Anda di halaman 1dari 2

Nama : Lisa Santika -201942028

Unit /Semester :1/5


Jurusan : Perbankan Syariah
Mk : Hukum Keuangan Perbankan Syariah

Resume Hukum Perbankan Syariah

1.pengertian hukum perbankan Syariah


hukum perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank yang memenuhi
prinsip-prinsip syariah dan memiliki peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan.
Hukum yang mengatur masalah perbankan disebut hukum perbankan (banking law) yakni serangkaian
ketentuan hukum positif yang masih berlaku sampai saat ini baik dalam bentuk peraturan
perundangundangan, yurisprudensi, doktrin, dan lain-lain yang mengatur masalah-masalah perbankan
sebagai lembaga, dan aspek kegiatannya.
Secara umum dapat dikatakan bahwa hukum perbankan adalah hukum yang mengatur segala sesuatu
yang berhubungan dengan perbankan. Kalau mau dirinci hukum perbankan itu mencakup bidang
hukum administrasi, hukum perdata, hukum dagang, hukum pidana dan hukum internasional.

2. landasan hukum perbankan Syariah


Landasan hukum perbankan syariah, yang meliputi sumber- sumber otentik dalam Islam untuk
menjadi rujukan dalam pengambilan hukum dan dalil-dalil agama. Landasan syariah Islam meliputi
Alquran, Sunnah, Ijtihad (Fiqh).
landasan hukum bank syariah berawal dari UU No 7/92 yang hanya mengatur tentang perbankan
secara konvensional, kemudian Bank Syariah sendiri dalam system operasinya UU tersebut dijadikan
sebagai landasan hukumnya ditambah Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 1992 tentang Bank
berdasarkan Bagi Hasil.

Yang terakhir, Undang Undang nomor 7 telah dilakukan perubahan dan menghasilkan Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998 sebagai landasan hukum bank syariah.
“Dalam pasal 1 butir 3, UU No 10 tahun 1998 disebutkan bahwa: Bank umum adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang didalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”
Jadi dengan adanya UU No 10 tahun 1998 tersebut, bank umum dibolehkan untuk menjalankan :

1. System konvensional atau


2. System syariah atau
3. System konvensional dan cabang syariah
3.undang-undang hukum perbankan Syariah

UU 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah mengatur tentang jenis usaha, ketentuan pelaksanaan
syariah, kelayakan usaha, penyaluran dana, dan larangan bagi Bank Syariah maupun UUS yang
merupakan bagian dari Bank Umum Konvensional.
isi Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
“Memberikan ketentuan mengenai jenis serta kegiatan usaha bank syariah dan unit usaha syariah,
serta ketentuan mengenai kelayakan penyaluran dana.Sejumlah larangan bagi bank syariah dan unit
usaha syariah juga diatur”

Adapun beberapa hal yang perlu dihindari dalam pelaksanaan kegiatan bank syariah menurut UU No.
21 tahun 2008 antara lain adalah kegiatan-kegiatan dengan unsur:

1. Riba
Riba dalam kegiatan perbankan syariah menjadi suatu hal dilarang. Hal ini terjadi karena dengan riba,
terjadi peningkatan jumlah pendapatan dengan cara yang tidak sah. Sebagai contoh, transaksi yang
mengandung riba adalah transaksi dalam pinjam-meminjam dimana nasabah dalam hal ini diminta
untuk membayar pinjaman dengan jumlah yang melebihi pinjaman pokok.

2. Maisir
Maisir atau juga disebut Qimar, adalah sebuah transaksi dalam bentuk permainan, dimana pihak yang
menang akan mengambil keuntungan dari pemain yang kalah. Transaksi ini dihindari karena sifatnya
yang tidak pasti dan cenderung untung-untungan. Praktik maisir yang mungkin sering terdengar
adalah praktik judi.

3. Gharar
Gharar adalah jenis transaksi yang dilarang, karena dalam hal ini, objek yang ditransaksikan bersifat
tidak jelas, sehingga objek tersebut tidak dapat segera diserahkan ketika proses transaksi. Dampak
yang berusaha dihindari dari transaksi ini adalah adanya tindakan zalim yang mungkin dapat
dilakukan oleh salah satu pihak terhadap pihak lainnya.

4. Haram
Prinsip syariah dalam pelaksanaannya juga melarang transaksi haram. Transaksi yang satu ini adalah
jenis yang mentransaksikan suatu objek yang terlarang dalam syariah Islam. Alasan pelarangan
transaksi yang satu ini mungkin sudah sangat jelas, karena objek-objek terlarang dalam hal ini hanya
akan menimbulkan mudharat yang lebih besar dibandingkan manfaat

Anda mungkin juga menyukai