Anda di halaman 1dari 11

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018


Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Rara Badriya Agustin, Endang Kumaidah, Saekhol Bakri

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP TINGKAT


KONSENTRASI MAHASISWA FK UNDIP
Rara Badriya Agustin1, Endang Kumaidah2, Saekhol Bakri3
1
Mahasiswa Program S-1 Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
2
Staf Pengajar Ilmu Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
3
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. 02476928010

ABSTRAK
Latar Belakang: Skipping merupakan salah satu jenis dari olahraga aerobik. Melakukan
aktivitas fisik seperti latihan skipping akan meningkatkan fungsi kognitif otak salah satunya
fungsi atensi yang mengakibatkan peningkatan konsentrasi seseorang. Belum ada peneitian
yang membahas tentang pengaruh latihan skipping terhadap tingkat konsentrasi.
Tujuan: Mengetahui pengaruh latihan skipping terhadap tingkat konsentrasi mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Metode: Penelitian quasi eksperimental dengan metode pre-test dan post-test unequivalent
group. Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
(n=28) berusia 18-22 tahun yang dipilih secara purposive sampling menjadi kelompok
perlakuan dan kontrol. Penelitian ini menggunakan DSST untuk pengambilan data tingkat
konsentrasi pre-test dan post-test yang dilanjutkan analisis menggunakan uji t berpasangan, t
tidak berpasangan, Wilcoxon dan Mann-Whitney.
Hasil: Terdapat peningkatan tingkat konsentrasi setelah perlakuan latihan skipping rutin
selama 6 minggu. Pada kelompok perlakuan didapatkan rerata 67,21 ± 7,85 menjadi 75,79 ±
8,59 pada post-test I dan 82,86 ± 9,96 pada postest II.
Kesimpulan: Latihan skipping dapat meningkatkan nilai tingkat konsentrasi mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Kata kunci: DSST, Skipping, Konsentrasi

ABSTRACT
THE EFFECT OF SKIPPING TRAINING ON THE LEVEL OF CONCENTRATION
OF STUDENT FK UNDIP
Background: Skipping is one type of aerobic exercise. Doing physical activities such as
skipping exercises will improve the cognitive function of the brain, one of which is attention
function which results in an increase in one's concentration. There have been no studies that
discuss the effect of skipping exercises on the level of concentration.
Aim: To determine the effect of skipping training on the level of concentration of students of
the Faculty of Medicine, Diponegoro University.
Method: A quasi experimental study with pre-test and post-test unequivalent group methods.
The research subjects were students of the Diponegoro University Faculty of Medicine (n =
28) aged 18-22 years who were selected by purposive sampling to be a treatment and control
group. This study uses DSST to retrieve data on the level of pre-test and post-test
concentrations followed by analysis using paired t test, unpaired t, Wilcoxon and Mann-
Whitney.
Result: : There is an increase in the level of concentration after a routine skipping exercise
treatment for 6 weeks. In the treatment group obtained a mean of 67.21 ± 7.85 to 75.79 ±
8.59 in post-test I and 82.86 ± 9.96 in postest II.

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1763-1773


1763
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Rara Badriya Agustin, Endang Kumaidah, Saekhol Bakri

Conclusion: Skipping training can increase the concentration level of Diponegoro


University's Faculty of Medicine students.
Keyword: DSST, Skipping, Concentration

