Anda di halaman 1dari 11

Analisis Keputusan Pembelian Produk Mulia Di Pegadaian Syariah

(Persero) CPS Jember


(Analysis of Decision to Purchase Precious Products at Sharia
Pegadaian (Corporate) CPS Jember)
Elok Faica Ismail*, Novi Puspitasari, Agus Mahardiyanto
Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jember
Jalan Kalimantan 37, Kampus Bumi Tegal Boto, Jember 68121
Email: elokfaicaismail@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan menganalisis keputusan pembelian yang terkait dengan pembelian produk mulia di Pegadaian
Syariah (Persero) CPS Jember. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatoru research). Informan pada
penelitian ini adalah nasabah Pegadaian Syariah Jember yang bertransaksi produk mulia dan informan penelitian ini
sebanyak 5 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Objek penelitian pada penelitian
ini adalah Pegadaian Syariah Kabupaten Jember dengan tiga unit layanan gadai syariah yang berada di Kabupaten
Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian didasarkan pada observasi
dan wawancara yang dilakukan oleh penelitian mengenai keputusan pembelian produk mulia yang terjadi pada
pegadaian syariah. Hasil yang di dapat oleh peneliti bahwa faktor yang mempengaruhi nasabah membeli produk mulia
yakni (1) untuk investasi emas, sebab emas memiliki resiko kerugian yang rendah dan bisa dijadikan investasi jangka
panjang; (2) Religiusitas yakni motivasi menghindari riba adalah suatu kebutuhan dan keinginan untuk melakukan
transaksi yang sesuai dengan syariah; (3) Faktor ekonomi yakni nilai margin pada Pegadaian Syariah Jember lebih
rendah daripada Pegadaian Konvensional.
Kata Kunci: Pegadaian Syariah (Persero) CPS Jember, Keputusan Pembelian, Investasi Emas, Religiusitas, Faktor
Ekonomi.

Abstract
This study aims to analyze the purchasing decisions associated with the purchase of noble products at Pegadaian
Syariah (Persero) CPS Jember. This research is an explanatory research. The informants in this study were Jember
Syariah Pegadaian customers who transacted noble products and the informants of this study were 5 people. The
research method used is a qualitative approach. The object of research in this study is the Sharia Pawnshop in Jember
Regency with three sharia pawning service units located in Situbondo, Bondowoso and Banyuwangi Regencies. The
data collection methods used in this study were interviews, observation, and documentation. Data analysis used in this
study is data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the study are based
on observations and interviews conducted by research regarding noble product purchase decisions that occur in Islamic
pawnshops. The results obtained by the researcher are that the factors that influence customers to buy precious
products are (1) for gold investment, because gold has a low risk of loss and can be used as a long-term investment;
(2) Religiosity, namely the motivation to avoid usury, is a need and desire to carry out transactions in accordance with
sharia; (3) Economic factors, namely the value of the margins at Sharia Pawnshops in Jember is lower than
Conventional Pegadaian.

Keywords: Pegadaian Syariah (Persero) CPS Jember, Purchasing Decisions, Gold Investment, Religiosity, Economic
Factors.
Pendahuluan tidak berbentuk bunga, tetepi berupa biaya penitipan,
pemeliharaan, penjagaan, dan penaksiran.
Gadai syariah pada dasarnya bagian dari
Pegadaian syariah menyediakan beberapa
sistem keuangan dalam perekonomian suatu negara.
produk investasi emas yang dapat dipilih oleh
Terutama dalam menyediakan jasa-jasa di bidang
konsumen sesuai keinginan dan kebutuhan, beberapa
keuangan. Pegadaian syariah merupakan bagian dari
produk investasi emas yakni MULIA dan Tabungan
lembaga keuangan non perbankan yang dalam sistem
Emas. Mulia adalah layanan penjualan emas batangan
usahanya tidak langsung menghimpun dana dari
pada masyarakat baik secara tunai maupun
masyarakat dalam bentuk simpanan, sehingga
pembayaran ditangguhkan dengan proses mudah dan
pegadaian syariah hanya diberikan wewenang untuk
jangka waktu yang fleksibel. Tabungan emas adalah
memberikan pinjaman kepada masyarakat (Rais
layanan penjualan dan pembelian emas dengan jasa
2010:117). Jumlah lembaga pegadaian syariah
titipan. Kedua produk ini merupakan produk yang
memang tidak sebanyak perbankan pada umumnya,
banyak diminati masyarakat setelah rahn. Dari kedua
tetapi pegadaian syariah mampu bertahan sampai
produk investasi di Pegadaian Syariah Mulia
sekarang dan masyarakat lebih banyak akan pilihan
merupakan salah satu produk yang banyak diminati
untuk mendapatkan bantuan perekonomian keluarga
oleh kalangan masyarakat tertentu (Choirunnisa:
dan usaha mereka.
2018).
Munculnya pegadaian syariah secara umum
Pada 10 tahun terakhir ini perkembangan
tidak lepas dari mekanisme sistem konvensional yang
harga emas terus mengalami kenaikan yang cukup
menggunakan konsep bunga, sebab dengan konsep
signifikan, hal ini membuktikan bahwa emas
bunga yang diterapkan dalam pegadaian konvensional
merupakan salah satu sarana investasi yang aman,
dapat dikategorikan sebagai riba dan hal ini dilarang
terpacaya dan sarana investasi yang lazim di tengah
oleh Islam, sedangkan dalam sistem syariah yang
masyarakat, sebab emas dengan mudah dapat
dikembangkan bukanlah sistem (bunga), (Puspitasari,
diuangkan kembali dalam jangka waktu dekat adalah
2018:198-199). Pegadaian konvensional dan
salah satu keunggulannya. Berdasarkan data jual beli
pegadaian syariah adalah sama-sama lembaga
emas, investasi emas cenderung mengalami kenaikan
keuangan yang memberikan pinjaman kepada
5 hingga 20 persen setiap tahunnya. Karena, emas
masyarakat atas dasar gadai. Pada prakteknya
merupakan investasi yang tepat untuk jangka panjang
pegadaian memberikan pinjaman dengan adanya
karena tergolong investasi berisiko rendah. Pada tahun
agunan atau jaminan dari masyarakat memiliki nilai
2011 harga emas menjadi Rp.360.000 per gram,
apabila suatu saat nasabah tidak mampu membayar
sedangkan pada tahun 2014 harga emas menjadi
utangnya, maka pihak pegadaian boleh melakukan
Rp.487.402 per gram dengan laju kenaikan harga emas
pelelangan atas barang tersebut dengan
yang terus meningkat, sudah dapat dilihat bahwa
memberitahukan terlebih dahulu kepada nasabah
investasi emas menjanjikan. Berikut data harga emas
peminjam. Perbedaan yang mendasar antara pegadaian
dalam 10 tahun terakhir.
syariah dengan konvensional adalah dalam memungut
biaya dalam bentuk bunga yang bersifat akumulatif
dan berlipat ganda. Lain halnya di pegadaian syariah
perlu segera diselesaikan. Pengenalan kebutuhan
ini secara sadar dibutuhkan juga komponen-
komponen lain dalam rangka mengatasi
kebutuhan tersebut. Salah satu komponen yang
lazim adalah mudah, murah dan menyenangkan.
b) Pencarian Informasi Sebelum Membeli (Pre-
Purchase Search)
Calon konsumen dalam memutuskan produk apa
yang akan dibeli, memerlukan informasi yang
nantinya dapat membantu menentukan apakah
mereka akan membeli produk tersebut atau tidak.
c) Pemilihan Alternatif (Evalution of Alternatives)

