Anda di halaman 1dari 8

NEMATODA PADA TANAMAN COFFE

DISUSUN OLEH :

SYAHRUL AZMI HRP 220310170

Definisi Cacing Nematoda

Istilah Nematoda adalah cacing berbentuk bulat panjang atau seperti benang.  Istilah
nematoda berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu: nema yang berarti
berenang dan ode yang berarti seperti.  Nematoda banyak hidup bebas di alam dan
mempunyai daerah penyebaran yang luas, mulai daerah kutup yang dingin, padang pasir
sampai ke laut yang dalam, jadi nematoda sangat mudah ditemukan di laut, air tawar, air
payau dan tanah.  Nematoda hidup bebas dengan memakan sampah organic, bangkai, kotoran
hewan, tanaman yang membusuk, ganggang, jamur dan hewan kecil lainnya.  Tetapi banyak
juga yang hidup parasite pada hewan, manusia dan tumbuhan.

Nematoda yang berasosiasi dengan tanaman kopi banyak jenisnya baik yang bersifat
parasitik, saprofitik maupun yang berfungsi sebagai predator sesame jenis nematoda. 
Keberadaan cacing nematoda pada pertanaman kopi umumnya tidak disadari oleh petani
karena ukurannya yang sangat kecil dan gejala serangannya terjadi secara perlahan.  Banyak
petani mengira bahwa serangan nematoda diakibatkan oleh penyakit jamur akar atau mengira
bahwa tanamannya sudah tua.

Jenis Nematoda pada Tanaman Kopi

Nematoda pada tanaman kopi, adalah jenis binatang kecil bangsa cacing berbentuk bulat
panjang menyerupai benang, berukuran Panjang 0,4-0,7 mm, lebar 40-160 um dan diameter
20-25 um (Agrios, 2005)

Gambar 1. Gambaran Nematoda Parasit Pada Tanaman Kopi


diiformasikan bahwa lebih 100 jenis nematoda yang hidup berasosiasi dengan tanaman kopi. 
Di Indonesia ada 14 jenis nematoda pada tanaman kopi, dan 3 jenis yang paling dominan
yaitu: (1) Pratylenchus coffeae, (2) Rodopholus similis, dan (3) Moloidogyne spp.

Selain hidup pada tanaman kopi nematoda juga hidup pada tanaman inang lainnya seperti
lamtoro, gamal, Tephrosia dan jenis gulma atau rerumputan.  Penyebaran utama nematoda
dilakukan secara pasif melalui alat-alat pertanian, aliran air, oleh manusia dan hewan,
sedangkan penyebaran secara aktif oleh nematoda sendiri dalam satu tahun hanya berjarak 30
cm.

Arti Penting Nematoda pada Tanaman kopi

Nematoda jenis Tylenchus atau Pratylenchus coffeae telah dilaporkan menyerang pertanaman
kopi di pulau jawa sejak tahun 1933.  Pada tahun 1986 penulis menyaksikan secara langsung
kerusakan tanaman kopi milik PTPN di wilayah Ambara Jawa Tengah seluas 300 ha hancur
oleh nematoda.

Bergesernya Pertanaman kopi Arabika jenis Lini S 795, Usda dan jenis kopi Kate di Bali
menjadi Klon Kopyol juga dipicu oleh serangan nematoda.  Karena jenis kopi kopyol
merupakan kopi unggul local yang relative lebih toleran terhadap nematoda.  Menurut
Wiryadiputra seorang peneliti senior di Pusat Penelitian Kopi Jember, penurunan produksi
oleh P. coffeae pada kopi Robusta berkisar antara 28,7% sampai 78,4%. Sedangkan pada
kopi jenis Arabika, terutama jenis kopi yang rentan kerusakan lebih besar lagi dan biasanya
tanaman hanya bisa bertahan selama 2 tahun. 

Definisi Cacing Nematoda

Istilah Nematoda adalah cacing berbentuk bulat panjang atau seperti benang.  Istilah
nematoda berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu: nema yang berarti
berenang dan ode yang berarti seperti.  Nematoda banyak hidup bebas di alam dan
mempunyai daerah penyebaran yang luas, mulai daerah kutup yang dingin, padang pasir
sampai ke laut yang dalam, jadi nematoda sangat mudah ditemukan di laut, air tawar, air
payau dan tanah.  Nematoda hidup bebas dengan memakan sampah organic, bangkai, kotoran
hewan, tanaman yang membusuk, ganggang, jamur dan hewan kecil lainnya.  Tetapi banyak
juga yang hidup parasite pada hewan, manusia dan tumbuhan.