PENDAHULUAN dikarenakan polusi udara, kurangnya


Menurut WHO, aktivitas fisik yang taman, trotoar dan fasilitas olah raga /
tidak mencukupi menjadi faktor risiko rekreasi.3
utama kematian dan penyakit Non Aktivitas fisik merupakan
Communicable Disease (NCD) seperti serangkaian gerak raga yang teratur dan
penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes, terencana, gerak ini dilakukan untuk
kesehatan mental, cedera, obesitas dan meningkatkan kemampuan fungsional serta
lain-lain.1 memberikan manfaat bagi kesehatan yang
Secara global, 1 dari 4 orang signifikan.4 Olahraga merupakan alat untuk
dewasa atau sekitar 25% orang yang memelihara dan membina kesehatan yang
berusia 18 tahun ke atas tidak cukup aktif tidak dapat ditinggalkan, artinya harus
secara fisik.1 Menurut Data Badan Pusat selalu diulang dan diulang (periodik) serta
Statistik, pada tahun 2015 terdapat merupakan alat untuk merangsang
27.61% atau 28 orang dari 100 penduduk pertumbuhan dan perkembangan jasmani,
Indonesia berumur 10 tahun ke atas yang rohani dan sosial.5 Siswa-siswa yang aktif
aktif berpartisipasi dalam kegiatan mengikuti kegiatan olahraga memiliki
olahraga minimal sekali dalam seminggu.2 struktur anatomis-anthropometris, fungsi
Kondisi tersebut dapat memicu berbagai fisiologis, stabilitas emosional dan
masalah kesehatan. kecerdasan intelektualnya maupun
Penurunan aktivitas fisik sebagian kemampuannya bersosialisasi dengan
disebabkan oleh perilaku tidak aktif di lingkungannya lebih unggul dari siswa-
tempat kerja dan di rumah, begitu pula saat siswa yang tidak aktif mengikuti.5
di kampus. Salah satu faktor yang Olahraga aerobik rutin dapat
menyebabkan kurangnya aktivitas fisik meningkatkan sistem aliran darah ke otak
adalah lingkungan. Lingkungan yang atau cerebral blood flow (CBF).
terkait dengan tingkat urbanisasi dapat Peningkatan CBF berhubungan dengan
membuat orang tidak aktif, seperti takut cardiac output yang meningkat.
akan kekerasan dan kejahatan, lalu lintas Peningkatan cardiac output mengakibatkan
yang padat, kualitas udara rendah jumlah aliran darah yang dipompa oleh

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1763-1773


1764
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Rara Badriya Agustin, Endang Kumaidah, Saekhol Bakri

jantung per menit meningkat. Telah Konsentrasi merupakan faktor yang dapat
banyak penelitian yang membuktikan mempengaruhi daya serap terhadap
manfaat olahraga aerobik dapat pelajaran.14 Aktivitas mahasiswa
meningkatkan fungsi serobrovaskular kedokteran yang padat, sangat
dimana terdapat peningkatan aliran darah membutuhkan konsentrasi untuk
ke otak disertai dengan masukkan oksigen meningkatkan performa dan pemecahan
yang cukup.6–9 Olahraga juga dapat masalah dengan baik dan tepat. Hal ini
meningkatkan kadar serum kalsium yang digunakan untuk menunjang mereka
mempengaruhi peningkatan sintesis mewujudkan masa depan sebagai dokter
10
bermacam-macam fungsi otak. Fungsi yang profesional di bidangnya.
kognitif otak terdiri dari fungsi bahasa, Sampai saat ini penulis belum
fungsi eksekutif, fungsi visual spasial, menemukan penelitian yang membahas
fungsi memori, dan fungsi atensi.11 tentang pengaruh latihan skipping terhadap
Didalam fungsi atensi membutuhkan tingkat konsentrasi, sehingga penelitian ini
kemampuan konsentrasi untuk akan membahas tentang pengaruh latihan
mempertahankan fungsi tersebut dalam skiping dengan tingkat konsentrasi pada
periode yang lama.12 mahasiswa Fakultas Kedokteran
Skipping merupakan salah satu Universitas Diponegoro.
jenis dari olahraga aerobik. Permainan ini
dapat dilakukan di dalam ruangan tanpa METODE
takut adanya polusi udara, kurangnya Jenis penelitian yang digunakan
fasilitas olahraga ataupun hal lainnya yang adalah penelitian eksperimental dengan
menyebabkan kurangnya aktivitas fisik rancangan penelitian quasi experimental
seseorang. Melakukan aktivitas fisik dengan pre-test dan post-test unequivalent
seperti latihan skipping akan meningkatkan group. Penelitian ini menggunakan 28
fungsi kognitif otak salah satunya fungsi orang sampel yang terdiri atas 14 orang
atensi yang mengakibatkan peningkatan sampel tiap kelompoknya, yaitu:
konsentrasi seseorang.12,13 Kelompok kontrol (merupakan kelompok
Konsentrasi merupakan salah satu yang tidak melakukan latihan skipping atau
aspek yang harus dimiliki oleh setiap orang olahraga selama 6 minggu) dan kelompok
untuk dapat melakukan aktivitas dengan perlakuan (merupakan kelompok yang
baik, karena dalam hidup banyak aktivitas melakukan latihan skipping selama 6
yang dilakukan secara kompleks. minggu tanpa disertai olahraga lainnya).

