Adab-adab Tarbiyah
20 tahun dan mereka dulu mempelajari adab terlebih dahulu
sebelum mempelajari ilmu”.
Jadi ternyata metode beliau bukanlah metode yang beliau buat
sendiri, tetapi merujuk dari orang-orang terdahulu yang berarti
bahwa memang mereka (salaf) mendahulukan adab
dibandingkan ilmu, bahkan ketika kita lihat lamanya, imam
sufyan lebih lama belajar adab disbanding ilmu.
Muhammad bin Sirrin Rahimahullahu Ta’ala, salah
seorang tabi’in. Beliau berkata : ”Mereka dahulu (tabi’in dan
sahabat) mempelajari adab sebelum mereka mempelajari
ilmu”.
B. Adab-adab Bermajelis
1. Memilih majelis
Hadits Abu Musa Al Asy’ari yang diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim
ِ ِح َو ْال َجل
يس ِ ِ ِإنَّ َما َمثَ ُل ْال َجل : ال
ِ ِيس الصَّال َ ع َْن النَّبِ ِّي ع َْن َأبِي ُمو َسى
َ َصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق
هُ َوِإ َّما َأ ْنWا َع ِم ْنWَ ِذيَكَ َوِإ َّما َأ ْن تَ ْبتWْك ِإ َّما َأ ْن يُح
ِ W ُل ْال ِم ْسWير فَ َحا ِمW
ِ خ ْال ِك ِ ِك َونَافِ السَّوْ ِء َك َحا ِم ِل ْال ِم ْس
(متفق عليه ًك َوِإ َّما َأ ْن تَ ِج َد ِريحًا َخبِيثَة َ ير ِإ َّما َأ ْن يُحْ ِر
َ َق ثِيَاب ِ تَ ِج َد ِم ْنهُ ِريحًا طَيِّبَةً َونَافِ ُخ ْال ِك
)واللفظ لمسلم
Adab-adab Tarbiyah
Intinya, ketika berteman dangan teman yang shalih maka kita akan
mendapatkan 3 kebaikan:
1. Ia akan menghadiahkan kepada kita minyak wanginya, (ia
akan memberikan kita faedah tanpa diminta)
2. Kita akan membeli dari dia minyak wanginya karena dia
teman kita; tidak membeli di tempat lain; dimana kalau kita
beli dari teman maka ada hadiah khusus. Maksudnya tidak
begitu sulit bagi kita untuk meminta faidah darinya,
contohnya nasehatnya, dll.
3. Kita akan mendapatkan darinya bau yang harum, artinya
mungkin ia tidak langsung memberikan nasehat kepada kita
dan kita mungkin yang agak segan langsung memintanya
tetapi paling tidak posisi kita yang dekat dengannya itu bisa
membantu diri kita untuk bisa istiqamah. (tidak mau macam-
macam selama berada di sisinya).
Jadi, sangat penting untuk mengkondisikan kita berkumpul dan
bermajelis bersama dengan orang yang beriman dengan majelis yang
baik.
Hadits dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu yang
diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
ْرWWُين خَ لِيلِ ِه فَ ْليَ ْنظ َ ِ ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا
ِ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ال َّر ُج ُل َعلَى ِد
)َأ َح ُد ُك ْم َم ْن يُخَالِ ُل (رواه الترمذي وأبو داود
Adab-adab Tarbiyah
“Seseorang itu sangat bergantung pada agama temannya, maka
perhatikanlah kepada siapa kamu berteman”(HR. Tirdmidzi dan Abu
Dawud)
Dalil tersebut jelas memerintahkan kepada kita untuk memilih
teman (tidak sembarang dalam memilih teman dalam bermajelis)
pilih teman yang bisa membantumu untuk istiqamah. Bukan dengan
melihat penampilan saja, seperti majelis-majelis yang banyak
melucu, tertawa dsb.
“Tidaklah dari suatu kaum yang berdiri dari suatu majelis tapi
majelisnya tidak ada zikirnya kecuali mereka yang bangkit adalah
bangkai-bangaki keledai, bagi mereka adalah kerugian.”
