Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RAFI ABDUL QAHAR

KELAS : PJKR 1C

VOLLEY BALL
Tujuannya adalah untuk mengevaluasi efektivitas program pemanasan berbasis latihan
("VolleyVeilig") pada terjadinya satu musim cedera muskuloskeletal di antara pemain voli
dewasa rekreasi. Uji coba terkontrol secara acak dilakukan selama musim bola voli 2017-
2018. Pemain voli dewasa rekreasi dialokasikan baik untuk intervensi atau kelompok kontrol.
Versi Belanda dari kuesioner Oslo Sports Trauma Research Centre digunakan untuk
mendaftar dan memantau cedera akut dan terlalu sering digunakan. Sebanyak 672 pemain
bola voli terdaftar: 348 dalam kelompok intervensi (usia rata-rata: 30) dan 324 dalam
kelompok kontrol (usia rata-rata: 27). Tingkat kejadian cedera akut adalah 21% lebih rendah
pada kelompok intervensi, yaitu 8,9 versus 11,3 per 1.000 jam pada kelompok kontrol (model
minyak mentah efek campuran Cox: rasio bahaya = 0,82 [95% CI: 0,69-0,98]; Cox efek
campuran disesuaikan model: 0,85 [95% CI: 0,71-1,02]). Tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam prevalensi rata-rata cedera berlebihan ditemukan antara intervensi (4,8%)
dan kontrol (4,2%) kelompok. Tingkat keparahan cedera tidak berbeda secara signifikan
antara kelompok, sementara beban cedera sedikit lebih rendah pada kelompok intervensi.
Program pemanasan berbasis latihan menyebabkan tren cedera yang kurang akut di antara
pemain voli dewasa rekreasi.
PENYAKIT JANTUNG
Penyakit jantung koroner (PJK), salah satu penyakit jantung, disebabkan terutama karena
penyempitan arteri koroner karena aterosklerosis atau kejang atau kombinasi keduanya.
Penyakit jantung koroner adalah salah satu penyakit yang menakutkan dan masih menjadi
masalah baik di negara maju maupun berkembang. Stres oksidatif berasal terutama di
mitokondria dari oksigen reaktif dan spesies nitrogen reaktif (ROS / RNS) dan dapat
diidentifikasi di sebagian besar langkah kunci dalam patofisiologi aterosklerosis dan
manifestasi klinis konsekuensial dari penyakit kardiovaskular. Pengobatan penyakit jantung
koroner adalah dengan pengobatan farmakologis dan terapi non-farmakologis. Salah satu cara
terapi non-farmakologis adalah dengan makan antioksidan. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa makan antioksidan dapat mengurangi oksidasi LDL dan berperan dalam
menghambat proses pengerasan arteri. Keywords: antioxidant, coronary heart diseas,
oxidative stress Abstrak—Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit
jantung mematikan. Penyebab utama terjadinya penyakit ini adalah penyempitan arteri
koronaria. Penyempitan terjadi karena adanya kondisi aterosklerosis atau spasme maupun
kombinasi dari keduanya. Penyakit jantung koroner masih menjadi masalah utama baik di
negara maju maupun negara berkembang. Kejadian ini dipicu oleh stres oksidatif terutama di
mitokondria. Adanya oksigen reaktif dan spesies nitrogen reaktif (ROS / RNS) dan dapat
diidentifikasi dalam sebagian besar merupakan kunci dalam patofisiologi aterosklerosis dan
manifestasi klinis konsekuensial dari penyakit kardiovaskular. Pengobatan penyakit jantung
koroner adalah dengan pengobatan farmakologis dan terapi non-farmakologis. Salah satu cara
terapi non-farmakologis adalah dengan mengkonsumsi antioksidan. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa penggunaan antioksidan dapat mengurangi oksidasi LDL dan
menghambat proses pengerasan pembuluh darah. Kata kunci: antioksidan, penyakit jantung
koroner, stress oksidatif
SENAM
Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan yang cukup besar untuk tetap diatasi.
Penyebab hipertensi hinggasaat ini secara pasti belum dapat diketahui, tetapi gaya
hidup berpengaruh besar terhadap kasus ini. Hal yangdapat dilakukan untuk
mengatasi hipertensi adalah dengan senam hipertensi dan dukungan keluarga
melaluipemberdayaan keluarga. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini dilakukan dengan penyuluhankepada keluarga sebagai
pemberdayaan keluarga dan senam hipertensi kepada anggota keluarga yang
menderitahipertensi. Hasil yang didapatkan berupa keikutsertaan keluarga dalam
pemberdayaan keluarga dankeikutsertaan peserta dalam senam hipertensi.
Kombinasi pemberdayaan keluarga dan senam hipertensimeningkatkan anajemen
hipertensi.

