Anda di halaman 1dari 11

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Kalijaga, Yogyakarta: E-Journal Fakultas Ilmu...

ANALISIS TINGKAT KESULITAN (DIFFICULTY LEVEL) SOAL


PADA BUKU SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KURIKULUM 2013

R. Ahmad
R. Ahmad NurNur Kholis
Kholis, M.Pd.
MTs Nahdlatul Ulama Kepuharjo Karangploso Malang &
SMP Islam Abu Ghonaim Bumiaji Batu
e-mail: kholis3186@gmail.com

DOI : 10.14421/jpai.2017.142-08

Abstract
This study aims to describe the proportion of problem difficulty levels presented in chapters 1
and 2 of the Teachers' Book of Curriculum 2013 of Islamic Culture History Subject (SKI) published
by the Ministry of Religious Affairs in 2015. The data analyzed in this study is a matter of discussion
on: (1 ) Traces of Abbasid Abbasid Civilizations; and (2) The Brilliance of Muslim Scientists of the
Abbasid Dynasty. Analytical techniques used in this study there are 2 (two), namely: (1) Descriptive
statistical analysis or also called social statistics; (2) The technique of proportional analysis responds
correctly in the analysis of difficulty level (difficulty level). The result of the analysis shows that the
problems in the two sections of the book are presented in proportion: (1) 25% of the questions in the
easy category; (2) 35% matter in medium category; and (3) 40% problem in difficult category
(difficult). Thus, it can be concluded that these problems can be said to be ideal as a matter of practice.

Keywords : Difficulty level of question, History and Culture of Islam subject.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proporsi tingkat kesulitan soal yang
disajikan dalam bab 1 dan 2 Buku Guru Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) yang diterbitkan oleh Kementerian Agama tahun 2015. Data yang
dianalisis dalam penelitian ini adalah soal pada pembahasan tentang: (1) Jejak Peradaban
Dinasit Abbasiyah; dan (2) Kecemerlangan Ilmuwan Muslim Dinasti Abbasiyah. Teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 (dua) yaitu: (1) Analisis statistik
deskriptif atau yang disebut juga dengan statistik sosial; (2) Teknik analisis proporsi
menjawab benar dalam analisis tingkat kesukaran (difficulty level). Hasil analisis
menunjukkan bahwa soal pada kedua pembahasan dalam buku SKI tersebut disajikan
dengan proporsi: (1) 25% soal dalam kategori mudah; (2) 35% soal dalam kategori sedang;
dan (3) 40% soal dalam kategori sulit (sukar). Dengan demikian, maka dapat disimpulkan
bahwa soal-soal tersebut dapat dikatakan ideal sebagai soal latihan.

Kata Kunci: Tingkat Kesulitan Soal, Mata Pelajaran SKI.

Pendahuluan (assessment), pengukuran (mea-


Kedudukan Evaluasi dalam surement) dan evaluasi (evaluation).
Pembelajaran Penilaian yang merupakan kata
Arikunto & Jabar (2014: 1-2)
benda dari ‘nilai’ berkaitan dengan
membedakan antara penilaian

