Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut World Health Organization (WHO) aktivitas fisik didefinisikan
sebagai gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka, dimana dalam prosesnya
membutuhkan pengeluaran energi. Aktivitas fisik mengacu pada semua gerakan
tubuh termasuk selama waktu senggang, untuk berpindah dari suatu tempat atau
sebagai bagian dari pekerjaan seseorang. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk
aktif termasuk berjalan kaki, bersepeda, olahraga, rekreasi aktif serta bermain
yang dapat dilakukan pada tingkat keterampilan apapun dan untuk mencapai
kesenangan.1
Aktivitas fisik berkontribusi positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan
fisiologis serta psikologis manusia, baik itu aktivitas fisik dengan intensitas ringan
maupun intensitas sedang. Dengan beraktifitas fisik yang teratur, terbukti dapat
mencegah dan mengelola penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, stroke,
diabetes dan beberapa jenis kanker. Aktivitas fisik juga membantu mencegah
hipertensi, menjaga berat badan yang sehat, meningkatkan kesehatan mental,
kualitas hidup dan kesejahteraan. Kurangnya dalam beraktivitas fisik merupakan
salah satu penyumbang utama kematian penyakit tidak menular. Orang dengan
aktivitas fisik yang kurang dari 20% hingga 30% memiliki risiko kematian lebih
tinggi dibandingkan dengan orang yang cukup aktif.1 Menurut Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas), persentase aktivitas fisik kurang di Indonesia hampir sebesar
33,5% (<150 menit/minggu) dengan angka terbesar di Provinsi DKI Jakarta
sebesar 47,8% karena menurut studi, karyawan kantoran di Jakarta melakukan
aktivitas menetap atau sedentari aktivitas sebanyak 471 menit per hari atau setara
8 jam perhari (59 % kurang aktif) dan angka terendah terdapat di Bali sebesar
26%.2
Peningkatan aktivitas fisik mampu meningkatkan kemampuan kognitif salah
satunya yaitu fokus atau konsentrasi dengan cara mengoptimalkan transfer
oksigen dan zat gizi keseluruh tubuh termasuk otak dengan cara memperlebar

1
2

pembuluh darah dan mengoptimalkan kerja hormon. Hormon yang dimaksud


adalah endorphin, serotonin, dan adrenalin yang memberikan efek rasa bahagia
dan kompetitif pada manusia sehingga membuat tubuh menjadi bugar. Demi
menjaga fokus yang baik dalam beraktivitas, maka diperlukan tingkat kebugaran
tubuh yang baik juga. 3
Fokus atau konsentrasi merupakan aspek awal pemrosesan suatu informasi.
Banyak ahli teori yang menggambarkan fokus sebagai gerbang penentu dalam
pemrosesan awal informasi dengan tahap selanjutnya. Para filsuf terdahulu
cenderung mengidentifikasi fokus atau konsentrasi sebagai proses yang penting
untuk menjaga agar pikiran tetap teratur.4
Fokus merupakan indikator penentu efektivitas seseorang dalam kegiatan
pembelajaran. Di saat pembelajaran berlangsung, seseorang dengan tingkat fokus
penuh akan memperoleh hasil yang maksimal dibandingkan dengan tingkat fokus
rendah. Fokus dan kebugaran jasmani merupakan dua faktor yang saling
berhubungan, jika ingin memiliki tingkat fokus yang baik, tentunya harus
memiliki kebugaran tubuh yang baik juga. Tubuh yang bugar tidak akan mudah
lelah, jarang terserang penyakit, dan memiliki emosional yang stabil sehingga
berdampak pada fokus atau konsentrasi belajar dan prestasi akademik yang
diraih.5
Penurunan aktivitas fisik berdampak kepada penurunan kemampuan kognitif
pada remaja, khususnya yaitu penurunan tingkat fokus dalam belajar. Berdasarkan
hasil penelitian yang ada sebelumnya yaitu sebuah penelitian mengenai hubungan
berolahraga dengan konsentrasi dalam belajar pada mahasiswa di Universitas
Malahayati memperlihatkan adanya korelasi antara olahraga terhadap konsentrasi
belajar, pada mahasiswa tersebut dengan aktivitas fisik intensitas sedang memiliki
konsentrasi sedang (55,6%) dan angka koefisien sebesar 0,484 dengan p value
0.00<0.05, jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara
olahraga dengan konsentrasi belajar yaitu berkorelasi sedang.5
Namun masih ada argumentasi atau pendapat yang berbeda mengenai
hubungan aktivitas fisik dengan fokus atau konsentrasi, dalam penelitian ini
ditemukan bahwa olahraga aerobik tipe closed skill tidak mempengaruhi tingkat
3

fokus atau konsentrasi seseorang.6 Dan salah satu universitas di Indonesia yaitu
UPI juga melakukan penelitian yang sama dan memperlihatkan bahwa mahasiswa
memiliki tingkat aktivitas fisik yang tinggi namun dengan rata-rata tingkat
konsentrasi belajar rendah, kemungkinan disebabkan oleh faktor lain seperti
gugup saat melakukan tes yang singkat, oleh karena itu hanya sebesar 7,5%
aktivitas fisik mempengaruhi tingkat konsentrasi belajar dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor yang lain.7
Berdasarkan latar belakang dan masih adanya perbedaan pendapat serta masih
belum adanya kejelasan mengenai penelitian hubungan aktivitas fisik dengan
fokus membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang
hubungan aktivitas fisik dengan tingkat fokus pada mahasiswa prodi kedokteran
FKIK UNJA.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana hubungan aktivitas
fisik dengan tingkat fokus pada mahasiswa prodi kedokteran FKIK UNJA.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, tujuan pada penelitian ini
adalah mengetahui adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat fokus
pada mahasiswa kedokteran FKIK UNJA.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini untuk :
1. Menilai besar tingkat fokus pada sampel yang diberi perlakuan pada
penelitian.
2. Menilai besar tingkat fokus pada sampel yang tidak diberi perlakuan
pada penelitian.
3. Menilai hubungan aktivitas fisik dengan tingkat fokus pada mahasiswa
prodi kedokteran FKIK UNJA.
4

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1.4.1 Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengimplementasikan hasil penelitian ke dalam kehidupan
sehari-hari, menambah pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu metodelogi
penelitian.
1.4.2 Bagi Fakultas Kedokteran / Institusi
Dari hasil penelitian ini, dapat digunakan sebagai tambahan referensi
dalam ilmu pengetahuan tentang hubungan aktivitas fisik dengan tingkat fokus
serta digunakan sebagai pedoman dalam memperbaiki kualitas belajar pada
mahasiswa.
1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan masukan untuk penelitian
lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai