Dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabiltitas disebutkan bahwa setiap warga negara penyandang disabilitas
berhak memperoleh pendidikan yang bermutu pada semua jenjang dan jalur pendidikan melalui pendidikan inklusif atau pendidikan khusus.
Kebijakan zonasi pendidikan merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah kepada setiap warga negara termasuk penyandang disabilitas
untuk memperoleh akses pendidikan yang bermutu yang berada di wilayahnya. Dengan kata lain penyelenggaraan pendidikan harus dapat
diakses oleh semua warga negara tanpa diskriminasi.
Pendidikan inklusif merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus. Layanan
pembelajaran pada sekolah penyelenggara pendidikan inklusif perlu memperhatikan dan memberikan perhatian yang berbeda pada siswa
penyandang disabilitas sesuai dengan dengan kondisi keterbatasan dan kesulitannya. Agar dapat memberikan layanan yang sesuai dengan
kondisi siswa tersebut, maka guru perlu mengenal siswa secara rinci seperti kebutuhan alat bantu, potensi yang dimiliki, kondisi kesehatan,
hambatan atau tantangan yang harus dihadapi, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan profil anak.
Kami menyambut baik upaya Program INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) dan TASS (Technical Assistant for Education
System Strengthening) yang didukung oleh Kedutaan Besar Australia di Indonesia bersama-sama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
untuk menyusun panduan dan instrumen Profil Belajar Siswa (PBS) sebagai salah satu sarana bagi guru dalam melakukan identifikasi dan
asesmen peserta didik. PBS pada sekolah penyelenggara pendidikan inklusif bertujuan untuk dapat membantu guru dalam menyusun program
pembelajaran individu. Bagi sekolah, data PBS dapat membantu sekolah dalam mengakomodasi kebutuhan siswa penyandang disabilitas, serta
membantu pemerintah daerah dalam memberikan layanan dan pembinaan terhadap layanan pendidikan bagi penyandang disabilitas. Dengan
tersusunnya profil belajar siswa diharapkan penyelenggaraan pembelajaran khususnya bagi siswa penyandang disabilitas dapat lebih terarah
untuk mengoptimalkan potensi dan kemampuan yang dimiliki. Data PBS secara nasional dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan dalam
perencanaan pemenuhan guru untuk mendukung kualitas layanan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif.
Jakarta, 19 Agustus 2019
Direktur,
Ttd.
Dr. Sanusi, M.Pd.
NIP 196204031982031003
Penyelenggaraan madrasah merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi semua warga negara di Indonesia. Layanan pendidikan di
pendidikan madrasah diperuntukkan bagi semua warga negara dengan keragamannya. Pada prinsipnya penyelenggaraan pendidikan melalui jalur
madrasah memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk memperoleh haknya di bidang pendidikan dengan nuansa keagamaan.
Dengan demikian pendidikan madrasah sangat mendukung kebijakan pemerintah untuk memberikan layanan pendidikan bagi semua warga
negara termasuk ana berkebutuhan khusus melalui penerapan program pendidikan inklusif pada semua jalur dan jenjang pendidikan.
Pendidikan inklusif di madrasah merupakan bentuk pemberian akses pendidikan khususnya bagi anak berkebutuhan khusus. Penyelenggaraan
madrasah yang inklusif, mulai dari madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, dan madrasah aliyah, perlu mendapat perhatian dalam rangka
meningkatkan angka partisipasi sekolah khususnya bagi anak penyandang disabilitas. Proses pembelajaran di madrasah harus memperhatikan
kondisi dan keterbatasan yang dimiliki oleh anak-anak berkebutuhan khusus, dalam rangka optimalisasi potensi dan kemampuan mereka.
Dengan kata lain, guru harus mengenal profil setiap anak yang berada dalam asuhannya, sehingga dapat memberikan layanan pendidikan yang
sesuai dengan karakteristik dan kondisi peserta didik.
Kementerian Agama yang selama ini telah dilibatkan dalam implementasi Program Inovasi memberikan apresiasi sekaligus mendukung
disusunnya Panduan dan Instrumen Profil Belajar Siswa. Kami percaya bahwa data dari Profil Belajar Siswa ini akan bermanfaat bagu guru dan
kepala madrasah, serta lembaga Kementerian di tingkat provinsi dan kabupaten/kota sebagai baseline data untuk penyusunan kebijakan dan
perencanaan pembinaan madrasah. Kami yakin bahwa penyusunan profile belajar siswa ini akan dapat meningkatkan mutu layanan pendidikan
khususnya kepada anak berkebutuhan khusus yang belajar di madrasah.
_____________________
NIP
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan tanpa
diskriminasi. Setiap warga negara tanpa memandang perbedaan termasuk yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, berhak
memperoleh pendidikan yang bermutu. Pemerintah wajib menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu dan wajib memberikan akses
kepada semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus.
Pendidikan inklusif merupakan salah satu strategi pemberian akses pendidikan kepada semua anak termasuk siswa penyandang disabilitas.
Pendidikan inklusif menempatkan semua pemangku kepentingan secara bersama-sama mengembangkan lingkungan pendidikan yang kondusif
bagi semua anak. Keberadaan siswa penyandang disabilitas pada satuan pendidikan reguler memerlukan perhatian dan penanganan tersendiri
sesuai dengan kondisinya. Untuk itu diperlukan program pembelajaran yang bersifat individu kepada setiap siswa sesuai dengan kesulitan dan
keterbatasan yang dimiliki.
Dalam rangka mengembangkan program pembelajaran yang dapat mengakomodasikan kondisi siswa penyandang disabilitas, maka perlu
dilakukan identifikasi terhadap data dan informasi siswa untuk memperoleh profil belajarnya. Program INOVASI dan TASS (Technical
Assistant for Education System Strengthening) di bawah Program Kementriaan Indonesia – Australia, bekerjasama dengan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama, telah mengembangkan penyelenggaraan pendidikan inklusif di Provinsi Nusa Tenggara
Barat (Kabupaten Lombok Tengah), Provinsi Jawa Timur (Kabupaten Probolinggo), dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (Kabupatan Sumba
Timur). Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah pembuatan Instrumen Profil Belajar Siswa. Penyusunan Panduan dan Instrumen Profil
Belajar Siswa melibatkan guru sekolah dan madrasah di Kabupaten Lombok Tengah, perwakilan dari Dinas Pendidikan Kabupaten, perwakilan
dari Kantor Kementerian Agama dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur, serta Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian Agama.
Instrumen Profil Belajar Siswa (PBS) merupakan salah satu peralatan yang dapat membantu identifikasi anak berkebutuhan khusus. Data dan
informasi dari PBS menjadi dasar bagi guru untuk menyusun program pembelajaran individual, bagi sekolah untuk menyusun program layanan
anak berkebutuhan khusus, dan bagi pemerintah daerah untuk menyusun program dan kebijakan terkait layanan pendidikan inklusif. Data dari
Profil Belajar Siswa di tingkat pusat dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana pemenuhan kebutuhan guru
pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun pendidikan khusus. Panduan penyusunan profil belajar siswa disusun sebagai pedoman bagi
semua pihak terkait, sekolah dalam melakukan identifikasi dan mencatat kondisi setiap anak, sehingga dapat memberikan layanan pendidikan
yang dapat mengoptimalkan potensi setiap anak sesuai dengan kondisinya.
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................................................................................................................................1
B. DASAR HUKUM..................................................................................................................................................................................................................................2
C. TUJUAN................................................................................................................................................................................................................................................3
D. MANFAAT PROFIL BELAJAR SISWA.............................................................................................................................................................................................4
E. RUANG LINGKUP PANDUAN..........................................................................................................................................................................................................5
BAB II PENGISIAN INSTRUMEN PROFIL BELAJAR SISWA....................................................................................................................................................................7
Pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan sejak Indonesia merdeka sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 dan diperjelas pada pasal 31 baik sebelum maupun sesudah amandemen. Negara Indonesia menjamin bahwa setiap
warga negara berhak dan wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya tanpa diskriminasi. Penyelenggaraan
pendidikan secara umum dapat diakses oleh semua warga negara Indonesia. Namun demikian, masih terdapat warga negara Indonesia yang
belum dapat memperoleh kesempatan untuk mengikuti pendidikan secara layak, khususnya mereka yang masuk dalam kategori anak
berkebutuhan khusus. Dalam sistem pendidikan Indonesia, diatur bahwa bagi warga negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional,
mental, intelektual, dan/atau sosial termasuk warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak
memperoleh pendidikan khusus.
Pada prinsipnya setiap anak usia sekolah berhak dan wajib mengikuti pendidikan yang bermutu. Namun demikian, anak berkebutuhan
khusus memiliki beberapa kendala dalam mengikuti pendidikan antara lain sifat disabilitasnya dan yang tak kalah pentingnya adalah
penerima masyarakat terhadap kondisinya. Pendidikan bagi siswa penyandang dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu bergabung dengan
anak-anak pada umumnya di sekolah reguler yang disebut dengan pendidikan inklusif, atau mengikuti pendidikan pada satuan pendidikan
khusus atau sekolah luar biasa.
Pendidikan inklusif merupakan salah satu strategi pemberian akses pendidikan kepada semua anak, termasuk bagi siswa penyandang
disabilitas untuk mengikuti pendidikan bersama-sama dengan anak yang lain. Inklusi merupakan suatu sistem yang menempatkan semua
pemangku kepentingan di bidang pendidikan, termasuk kepala sekolah, guru, pengurus yayasan, tenaga kependidikan, siswa, orang tua,
masyarakat dan pembina pendidikan, secara bersama-sama mengembangkan lingkungan pendidikan yang kondusif bagi semua anak
termasuk siswa penyandang disabilitas untuk dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Sebagai leading sector pembinaan pendidikan inklusif, maka Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus memiliki tugas dan fungsi untuk
menyiapkan bahan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembelajaran dan penilaian penyelenggaraan pendidikan inklusif.
Bentuk kegiatan yang diperlukan dalam pembinaan pendidikan inklusif mencakup penyusunan panduan serta bahan yang dapat menjadi
acuan dalam pembinaan pendidikan inklusif pada semua jenjang pendidikan, serta menjadi pedoman dalam pelaksanaan pendidikan inklusif
di tingkat sekolah.
Salah satu bagian dari layanan pendidikan di sekolah penyelenggara inklusif adalah pelaksanaan identifikasi dan asesmen siswa penyandang
disabilitas dalam rangka menyusun kebutuhan pembelajaran mereka sesuai dengan Profil masing-masing. Direktorat Pembinaan Pendidikan
B. DASAR HUKUM
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Panduan guru dalam penyusuan Profil Belajar Siswa (PBS) secara umum bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan pada
satuan pendidikan dasar dan menengah melalui penyediaan metode standar dalam melakukan identifikasi dan mencatat informasi
kesulitan disabilitas fungsional peserta didik.
2. Tujuan Khusus
Panduan guru dalam penyusuan PBS pada satuan pendidikan dasar dan menengah secara khusus bertujuan untuk membantu guru dan
sekolah dalam melakukan identifikasi peserta didik terutama siswa penyandang disabilitas pada aspek:
a. kebutuhan alat bantu/produk yang diperlukan dalam mengikuti pendidikan;
b. kesulitan dalam melakukan pergerakan di lingkungan sekolah dalam mengikuti aktivitas sekolah;
c. kesulitan fungsional yang mencakup fungsi panca indra, anggota badan, dan motorik sehingga memiliki keterbatasan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran;
d. potensi diri yang berkaitan dengan kemampuan dan kelebihan yang dimiliki;
PBS ini memiliki keterkaitan dengan sistem informasi pendataan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Data peserta didik
dengan disabilitas fungsional dan kebutuhan layanan pembelajaran akan membantu sekolah dan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
pendanaan dan penyediaan sumber daya di sekolah serta untuk mengevaluasi efektivitas penyelenggaraan pendidikan inklusif. Dengan
demikian sasaran pengguna PBS meliputi guru, kepala sekolah, orangtua, masyarakat, dinas pendidikan kabupaten/kota, dinas pendidikan
provinsi, dan pemerintah.