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1763-1773


1765
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Rara Badriya Agustin, Endang Kumaidah, Saekhol Bakri

Pengamatan dilakukan saat pre-test dan normal. Perbedaan dianggap bermakna


post test 1 dan 2 dengan membandingkan apabila nilai p<0,05.
antar kelompok. Kriteria inklusi dari
penelitian ini adalah Mahasiswa HASIL
Pendidikan Dokter Universitas Diponegoro Penelitian ini dilaksanakan dengan
dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, melibatkan 28 subjek dewasa muda yang
usia 18- 22 tahun, Indeks Massa Tubuh berasal dari mahasiswa kedokteran
normal (18,50- 22,99 kg/m2), ekstremitas Universitas Diponegoro angkatan 2015 dan
superior dan inferior normal dan mampu 2016 yang bersedia mengikuti penelitian.
untuk melakukan olahraga skipping selama Pemilihan subjek penelitian untuk
6 minggu. memenuhi sampel minimal menggunakan
Penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Subjek
puposive sampling berdasarkan kriteria penelitian diminta kesediaannya untuk
yang telah ditentukan Variabel bebas pada mengikuti penelitian kemudian mengisi
penelitian ini adalah latihan skipping, kuisoner, menandatangani lembar informed
sedangkan variabel tergantung yang consent dan pretest konsentrasi dengan
digunakan adalah nilai tingkat konsentrasi. menggunakan DSST sebelum dilakukan
Uji normalitas distribusi data penelitian.
dilakukan dengan Uji Saphiro-wilk karena Sebelum dilakukan perlakuan,
jumlah sampel kurang dari 50 atau sampel dilakukan pemeriksaan tingkat konsentrasi
kecil. Dari hasil perhitungan statistik pada kelompok kontrol dan perlakuan
didapatkan hasil uji Saphiro-Wilk. Jika menggunakan DSST. Hasil penilaian
hasil Saphiro-Wilk menghasilkan nilai p < tersebut digunakan sebagi nilai pre-test
0,05 maka distribusi data dianggap tidak yang ditampilkan dalam tabel berikut.
normal.Uji beda untuk hasil pre-test dan
post-test kelompok perlakuan dan kontrol
dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t
berpasangan jika hasil distribusi normal
atau Wilcoxon jika distribusi tidak normal.
Uji beda untuk hasil antara kelompok
perlakuan dengan kontrol menggunakan uji
t tidak berpasangan jika distribusi normal
atau Mann Whitney jika distribusi tidak

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1763-1773


1766
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Rara Badriya Agustin, Endang Kumaidah, Saekhol Bakri

Tabel 1. Uji Normalitas Hasil Penelitian


Variabel Saphiro Wilk Keterangan
Pre-test
- Kontrol 0,960 Normal
- Perlakuan 0,159 Normal
Post-test 1
- Kontrol 0,709 Normal
- Perlakuan 0,418 Normal
Post-test 2
- Kontrol 0,096 Normal
- Perlakuan 0,049 Tidak Normal
Selisih
- Pre-test dan post-test 1
- Perlakuan 0,700 Normal
- kontrol 0,985 Normal
- Pre-test dan post-test 2
- Perlakuan 0,170 Normal
- kontrol 0,556 Normal