Nematoda yang berasosiasi dengan tanaman kopi banyak jenisnya baik yang bersifat
parasitik, saprofitik maupun yang berfungsi sebagai predator sesame jenis nematoda. 
Keberadaan cacing nematoda pada pertanaman kopi umumnya tidak disadari oleh petani
karena ukurannya yang sangat kecil dan gejala serangannya terjadi secara perlahan.  Banyak
petani mengira bahwa serangan nematoda diakibatkan oleh penyakit jamur akar atau mengira
bahwa tanamannya sudah tua.
Jenis Nematoda pada Tanaman Kopi

Nematoda pada tanaman kopi, adalah jenis binatang kecil bangsa cacing berbentuk bulat
panjang menyerupai benang, berukuran Panjang 0,4-0,7 mm, lebar 40-160 um dan diameter
20-25 um (Agrios, 2005)

Gambar 1. Gambaran Nematoda Parasit Pada Tanaman Kopi


diiformasikan bahwa lebih 100 jenis nematoda yang hidup berasosiasi dengan tanaman kopi. 
Di Indonesia ada 14 jenis nematoda pada tanaman kopi, dan 3 jenis yang paling dominan
yaitu: (1) Pratylenchus coffeae, (2) Rodopholus similis, dan (3) Moloidogyne spp.

Selain hidup pada tanaman kopi nematoda juga hidup pada tanaman inang lainnya seperti
lamtoro, gamal, Tephrosia dan jenis gulma atau rerumputan.  Penyebaran utama nematoda
dilakukan secara pasif melalui alat-alat pertanian, aliran air, oleh manusia dan hewan,
sedangkan penyebaran secara aktif oleh nematoda sendiri dalam satu tahun hanya berjarak 30
cm.

Arti Penting Nematoda pada Tanaman kopi

Nematoda jenis Tylenchus atau Pratylenchus coffeae telah dilaporkan menyerang pertanaman
kopi di pulau jawa sejak tahun 1933.  Pada tahun 1986 penulis menyaksikan secara langsung
kerusakan tanaman kopi milik PTPN di wilayah Ambara Jawa Tengah seluas 300 ha hancur
oleh nematoda.

Bergesernya Pertanaman kopi Arabika jenis Lini S 795, Usda dan jenis kopi Kate di Bali
menjadi Klon Kopyol juga dipicu oleh serangan nematoda.  Karena jenis kopi kopyol
merupakan kopi unggul local yang relative lebih toleran terhadap nematoda.  Menurut
Wiryadiputra seorang peneliti senior di Pusat Penelitian Kopi Jember, penurunan produksi
oleh P. coffeae pada kopi Robusta berkisar antara 28,7% sampai 78,4%. Sedangkan pada
kopi jenis Arabika, terutama jenis kopi yang rentan kerusakan lebih besar lagi dan biasanya
tanaman hanya bisa bertahan selama 2 tahun. 
Gejala Serangan Hama Cacing Nematoda

Gejala pada daun, biasanya dimulai dengan daun berwarna menguning, kusam atau warna
tidak segar Lebih lanjut daun menjadi gugur, sehingga daun di tajuk tampak tidak lebat, 
penyebaran tanaman yang terserang nematoda biasanya terjadi secara berkelompok, atau
biasanya ada titik awal serangan di hamparan pertanaman kopi.

(a) (b) (c)

Gambar 2. Gejala Serangan Namatoda pada Bibit Tanaman Kopi (a), Perakaran kopi yang
terserang berat (b), Gejala pada tajuk yang terserang berat (c)
Sedangkan gejala pada akar ditandai dengan perakaran serabut berkurang, pohon tanaman
kopi mudah digoyang dan dicabut bila kerusakan perakaran kopi sangat berat.  Bila perakaran
dibongkar maka struktur akar kopi tinggal akar utama dan sekunder, sedang akar tersier dan
akar serabut telah mengalami kerusakanatau kehancuran, lebih lanjut pada perakaran yang
rusak seperti ini sering ditemukan lapisan hifa jamur atau kutu putih, kebanyakan petani
mengira jamur akar atau hama kutu putih ini penyebabnya.

Cara Penanggulangan

1.Menanam Varietas Resisten

Penggunaan tanaman resisten paling efektif dan efisien dalam pengendalian nematoda pada
kopi.  Anjuran penggunaan kopi tahan nematoda sebagai batang bawah baik pada tanaman
kopi arabika maupun robusta telah lama direkomendasikan oleh Pusat penelitian Kopi Kakao
Jember, seperti BP 402 dan BP 308. Di Daerah pengembagan kopi robusta yaitu kecamatan
Pupuan dan Busungbiu menurut petugas UPPT Busungbiu, I Ketut Weda, sekitar 80%
populasi kopi robusta telah disambung dengan batang bawah BP 308, dan batang atas
biasanya jenis Tugusari, Blung dan BP 409, Hal ini dapat dimengerti bahwa nematoda sudah
menjadi masalah utama pada pertanaman kopi robusta di Bali, karena bila tidak dilakukan
penyambungan dengan batang bawah 308 hasilnya kopi kurang maksimal, dan tanaman
cenderung kurang sehat atau cepat mati. Selain tahan serangan nematoda parasit, klon BP 308
juga terkenal sebagai jenis yang tahan kekeringan.

Sementara itu untuk jenis Kopi Arabika, varietas anjuran Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
(PUSLIT KOKA) Jember, merekombinasikan jenis Gayo 1, Gayo 2, Andungsari 2K,
Andungsari, Sigararutang, Lini S 795 dan Komasti.  Provinsi Bali juga  memiliki klon unggul
lokal Arabika yang sudah dilepas oleh Kementerian Pertanian  yaitu jenis Kopi Kopyol, klon
ini merupakan jenis kopi arabika yang relatif toleran terhadap serangan nematoda parasit kopi
dan banyak disukai oleh petani kopi di wilayajh Petang dan Kintamani, karena selain toleran
terhadap serangan nematoda, jenis ini juga relatif tahan kondisi kering/kekurangan penaung,
dan lebih mudah perawatannya terutama pada kegiatan pemangkasan.

Hasil introduksi jenis Klon baru Sigararutang, berdasarkan hasil pengamatan sementara di
lapang jenis ini juga ada indikasi cukup toleran terhadap serangan nematoda dan potensi
berbuah lebih sekali dalam setahun, akan  tetapi tingkat toleransinya perlu pengamatan lebih
lanjut, mengingat jenis ini masih baru diitroduksi ke Bali yaitu sekitar 2-3 tahun.

(a) (b)

Gambar 3. Jenis Tanaman Kopi Arabika yang relatif toleran terhadap nematoda,
yaitu (a) Kopi Kopyol (klon unggul lokal) (b) Kopi Sigararutang (introduksi baru)

2.Melakukan Rotasi Tanaman

Pada lahan bekas pertanaman kopi, dianjurkan untuk melakukan rotasi tanaman yaitu dengan
menanam tanaman dari jenis yang tidak disukai nematoda, misalnya tanaman Tagetes, Tebu,
Koro Benguk (Mucuna pruriens) dan rumput Guatemala (Trypsacum laxum).  Rotasi
tanaman dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan populasi nematoda di dalam tanah, atau
untuk memutus siklus hidup nematoda.  Peningkatan populasi nematoda dalam tanah banyak
dipengaruhi oleh penanaman tanaman inang secara terus menerus (Munif, 2003). Pada
pertanaman kopi bila rotasi tanaman sulit dilakukan setidaknya dapat dilakukan pengolahan
tanah dan diberakan untuk sementara waktu sehingga populasi nematoda jumlahnya menurun
drastis akibat sulit menemukan sumber makanan yang sesuai.  
3.Aplikasi Bahan Organik

Menurut Wuryadiputra dkk (1987) dari Pusat penerlitian Kopi dan Kakao Jember bahwa
berbagai bahan organik diketahui berpengaruh negatif terhadap perkembangan nematoda
parasit pada tanaman kopi.  Penggunaan bahan organik 15 kg per pohon dipadukan dengan
pembuatan lubang pori dan sistim tetes dapat menurunkan secara signifikan populasi
nemtoda pada sample akar dan tanah berkisar antara 150-250 ekor per 5 gram sample akar
dan 100 gram sample tanah selama 4 bulan perlakuan (metoda bourman).  Perpaduan aplikasi
bahan organik secara berkelanjutan dan dipadukan dengan penggunaan tanaman penaung
pada tanaman kopi dapat menekan serangan hama ini dan dapat memperpanjang umur
tanaman kopi.