1. Manfaat PBS bagi Guru
Profil Belajar Siswa bagi guru. sangat bermanfaat untuk mengenali setiap peserta didik di kelasnya secara invividu Dengan PBS maka
guru dapat menerapkan pembelajaran yang lebih sesuai dengan karakteristik peserta didik. Data PBS dapat dipakai sebagai dasar
pertimbangan dalam membentuk kelompok kerja, pengembangan tutor sebaya dimana anak yang lebih mampu pada suatu mata pelajaran
dapat membantu temannya dalam belajar, memberikan perlakuan yang berbeda pada anak berkebutuhan khusus, serta mengembangkan
pembelajaran individual khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
2. Manfaat PBS bagi Sekolah
Profil Belajar Siswa bagi sekolah dapat dipakai sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Sekolah (RKAS) khususnya pada pemenuhan kebutuhan anak berkebutuhan khusus di sekolahnya. Program pemenuhan kebutuhan dapat
berbentuk pengalokasian anggaran pengadaan alat bantu bagi peserta didik yang memerlukan, program pendampingan guru yang
memiliki anak berkebutuhan khusus, program peningkatan kompetensi guru dalam bidang pelayanan anak berkebutuhan khusus, maupun
pengusulan atau pengajuan proposal ke dinas pendidikan kabupaten/kota untuk memperoleh bantuan pengadaan alat bantu atau guru
pendamping khusus atau pelatihan bagi guru terkait dengan keberadaan anak berkebutuhan khusus di sekolahnya.
3. Manfaat PBS bagi Orangtua
Panduan ini memuat formulir Profil Belajar Siswa (PBS) yang dapat mengidentifikasi peserta didik dengan benar. Pada dasarnya panduan
ini bertujuan memperkenalkan PBS dan memberikan petunjuk pengisian, pengolahan serta rencana tindak lanjutnya. Pada Bab I
Pendahuluan dijelaskan latar belakang, dasar hukum, tujuan, ruang lingkup dan manfaat PBS. Instrumen PBS dikembangkan oleh Program
Inovasi di salah satu kabupaten sasaran program, yaitu Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Instrumen dikembangkan oleh
Tim Inovasi bersama-sama guru-guru di beberapa Sekolah Dasar di Kabupaten tersebut dengan mengacu pada Panduan Identifikasi dan
Asesmen pada Satuan Pendidikan Khusus yang telah diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus,
Instrumen PBS mencakup pendataan peserta didik terkait dengan kebutuhan khusus yang diperlukan, dibagi menjadi 9 (sembilan) aspek,
yaitu:
1. Identifikasi Disabilitas, untuk memperoleh data dan informasi kesulitan atau keterbatasan peserta didik yang mencakup penglihatan,
pendengaran, motorik, berbicara, kesulitan dalam belajar, emosi, dan sebagainya;
2. Alat Bantu Khusus, untuk memperoleh data dan informasi peserta didik dari segi kebutuhan alat bantu secara fisik, seperti kacamata, alat
bantu dengar, kursi roda, tongkat, dan sebagainya;
3. Pergerakan (mobilitas) di Lingkungan Sekolah, untuk memperoleh data dan informasi kebutuhan peserta didik yang perlu diakomodasi
oleh sekolah untuk membantu pergerakan atau mobilitas peserta didik dalam mengikuti semua aktivitas di lingkungan sekolah, baik di
luar maupun di dalam kelas;
4. Kelebihan atau Kemampuan, untuk memperoleh data dan informasi tentang potensi yang dimiliki peserta didik sehingga dapat
dioptimalkan melalui pembinaan dan pembelajaran yang lebih intensif;
5. Belajar dan Dukungan Yang Dibutuhkan, untuk memperoleh data dan informasi kebutuhan peserta didik dari sisi pendampingan baik di
dalam maupun di luar kelas, perjalanan ke sekolah, komunikasi dengan orang lain, pendampingan dalam belajar, serta dukungan yang
diperlukan dalam mengikuti pembelajaran seperti pendampingan saat belajar, pengaturan cahaya, pembuatan tulisan yang diperbesar,
penambahan waktu untuk belajar, dan lain sebagainya;
6. Informasi Kesehatan, Diagnosa dan Pengobatan atau Penanganan, untuk memperoleh data dan informasi peserta didik dari sisi kondisi
kesehatan, berdasarkan informasi klinis dari dokter, terapis, atau spesialis.
7. Informasi lain, pada bagian ini untuk memperoleh data dan informasi peserta didik yang belum tercakup pada bagian sebelumnya seperti
hambatan dan tantangan yang dhadapi;
8. Kesimpulan Sementara, pada bagian ini memuat kesimpulan sementara dari data-data yang diperoleh sebagai dasar guru dalam
melakukan layanan pendidikan terbaik bagi anak, seperti pemenuhan kebutuhan alat bantu, perlakuan yang diperlukan dalam bidang
akademik, serta pendampingan yang diperlukan untuk mengoptimalkan potensi peserta didik dengan keterbatasan yang dimiliki.
Pengisian instrumen PBS tidak bisa dilakukan oleh guru sendirian, tetapi harus melibatkan siswa yang bersangkutan, orangtua/wali siswa,
serta tenaga medis serta spesialis kesehatan lainnya. Pengisian instrumen selain dilakukan dengan wawancara siswa dan orangtua, juga
berasal dari pengamatan dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembuatan PBS dapat dilakukan pada anak yang sudah terdaftar sebagai peserta
didik di sekolah dan dapat juga dilakukan pada saat pendaftaran peserta didik baru.
1. Pembuatan PBS untuk peserta didik yang terdaftar
Pembuatan PBS untk semua peserta didik yang telah terdaftar di sekolah dan sudah diinput di Dapodik, dilakukan untuk memperoleh
data dan informasi setiap peserta didik, sehingga dapat membantu membantu guru dan sekolah dalam meningkatkan layanan pendidikan
inklusif sesuai dengan kondisi setiap peserta didik. Dengan dimilikinya PBS setiap anak, maka sekolah dapat memasukkan rencana
pemenuhan kebutuhan anak berkebutuhan khusus ke dalam Program/Rencana Kerja Sekolah baik Rencaan Kerja Sekolah Jangka
Menengah maupun Rencana Kerja Anggaran Sekolah yang bersifat tahunan;
2. Pembuatan PBS untuk saat Penerimaan Peserta Didik Baru
Pembuatan PBS juga dapat dilakukan pada saat penerimaan peserta didik baru (PPDB). Pengisian dilakukan melalui wawancara dengan
anak dan orangtua untuk memperoleh data awal kebutuhan khusus peserta didik. Data dan informasi yang diperoleh harus dilengkapi
dengan hasil pengamatan keseharian setelah peserta didik mengikuti pembelajaran. Dengan dimiliki data awal kebutuhan peserta didik
maka guru dapat lebih mempersiapkan pembelajaran yang dituangkan sebagai bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran. Dari sisi
sekolah, dapat menuangkan rencana pemenuhan kebutuhan peserta didik ke dalam rencana kerja dan anggaran sekolah.
C. IDENTIFIKASI DISABILITAS
Identifikasi disabilitas dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi tentang ragam dan tingkat kesulitan atau keterbatasan yang
dialami oleh peserta didik. Cara mengisinya guru diminta untuk memberikan tanda checklist () pada kolom yang sesuai ragam dan tingkat
kesulitan siswa, serta dilengkapi dengan catatan atau penjelasan dari kesulitan yang dimiliki.
Pada saat guru mengisi kolom bagian ini, guru harus mengacu pada tabel acuan guru dalam mengidentifikasi tingkat kesulitan siswa
disabilitas (lihat Lampiran 3). Guru diharapakan memberikan informasi sesuai dengan hasil wawancara dan/atau pengamatan di sekolah.
untuk pembanding guru dapat membandingan dengan kemampuan siswa lainya yang se usia di kelas.
A. IDENTIFIKASI DISABILITAS
*Berikanlah penjelasan singkat tentang gambaran
Dibandingkan dengan siswa seusia, apakah memiliki kesulitan pada Tidak Sedikit Banyak Kesulitan
area berikut: Kesulitan Kesulitan* kesulitan* Total* kesulitan sesuai dengan hasil pengamatan atau
pengetahuan guru.
Kesulitan melihat sesuatu pada jarak dekat atau jauh,
luas pandang seperti objek benda, wajah dan gambar.
1 Penglihatan
Jika siswa menggunakan kacamata, apakah siswa
masih memiliki kesulitan untuk melihat?