Hasil pre-test dan post-test 1 yang sebelum melakukan latihan skipping,


telah diketahui dalam kelompok sedangkan data post-test 1 diambil pada
dibandingkan untuk mengetahui pengaruh hari terakhir, setelah melakukan latihan
perlakuan selama 6 minggu terhadap skipping Hasil pemeriksaan ditunjukkan
tingkat konsentrasi. Data pre-test diambil pada tabel berikut.
Tabel 2. Uji Bivariat Pre-test dan Posttest 1 pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol
Variabel Perlakuan Kontrol Nilai p
Rerata±SB Rerata±SB
Pre-test 67,21 ± 7,85 64,14 ± 11,46 0,416a
Post-test 1 75,79 ± 8,59 68,43 ± 14,05 0,107a
Nilai p 0,001c* 0,039c*
Selisih 8,57 ± 7,11 4,28 ± 6,99 0,120a
a d
Keterangan : =Uji T tidak berpasangan = Uji wilcoxon
b
= Uji Mann Whitney *= p-value < 0,05
c
=Uji t berpasangan
Perbandingan nilai pre-test tingkat perlakuan diuji dengan uji t tidak
konsentrasi antara kelompok kontrol dan berpasangan. Hasil dari uji beda antara

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1763-1773


1767
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Rara Badriya Agustin, Endang Kumaidah, Saekhol Bakri

pre-test kelompok kontrol dan perlakuan Perbandingan selisih nilai pre-test


menunjukan nilai p>0,050 yang berarti dan post-test 1 tingkat konsentrasi antara
terdapat perbedaan nilai pre-test antara kelompok kontrol dan perlakuan diuji
kelompok perlakuan dan kontrol yang dengan uji t tidak berpasangan. Hasil dari
tidak bermakna. uji selisih menunjukan nilai p>0,050 yang
Perbandingan nilai post-test tingkat berarti terdapat perbedaan nilai pre-test
konsentrasi antara kelompok kontrol dan antara kelompok perlakuan dan kontrol
perlakuan diuji dengan uji t tidak yang tidak bermakna.
berpasangan. Hasil dari uji beda antara Hasil pre-test dan post-test 2 yang
post-test kelompok kontrol dan perlakuan telah diketahui dalam kelompok
menunjukan nilai p>0,050 yang berarti dibandingkan untuk mengetahui pengaruh
terdapat perbedaan nilai post-test antara perlakuan selama 6 minggu terhadap
kelompok perlakuan dan kontrol yang tingkat konsentrasi. Data pre-test diambil
tidak bermakna. sebelum melakukan latihan skipping,
Perbandingan nilai pre-test dan sedangkan data post-test 2 diambil pada 2
post-test tingkat konsentrasi pada hari setelah post-test 1 dilakukan. Hasil
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pemeriksaan ditunjukkan pada tabel
diuji dengan uji t berpasangan Didapatkan berikut.
perbedaan yang bermakna (p<0,050).
Tabel 3. Uji Bivariat Pre-test dan Posttest 2 pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol
Variabel Perlakuan Kontrol Nilai p
Rerata±SB;median (min-maks) Rerata±SB
Pre-Test 67,21 ± 7,85 64,14 ± 11,46 0,416a
Post-test 2** 82,86 ± 9,96; 81,00 (71-97) 76,64 ± 11,44 0,112b
Nilai p 0,001d* 0,000c*
Selisih 15,64 ± 9,84 12,5 ± 7,06 0,341a
a
Keterangan : =Uji T tidak berpasangan
b
*= p-value < 0,05
= Uji Mann Whitney **= Post-test 2 perlakuan tidak normal
c
=Uji t berpasangan
d
= Uji wilcoxon
Perbandingan nilai post-test tingkat Hasil dari uji beda antara post-test
konsentrasi antara kelompok kontrol dan kelompok kontrol dan perlakuan
perlakuan diuji dengan uji Mann Whitney. menunjukan nilai p>0,050 yang berarti