Sumber: goldprice.org Memilih alternatif merupakan pekerjaan yang

Gambar 1.1 Harga Emas di Indonesia memerlukan pertimbangan secara relatif atas
ketersediaan beberapa pilihan. Semakin banyak
Gambar 1.1 menjelaskan bahwa tren harga emas terus
informasi yang diperoleh maka semakin banyak
meningkat dalam 10 tahun terakhir, hal ini
pula tersedia pilihan alternatif. Begitu pula
menunjukan bahwa emas merupakan aset yang baik
sebaliknya, apabila tidak banyak pilihan yang
untuk pilihan investasi. Para investor saat ini
tersedia, maka akan terbatas pula pilihan alternatif
merasakan keuntungan menabung emas dan meraup
yang dapat dilakukan dan seseorang harus
beberapa keuntungan disaat kondisi global sedang
menerima apa yang ada.
tidak stabil. Seperti saat pandemi Covid-19 terjadi di
seluruh belahan dunia karena pada tanggal 22 Mei
d) Keputusan Konsumen, Beli/ Tidak Beli
2020 harga emas mencapai harga Rp.821.047 per
Keputusan konsumen bisa berupa beberapa
gram (Harga-Emas.org). Pandemi Covid-19 yang
kemungkinan, yakni membeli, menunda atau tidak
mewabah ke seluruh penjuru dunia menjadikan bukti
membeli. Menunda membeli secara langsung dapat
bahwa investasi emas merupakan hal yang tepat untuk
dikategorikan sebagai tidak atau belum membeli,
mengamankan penghasilan. Terkait hal ini peneliti
menunda membeli mungkin disebabkan oleh
ingin meneliti produk mulia pada Pegadaian Syariah
beberapa pertimbangan, antara lain belum merasa
Jember (goldprice.org).
yakin atau ada faktor-faktor lainnya. Barang yang
Kajian Teori
sudah dibeli atau jasa yang sudah dirasakaan
Terdapat sub-sub proses pertimbangan dalam
mampu memenuhi kebutuhan yang diharapkan,
melakukan keputusan pembelian produk atau jasa.
maka konsumen akan merasakan kepuasannya.
Menurut Nitisusastro proses keputusan pembelian
Begitu pula sebaliknya, apabila barang yang telah
(2013: 212-216) yang akan diuraikan berikut:
dibeli atau jasa yang digunakan tidak mampu
a) Pengenalan Kebutuhan (need recognition)
memenuhi kebutuhannya, maka konsumen akan
Pengenalan kebutuhan merupakan awal dari
merasa tidak puas.
adanya permasalah yang dihadapi konsumen yang
e) Evaluasi Pascabeli bagaimana manusia secara aktual berperilaku dalam
Keputusan konsumen untuk membeli membawa keputusan terkait keuangan. Shefrin (2000), perilaku
implikasi yang sangat dinantikan oleh para keuangan adalah studi yang mempelajari bagaimana
penjual, konsumen yang membeli sebuah produk fenomena psikologi mempengaruhi tingkah laku
akan menikmati, menggunakan, mengkonsumsi keuangannya. Tingkah laku dari para-para pemain
dan memanfaatkan dalam arti yang sangat luas. saham tersebut disebut tingkah laku para praktisi.
Konsumen merasa puas dan menyenangkan, Konsumen muslim dalam memilih suatu produk tidak
maka ia pun akan menceritakan kepuasannya hanya mencari manfaat fungsional dan emosional
kepada orang lain untuk merekomendasikannya, (functional/emoticonal value) saja namun juga mulai
apabila konsumen merasa tidak puas maka peduli dan butuh untuk mendapatkan manfaat spiritual
konsumen akan menceritakan kepuasannya pula (spiritiual value) dari produk tersebut. Manfaat
kepada orang lain tanpa memberikan spiritual dari produk adalah variabel baru dalam peta
rekomendasi. Evaluasi pascabeli memiliki perilaku konsumen di Indonesia terutama bagi
implikasi yang sangat luas baik bagi konsumen konsumen muslim yang penting dalam proses
maupun pagi para produsen. pengambilan keputusan pembelian dan konsumsi
Para konsumen sebelum mengambil keputusan mereka.
pembelian untuk investasi terdapat pertimbangan dan Menurut Yuswohady (2015: 223-225)
tidak dapat dihindari bahwa pertimbangan- karakteristik konsumen muslim Indonesia terbagi
pertimbangan tersebut terdapat faktor psikologi yang menjadi dua dimensi vertikal dan dimensi horizontal.
mempengaruhi pembelian. Hal ini juga sesuai dengan Sumbu vertikal menggambarkan preferensi konsumen
teori keuangan perilaku Ricciardi dan Simon (2000:3) terhadap manfaat fungsional produk. Sementara untuk
yang membagi empat tema utama yang tercakup dimensi horizontal menggambarkan preferensi
dalam keuangan perilaku. Keempat tema utama konsumen terhadap manfaat spiritual dari produk.
tersebut adalah keyakinan yang berlebihan (over- Konsumen muslim Indonesia dibagi menurut dua
confidence theory), teori ketidakberaturan kognitif dimensi tersebut menjadi empat sosok konsumen
keuangan (financial cognitive dissonance theory), muslim yaitu:
teori penyesalan (regret theory), dan teori prospek a) Menurut Yuswohady (2015: 227-228)
(prospect theory). Apathis merupakan konsumen yang memiliki
Faktor psikolgi yang terkait dalam penelitian ini pengetahuan, wawasan dan sering kali
merujuk pada teori prospek terdiri dari keengganan tingkat kesejahteraan ekonomi yang masih
merugi (loss aversion), keengganan menyesali (regret rendah. Konsumen Apathis juga memiliki