4.Punggunaan Pestisida Organik

Penggunaan tanaman paitan (Tithonia tagetiflora) sebagai pestisida nabati mampu menekan
populasi nematoda parasit (Arsadja dkk, 1996).   Penggunaan tanaman paitan telah lama
direkomendasikan untuk mengendalikan Pratylenchus coffeae pada tanaman kopi di Bali.  
Morfologi tanaman paitan adalah tanaman perdu berbatang tegak setinggi 1 – 3 meter, batang
bulat, berdaun meruncing pada pangkal. Bunga berbentuk cakram sangat banyak dan
berwarna kuning.

(a) (b)
Gambar 4. Pestisida Organik dari bahan Tananan berupa Daun Paitan (a) dan dari produk
turunan mikroba berupa Metabolit Sekunder (b)
Pestisida organik dari produk turunan mikroba, misalnya jamur Trichoderma sp. yang
diproduksi dengan menggunakan bahan limbah air cucian beras dan air kelapa ditambahkan
gula 2% dengan fermentasi dikocok selama 7-10 hari dapat menghasilkan pestisida organik
berupa Metabolit Sekunder (MS), pestisida organic ini berguna untuk mengendalian
nematoda parasite kopi dan juga berfungsi sebagai hormone perangsang pertumbuhan akar,
dan pertumbuhan daun tanaman.
     Pada tahun anggaran 2021 melalui dana Tugas Perbantuan, Pemerintah Provinsi Bali
dapat alokasi bantuan berupa bintek dan sarana pembuatan Metabolit Sekunder pada
kegiatan  Penerapan PHT Kopi berlokasi di Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Kabupaten
Badung seluas 25 Ha.

5.Pengendalian Kultur Teknis

Pengendalian secara kultur teknis yaitu dengan memadukan penggunaan pupuk organik dan
pembuatan lubang pori, rorak, irigasi tetes, dan perbaikan tanaman penaung dapat secara
efektif mengendalian nematoda dan memacu pertumbuhan tanaman secara baik.  Hal ini telah
direkomendasikan kepada petani kopi arabika di kecamatan kintamani dan Petang.  Pada
Bulan Agustus tahun 2020 paket teknologi ini telah diterapkan di kebun kopi Agro Tekno
Park (ATP) berlokasi di Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, dan hal
tersebut telah berhasil secara maksimal memulihkan pertanaman kopi dari kondisi yang rusak
berat menjadi sehat dalam waktu sekitar 7 bulan kalender.

(a) (b)

Gambar 6. Tampilan kebun Kopi di Agro Tekno Park, Petang-Badung setelah 7 bulan
dikendaliakan secara kultur teknis , (a) sebelum perlakuan, (b) setelah perlakuan

Penutup

Hama cacing nematoda merupakan salah satu hama penting dan sangat merugikan pada
pertanaman kopi, sayangnya hal ini sering tidak disadari oleh petani karena selain ukurannya
yang cukup kecil dan proses kerusakan terhadap tanaman kopi terjadi  secara perlahan atau
tidak secara cepat/langsung membunuh tanaman.  Petani menyadari setelah terjadi kerusakan
akar yang parah, kondisi demikian merupakan keadaan yang agak terlambat bila baru
memulai pengendalian.

Oleh karena itu deteksi gejala serangan sangat penting untuk dapat dilakukan upaya preventif
melalui kegiatan kultur teknis sehingga kerusakan dan kehilangan hasil akibat hama ini dapat
diminimalisir
Rangkuman :
Penting Nematoda 

Nematoda pada tanaman kopi, adalah jenis binatang kecil bangsa cacing berbentuk bulat
panjang menyerupai benang.

Gejala Serangan

Gejala pada daun, biasanya dimulai dengan daun berwarna menguning, kusam atau warna
tidak segar Lebih lanjut daun menjadi gugur, sehingga daun di tajuk tampak tidak lebat.

Sedangkan gejala pada akar ditandai dengan perakaran serabut berkurang, pohon tanaman
kopi mudah digoyang dan dicabut bila kerusakan perakaran kopi sangat berat.

Cara Penanggulangan

Melakukan Rotasi Tanaman

Melakukan Rotasi Tanaman

Aplikasi Bahan Organik

Punggunaan Pestisida Organik

Pengendalian Kultur Teknis

Anda mungkin juga menyukai