َ ذ ُكرُوا هَّللاWْ Wَا لَ ْم يWوْ ٌم َمجْ لِ ًسWWَس ق َ Wَ ق ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ع َْن النَّبِ ِّي
َ َا َجلWWال َمW ِ ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ َر
ر لَهُ ْم (رواهWW َ َصلُّوا َعلَى نَبِيِّ ِه ْم ِإاَّل َكانَ َعلَ ْي ِه ْم تِ َرةً فَِإ ْن َشا َء َع َّذبَهُ ْم َوِإ ْن َشا َء َغف َ ُفِي ِه َولَ ْم ي
)الترمذي
Adab-adab Tarbiyah
ِة بِ ْال َع َربِيَّ ِةWَْرف
ِ ل ْال َمعW
ِ Wا َل بَعْضُ َأ ْهWWَ ةً و قW َرةً َونَدَا َمW َو َم ْعنَى قَوْ لِ ِه تِ َرةً يَ ْعنِي َح ْس: قَا َل َأبُو ِعي َسى
التِّ َرةُ ه َُو الثَّْأر
Artinya :
31. “ Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid[534], makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan[535]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebih-lebihan.”
Adab-adab Tarbiyah
[535] Maksudnya: janganlah melampaui batas yang dibutuhkan
oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang
dihalalkan.
Ayat ini salah satu dalil yang digunakan para fuqaha dalam
mewajibkan menutup aurat pada saat shalat.
“ش ْع ِر
َّ س َوا ِد ال
َ ش ِد ْي ُد ِ ض الثِّيَا
َ ب ِ ش ِد ْي ُد بَيَا
َ ،”
“Berpenampilan yang terbaik, pakaian yang sangat putih,
rambut yang sangat hitam………”
Adab-adab Tarbiyah
Intinya pembahasan para ulama, Jibril memakai pakaian yang
terbaik. Bahkan sebagian riwayat beliau alaihis salam meminyaki
rambutnya.
Dalam buku-buku ulama ada yang sangat detail dalam
menyebutkan persoalan ini, memotong kuku, merapikan janggut dsb
pada saat menghadiri majelis ilmu.
Adab-adab Tarbiyah
لِّ ْمA س ٍ ِسلَّ َم قَا َل ِإ َذا ا ْنتَ َهى َأ َح ُد ُك ْم ِإلَى َم ْجل
َ ُس فَ ْلي َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ ِ سو َل هَّللا ُ عَنْ َأبِي ُه َر ْي َرةَ َأنَّ َر
. ق ِمنْ اآْل ِخ َر ِة َّ ستْ اُأْلولَى بَِأ َح َ ُس ثُ َّم ِإ َذا قَا َم فَ ْلي
َ سلِّ ْم فَلَ ْي ْ ِس فَ ْليَ ْجلَ ِفَِإنْ بَدَا لَهُ َأنْ يَ ْجل
Adab-adab Tarbiyah
ا َمAAَا َل ِإ َذا قAAَسلَّ َم قَ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو ُ عَنْ َأبِي ُه َر ْي َرةَ َأنَّ َر
َ ِ سو َل هَّللا
ِهA َع ِإلَ ْيAس ِه ثُ َّم َر َجِ ِث َأبِي َع َوانَةَ َمنْ قَا َم ِمنْ َم ْجل ِ َأ َح ُد ُك ْم َوفِي َح ِدي
ُّ فَ ُه َو َأ َح
) ق ِب ِه (رواه مسلم
Adab-adab Tarbiyah
7. Anjuran untuk berkumpul di dalam sebuah majelis dan
tidak berpencar pada saat bermajelis.
ا لِىAAا َل « َمAAَ فَق-صلى هللا عليه وسلم- ِ سو ُل هَّللا ُ س ُم َرةَ قَا َل َخ َر َج َعلَ ْينَا َر َ عَنْ َجابِ ِر ْب ِن
َقا َل ثُ َّم َخ َر َج َعلَ ْينَا.» صالَ ِة
َّ س ُكنُوا فِى ال
ْ سا
ٍ ش ْمُ اب َخ ْي ٍل ُ ََأ َرا ُك ْم َرافِ ِعى َأ ْي ِدي ُك ْم َكَأنَّ َها َأ ْذن
فَ َرآنَا َحلَقًا فَقَا َل « َما لِى َأ َرا ُك ْم ِع ِزينَ » رواه مسلم
Adab-adab Tarbiyah
Dari Abu Daud berkata:” Kami para sahabat jika kami
mendatangi Rasulullah, salah seorang diantara kami duduk ditempat
perhentianny”.