309
305
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 2, Desember 2017

hal yang bersifat kualitatif. mengukur ketercapaian kese-


Sedangkan pengukuran berikaitan luruhan tujuan kurikulum yang
dengan hal-hal yang bersifat telah ditetapkan pada jenjang
kuantitatif. Adapun evaluasi adalah pendidikan tertentu (summative)
kegiatan pengumpulan data dan dan hasilnya digunakan sebagai
informasi tenteng bekerja dan laporan kepada siswa tentang hasil
berjalannya sesuatu yang mana data belajarnya, kepada guru, orang tua
dan informasi tersebut selennjutnya siswa, masyarakat dan pemerintah
digunakan untuk menentukan sebagai wujud akuntabilitas
kebijakan. (Ihsan & Ihsan, 2008). penyelenggaraan pendidikan. (Nur-
Penilaian merupakan kegi- iyah, 2014: 79).
atan melekat dari pengajaran. Secara prinsipil evaluasi
Kegiatan penilaian terjadi baik pada merupakan suatu kegiatan
awal, proses, maupun pada akhir penilaian yang bertujuan untuk
pembelajaran. Pada awal mengukur tingkat efektifitas
pembelajaran, penilaian dilakukan kegiatan dalam mencapai tujuan
untuk tujuan diagnosa yakni untuk yang diharapkan. Secara fungsional
mengetahui tingkat kemampuan kegiatan penilaian merupakan
dan modal pertama yang dimiliki kegiatan mencari informasi yang
siswa atau juga berfungsi sebagai akan dijadikan landasan
penentuan kebijakan dalam hal menentukan kebijakan selanjutnya.
penempatan (placement) siswa pada (Chairawati, 2014: 16).
kelompok belajar tertentu. Pada saat Berdasarkan fungsinya,
pembelajaran berlangsung, peni- evaluasi dapat diklasifikasikan
laian berfungsi untuk mengukur menjadi dua bagian, yakni evaluasi
ketercapaian tujuan pembelajaran proses dan evaluasi hasil pembe-
yang telah ditetapkan dan hasilnya lajaran. Evaluasi Proses merupakan
digunakan sebagai feedback atas kegiatan pengukuran yang
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan secara sistematis
dilakukan (formative). Penilaian untuk memperoleh informasi ten-
pada akhir belajar dilakukan untuk tang efektifitas aktifitas belajar

310
306
R. Ahmad Nur Kholis, Analisis Tingkat Kesulitan...

mengajar. Sedangkan evaluasi hasil fasilitas mengajar dan manajemen


belajar menunjuk pada aktifitas madrasah.
penilaian terhadap tingkat kualitas Hubungan antara penilaian
hasil belajar yang dicapai peserta dan pembelajaran secara ringkas
didik. (Chairawati, 2014:16). Di digambarkan Nuriyah (2014: 75)
sinilah maka benar apa yang sebagai berikut ini:
dikatakan bahwa evaluasi adalah
sebuah proses pengukuran dan
penilaian. (Ihsan & Ihsan, 2008)
Siskandar (2016: 117) dalam
penelitiannya menyimpulkan bah-
wa efektifitas monitoring dan
evaluasi merupakan salah satu Gambar 1: Hubungan Penilaian dan
faktor yang menentukan kesuk- Pembelajaran
sesan implementasi Kurikulum 2013
Secara umum, alat penilaian
di samping Kelengkapan Infra-
(instrument) dapat dikategorikan ke
struktur, Kompetensi guru, Prinsip
dalam dua bentuk yakni: 1) Tes; dan
kepemimpinan, Fasilitas guru, Ling-
2) Bukan Tes (non-test). Alat
kungan dan budaya sekolah, and
pengukuran yang termasuk ke
Efektifitas monitoring dan Evaluasi
dalam kategori non tes adalah: a)
Implementasi Kurikulum. Dan
Kuisioner; b) Wawancara; c) Daftar
kesalahan dalam penerapan atau
Cocok (check list); d) Pengamatan
pelaksananaan penilaian (Assess-
atau Observasi ; e) Penugasan; f)
ment) merupakan salah satu faktor
Portofolio; g) Jurnal; h) Inventori; i)
dari kegagalan implementasi
Penilaian diri (Self Assesment); j)
kurikulum 2013 di samping
Penilaian oleh teman (peer
kesalahan persepsi tentang Kuri-
assessment). Sedangkan tes adalah
kulum 2013, dan kurang dite-
sejumlah pertanyaan yang harus
rapkannya Rencana Pelaksanaan
dijawab, atau pertanyaan-perta-
Pembelajaran, ruang kelas pembe-
nyaan yang harus dipilih atau
lajaran, penggunaan media IT,

311
307
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 2, Desember 2017

ditanggapi, tugas-tugas yang harus atau proyek yang dikerjakan secara


dikerjakan oleh orang yang diuji individu atau kelompok sesuai
pada waktu tertentu. Tes dengan karakteristik tugas.
merupakan sejumlah pertanyaan Sebuah tes dapat dikatakan
yang memiliki jawaban benar atau layak sebagai alat pengukur jika
salah, pertanyaan yang membu- memiliki beberapa persyaratan
tuhkan jawaban atau diberi sebagai berikut: (1) Valid (Kete-
tanggapan untuk mengukur tingkat patan); (2) Reliabel (Handal); (3)
kemampuan seseorang dalam aspek Obyektif; (4) Praktikabilitas; (5)
tertentu. (Wening, 2012 : 4). Ekonomis. Valid berarti sebuah tes
Adapun prinsip-prinsip mampu mengukur apa yang
penilaian hasil belajar peserta didik seharusnya diukur. Sekumpulan
adalah sebagai berikut:1) Mendidik; soal ujian adalah valid untuk
2) Terbuka / Transparan; 3) Menye- mengukur prestasi dan tidak valid
luruh; 4) Terpadu dengan pembe- jika digunakan untuk mengukur
lajaran; 5) Obyektif; 6) Sistematis; 7) tingkat partisipasi. Reliabel berarti
Berkesinambungan; 8) Adil (fair); 9) sebuah instrumen harus dapat
Menggunakan acuan kriteria. (We- diandalkan sebagai alat pengukur.
ning, 2012: 3). Jika sebuah instrumen diujikan
Dalam penilaian kompetensi secara berkali-kali dan hasilnya
pengetahuan, pendidik dapat adalah sama atau mendekati sama,
menggunakan tes tulis, tes lisan dan maka instrumen tersebut dapat
penugasan (resitasi). Tes tulis dapat dikatakan reliabel atau dapat
berbentuk soal-soal yang bersifat diandalkan. Obyektif artinya bahwa
obyektif seperti: pilihan ganda, sebuah instrumen penilaian harus-
isian, jawaban singkat, benar-salah lah bebas dari pandangan diri
dan menjodohkan. Atau bersifat penilai. Praktikabilitas berarti
subyektif seperti soal uraian. sebuah instrumen haruslah mudah
Instrument tes lisan dapat berupa dioperasikan (dijalankan). Eko-
daftar pertanyaan. Instrument nomis berarti bahwa sebuah
penugasan berupa pekerjaan rumah instrumen haruslah mudah dijang-

312
308
R. Ahmad Nur Kholis, Analisis Tingkat Kesulitan...

kau dalam hal pembiayaannya. kapkan perbedaan kemampuan


(Wening, 2012: 4-6). individual peserta didik. Setiap soal
yang dapat dijawab dengan benar
Tingkat Kesulitan (Difficulty Level) oleh hampir semua siswa adalah
Test soal dengan daya pembeda yang
Pemberian tes adalah sebuah rendah. Demikian pula soal yang
pendekatan yang diambil oleh para tidak dapat dijawab dengan benar
ahli yang menganut model oleh hampir semua siswa juga
pengukuran (measurement) klasik memiliki daya pembeda yang
dalam evaluasi. Model ini rendah pula.
berpandangan bahwa pengukuran Tingkat kesukaran (difficulty
adalah suatu kegiatan yang ilmiah level) suatu soal adalah proposisi
dan dapat diterapkan dalam atau presentase subyek yang
berbagai bidang termasuk menjawab butir tes tertentu dengan
pendidikan. Obyek dari pengu- benar. Sedang angka yang
kuran ini adalah hasil belajar menunjukkan sukar atau tidaknya
peserta didik. Sedang tujuannya butir soal dalam tes disebut dengan
adalah untuk mengungkapkan indeks (dilambangkan dengan p.
perbedaan individual. (Ibrahim & Indeks ini terentang antara 0 sampai
Ali, 2007: 106-108). 1. Diharapkan dalam sebuah soal
Kemudian, mengingat bahwa tes tesusun dengan tingkat
tujuan dari pengukuran adalah kesukaran yang merata (propor-
untuk mengungkapkan perbedaan sional) antara soal yang tingkat
individual peserta didik dilihat dari mudah, sedang dan sulit. (Ibrahim
hasil belajarnya, maka dalam & Ali, 2007: 107-108); (Rasyid &
penyusunan soal tes harus memper- Mansur, 2008: 239); (Rasyid &
hatikan masalah daya pembeda dan Mansur, 2008: 245). Artikel ini fokus
tingkat kesukaran masing-masing membahas tentang tingkat kesulitan
soal dan daya pembeda dari sebuah test.
test. Daya pembeda adalah tingkat Dalam membicarakan ten-
kemampuan soal untuk mengung- tang tingkat kesukaran atau tingkat

313
309
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 2, Desember 2017

kesulitan butir soal, maka seorang adalah ukuran untuk menentukan


guru pembuat soal haruslah apakah soal tersebut memiliki daya
memahami dan memperhatikan pembeda rendah, sedang atau
butir soal dan peserta tes. (Rasyid & tinggi. Apakah soal tersebut mudah,
Mansur, 2008: 239). Yang dimaksud sedang atau sulit. Dalam hal ini,
dengan butir soal adalah materi maka dapat dilaksanakan uji
pelajaran yang dibuat soal. otoritas, yakni otorits gurulah yang
Sedangkan yang dimaksud dengan menentukan ukuran rendah-
peserta test adalah kemampuan tingginya daya pembeda atau
menjawab (intake) peserta didik mudah sulitnya sebuah soal. Hal ini
terhadap materi. Bisa saja sebuah dengan mempertimbangkan: 1)
butir soal adalah mudah bagi Kemampuan subyek tes (testee)
sebagian peserta didik namun dalam menjawah butir soal; 2) sifat
dianggap sulit bagi sebagian yang materi yang diujikan atau
lain. dinyatakan; 3) isi bahan yang dinya-
Asumsi yang digunakan takan susuai dengan bidang keil-
dalam menyusun sebuah soal tes muannya, baik luasnya maupun
yang dengan kualitas yang baik kedalamannya; 4) bentuk tes
adalah adanya keseimbangan obyektif apakah pilihan ganda,
dalam tingkat kesulitannya disam- benar-salah atau mencocokkan.
ping dalam masalah validitas dan Tipe benar salah adalah lebih
reliabilitasnya. Keseimbangan mudah dari pada pilihan ganda.
dalam tingkat kesulitan yang (Rasyid & Mansur, 2008: 240).
dimaksud adalah bahwa dalam Namun demikian penentuan
sekian jumlah soal harus ada butir- otoritatif sebagaimana dijelaskan di
butir soal yang bersifat sulit, sedang atas tersebut belumlah bersifat
dan mudah secara proporsional. secara mutlak. Sebab masih
(Rasyid & Mansur, 2008: 240). memerlukan pembuktian secara
Persoalan yang lain dalam empirik. Karena bisa jadi sebuah
menentukan tingkat kesulitan soal dianggap sulit berdasarkan
(demikian pula daya pembeda) soal keputusan judgement seorang guru

314
310
R. Ahmad Nur Kholis, Analisis Tingkat Kesulitan...

(pemangku otoritas) namun secara latihan Bab 1 dan 2 pada Buku Guru
empirik adalah sebaliknya. Untuk Kurikulum 2013 mata pelajaran
itu diperlukan beberapa teknik Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas
komputasi dalam menentukannya. 9 (Sembilan) yang diterbitkan oleh
Untuk mengukur tingkat Kementerian Agama Jakarta Revisi
kesulitan soal (selanjutnya tahun 2016. Dua bab yang dimaksud
disimbolkan dengan: p) digunakan adalah pembahasan tentang: (1) Jejak
beberapa cara, yaitu: 1) proporsi Peradaban Dinasti Abbasiyah; dan (2)
menjawab benar; 2) skala kesukaran Kecemerlangan Ilmuwan Muslim
linera; 3) indeks davis; 4) skala Dinasti Abbasiyah. Soal latihan dari
bivariat. (Rasyid & Mansur, 2008: kedua bab tersebut terdiri dari 10
241). (sepuluh) butir soal yang berasal dari
Bab 1, dan 10 (sepuluh) soal dari Bab 2.
Metode Penelitian Butir soal disusun secara berurutan
Analisis dalam penelitian ini yakni 10 (sepuluh) soal secara
menggunakan 2 (dua) metode yaitu: berurutan adalah solah yang diambil
(1) Analisis statistik deskriptif atau dari Bab 1, dilanjutkan 10 (sepuluh)
yang disebut juga dengan statistik soal yang diambil dari Bab 2. Subyek
sosial (Ritzer, 2001) pada data yang penelitian ini adalah siswa kelas 9
berupa prosentase; (2) metode analisis (Sembilan) MTs Nahdlatul Ulama
tingkat kesulitan (difficulty level) tes Kepuharjo Karangploso Malang
dengan teknik analisis proporsi sebanyak 36 siswa yang diambil secara
menjawab benar sebagaimana populasi tanpa menggunakan sample.
dijelaskan dalam Rasyid & Mansur Terkait dengan penelitian ini,
(2008: 241). peneliti menggunakan cara mencari
proporsi menjawab benar dengan
Pembahasan rumus:
Penghitungan tingkat kesulitan ∑
test dalam artikel ini dilakukan pada
Dimana:
20 (dua puluh) soal dalam bentuk
pilihan ganda (multiple choice) pada

