Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nabila

Nim : B011211156
Tugas Hukum Perburuhan C

1. Bagaimana Persyaratan  Penggunaan & Penempatan Tenaga Kerja Asing berdasarkan UU


Ketenagakerjaan

Jawab :
Persyaratan penggunaan dan penempatan Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia diatur oleh
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Berikut adalah beberapa
persyaratan yang perlu dipenuhi:
1. Izin Penggunaan Tenaga Kerja Asing (Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing/IMTA):

 Pengusaha wajib memiliki IMTA yang diperoleh dari Kementerian Ketenagakerjaan.


 IMTA berlaku untuk pekerjaan tertentu, waktu tertentu, dan perusahaan tertentu.
 Pengusaha harus memiliki rencana penggunaan TKA dan membuktikan bahwa tidak
ada tenaga kerja lokal yang memenuhi persyaratan.
2. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA):

 Pengusaha wajib memiliki RPTKA yang diperoleh dari Kementerian Ketenagakerjaan.


 RPTKA berisi informasi tentang jumlah TKA yang akan digunakan, lama penggunaan,
dan jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
 RPTKA juga harus mencantumkan program pelatihan dan transfer pengetahuan
kepada tenaga kerja lokal.
3. Pembayaran Jaminan Pemulangan Tenaga Kerja Asing (JPKA):

 Pengusaha harus membayar JPKA sebagai jaminan pemulangan TKA ke negara asal
setelah masa kerja mereka berakhir.
 JPKA dapat diberikan dalam bentuk asuransi, surat jaminan bank, atau bentuk
jaminan lain yang diakui oleh pemerintah.
4. Pengutamaan Tenaga Kerja Lokal:

 Pengusaha diwajibkan mengutamakan tenaga kerja lokal dalam merekrut pekerja.


 Jika pengusaha menggunakan TKA, mereka harus membuktikan bahwa tidak ada
tenaga kerja lokal yang memenuhi persyaratan atau tersedia untuk pekerjaan
tersebut.
5. Perizinan Tinggal dan Keimigrasian:

 TKA harus memiliki izin tinggal dan bekerja yang diperoleh dari Direktorat Jenderal
Imigrasi.
 Izin tinggal dan keimigrasian harus diperbarui secara berkala sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Harap dicatat bahwa persyaratan penggunaan dan penempatan TKA dapat berubah dari
waktu ke waktu. Oleh karena itu, disarankan untuk merujuk ke peraturan terbaru yang
dikeluarkan oleh pemerintah atau mengonsultasikan dengan otoritas terkait untuk informasi
yang lebih akurat dan terkini.

2.  Apa saja Permasalahan terhadap penggunaan Tenaga kerja Asing yg terbaru dan apa saja
kendala-kendala yg terjadi baik dari sektor intern pemerintah maupun sektor eksternal
( faktual & legal culture)

Jawab :
Permasalahan terkait penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) dapat bervariasi dan dapat
melibatkan sektor intern pemerintah maupun sektor eksternal. Beberapa permasalahan
terbaru yang sering muncul adalah:
1. Persaingan dengan Tenaga Kerja Lokal: Penggunaan TKA sering kali menjadi kontroversial
karena dapat menimbulkan persaingan dengan tenaga kerja lokal. Ketika TKA dipekerjakan
untuk pekerjaan yang seharusnya dapat diisi oleh tenaga kerja lokal, hal ini dapat
mengurangi peluang kerja bagi masyarakat lokal dan meningkatkan ketidakpuasan di
kalangan tenaga kerja lokal.
2. Perlindungan Hak dan Kesejahteraan TKA: TKA mungkin menghadapi masalah terkait
perlindungan hak dan kesejahteraan. Beberapa masalah yang mungkin terjadi termasuk
upah yang rendah, jam kerja yang berlebihan, kondisi kerja yang buruk, ketidakadilan dalam
kontrak kerja, serta masalah terkait keimigrasian dan status tinggal.
3. Penyalahgunaan dan Eksploitasi: Terkadang, penggunaan TKA dapat melibatkan
penyalahgunaan dan eksploitasi oleh pihak-pihak yang mempekerjakan mereka. Hal ini
dapat berupa penyalahgunaan kontrak kerja, penghindaran pajak, penggunaan ilegal TKA,
atau bahkan perdagangan manusia.
4. Ketidaksesuaian Keterampilan: Dalam beberapa kasus, TKA yang dipekerjakan mungkin
tidak memiliki keterampilan yang sesuai atau memadai untuk pekerjaan yang dilakukan. Ini
dapat mengakibatkan ketidakcocokan antara permintaan tenaga kerja dan penawaran
keterampilan TKA, serta menimbulkan ketidakpuasan dan kualitas kerja yang rendah.
5. Ketergantungan pada Tenaga Kerja Asing: Jika penggunaan TKA tidak diatur dengan baik,
dapat terjadi ketergantungan yang berlebihan pada TKA, di mana sektor ekonomi tertentu
mengandalkan TKA untuk keberlanjutan operasional mereka. Hal ini dapat mengganggu
pengembangan tenaga kerja lokal dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi jangka
panjang.
Dalam hal faktual dan legal culture, kendala-kendala berikut dapat muncul:
1. Faktual: Kendala faktual dapat mencakup ketersediaan data yang akurat mengenai
penggunaan TKA, monitoring dan penegakan hukum yang lemah, serta kurangnya koordinasi
antara berbagai instansi pemerintah terkait.
2. Legal Culture: Kendala dalam legal culture dapat meliputi kurangnya pemahaman dan
kesadaran akan regulasi penggunaan TKA, keterbatasan pengetahuan hukum yang memadai
di kalangan pengusaha dan masyarakat, serta korupsi dan praktik-praktik yang melanggar
hukum dalam proses penggunaan dan penempatan TKA.
Penting untuk mencatat bahwa permasalahan dan kendala yang terkait dengan penggunaan
TKA dapat berbeda di setiap negara dan dapat berubah