Maka sunnah, barangsiapa yang datang di awal mengambil
posisi di depan.
10. Bolehnya kedepan bagi yang melihat di depannya ada tempat
yang lowong tanpa menyakiti orang lain.
Dari hadits riwayat Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam tentang
kisah tiga orang pemuda yang datang melewati majelis Rasulullah
tersebut. Tiga orang tersebut adalah:
1. Melihat tempat/majelis Rasulullah langsung bergabung dan
melihat yang kosong maka ia langsung ke depan.
2. Bergabung juga di tempat lowong tapi ia agak malu-malu,
maka ia menyelinap di majelis dengan agak malu-malu .
3. Yang tidak peduli dengan majelis ilmu, dia melihat majelis
Rasulullah tapi ia tidak mempunyai keinginan dan minat
dengan majelis tersebut.
Nabi ketika melihat ke tiga orang tersebut mengatakan:
“Orang pertma adalah orang yang berlindung kepada Allah, maka
Allah melindunginya, orang yang kedua bergabung dalam majelis
tapi malu-malu, maka Allah juga malu terhadapnya, sedangkan orang
yang ketiga ia berpaling maka Allah juga bepaling darinya”.
Imam Bukhari ketika menjelaskan hadits ini memberikan judul
bolehnya ke depan jika melihat ada lowong di depan, tetapi sekali
Adab-adab Tarbiyah
lagi jangan sampai menyakiti orang lain sebagaimana ketika nabi
melihat adanya orang yang mau ke depan, beliau berkata:”Duduk
saja, kamu telah menyakiti banyak orang”.
11. Menjauhkan diri dari duduk yang dilarang
Duduk yang paling bagus adalah duduk iftirasy atau seperti
duduknya Jibril alaihis salam dihadapan rasulullah ketika datang
untuk menjelaskan konsep keimanan kepada para sahabat.
Duduk yang dilarang oleh Rasulullah pada saat bermajelis adalah
ada dua, yaitu:
a. Duduk dimana seseorang meletakkan tangan kirinya ke
belakang lalu ia bersandar pada tangan kirinya tersebut atau
bertopang dengannya.
س ٌ ِ الAا َجAAَلَّ َم َوَأنAس َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو ُ قَا َل َم َّر بِي َر س َو ْي ٍد
َ ِ سو ُل هَّللا ُ ش ِري ِد ْب ِن
َّ عَنْ ال
ُدAا َل َأتَ ْق ُعAAَ ِدي فَقAَ ِة يAَ ْأتُ َعلَى َأ ْليA ِري َواتَّ َكAس َرى َخ ْلفَ ظَ ْه ْ ُي ا ْلي َ َه َك َذا َوقَ ْد َو
َ ضعْتُ يَ ِد
)ب َعلَ ْي ِه ْم (رواه أبو داود وأحمد ُ قِ ْع َدةَ ا ْل َم ْغ
ِ ضو
Adab-adab Tarbiyah
kedua-duanya jika kita memiliki hajat namun tidak untuk dilakukan
terus-menerus.
b. Duduk di tempat yang sebagian badannya terkena matahari
dan sebagian lainnya terlindungi.
ُد ُك ْم فِيAانَ َأ َحAAلَّ َم ِإ َذا َكAس
َ ِه َوAصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي
َ س ِم ِ قال َقا َل َأبُو ا ْلقَا َعن َأبي ُه َر ْي َرة
هُ فِي الظِّ ِّل فَ ْليَقُ ْمAAض
ُ س َوبَ ْع ِ ْمAAالشَّ هُ فِيAAض ُ ا َر بَ ْعAAصَ هُ الظِّ ُّل َوA ص َع ْن
َ َس فَقَلِ ْمA الش
َّ
)(رواه أبو داود وأحمد
Sunan Abu Daud dari Abu Hurairah RA, Abul Qasim Shallallahu
’alaihi wasallam bersabda: Jika salah seorang diantara kamu
berada di matahari dan sebagian lainnya dinaungi, maka ia harus
bangkit darinya.