315
311
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 2, Desember 2017

pi = tingkat kesukaran butir i atau keseluruhan siswa menjawab benar


proporsi menjawab benar butir i pada butis soal nomor 1; (2) sebesar
∑ = banyaknya peserta tes yang 64% (23 siswa) dari keseluruhan siswa
menjawab benar butir i menjawab benar pada butis soal
= skora maksimum nomor 2; (3) sebesar 75% (27 siswa)
N = jumlah peserta tes dari keseluruhan siswa menjawab
Peneliti menghitung masing- benar pada butis soal nomor 3; (4)
masing tingkat kesulitan ke 20 (dua sebesar 86% (31 siswa) dari
puluh) soal tersebut dengan keseluruhan siswa mampu menjawab
menggunakan bantuan aplikasi benar pada butir soal nomor 4; (5)
Microsoft Excell 2010 yang dijalankan sebesar 58% (21 siswa) dari
di bawah sistem operasi Winodows 10. keseluruhan siswa mampu menjawab
Penghitungan dimulai dengan benar pada butir soal nomor 5; (6)
melakukan analisis butir soal dan sebesar 86% (31 siswa) dari
memaparkan proporsi jawaban benar keseluruhan siswa mampu menjawab
siswa terhadap setiap butir soal. Data benar pada butir soal nomor 6; (7)
ini dipaparkan dalam bentuk sebesar 3% (1 siswa) dari keseluruhan
prosentase. siswa mampu menjawab benar pada
Penelitian dilanjutkan dengan butir soal nomor 7; (8) sebesar 3% (1
menentukan kriteria tingkat kesulitan siswa) dari keseluruhan siswa mampu
setiap soal tes. Yang mana kriteria ini menjawab benar pada butir soal
didasarkan pada apa yang dijelaskan nomor 8; (9) sebesar 47% (17 siswa)
oleh Rsyid & Mansur (2008) yakni: (a) dari keseluruhan siswa mampu
p ≤ 0.30 = butir soal sulit; (b) 0.30 < p ≤ menjawab benar pada butir soal
0.70 = butir soal sedang; dan (c) p > nomor 9; (10) sebesar 28% (10 siswa)
0.70 = butir soal sulit. dari keseluruhan siswa mampu
Berdasarkan hasil penghi- menjawab benar pada butir soal nomo
tungan prosentase jawaban benar 10; (11) sebesar 58% (21 siswa) dari
siswa terhadap setiap butir soal, dapat keseluruhan siswa mampu menjawab
diapaparkan data sebagai berikut: (1) benar pada butir soal nomor 11; (12)
sebesar 94% (34 siswa) dari sebesar 14% (5 siswa) dari keseluruhan

316
312
R. Ahmad Nur Kholis, Analisis Tingkat Kesulitan...

siswa mampu menjawab benar pada menjawab benar pada butir soal
butir soal nomor 12; (13) sebesar 25% nomor 17; (18) sebesar 44% (16 siswa)
(9 siswa) dari keseluruhan siswa dari keseluruhan siswa mampu
mampu menjawab benar pada butir menjawab benar pada butir soal
soal nomor 13; (14) sebesar 72% (26 nomor 18; (19) sebesar 28% (10 siswa)
siswa) dari keseluruhan siswa mampu dari keseluruhan siswa mampu
menjawab benar pada butir soal menjawab benar pada butir soal
nomor 14; (15) sebesar 28% (10 siswa) nomor 19; (20) sebesar 67% (24 siswa)
dari keseluruhan siswa mampu dari keseluruhan siswa mampu
menjawab benar pada butir soal menjawab benar pada butir soal
nomor 15; (16) sebesar 56% (20 siswa) nomor 20.
dari keseluruhan siswa mampu Data-data tersebut jika disajikan
menjawab benar pada butir soal dalam bentuk diagram batang maka
nomor 16; (17) sebesar 19% (7 siswa) akan terlihat sebagai berikut:
dari keseluruhan siswa mampu

Gambar 2. Diagram batang prosentase jawaban benar siswa

Berdasarkan hasil analisis, Sebanyak 35% atau sejumlah 7 soal


dapat dipaparkan data bahwa: (a) termasuk dalam kriteria sedang; dan
Sebanyak 25% atau sejumlah 5 soal (c) sebanyak 40% atau sejumlah 8 soal
termasuk dalam kriteria mudah; (b) termasuk dalam kriteria sulit.