aversion), akuntansi mental (mental accounting), dan kepatuhan dalam menjalankan nilai-nilai
kendali diri (selfcontrol). Mepelajari bagaimana faktor Islam namun rendah. Konsumen ini
psikolog yaitu emosional dapat mempengaruhi cenderung memandang sebelah mata produk-
keputusan keuangan, dan pasar keuangan dinyatakan produk berlebel Islam atau menawarkan
oleh Nofsinger (2001) dengan mendefinisikan teori value proposition yang Islami. Konsumen ini
perilaku keuangan yaitu ilmu yang mempelajari umumnya masih mementingkan kebutuhan
dasar (basic needs) dan belum menjalankan nilai-nilai Islam dalam
memperhatikan kebutuhan spiritual. kehidupan sehari-hari. Konsumen
b) Menurut Yuswohady (2015: 228-232) universalist dapat memahami dan
Rationalist merupakan konsumen yang menerpakan nilai-nilai Islam secara
memiliki pengetahuan, open-minded, dan substantif, bukan normatif. Konsumen ini
wawasan global, tetapi memiliki tingkat lebih mau menerima perbedaan dan
kepatuhan pada nilai-nilai Islam yang lebih cenderung menjunjung tinggi nilai-nilai yang
rendah. Konsumen Rationalist sangat kritis bersifat universal. Pada intinya konsumen ini
dan pragmatis dalam melakukan pemelihan sangat religius namun juga sangat rasional
produk berdasarkan parameter dalam melihat value propostion yang
kemnafaatannya. Konsumen ini cenderung ditawarkan produk.
mengesampingkan aspek-aspek ketaatan Pegadaian Syariah
pada nilai-nilai Islam, sebab bagi mereka
A. Pengertian Rahn
label Islam, value proposition syariah, atau
Pengertian gadai syariah dalam Hukum
kehalalan bukanlah menjadi pertimbangan
Islam adalah Rahn yang mempunyai arti menahan
penting dalam mengambil keputusan
salah satu harta milik si peminjam (rahin) sebagai
pembelian.
jaminan atas pinjman yang diterima dari peminjam
c) Menurut Yuswohady (2015: 232-235)
atau murtahin. Rahn terjadi adanya transaksi
Conformist merupakan konsumen muslim
muamalah tidak secara tunai (hutang piutang).
yang umumnya sangat taat beribadah dan
Perjanjian gadai dalam Islam disebut rahn, perjanjian
menerapkan nilai-nilai Islam secara normatif.
menahan sesuatu barang sebagai tanggungan utang.
Konsumen conformist cenderung kurang
Kata rahn menurut bahasa berarti “tetap” dan
membuka diri terhadap wawasan dan sikap
“menahan”. Dan menurut istilah berarti menjadikan
mereka yang masih tradisional dan kurang
sesuatu benda bernilai menurut pandangan syara’
membuka diri terhadap nilai-nilai barat
sebagai tanggungan utang dengan adanya tanggungan
khususnya diluar ajaran Islam. Mereka lebih
utang itu seluruh atau sebagaian utang dapat diterima
memilih produk yang berlebelkan halal oleh
(Basyir, 1983:50)
otoritas Islam. Umumnya konsumen ini
Pegadaian syariah merupakan suatu solusi
mengutamakan faktor ketaatan tentang ajaran
yang muncul di tengah kegelisahan masyarakat
Islam sehingga walaupun produk memiliki
terhadap praktek-praktek penipuan yang berkedok
kekurangan namun masih berlebelkan halal
jasa, dan di latarbelakangi atas kurangnya kepercayaan
mereka akan memakluminya.
masyarakat kepada lembaga-lemabaga yang
d) Menurut Yuswohady (2015: 236-239)
berorientasi pada penawaran jasa ini, dan pegadaian
Universalist merupakan konsumen yang
syariah mencoba menjadi kepercayaan penuh dan
memiliki pengetahuan atau wawasan luas,
patut untuk mendapatkan kepercayaan. Konsep
pola pikir global, dan melek tekonologi,
pegadaian syariah dapat dilihat dari dua aspek.
namun di sisi lain secara tangguh
Pertama, kebutuhan konsumtif. Kedua, kebutuhan
produktif. Adapun latar belakang munculnya sistem a) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
syariah secara umum tidak terlepas dari mekanisme Indonesia No.25/DSN-MUI/III/2002, tentang
sistem konvensional yang menggunakan konsep Rahn.
bunga, sebab dengan konsep bunga yang diterapkan b) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
dalam pegadaian konvensional dikategorikan sebagai Indonesia No.26/DSN-MUI/III/2002, tentang
riba dan riba dilarang dalam Islam, sedangkan dalam rahn emas.
sistem syariah yang dikembangkan sudah sesuai c) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
dengan syariat Islam dan terhindari dari tambahan Indonesia No.09/DSN-MUI/2000, tentang
(bunga). pembiayaan ijarah.
d) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
B. Dalil dan Hukum Rahn
Indonesia No.10/DSN-MUI/IV/2000, tentang
1. Al-Qur’an
Wakalah.
Dalil yang melandasi gadai telah e) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
ditetapkan dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah Indonesia No.43/DSN-MUI/VIII/2004, tentang
ayat 283: ganti rugi.
ٞۖ ‫ن م ۡقبُو‬ٞ ‫۞وإن ُكنتُم علَى سفَر ولَم ت َجدُواْ كَات ا فَر ٰه‬ Pembiayaan Mulia
ُ ۡ‫ة فَإ ِ ۡن أَمِ نَ بَع‬ٞ ‫ض‬
‫ض ُكم‬ َ َّ َ ِ ٗ‫ِب‬ ِ ۡ َ َ ٰ َ ۡ َِ
‫ش ٰ َهدَ َۚة َ َو َمن‬
َّ ‫ٱَّللَ َربَّ ۗۥهُ َو ََل ت َۡكت ُ ُمواْ ٱل‬
َّ ‫ق‬ َِّ ‫َبعۡ ضٗ ا فَ ۡلي َُؤ ِد ٱلَّذِي ۡٱؤتُمِ نَ أ َ ٰ َم َنت َ ۥهُ َو ۡل َيت‬ Salah satu bisnis emas yang dilakukan oleh

)٢٨٣( ‫ِيم‬ٞ ‫عل‬ َّ ‫ِم َق ۡلبُ ۗۥهُ َو‬ٞ ‫يَ ۡكت ُ ۡم َها فَإِنَّ ۥٓهُ َءاث‬
َ َ‫ٱَّللُ بِ َما ت َعۡ َملُون‬ pegadaian syariah adalah pembiayaan mulia
(Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi).
“jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah
Produk ini adalah pembiayaan jual beli emas batangan
tidak secara tunai) sedangkan tidak memperoleh
yang dilakukan secara tunai maupun tidak tunai sesuai
seorang penelis, maka hendaklah ada barang
prisip syariah. Emas batangan dibiayai oleh Pegadaian
tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang).
Syariah adalah emas batangan yang bersertifikat
Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai
internasional (LBM-London Bullion Market
sebagian yang lain, maka hendaklah yan dipercayai
Asosiation) dengan jenis/varian unit 5 garam, unit 10
itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan
gram, unit 25 gram, unit 50 gram, unit 100 gram, unit
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan
250 gram dan 1.000 gram (Annual).
janganlah kamu (para saksi) memnyembunyikan
Dalam jual beli logam mulia Pegadaian
persaksian. Dan barang siapa yang
syarah menyediakan kemudahan bagi masyarakat
menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah
yang ingin memiliki emas batangan tetapi tidak
orang yang berdosa hatinya, dan Allah Maha
memiliki uang banyak. Pegadaian syariah
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
menawarkan pilihan angsuran dalam jual beli mulia.
2. Fatwa Dewan Syariah Nasional Murabahah adalah salah satu akad jual beli dimana
Fatwa Dewan Syariah Majelis Ulama Indonesia penjual berhak menangguhkan keuntungan kepada
(DSN-MUI) menjadi salah satu rujukan yang pembeli. Murabahah merupakan akad jual beli atas
berkaitan dengan gadai syariah, dikemukakan dalam: barang tertentu, dimana penjual menyebutnya dengan
jelas barang yang diperjual belikan termasuk harga
pembelian barang kepada pembeli, dan penjual Fatwa ini menjelaskan tentang bahwa prinsip
mensyaratkan atasnya laba atau keuntungan dalam murabahah harus terhindar dari riba, barang yang
jumlah tertentu. Menurut Muhammad (2009:57) diperjualbelikan adalah barang yang tidak
Murabahah adalah kegiatan jual beli barang yang diharamkan oleh syariah Islam. Penjual harus
mengacu pada harga asal dengan tambahan memberikan informasi tentang harga beli dan
keuntungan yang disepekati. Pada saat ini pembiayaan menentukan tingkat keuntungan secara jelas
menggunakan akad murabahah ini banyak ditemui kepada pembeli. Pada fatwa DSN-MUI No:
sebagai produk di berbagai lembaga keuangan. Akad 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah
ini memiliki dasar hukum sesuai pada firman Allah mengatur ketentuan sebagai berikut.
SWT yang berbunyi: Jaminan dalam murabahah:
1. Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar
َ‫طنُ مِ ن‬ َ ٰ ‫طهُ ٱل َّش ۡي‬ُ ‫ٱلربَ ٰواْ ََل يَقُو ُمونَ ِإ ََّل َك َما يَقُو ُم ٱلَّذِي يَت َ َخ َّب‬ ۡ
ِ َ‫ٱلَّذِينَ يَأ ُكلُون‬
nasabah serius dengan pesanannya.
ْ‫ٱلربَ ٰو َۚا‬
ِ ‫ٱَّللُ ۡٱلبَ ۡي َع َو َح َّر َم‬ َّ ‫ٱلر َب ٰو ۗاْ َوأ َ َح َّل‬
ِ ‫س ٰذَلِكَ ِبأَنَّ ُه ۡم قَالُ ٓواْ ِإنَّ َما ۡٱلبَ ۡي ُع مِ ۡث ُل‬ َۚ ِ ‫ۡٱل َم‬
2. Lembaga dapat meminta nasabah untuk
َ‫عاد‬ َ ‫ٱَّللِ َو َم ۡن‬ٞۖ َّ ‫ف َوأ َ ۡم ُر ۥٓهُ ِإلَى‬َ َ‫سل‬َ ‫ة ِمن َّربِِۦه َفٱنت َ َه ٰى فَلَ ۥهُ َما‬ٞ ‫ظ‬ َ ‫فَ َمن َجا ٓ َء ۥهُ َم ۡو ِع‬
ٰٓ meyediakan jaminan yang dapat dipegang.
)٢٧٥( َ‫ار ه ُۡم فِي َها ٰ َخ ِلدُون‬ ِ ٞۖ َّ‫فَأ ُ ْولَئِكَ أَصۡ ٰ َحبُ ٱلن‬
Utang dalam murabahah:
Artinya: Orang-orang yang makan 1. Secara prinsip, penyelesaian utang nasabah
(mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan dalam transaksi murabahah tidak ada
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan kaitannya dengan transaksi lain yang
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka dilakukan nasabah dengan pihak ketiga
yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan pihak ketiga atas barang tersebut. Jika
dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual nasabah menjual kembali barang tersebut
beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah dengan keuntungan atau kerugian, ia tetap
sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berkewajiban untuk menyelesaikan utangnya
berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa kepada lembaga.
yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang 2. Jika nasabah menjual barang tersebut
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. sebelum masa angsuran berakhir, ia tidak
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang wajib segera melunasi seluruh angsurannya.
itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal 3. Jika penjualan barang tersebut menyebabkan
di dalamnya. (QS. Al-Baqarah 2:275). kerugian, nasabah tetap harus menyelesaikan
utangnya sesuai kesepakatan awal. Ia tidak
Berdasarkan ayat diatas dapat disimpulkan bahwa
boleh memperlambat pembayaran angsuran
praktek jual beli diperbolehkan dalam Islam dengan
atau meminta kerugian itu diperhitungkan.
tetap menghindari riba, dan sesuai dengan syariat
b) Fatwa DSN-MUI No: 77/DSN-MUI/2010 tentang
Islam. Beberapa fatwa DSN yang mengatur akad
Jual Beli Emas Secara Tidak Tunai. Fatwa ini
murabahah antara lain adalah:
memutuskan bahwa jual beli emas secara tidak
a) Fatwa DSN-MUI No: 04/DSN-MUI/IV/2000
tunai baik melalui jual beli biasa atau jual beli
tentang Murabahah
murabahah, hukumya boleh (mubah, ja’iz) selaku relationship officer di Pegadaian Syariah
selama emas tidak menjadi alat tukar yang resmi Jember menyatakan bahwa:

(uang). Pada fatwa DSN-MUI No: 77/DSN- “Saya membeli produk mulia untuk
investasi jangka panjang saya, karena
MUI/IV/2010 tentang jual-beli emas secara tidak
saya merasa investasi emas di
tunai mengatur beberapa ketentuan sebagai Pegadaian Syariah Jember lebih
berikut: aman dan terpercaya mbak. Saya
sudah menggunakan produk mulia
1. Harga jual atau tsaman tidak boleh sejak tahun 2019”.
bertambah selama jangka waktu perjanjian
Beberapa informan yang diteliti dalam penelitian ini
meskipun ada perpanjangan waktu setelah memiliki alasan yang hampir sama, yakni memilih
jatuh tempo. produk mulia sebagai instrument investasi mereka.
Sebab investasi pada produk mulia memiliki resiko
2. Emas yang dibeli dengan pembayaran tidak yang rendah, serta mudah ditemukan di lembaga
tunai boleh dijadikan jaminan (rahn). keuangan. Menurut informan AP (23 tahun) yang
Emas yang dijadikan sebagaimana yang dimaksud menyatakan bahwa:

pada no.2 tidak boleh diperjualbelikan objek akad lain “Saya membeli produk mulia
untuk investasi, karena saya merasa
yang menyebabkan pemindahan kepemilikan.
butuh menempatkan pendapatan
Metode saya yang sisa untuk hal yang
bermanfaat bagi saya”.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan
penelitian secara kualitatif. Penggunaan metode Berdasarkan temuan di lapangan, alasan informan
kualitatif dilakukan untuk mendapatkan informasi pada penelitian ini membeli produk mulia adalah
yang lebih mendalam dari penjelasan-penjelasan sebagai berikut:
informan. Penentuan lokasi peneliian menggunakan
1. Sebagian informan dari penelitan ini memilih
metode purposive area, dengan subjek penelitian yaitu
produk mulia di pegadaian syariah sebagai
nasabah yang menggunakan produk mulia di
instrument investasi.
Pegadaian Syariah Jember sebagai informan utama
2. Serta ada informan yang memilih produk
dan karyawan Pegadaian Syariah Jember sebagai
mulia ini sebagai pelindung pendapatan
informan pendukung serta dokumen-dokumen
mereka yang sisa setelah memenuhi
lembaga yang mendukung. Pengumpulan data dalam
kebutuhan pribadi dan rumah tangga.
penelitian ini ialah metode wawancara, observasi, dan
wawancara. Analisis data yang digunakan adalah Setiap informan yang diwawancarai memiliki alasan
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan berbeda dalam memilih produk mulia di pegadaian
menarik kesimpulan. syariah. Beberapa informan memilih produk mulia
karena sadar akan kebutuhannya sendiri, dan motivasi
Hasil dan Pembahasan membeli produk ini dari diri sendiri. Serta jawaban
informan yang paling sering adalah karena mereka
Hasil
memilih produk mulia memiliki resiko yang rendah,
Hasil temuan data dilapangan berdasarkan hasil dan tahan akan inflasi. Sebagaimana yang telah
wawancara dengan 5 informan menghasilkan disampaikan oleh informan MS (28 tahun)
beberapa temuan terkait dengan keputusan nasabah menyatakan bahwa:
membeli produk mulia. Berikut hasil wawancara
“Memilih produk mulia dalam
dengan 5 informan Pegadaian Syariah Jember.
investasi ini saya atas keinginan diri
Pegadaian Syariah Jember mampu meminimalisir sendiri, saya merasa sudah butuh
resiko terburuk investasi emas dikarenakan memiliki akan investasi dalam kehidupan
tempat penyimpanan yang baik dan aman serta emas saya dan tentunya saya memilih
memiliki nilai yang riil. Informan SA (35 tahun), investasi yang aman, terpecaya dan
intinya saya mencari yang sesuai “Saya tidak begitu paham mengenai
dengan kebutuhan saya mbak”. ekonomi Islam, kalau untuk riba
sendiri saya tahu. Saya memilih
Sebagian informan memilih produk mulia karena pegadaian syariah karena saya ingin
mereka enggan mengambil resiko investasi terlalu melindungi keuangan saya akan hal
tinggi, informan juga tidak ingin merasa gagal dalam riba, dan menjadikan keuangan saya
instrument investasi pertama mereka. Sebagaimana lebih halal dan berkah”.
yang telah disampaikan oleh informan AP (23 tahun)
menyatakan bahwa: Berdasarkan temuan di lapangan, alasan informan
membeli produk mulia adalah sebagai berikut:
“Karena ini investasi pertama saya