3. Bagaimana solusi yang saudara tawarkan terhadap penegakan hukum atas tenaga kerja
asing yang ilegal?

Jawab :
Untuk meningkatkan penegakan hukum terhadap tenaga kerja asing (TKA) yang ilegal,
berikut adalah beberapa solusi yang dapat diusulkan:
1. Penguatan Sistem Pemeriksaan dan Pengawasan: Meningkatkan kapasitas dan efektivitas
pemeriksaan dan pengawasan oleh instansi terkait, seperti Kementerian Ketenagakerjaan,
Kementerian Hukum dan HAM, dan Kepolisian. Ini dapat melibatkan peningkatan jumlah
personel, pelatihan yang memadai, dan penggunaan teknologi yang canggih untuk
mendeteksi dan menangani TKA ilegal.
2. Perbaikan Sistem Perizinan: Memperkuat sistem perizinan dengan prosedur yang jelas,
transparan, dan efisien. Proses perizinan harus memastikan bahwa hanya TKA yang memiliki
izin yang dapat bekerja secara legal di negara tersebut. Penggunaan teknologi seperti
aplikasi daring atau platform elektronik dapat digunakan untuk mempermudah proses
perizinan dan memastikan keakuratan data.
3. Kampanye Kesadaran dan Pendidikan: Melakukan kampanye kesadaran yang intensif dan
edukasi kepada pengusaha dan masyarakat tentang pentingnya mempekerjakan TKA yang
legal dan memahami konsekuensi hukum dari penggunaan TKA ilegal. Ini dapat melibatkan
seminar, workshop, dan publikasi media yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
tentang hukum ketenagakerjaan.
4. Kerjasama Internasional: Memperkuat kerjasama dengan negara-negara asal TKA ilegal
untuk pertukaran informasi, pelatihan, dan penegakan hukum yang lebih efektif. Hal ini
dapat melibatkan pertukaran data, koordinasi investigasi lintas negara, dan penyusunan
perjanjian bilateral atau multilateral yang mengatur penggunaan TKA.
5. Sanksi yang Tegas: Meningkatkan sanksi hukum dan administratif bagi pengusaha yang
mempekerjakan TKA ilegal, termasuk denda yang signifikan, pencabutan izin usaha, atau
tuntutan pidana jika terbukti melanggar hukum. Sanksi yang tegas dapat menjadi efek jera
bagi pengusaha yang melanggar peraturan ketenagakerjaan.
6. Perlindungan bagi TKA Legal: Memastikan perlindungan yang memadai bagi TKA yang
bekerja secara legal, termasuk pemenuhan hak-hak mereka, upah yang layak, kondisi kerja
yang aman, dan perlindungan dari eksploitasi. Dengan menciptakan lingkungan kerja yang
adil dan layak, akan mengurangi insentif bagi pengusaha untuk mempekerjakan TKA ilegal.
Penerapan solusi-solusi ini harus melibatkan kerjasama antara pemerintah, instansi terkait,
pengusaha, dan masyarakat untuk mencapai penegakan hukum yang efektif dan
pengurangan penggunaan TKA ilegal.

Anda mungkin juga menyukai