergantung pada besar gaya yang
diberikan utnuk meregangkan sebuah benda. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Ep = ½ k Δx2

Keterangan :

K = konstanta pegas (N/m)

Ep = energi potensial pegas (J)

Δx = pertambahan panjang pegas (m)

5. Contoh soal Elastisitas dan Gaya Pegas :

Sebuah pegas sepanjang 20 cm ditarik dengan gaya 10 N menyebabkan panjang pegas


menjadi 22 cm. Bila pegas tersebut ditarik dengan gaya F sehingga panjangnya menjadi
23 cm, besar gaya F adalah…

Pembahasan:

10
Pada soal ini, kalian hanya perlu membandingkan dua keadaan, yaitu keadaan 1 dan
keadaan 2 yang diketahui

F₁ = 10 N

Δx₁ = 22 cm – 20 cm = 2 cm

Δx₂ = 23 cm – 20 cm = 3 cm

Dua keadaan tersebut kita bandingkan dengan rumusan hukum hooke yaitu:

F₂ = 15 N

(Zarani, 2022)

E. Kalor

Kalor sebenarnya sama dengan energi panas yang kita temui sehari-hari. Sehingga
energi kalor ini sebenarnya selalu kita manfaatkan di dalam aktivitas sehari-hari, misalnya
untuk memasak dan memanaskan suatu benda. Pengertian dari kalor itu sendiri adalah suatu
energi yang dimiliki oleh benda atau zat yang bisa dideteksi dengan alat pengukur yang
dinamakan termometer.

Kalor ini merupakan energi yang memiliki karakteristik bisa berpindah dari suatu
benda yang memiliki suhu tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika dua benda itu
saling bersinggungan. Misalnya adalah ketika merebus air, dimana air dingin yang
dipanaskan kemudian lama kelamaan akan berubah menjadi panas.

Besaran kalor yang terkandung di dalam suatu benda atau zat dapat ditentukan dari
tiga faktor, yaitu massa zat, kalor jenis, serta perubahan suhu. Satuan resmi dari kalor adalah
Joule (J).

11
1. Rumus-Rumus Terkait Degan Kalor
 Rumus Perpindahan Kalor
Karena besaran kalor dipengaruhi oleh massa benda, kalor jenis, dan perubahan
suhu, maka dapat dirumuskan:
Q = m.c.ΔT
Keterangan:
Q = besaran kalor yang dibutuhkan untuk dilepas atau diterima suatu benda (J)
c = kalor jenis benda atau zat (J/kg⁰C)
m = massa benda atau zat (kg)
ΔT = perubahan suhu (⁰C)

 Rumus Kalor Jenis


c = Q/m .ΔT
Keterangan:
Q = besaran kalor yang dibutuhkan untuk dilepas atau diterima suatu benda (J)
c = kalor jenis benda atau zat (J/kg⁰C)
m = massa zat atau benda (kg)
ΔT = perubahan suhu (⁰C)

 Rumus Kapasitas Kalor


C = Q/ΔT
Keterangan:
Q = besaran kalor yang dibutuhkan untuk dilepas atau diterima suatu benda (J)
C = kapasitas kalor (J/K)
ΔT = perubahan suhu (⁰C)

 Rumus Menentukan Kapasitas Kalor itu Sendiri


C = m.c
Keterangan:
C = kapasitas kalor (J/K)
M = massa zat atau benda (kg)
c = kalor jenis zat atau benda (J/kg.K)

12
 Rumus Kalor Lebur dan Uap
-Kalor Lebur
Q = m.L

-Kalor uap
Q = m.U
Keterangan:
Q = kalor (J)
m = massa zat atau benda (kg)
L = kalor lebur (J/kg)
U = kalor uap (J/kg)

2. Jenis-Jenis Kalor
Berdasarkan proses kerjanya, kalor terdiri dari beberapa jenis yaitu:
 Kalor Pembentukan
Kalor pembentukan merupakan kalor yang bisa membentuk 1 mol senyawa di
dalam unsurnya. Contoh: C12, Br2, H2, dan O2.
 Kalor Penguraian
Kalor penguraian merupakan kalor yang bisa mengurangi 1 mol senyawa dengan
unsur lain.
 Kalor Pembakaran
Kalor pembakaran adalah kalor yang berasal dari suatu pembakaran 1 unsurnya.
 Kalor Netralisasi
Kalor netralisasi dibutuhkan supaya bisa membentuk 1 mol dari H2O dari suatu
reaksi asam basa.
 Kalor Pelarutan
Kalor pelarutan merupakan kalor yang dibutuhkan untuk proses pelarutan 1 mol
zat.