jadi saya memilih instrument 1. Menghindari harta mereka mereka dari riba.
investasi yang rendah resikonya 2. Sudah sesuai dengan syariat Islam.
mbak, dan sebelum membeli produk 3. Margin lebih rendah dari pegadaian
ini saya mencari informasi konvensional.
mengenai investasi pada produk
mulia di Pegadaian Syariah Pembahasan
Jember”.
Nasabah memutuskan untuk membeli produk
Berdasarkan temuan di lapangan, alasan lain informan mulia pada Pegadaian Syariah (Persero) CPS A Yani
membeli produk mulia adalah sebagai berikut: adalah alasan (1) untuk investasi emas, sebab emas
memiliki resiko kerugian yang rendah dan bisa
1. Investasi pada emas memiliki resiko yang dijadikan investasi jangka panjang. Hasil temuan data
rendah, serta tahan akan inflasi. lapangan sesuai dengan teori keputusan pembelian
2. Motivasi membeli produk mulia atas yang dikemukakan Nitisusatro (2013) yaitu proses
keinginan individu. pertimbangan melakukan keputusan membeli atau
menggunakan jasa, terdapat sub-sub proses
Beberapa nasabah memiliki pendapat yang sama yakni
pertimbangan pembeli dimulai dengan; pengenalan
memilih Pegadaian Syariah Jember karena produk-
kebutuhan dan keinginan, pencarian infromasi yang
produk yang ditawarkan sesuai dengan syariat Islam
relevan dengan kebutuhan dan keinginan, serta
dan produk investasi yang ditawarkan sesuai dengan
evaluasi beberapa alternatif barulah terjadi proses
kebutuhan, serta kepribadian nasabah. Sebagaimana
keputusan konsumen dengan melakukan keputusan
yang telah disampaikan informan MM (37 tahun) yang
pembelian dan melakukan evaluasi pasca beli.
menyatakan bahwa:
Nasabah melakukan keputusan pembelian produk
“Dalam memilih produk mulia di mulia berdasarkan kebutuhan berinvestasi, kemudian
Pegadaian Syariah Jember karena nasabah mulai melakukan pencarian informasi terkait
produkproduk nya sudah sesuai dengan resiko, harga dan lembaga yang sesuai
dengan syariat Islam mbak. Karena kebutuhan, setelah informasi didapatkan oleh nasabah
saya ingin harta saya menjadi maka mereka mulai melakukan pertimbangan dari
berkah dan mendatangkan beberapa pilihan, pada akhirnya nasabah memutuskan
ketenangan untuk kehidupan untuk membeli produk mulia di Pegadaian Syariah
ekonomi saya”. Jember sebagai instrument investasi mereka. Nasabah
yang merasa puas akan merekomendasikannya kepada
Meskipun banyak informan yang belum mengerti akan orang lain, namun apabila nasabah tidak merasa puas
ekonomi Islam, tetapi mereka sudah mengerti akan mereka akan menceritakannya kepada orang lain tanpa
bahayanya riba bagi kehidupan perkenomian mereka. memberikan rekomendasi.
Hal ini menunjukan bahwa sudah banyak masyarakat
yang sadar akan hal riba, mereka sudah bisa memilih (2) Religusitas yakni motivasi menghindari riba adalah
instrument apa yang mereka sesuaikan dan butuhkan suatu kebutuhan dan keinginan untuk melakukan
di kehidupan mereka. Sebagaimana yang telah transaksi yang sesuai dengan syariah. Keputusan
disampaikan oleh informan AP (23 tahun) menyatakan pembelian yang dipillih oleh informan yakni memilih
bahwa: keputusan yang lebih berisiko dengan maksud untuk
menghindari investasi mereka dari kerugian secara
keseluruhan. Hal ini sejalan dengan teori prospek Pembiayaan ini diberikan pegadaian syariah kepada
Ricciardi dan Simon (2000: 3-6) berkaitan dengan ide nasabah, di mana nasabah telah 51 membayarkan uang
bahwa manusia tidak selalu berperilaku secara muka sebesar 20% dan sisanya ditanggung pegadaian
rasional. Teori ini beranggapan bahwa ada bias yang syariah. Hal ini didukung dengan Fatwa DSN-MUI
melekat dan terus ada yang dimotivasi oleh faktor- No: 04/DSN-MUI/2000 tentang Murabahah dan
faktor psikolog yang mempengaruhi pilihan orang Fatwa DSN-MUI No: 77/DSN-MUI/2010 tentang jual
dibawah kondisi ketidakpastian. Para informan yang beli emas secara tidak tunai yang menyatakan bahwa
diteliti pada penelitian ini cenderung untuk berbalik lembaga keuangan membiayai sebagian atas seluruh
atau secara substansial mengurangi untuk terpapar harga pembelian barang yang telah disepakati
pada resiko. kualifikasinya.

(3) Faktor ekonomi yakni nilai margin pada Pegadaian Kesimpulan


Syariah Jember lebih rendah daripada Pegadaian
Konvensional. Serta jenis-jenis para nasabah yang Teori keputusan pembelian dengan hasil,
membeli produk mulia di Pegadaian Syariah Jember keputusan pembelian produk mulia dipengaruhi oleh
sesuai dengan teori jenis konsumen muslim yang
dikemukakan Yuswohady (2015) bahwa konsumen investasi jangka panjang karena investasi pada produk
muslim Indonesia dibagi menjadi empat sosok mulia memiliki resiko yang rendah dan tahan akan
konsumen muslim yaitu Apathis, Raitionalist, inflasi. Serta logam mulia mudah di dapati di lembaga
Confirmist, dan Universalist. Nasabah di Pegadaian
Syariah Jember yang menjadi informan pada peneliti keuangan seperti Pegadaian Syariah.
ini yakni lebih ke Universalist, seperti yang Teori prospek dengan hasil, keputusan
disampaikan oleh informan, salah satunya yakni
pembelian produk mulia dipengaruhi oleh nilai
informan SA (35 tahun), selaku relationship officer di
Pegadaian Syariah Jember menyatakan bahwa: margin, pegadaian syariah menetapkan perbedaan

“Saya memilih produk mulia di margin angsurann yang dibebankan kepada nasabah
Pegadaian Syariah Jember karena setiap jangka waktu yang berbeda. Perbedaan besar
sesuai dengan syariat Islam. Dan
margin angsuran ditentukan dengan jangka waktu
untuk menghindari harta saya dari
riba mbak”. yang diambil oleh nasabah. Perbedaan pertambahaan

Semua orang bisa membeli logam mulia margin ini perlu ditinjau lagi mengenai
tetapi hanya orang-orang tertentu yang membelinnya. mekanismenya, karena tidak adanya penjelasan secara
Orang-orang tertentu ini bisa dilihat dari segi ekonomi
mendetail pada aturan fatwa dsn-mui mengenai nilai
mereka yang sudah menengah keatas, memiliki
pengetahuan atau wawasan luas, dan melek teknologi margin pada pegadaian syariah.
serta menjalankan nilai-nilai Islam dalam kehidupan Teori jenis konsumen muslim dengan hasil,
sehari-hari. keputusan pembelian produk mulia dipengaruhi
motivasi menghindari riba karena agar harta mereka
Pegadaian syariah menawarkan pilihan
terhindari dari riba, dan berkah serta bertransaksi
angsuran dalam jual beli produk mulia. Murabahah
sesuai dengan syariah.
adalah salah satu akad jual beli dimana penjual berhak
menangguhkan keuntungan kepada pembeli. Refrensi
Murabahah adalah kegiatan jual beli barang yang
mengacu pada harga asal dengan tambahan 1. Buku
keuntungan yang disepekati (Muhammad, 2009:57).
Pembiayaan produk mulia merupakan pembiayaan Manurung, A. H. (2012). Teori Perilaku Keuangan
(Behaviour Finance). Retrieved from
yang berdasarkan dengan akad murabahah yang diikat
http://www.finansialbisnis.com/Data2/R
dengan akad rahn. Sebelum dilaksanakannya akad iset/Teori%20Perilaku%20
nasabah akan diberikan penjelasan oleh pihak Keuangan.pdf
pegadaian syariah dimana salah satunya adalah
membayar uang muka pembelian produk mulia.
Moleong, L. J. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif. Kotler, Philip & Kevin Lane Keller, (2009).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Manajemen Pemasaran. Indonesia: PT
Indeks.
Nitisusastro, M. 2013. Perilaku Konsumen Dalam
Perspektif Kewirausahaan. Bandung: Rais, Sasli. 2005. Pegadaian Syariah: Konsep dan
Alfabeta. Sistem Operasional (Suatu Kajian
Kontemporer). Jakarta: UI Press.
Puspitasri, N. 2017. Keuangan Islam Teori dan
Praktek. Yogyakarta: UII Pres Yogyakarta. Shefrin, H. (2000). Beyond greed and fear:
Understanding behavioural finance and
Yuswohadi. 2015. Marketing to The Midle Class the psychology of investing. Boston,
Muslim. Jakarta: PT Gramedia Pustaka USA: Harvard Business School Press.
Utama.
3. Website
2. Artikel Jurnal dan Skripsi
Annual Report, PT Pegadaian Syariah. 2014.
Ahmad, Azhar Basyir. Hukum Islam Tentang Riba, (www.pegadaian.co.id diakses tanggal 1
Hutang Piutang dan Gadai. Bandung: Mei 2020)
PT. Al-Ma’arif, 1983.
Annual Report, PT Pegadaian Syariah. 2015.
Kotler & Keller. (2006). Manajemen Pemasaran. (www.pegdaian.co.id diakses tanggal 1
Indonesia: PT. Indeks. Mei 2020)

Anda mungkin juga menyukai