ABSTRAK
Latar Belakang: Skipping merupakan salah satu jenis dari olahraga aerobik. Melakukan
aktivitas fisik seperti latihan skipping akan meningkatkan fungsi kognitif otak salah satunya
fungsi atensi yang mengakibatkan peningkatan konsentrasi seseorang. Belum ada peneitian
yang membahas tentang pengaruh latihan skipping terhadap tingkat konsentrasi.
Tujuan: Mengetahui pengaruh latihan skipping terhadap tingkat konsentrasi mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Metode: Penelitian quasi eksperimental dengan metode pre-test dan post-test unequivalent
group. Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
(n=28) berusia 18-22 tahun yang dipilih secara purposive sampling menjadi kelompok
perlakuan dan kontrol. Penelitian ini menggunakan DSST untuk pengambilan data tingkat
konsentrasi pre-test dan post-test yang dilanjutkan analisis menggunakan uji t berpasangan, t
tidak berpasangan, Wilcoxon dan Mann-Whitney.
Hasil: Terdapat peningkatan tingkat konsentrasi setelah perlakuan latihan skipping rutin
selama 6 minggu. Pada kelompok perlakuan didapatkan rerata 67,21 ± 7,85 menjadi 75,79 ±
8,59 pada post-test I dan 82,86 ± 9,96 pada postest II.
Kesimpulan: Latihan skipping dapat meningkatkan nilai tingkat konsentrasi mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Kata kunci: DSST, Skipping, Konsentrasi
ABSTRACT
THE EFFECT OF SKIPPING TRAINING ON THE LEVEL OF CONCENTRATION
OF STUDENT FK UNDIP
Background: Skipping is one type of aerobic exercise. Doing physical activities such as
skipping exercises will improve the cognitive function of the brain, one of which is attention
function which results in an increase in one's concentration. There have been no studies that
discuss the effect of skipping exercises on the level of concentration.
Aim: To determine the effect of skipping training on the level of concentration of students of
the Faculty of Medicine, Diponegoro University.
Method: A quasi experimental study with pre-test and post-test unequivalent group methods.
The research subjects were students of the Diponegoro University Faculty of Medicine (n =
28) aged 18-22 years who were selected by purposive sampling to be a treatment and control
group. This study uses DSST to retrieve data on the level of pre-test and post-test
concentrations followed by analysis using paired t test, unpaired t, Wilcoxon and Mann-
Whitney.
Result: : There is an increase in the level of concentration after a routine skipping exercise
treatment for 6 weeks. In the treatment group obtained a mean of 67.21 ± 7.85 to 75.79 ±
8.59 in post-test I and 82.86 ± 9.96 in postest II.
jantung per menit meningkat. Telah Konsentrasi merupakan faktor yang dapat
banyak penelitian yang membuktikan mempengaruhi daya serap terhadap
manfaat olahraga aerobik dapat pelajaran.14 Aktivitas mahasiswa
meningkatkan fungsi serobrovaskular kedokteran yang padat, sangat
dimana terdapat peningkatan aliran darah membutuhkan konsentrasi untuk
ke otak disertai dengan masukkan oksigen meningkatkan performa dan pemecahan
yang cukup.6–9 Olahraga juga dapat masalah dengan baik dan tepat. Hal ini
meningkatkan kadar serum kalsium yang digunakan untuk menunjang mereka
mempengaruhi peningkatan sintesis mewujudkan masa depan sebagai dokter
10
bermacam-macam fungsi otak. Fungsi yang profesional di bidangnya.
kognitif otak terdiri dari fungsi bahasa, Sampai saat ini penulis belum
fungsi eksekutif, fungsi visual spasial, menemukan penelitian yang membahas
fungsi memori, dan fungsi atensi.11 tentang pengaruh latihan skipping terhadap
Didalam fungsi atensi membutuhkan tingkat konsentrasi, sehingga penelitian ini
kemampuan konsentrasi untuk akan membahas tentang pengaruh latihan
mempertahankan fungsi tersebut dalam skiping dengan tingkat konsentrasi pada
periode yang lama.12 mahasiswa Fakultas Kedokteran
Skipping merupakan salah satu Universitas Diponegoro.
jenis dari olahraga aerobik. Permainan ini
dapat dilakukan di dalam ruangan tanpa METODE
takut adanya polusi udara, kurangnya Jenis penelitian yang digunakan
fasilitas olahraga ataupun hal lainnya yang adalah penelitian eksperimental dengan
menyebabkan kurangnya aktivitas fisik rancangan penelitian quasi experimental
seseorang. Melakukan aktivitas fisik dengan pre-test dan post-test unequivalent
seperti latihan skipping akan meningkatkan group. Penelitian ini menggunakan 28
fungsi kognitif otak salah satunya fungsi orang sampel yang terdiri atas 14 orang
atensi yang mengakibatkan peningkatan sampel tiap kelompoknya, yaitu:
konsentrasi seseorang.12,13 Kelompok kontrol (merupakan kelompok
Konsentrasi merupakan salah satu yang tidak melakukan latihan skipping atau
aspek yang harus dimiliki oleh setiap orang olahraga selama 6 minggu) dan kelompok
untuk dapat melakukan aktivitas dengan perlakuan (merupakan kelompok yang
baik, karena dalam hidup banyak aktivitas melakukan latihan skipping selama 6
yang dilakukan secara kompleks. minggu tanpa disertai olahraga lainnya).
Latihan skipping sebagai salah satu melakukan latihan skipping rutin selama 6
aktivitas fisik mempunyai pengaruh pada minggu lebih baik dibandingkan dengan
peningkatan motivasi dan berkurangnya kelompok kontrol. Meskipun tidak
rasa bosan, yang pada akhirnya dapat bermakna secara statistik tetapi hal ini
meningkatkan rentang perhatian dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
konsentrasi. Aktivitas fisik ini juga yang tidak bisa dikontrol oleh peneliti
berpengaruh pada lobus frontalis, suatu yakni :
area otak untuk konsentrasi, mental dan Kondisi emosi, stress dan mood sampel
perencanaan.16 Riset memperlihatkan pada saat test tingkat konsentrasi
bahwa, aktivitas fisik yang baik dan Berasal dari mental seseorang
terstruktur dapat mendorong anak untuk yang dapat menimbulkan gangguan
aktif secara fisik dan memperlihatkan efek konsentrasi, contohnya tidak tenang,
positif pada nilai akademis, termasuk mudah gugup, emosional, mudah cemas,
peningkatan konsentrasi.16 stres, depresi, kurangnya motivasi dan lain
Peningkatan konsentrasi juga sebagainya.18 Kondisi ini dapat
didukung oleh adanya gelombang Sensory menyebabkan penurunan kecepatan aliran
Motor Rhytm (SMR) yang dihantarkan darah darah dan stress memicu pelepasan
oleh saraf dalam otak. Gelombang ini hormon kortisol yang dapat menurunkan
termasuk getaran lowbeta dan memiliki fungsi atensi dan konsentrasi.19 Serta,
frekuensi sekitar 12-16 Hz.17 seorang atlet ketika mengalami ketegangan
Peningkatan nilai tingkat atau kecemasan yang berlebihan akan
konsentrasi dapat dilihat dari perbedaan menyebabkan gangguan pada proses
nilai DSST sebelum dan sesudah berpikir dan kegiatan dari otot-otot.
dilakukannya penelitian. Melalui uji Gangguan pada fungsi berpikir meliputi
statistik antara nilai pre-test dan post-test energi psikis yang meningkat sehingga
antara kelompok perlakuan dan kontrol menggangu koordinasi energi psikis
didapatkan hasil tidak bermakna tetapi dengan suatu gerakan. Dengan kata lain
secara rerata terjadi peningkatan nilai dapat terjadi kekekacauan dalam perhatian
tingkat konsentrasi yang lebih tinggi pada yang akhirnya berimbas pada konsentrasi.
kelompok perlakuan dibandingkan dengan Tingkat intelegensi dan pengetahuan
kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan sampel,20
hipotesis awal dimana peningkatan nilai Perhatian berkaitan erat dengan
tingkat konsentrasi pada kelompok yang kemampuan kognitif (tingkat intelegensi
1773
JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1763-1773