13
3. Pengertian Kalor Jenis & Kapasitas Kalor
Setiap benda atau zat pada dasarnya memiliki kalor jenis yang berbeda-beda,
misalnya seperti air yang memiliki kalor jenis 1000 J/kg⁰C, Alkohol 550 J/kg⁰C, serta
es yang berkalor jenis 595 J/kg⁰C.

-Kalor jenis itu merupakan banyaknya energi kalor yang dibutuhkan untuk bisa
menaikan suhu pada zat yang memiliki massa 1 kg menjadi 1⁰C. Satuan internasional
dari kalor jenis adalah J/kg⁰C..
-Sedangkan kapasitas kalor merupakan besaran kalor yang dibutuhkan untuk bisa
meningkatkan suhu suatu benda atau zat menjadi 1⁰C.

4. Prinsip Perubahan Kalor


 Kalor Dapat Mengubah Suhu Benda atau Zat
Prinsip ini sederhananya adalah kondisi ketika suatu benda atau zat dipanaskan
dan menerima kalor. Benda yang awalnya mempunyai suhu rendah akhirnya
meningkat menjadi bersuhu tinggi.
Begitu pula sebaliknya, ketika zat atau benda yang sudah dipanaskan tadi
didiamkan atau didinginkan, maka kalor yang ada akan terlepas perlahan sehingga
suhunya menurun.

 Kalor Dapat Mengubah Wujud Benda atau Zat


Contoh sederhana dari prinsip ini adalah ketika kita meletakan es batu di lokasi
yang terpapar sinar matahari yang memiliki suhu lebih tinggi dibanding es. Secara
perlahan, es batu yang awalnya padat, akan berubah bentuk menjadi cair dan
bahkan menguap menjadi gas.
Contoh lainnya adalah ketika mencairkan plastik. Jadi plastik itu dibakar sehingga
bentuknya akan berubah menjadi cair atau menguap menjadi gas.

5. Perpindahan Kalor
Sebelumnya telah dijelaskan terkait dengan paparan sinar matahari terhadap es dan
juga proses perebusan air. Dua aktivitas itu sebenarnya menjelaskan mengenai proses
terjadinya perpindahan kalor. Perpindahan kalor itu sendiri bisa terjadi melalui tiga
cara, yakni:

14
 Konduksi
Konduksi merupakan salah satu cara perpindahan kalor yang terjadi karena
adanya perantara atau medium tanpa terjadinya perpindahan partikel dari medium
itu sendiri.

Medium yang bisa menghantarkan panas tersebut disebut juga dengan konduktor.
Benda-benda yang termasuk ke dalam konduktor adalah besi, alumunium,
tembaga, sampai logam.

Contoh peristiwa konduksi adalah ketika kita memanaskan ujung penggaris besi,
maka lama kelamaan ujung lainnya akan ikut memanas. Hal itu terjadi karena
penggaris besi itu menghantarkan panas sampai ke ujung lainnya.
Laju Kalor = Q/t = kA (T2 -T1)/x

 Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas atau kalor yang disertai dengan perpindahan
dari medium atau zat perantaranya. Konveksi ini terbagi menjadi dua, yaitu
konveksi alami dan konveksi paksa.

Konveksi alamiah terjadi karena perpindahan dari molekul terjadi secara alamiah
sesuai dengan massa jenis dari suatu zat. Contoh adalah ketika memanaskan air.
Massa kecil air l yang lebih kecil akhirnya akan mengalir ke atas. Proses tersebut
akan berlangsung hingga air mencapai suhu yang sama. Itulah yang menjelaskan
mengapa ketika air dipanaskan dalam waktu yang lama akan menggelembung.