ATLETIK
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi manajemen pengelolaan
pelatihan klub olahraga Atletik Binaan Dispora Aceh, dan secara khusus bertujuan
untuk menilai sejauh mana perkembangan pengelolaan klub olahraga Atletik yang
ada di setiap Kabupaten/Kota dibawah Binaan Dispora Aceh, dalam kajian penelitian
ini yakni Sabang, Aceh Besar, Pidie Jaya, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Jaya,
Simeulue dan Aceh Singkil. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah
metode penelitian kualitatif, dimana hanya menilai, melihat kelayakan
perkembangan manajemen pengelolaan klub olahraga Atletik. Kegiatan riset ini
terbagi dalam kurun waktu selama dua tahun. Tahun Pertama adalah membuat
rancangan evaluasi manajemen pengelolaan pelatihan klub olahraga Atletik Binaan
Dispora di Propinsi Aceh, termasuk semua Dispora yang ada di setiap
Kabupaten/Kota yang menaungi untuk membina kegiatan olahraga Atletik. Tahun
Kedua adalah menganalisis kelayakan perancangan perkembangan evaluasi
manajemen pengelolaan pelatihan klub olahraga Atletik Binaan Dispora di Propinsi
Aceh termasuk semua Dispora yang ada di setiap Kabupaten/Kota yang menaungi
untuk membina kegiatan olahraga Atletik. Hasil penelitian yakni 1) Membuat suatu
rancangan evaluasi manajemen pengelolaan pelatihan klub olahraga Atletik Binaan
Dispora di Propinsi Aceh, termasuk semua Dispora yang ada di setiap
Kabupaten/Kota yang menaungi untuk membina kegiatan olahraga Atletik, 2)
Publikasi buku teks ber-ISBN, dan jurnal internasional terindeks, 3) Hak atas
kekayaan intelektual/hak cipta, 4) Membuat suatu MoU dengan pihak Pemda dan
Dispora yang ada disetiap Kabupaten Kota. Hasil penelitian dan pembahasannya
menunjukkan bahwa proses pengelolaan klub olahraga Atlet Atletik Aceh yang ada
didaerah masih tergolong minim, hal ini dikarenakan proses manajemen,
pengelolaan, proses perekrutan dan pembiayaan masih juga tergolong kurang
HEWAN
Model hewan coba telah banyak memberi kontribusi terhadap penemuan ilmiah
selama bertahun-tahun. Model hewan berfungsi sebagai pengganti dan belum tentu
semua model identik dengan subjek yang dimodelkan. Oleh karena itu, pemilihan
model hewan yang tepat untuk mempelajari dan memahami pengaruh lingkungan
dan gen terhadap patogenesis suatu penyakit sangat penting. Model hewan yang
ideal adalah hewan yang memiliki kesamaan dalam proses yang ditiru, mudah
dipelihara, mampu memproduksi keturunan yang banyak, biaya perawatan murah,
satu ekor dapat memberi sampel darah dan jaringan, komposisi genetiknya diketahui
dan status penyakitnya diketahui dan dapat dijelaskan. Penelitian mengenai
diabetes mellitus (DM) dan resistensi insulin terus dilakukan untuk menemukan
strategi pengobatan yang tepat dalam mencegah dan mengatasi diabetes dan
komplikasinya. Penelitian untuk menemukan strategi pengobatan harus dimulai dari
uji in vitro awal sampai uji klinik. Serangkaian penelitian in vivo menggunakan hewan
coba, sehinga diperlukan model hewan yang sesuai dengan keadaan atau penyakit
pada manusia untuk mendapatkan gambaran pola yang mirip dengan manusia.
Pada artikel ini akan dibahas mengenai berbagai jenis model hewan coba yang
biasa digunakan pada penelitian DM.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.mendeley.com/search/?page=1&query=PENYAKIT
%20JANTUNG&sortBy=relevance
https://www.mendeley.com/search/?page=1&query=volleyball&sortBy=relevance
https://www.mendeley.com/search/?page=1&query=SENAM&sortBy=relevance
https://www.mendeley.com/search/?page=1&query=ATLETIK&sortBy=relevance
https://www.mendeley.com/search/?page=1&query=HEWAN&sortBy=relevance

Anda mungkin juga menyukai