317
313
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 2, Desember 2017

Jika disajikan ke dalam bentuk akan terlihat sebagai berikut ini:


diagram batang maka data tersebut

Gambar 3. Prosentase Penyajian Soal

Butir-butir soal yang termasuk Simpulan


ke dalam kategori mudah adalah butir Berdasarkan pembahasan di
soal nomor: 1, 3, 4, 6, dan 14. Butir soal atas dapat disimpulkan bahwa soal
yang termasuk ke dalam kategori mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
sedang adalah: 2, 5, 9, 11, 16, 18 dan 20. Islam (SKI) untuk kelas 9 MTs pada
Sedangkan butir soal yang termasuk pembahasan: (1) Jejak Peradaban
ke dalam kategori sulit adalah butir Dinasti Bani Abbasyiyah; dan (2)
soal pada nomor: 7, 8, 10, 12, 13, 15, 17 Kecemerlangan Ilmuwan Muslim
dan 19. Dinasti Bani Abbasyiyah, pada Buku
Dengan demikian, berdasarkan Guru yang diterbitkan oleh
hasil analisis data di atas dengan Kementerian Agama tahun 2015
menggunakan kacamata teori yang disajikan dengan proporsi: (1) 25%
dinyatakan oleh Ibrahim & Ali (2007) soal dalam kategori mudah; (2) 35%
dapat disimpulkan bahwa soal-soal soal dalam kategori sedang; dan (3)
tersebut dapat dikatakan ideal sebagai 40% soal dalam kategori sulit (sukar).
soal latihan. Dengan demikian, bahwa soal-soal

318
314
R. Ahmad Nur Kholis, Analisis Tingkat Kesulitan...

tersebut dapat dikatakan ideal sebagai Kartowagiran, Badrun. (2014).


Penilaian Berbasis Kurikulum
soal latihan.
2013 (Makalah disampaikan pada:
_____ Pelatihan Penilaian Otentik Bagi
Guru SMP di Wonosari yang
Mengimplementasikan Kurikulum
DAFTAR PUSTAKA 2013, pada 29 Agustus 2014).
Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta
Arikunto, Suharsimi & Jabar, Cepi
Safrudin. (2014). Evaluasi Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Program Pendidikan, Pedoman dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun
Teoritis bagi Mahasiswa dan 2016 Tentang Standar Proses
Praktisi Penidikan. Jakarta: Bumi Pendidikan dasar dan menengah
Aksara.
Nuriyah, Nunung. (2014). Evaluasi
Chairawati, Fajri. (2014). Evaluasi Pembelajaran: Sebuah Kajian
Pembelajaran pada Kelas Inter- Teori. Jurnal Edueksos. 03 (1).
nasional Fakultas Dakwah IAIN
Rasyid, Harun & Mansur. (2008).
Ar-Raniry. Jurnal Al-Bayan. 20
Penilaian Hasil Belajar. Bandung:
(29).
CV. Wacana Prima.
Dokumen Kurikulum 2013. (2012).
Ritzer, George (ed). (2001). Handbook
Kementerian Pendidikan dan
Teori Sosial. Jakarta: Nusamedia
Kebudayaan
Siskandar. (2016). Evaluasi Imple-
Ibrahim, R. & Ali, M. (2007). Teori
mentasi Kurikulum 2013 di
Evaluasi Pendidikan. Dalam:
Madrasah Aliyah. Dalam:
Ali, M., Ibrahim, R., Sukma-
Cendekia. 10 (2).
dinata, N.D., Sudjana, D., &
Rasjidin, W. (ed). Ilmu dan Wening, Sri. (2012). Materi Evaluasi
Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pembelajaran. Yogyakarta:
PT. Imperial Bhakti Utama. Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta.
Ihsan, Hamdani & Ihsan, Fuad. (2008).
Filsafat Pendidikan Islam.
Bandung: CV. Aneka

319
315

Anda mungkin juga menyukai