Sedangkan konveksi paksa terjadi karena adanya pengaruh eksternal atau dari
luar, seperti misalnya tekanan. Contoh konveksi paksa adalah radiator mobil yang
berfungsi untuk mendinginkan mesin.
Laju Kalor = Q/t = hA (T2 – T1)

 Radiasi
Radiasi adalah suatu perpindahan kalor yang terjadi tanpa melibatkan zat atau
medium perantara apapun. Radiasi ini memiliki ciri khas dimana kalor yang

15
dipindahkan tidak perlu bersentuhan. Dengan kata lain, kalor yang terpancar akan
tetap mengalir ke arah yang dituju tanpa adanya medium.

Contoh terjadinya radiasi adalah ketika seseorang menyalakan api unggun. Secara
tidak sadar, ketika api unggun sudah berkobar dan menghasilkan panas, badan kita
juga akan terasa hangat.
Laju Kalor = Q/t = σeAT4

6. Contoh Soal Kalor


Jika suatu air memiliki berat 3 kg dan dipanaskan dari suhu 20 ⁰C menjadi 100 ⁰C,
Jika kalor jenis air adalah 1 J/g⁰C, berapakah besaran kalor yang dibutuhkan oleh air
tersebut?
Diketahui:
m = 3 kg
c = 1 g/⁰C = 1000 J/kg⁰C
ΔT = 100 ⁰C – 20 ⁰C = 80 ⁰C
Q=?
Jawab:
Q = m.c.ΔT
Q = 3 x 1000 x 80
Q = 240.000 J
Maka kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu air tersebut adalah 240.000 J.
(Website, 2022)

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Usaha merupakan energi yang disalurkan sehingga berhasil menggerakkan suatu


benda dengan gaya tertentu. Usaha pada bidang datar dan miring memiliki perbedaan pada
perhitungan massa dan gravitasi serta sudut kemiringan bidang miring. Sedangkan energi
adalah kemampuan untuk melakukan usaha, energi memiliki berbagai macam jenis seperti
energi kinetik, potensial, pegas, dan mekanik. Hubungan antara usaha dan energi yaitu usaha
berupa perubahan energi yang terjadi pada suatu benda, baik perubahan energi kinetik
maupun energi potensial. Selanjutnya, daya merupakan kecepatan untuk melakukan sebuah
usaha.

Elastisitas merupakan kemampuan suatu benda untuk dapat kembali ke bentuk


awalnya segera setelah gaya yang diberikan kepada benda tersebut dihilangkan. Pada
elastisitas terdapat tegangan dan regangan. Perbandingan antara tegangan dan regangan
disebut dengan modulus young.

Gaya pegas adalah gaya yang bekerja pada pegas, menyebabkan pegas dapat
memanjang dan memendek yang sifatnya menahan gaya luar yang menarik pegas. Pada
hukum hooke pertambahan panjang benda yang akan sebanding dengan gaya tarik yang
diberikan apabila tarikan pada benda pegas tidak melebihi elastisitasnya.

Kalor merupakan suatu energi panas yang dimiliki oleh benda atau zat yang bisa
dideteksi dengan alat pengukur yang dinamakan termometer. Jenis-jenis kalor yaitu kalor
pembentukan, kalor penguraian, kalor pembakaran, kalor netralisasi, dan kalor pelarutan.
Perpindahan kalor dapat terjadi secara konduksi, konveksi, dan radiasi.

17
DAFTAR REFRENSI

Sereliciouz. (2019, Agustus 28). Usaha dan Energi Fisika Kelas 11. Retrieved from
www.quipper.com: https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/usaha-dan-energi-
fisika-kelas-11/

Website, A. (2022, April 18). Kalor adalah. Retrieved from www.sampoernaacademy.sch.id:


https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/kalor-adalah/

Zarani, A. M. (2022, June 20). Rumus Elastisitas dan Gaya Pegas. Retrieved from
www.zenius.net: https://www.zenius.net/blog/rumus-elastisitas-dan-gaya-pegas

18
19

Anda mungkin juga menyukai