12. Menutup majelis dengan doa kafaratul majelis.
“Menutup majelis dengan membaca Subhanakallahumma
wabihamdika Asyahadu anla ilaha illa anta astagfiruka wa atubu
ilaik.”
Adab-adab Tarbiyah
diantara kami” (HR. Ahmad dan Hakim serta haditsnya
dinyatakan hasan oleh Syaikh Albani dalam Shohih Al Jami’
Ash Shoghir).
Dari Abdullah bin Umar, dari Anas bin Malik dari Umar bin
Khattab Rasulullah bersabda ”Ikatlah ilmu dengan menulis”. (HR.
Imam Baihaqi).
Asy Sya’di mengatakan ”Bila kau mendengarkan satu ilmu maka
tulislah walaupun itu di dinding atau di tembok. Jangan pernah
engkau meninggalkan suatu ilmu kecuali engkau telah menulisnya”
3. Mendengarkan apa yang disampaikan oleh murabbi
Umar bin Khattab mengatakan: ”Jadilah kamu orang alim atau
mutaallim atau mustami’ (pendengar) dan jika kamu menjadi yang
ke empat maka kamu celaka”. Abu Darda mengatakan ”Tidak apa-
apa menjadi orang yang keempat, tapi orang yang keempat adalah
simpatisan. Dan jangan menjadi orang yang kelima karena kamu
akan binasa”.
Mustami’ artinya mendengarkan murabbiyah dengan kesan
menempatkannya di tempat yang tinggi (menghormatinya). Salah
satu sikap tersebut adalah bersikap tawadhu seperti Abdullah bin
Abbas yang begitu tawadhu terhadap guru-gurunya, meskipun
Adab-adab Tarbiyah
gurunya sendiri kadang risih sebab mereka tahu bahwa Ibnu Abbas
lebih ’alim dari mereka, namun ibnu abbas sendiri tidak mau
memberikan kesan seperti itu.
4. Memuliakan dan bersungguh-sungguh dalam berkhikmad
kepada murabbi
5. Tidak mendahuluinya
(jangan menimpali jika ada yang disampaikan oleh
murabbiyah), ini dijelaskan oleh para ulama dengan mengambil
firman Allah ”
Walaupun posisi Rasulullah tidaklah persis sama dengan posisi guru
sekarang namun paling tidak seorang murid tidak boleh mendahului
ustadznya dalam segala sesuatu. Ini juga dicontohkan oleh sikap nabi
Musa terhadap nabi Khidr dimana beliau selalu meminta izin dulu,
sampai-sampai ketika mau belajar kepada nabi Khidr pun beliau
meminta izin terlebih dahulu.
6. Bermulazamah atau dekat kepada murabbiyah
Dekat dengan tujuan :
Mengambil manfaat dari adabnya
Mengambil manfaat dari ilmunya
o Kata imam Syafi’i, salah satu cara untuk mendapatkan
ilmu adalah dengan banyak menemani ustadz dalam
waktu yang panjang.
o Ibrahim an Nasa’i pernah mengatakan ”kami
mendatangi Masruq bin Ajra’ salah seorang murid dari
Adab-adab Tarbiyah
Abdullah bin Mas’ud (salah seorang tabi’in), lalu kami
belajar dari akhlak dan budi pekertinya”. Inilah diantara
manfaat dekat dengan murabbi.
o Abdullah bin Wahab (beliau termasuk perawi yang
paling tsiqah terhadap Imam Malik) mengatakan ”yang
saya pelajari dari Imam Malik dari adabnya lebih
banyak kemudian ilmunya” Padahal tentu saja begitu
banyak ilmu Imam Malik yang bisa diserap tapi beliau
mengatakan saya lebih banyak belajar adabnya daripada
ilmunya. Jadi beliau tidak belajar ilmu saja tetapi juga
merekam bagaimana adab-adab yang diajarkan oleh
guru tersebut.
o Husain bin Ismail dari bapaknya, beliau menceritakan
”majelis Imam Ahmad dihadiri oleh sekitar lima ribu
lebih orang dan hanya sekitar lima ratus orang yang
menulis ilmu yang disampaikan, dan selebihnya hadir
untuk sekedar mempelajari adab dan perilaku imam
Ahmad”. Kadang untuk mengenal adabnya Syeikh
Utsaimin kita melihat siapa muridnya yang terdekat
Adab-adab Tarbiyah