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1763-1773


1768
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Rara Badriya Agustin, Endang Kumaidah, Saekhol Bakri

terdapat perbedaan nilai post-test antara Kelompok kontrol yang tidak


kelompok perlakuan dan kontrol yang melaksanakan olahraga skipping rutin
tidak bermakna. menunjukkan adanya peningkatan tingkat
Perbandingan nilai pre-test dan konsentrasi yang lebih rendah secara
post-test tingkat konsentrasi pada statistik maupun rerata daripada kelompok
kelompok perlakuan diuji dengan uji perlakuan. Rerata pada kelompok kontrol
wilcoxon. Didapatkan perbedaan yang yakni 64,14 (pre-test); meningkat sebesar
bermakna (p<0,050). 4,34 menjadi 68,48 (post-test 1) dan 76,64
Perbandingan nilai pre-test dan (post-test 2).
post-test tingkat konsentrasi pada Hal ini sesuai dengan teori yang
kelompok kontrol diuji dengan uji t menyatakan olahraga dapat meningkatkan
berpasangan. Didapatkan perbedaan yang fungsi serobrovaskular dimana terdapat
bermakna (p<0,050). peningkatan aliran darah ke otak disertai
Perbandingan selisih nilai pre-test dengan masukkan oksigen yang cukup.6–9
dan post-test 2 tingkat konsentrasi antara Olahraga juga dapat meningkatkan kadar
kelompok kontrol dan perlakuan diuji serum kalsium yang mempengaruhi
dengan uji t tidak berpasangan. Hasil dari peningkatan sintesis bermacam-macam
uji selisih menunjukan nilai p>0,050 yang fungsi otak, salah satunya fungsi atensi.10
berarti terdapat perbedaan nilai pre-test Fungsi atensi dibutuhkan kemampuan
antara kelompok perlakuan dan kontrol konsentrasi untuk mempertahankan fungsi
yang tidak bermakna. tersebut dalam periode yang lama.12
Selama lompatan berturut-turut
PEMBAHASAN dalam latihan skipping, tubuh perlu
Hasil penelitian ini menunjukkan membangun keseimbangan dan kekuatan
adanya peningkatan tingkat konsentrasi penggerak melalui aksi terkoordinasi otot-
yang bermakna secara statistik antara otot daerah bagian atas dan bawah. Kinerja
sebelum dan sesudah perlakuan latihan lompat tali sebagian besar bergantung pada
skipping selama 6 minggu pada kelompok koordinasi motorik kasar yaitu kemampuan
perlakuan. Peningkatan konsentrasi terlihat mengkoordinasikan gerakan lengan, kaki,
dari rerata nilai konsentrasi pada kelompok dan batang tubuh saat seluruh tubuh
perlakuan yakni 67,21 (pre-test), bergerak.15 Dibutuhkan konsentrasi untuk
meningkat sebesar 8,58 menjadi 75,79 melakukan koordinasi-koordinasi tersebut.
(post-test 1) dan 82,86 (post-test 2).

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1763-1773


1769
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Rara Badriya Agustin, Endang Kumaidah, Saekhol Bakri

Latihan skipping sebagai salah satu melakukan latihan skipping rutin selama 6
aktivitas fisik mempunyai pengaruh pada minggu lebih baik dibandingkan dengan
peningkatan motivasi dan berkurangnya kelompok kontrol. Meskipun tidak
rasa bosan, yang pada akhirnya dapat bermakna secara statistik tetapi hal ini
meningkatkan rentang perhatian dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
konsentrasi. Aktivitas fisik ini juga yang tidak bisa dikontrol oleh peneliti
berpengaruh pada lobus frontalis, suatu yakni :
area otak untuk konsentrasi, mental dan Kondisi emosi, stress dan mood sampel
perencanaan.16 Riset memperlihatkan pada saat test tingkat konsentrasi
bahwa, aktivitas fisik yang baik dan Berasal dari mental seseorang
terstruktur dapat mendorong anak untuk yang dapat menimbulkan gangguan
aktif secara fisik dan memperlihatkan efek konsentrasi, contohnya tidak tenang,
positif pada nilai akademis, termasuk mudah gugup, emosional, mudah cemas,
peningkatan konsentrasi.16 stres, depresi, kurangnya motivasi dan lain
Peningkatan konsentrasi juga sebagainya.18 Kondisi ini dapat
didukung oleh adanya gelombang Sensory menyebabkan penurunan kecepatan aliran
Motor Rhytm (SMR) yang dihantarkan darah darah dan stress memicu pelepasan
oleh saraf dalam otak. Gelombang ini hormon kortisol yang dapat menurunkan
termasuk getaran lowbeta dan memiliki fungsi atensi dan konsentrasi.19 Serta,
frekuensi sekitar 12-16 Hz.17 seorang atlet ketika mengalami ketegangan
Peningkatan nilai tingkat atau kecemasan yang berlebihan akan
konsentrasi dapat dilihat dari perbedaan menyebabkan gangguan pada proses
nilai DSST sebelum dan sesudah berpikir dan kegiatan dari otot-otot.
dilakukannya penelitian. Melalui uji Gangguan pada fungsi berpikir meliputi
statistik antara nilai pre-test dan post-test energi psikis yang meningkat sehingga
antara kelompok perlakuan dan kontrol menggangu koordinasi energi psikis
didapatkan hasil tidak bermakna tetapi dengan suatu gerakan. Dengan kata lain
secara rerata terjadi peningkatan nilai dapat terjadi kekekacauan dalam perhatian
tingkat konsentrasi yang lebih tinggi pada yang akhirnya berimbas pada konsentrasi.
kelompok perlakuan dibandingkan dengan Tingkat intelegensi dan pengetahuan
kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan sampel,20
hipotesis awal dimana peningkatan nilai Perhatian berkaitan erat dengan
tingkat konsentrasi pada kelompok yang kemampuan kognitif (tingkat intelegensi

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1763-1773


1770
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Rara Badriya Agustin, Endang Kumaidah, Saekhol Bakri

dan pengetahuan) seseorang dalam Aktifitas fisik yang dilakukan oleh


mengarahkan dan memelihara sampel yang tidak diketahui oleh
kesadarannya pada satu objek. peneliti.
Gangguan fisiologis sampel seperti Peningkatan nilai tingkat
kelelahan, konsentrasi yang bermakna dalam statistik
Kelelahan dapat disebabkan oleh dan rerarata juga dapat dilihat dari nilai
kontraksi otot yang kuat dan lama, post-test 2 yang lebih tinggi daripada post-
kontraksi ini mengakibatkan otot menekan test 1. Hal ini sesuai dengan teori awal
pembuluh darah sehingga aliran darah yakni setelah subjek perlakuan istirahat
yang membawa oksigen semakin terbatas, tanpa melakukan skipping setelah hari
ketika aliran darah menurun, proses terakhir perlakuan, maksimal 2 hari
metabolisme tidak mampu lagi setelah perlakuan terakhir maka tubuh
meneruskan suplai energi yang dibutuhkan dapat berfungsi pada level tertingginya22.
serta untuk membuang hasil metabolit,
sehingga hasil metabolit ini akan SIMPULAN
terakumulasi dan suplai oksigen otot akan Latihan skipping dapat
berkurang dengan cepat. Kondisi ini meningkatkan nilai tingkat konsentrasi
mengakibatkan tubuh menurunkan standart mahasiswa Fakultas Kedokteran
energi metabolisme basal, penurunan ini Universitas Diponegoro.
berdampak pada konsentrasi glukosa darah
yang menipis (hipoglikemia) ditandai DAFTAR PUSTAKA
dengan tubuh lemah dan lesu 1. WHO. Physical activity. who.int
mengakibatkan gangguan konsentrasi yang mediacentre.http://www.who.int/medi
berdampak pada berkurangnya ketelitian acentre/factsheets/fs385/en/. Published
kerja.21 2018.
Kecukupan gizi atau makanan yang 2. Badan Pusat Statistik. Statistik
20
dikonsumsi oleh sampel , Pemuda Indonesia.; 2015.
Makanan dan pola makan yang 3. WHO. Global Physical Activity
tidak sehat akan mempengaruhi fungsi Surveillance. who.int mediacentre.
tubuh, meningkatkan berat badan dan efek http://www.who.int/ncds/surveillance/
negatif lainnya, sehingga akan menurunkan steps/GPAQ/en/. Published 2018.
tingkat konsentrasi. 4. Giriwijoyo H santosa. sport medicine
(olahraga dan olahraga kesehatan). In:

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1763-1773


1771
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Rara Badriya Agustin, Endang Kumaidah, Saekhol Bakri

Sport Medicine. jakarta: EGC; memperbaiki defisit executive


2009:34. function (fungsi eksekutif) klien
5. Giriwijoyo, H.Y.S santosa , lilis gangguan mental. 2016;1(2):320-335.
komariyah neng tine kartinah. Sport 12. Green, Shawn C BD. Action Video
Medicine (Kesehatan, Pendidikan Game Modifies Visual Selective
Jasmani Dan (Pembelajaran Attention. Nature. 2003:423, 534-537.
)Olahraga Di Sekolah. jakarta: EGC; 13. Samuel RD, Zavdy O, Levav M,
2009. Reuveny R, Katz U, Dubnov-Raz G.
6. Qolby QN, Muniroh M, Maharani N. The Effects of Maximal Intensity
Pengaruh Latihan Skipping Rutin Exercise on Cognitive Performance in
Terhadap Memori. 2018;7(1):309-321. Children. J Hum Kinet. 2017;57(1):85-
7. Blanton E, Honerlaw K, Kilian R SJ. 96. doi:10.1515/hukin-2017-0050.
The effects of acute aerobic exercise 14. Nuryana A PS. Efektivitas Brain Gym
on cognitive function in young adults. dalam Meningkatkan Konsentrasi
J Adv Student Sci. 2013:1-20. Belajar pada Anak. Indig J Ilm Berk
8. Drollette ES, Scudder MR, Raine LB Psikol. 2010.
et al. Acute exercise facilitates brain 15. Trecroci A, Cavaggioni L, Caccia R,
function and cognition in 3 children Alberti G. Jump rope training: Balance
who need it most: An ERP study of and motor coordination in
individual 4 differences in inhibitory preadolescent soccer players. J Sport
control capacity. Dev Cogn Neurosci. Sci Med. 2015;14(4):792-798.
2014;7:53-56. 16. Ambardini RL. Pendidikan jasmani dan
9. Kraemer W RN. Fundamentals of prestasi akademik: tinjauan
resistance training: progression and neurosains. 2009;6(April):46-52.
exercise prescription. Med Sci Sport 17. Ulfa ZA, Kedokteran PS, Kedokteran
Exerc. 2004;36(4):674. F, Diponegoro U. Hubungan Bermain
10. Hartono AHP. Pengaruh Olahraga Video Game Defense Of The
Aerob Rutin Terhadap Memori Jangka Ancients-2 Dengan Tingkat
Pendek Mahasiswa Fk Undip Yang Konsentrasi Ancients-2 Dengan
Diukur Dengan Scenery Picture Tingkat Konsentrasi. 2017.
Memory Test. e print undip. 2015. 18. Sunawan. Diagnosa Kesulitan Belajar.
11. Fatwikiningsih N. Rehabilitasi semarang: UNNES; 2009.
neuropsikologi dalam upaya 19. Sanger J, Bechtold L, Schoofs D,

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1763-1773


1772
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Rara Badriya Agustin, Endang Kumaidah, Saekhol Bakri

Blaszkewicz M, Wascher E. The 2013.


influence of acute stress on attention 21. Indriana T. Pengaruh Kelelahan Otot
mechanisms and its Terhadap Ketelitian Kerja.
electrophysiological correlates. Front Stomatognatic (JKG
Behav Neurosci. 2014;8(October):1- Unej).2010;7:49http://jurnal.unej.ac.id
13. doi:10.3389/fnbeh.2014.00353. /index.php/STOMA/article/viewFile/2
20. Suwardhani FM. Perbedaan Tingkat 076/1680
Konsentrasi Pada Siswa Yang 22. Dahl KD. External Factors and
Melakukan Sarapan Pagi Dengan Athletic Performance. A Sr Thesis
Yang Tidak Melakukan Sarapan Pagi Submitt Partial fulfillment Requir
Di Sdn Gondang Iii Kecamatan Grad Honor Progr Lib Univ Spring
Nawangan Pacitan. Fak Ilmu Kesehat 2013. 2013:1-35.
Univ Muhammadiyah Surakarta.

1773
JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1763-1773

Anda mungkin juga menyukai