Kesulitan mendengarkan suara seperti suara orang,
musik dan suara lainnya.
2 Pendengaran
Jika siswa menggunakan alat bantu dengar, apakah
siswa masih mengalami kesulitan untuk mendengar?
Motorik Kesulitan berjalan atau melakukan aktivitas seperti naik
3
Kasar tangga dan duduk
Kesulitan menggunakan tangan dan jari-jari, seperti
Motorik
4 mengambil benda kecil, contoh tombol atau pensil, biji-
Halus bijian, atau buka tutup wadah/kotak atau botol
Sulit dipahami saat berbicara, tidak mengeluarkan suara
5 Berbicara (hanya dipahami dalam bahasa yang sering digunakan
oleh siswa)
Kesulitan fungsi intelektual secara umum seperti
mengenali, mengingat, mengetahui, memahami,
6 Intelektual melakukan berbagai informasi atau instruksi di sekolah,
di rumah, ketika bermain, dll
Khusus untuk nomor 9 diisi dengan frekuensi terjadinya emosi peserta didik berdasarkan wawancara dan/atau pengamatan untuk
menentukan tingkat frekuensinya (tidak pernah, karang, sering dan selalu). Misalnya kalau setiap minggu minimal sekali anak mengalami
kegelisahan, maka hal itu dapat dimasukkan ke dalam kategori “’sering”.
Pada kolom penjelasan dapat diisi dengan penjelasan berdasarkan kondisi peserta didik, misalnya untuk penglihatan anak “banyak
kesulitan”, maka dalam kolom penjelasan ditulis kesulitan yang dialami peserta didik seperti “kesulitan melihat huruf pada jarak jauh atau
tulisan di buku paket”, atau “kesulitan melihat huruf yang dicetak kecil, sehingga memerlukan buku dengan cetakan huruf yang besar”.
Contoh lainnya adalah misalnya siswa mengalami waktu yang lama untuk memahami konsep sebuah kata, atau siswa sering salah dalam
menulis, dll
Bagian selanjutnya dalam instrumen PBS adalah kebutuhan alat bantu. Pada bagian ini diuraikan alat bantu yang diperlukan oleh peserta
didik dalam keseharian yang dapat mendukung kemandirian siswa di sekolah. Cara mengisinya guru diminta untuk memberikan tanda
checklist () pada kolom yang sesuai kondisi siswanya, yaitu kolom untuk alat bantu yang sedang digunakan, tidak menggunakan karena
memang tidak membutuhkan alat bantu, atau membutuhkan alat bantu tetapi tidak punya.
Jika terdapat alat bantu lain yang belum disebutkan dalam uraian, dapat ditambahkan dengan mengisi pada baris terakhir.
Pada pendataan tentang pergerakan anak di lingkungan sekolah meliputi kebutuhan anak yang perlu diakomodasi oleh sekolah sehingga
membuat sekolah menjadi ramah anak berkebutuhan khusus. Cara mengisinya guru diminta untuk memberikan tanda checklist () pada
kolom yang sesuai kondisi kebutuhan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aksesibel khususnya bagi siswa penyandang disabilitas.
Handrail atau pegangan untuk menuju kelas, pustaka, ruang guru dan toilet
Tempat minum
Jika terdapat kebuthan pergerakan lingkungan kelas atau sekolah yang belum disebutkan dalam uraian, dapat ditambahkan dengan mengisi
pada baris terakhir.
Pendataan kelebihan atau kemampuan dimaksudkan untuk menggali potensi yang dimiliki peserta didik, baik potensi akademik maupun
non-akademik. Potensi akademik misalnya kemampuan matematika atau ilmu pengetahuan alam yang cukup kuat. Sedangkan potensi non-
akademik termasuk seni musik, seni suara, seni lukis, olahraga, dan sebagainya. Potensi kelebihan dan atau kemampuan peserta didik digali
melalui wawancara dengan peserta didik serta orangtua, serta pengamatan sehari-hari.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pada bagian ini dimaksudkan untuk melakukan identifikasi kebutuhan dukungan yang diperlukan peserta didik baik dalam belajar maupun
dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Bagian ini dibagi menjadi dua bagian, bagian satu kebutuhan pendamping seperti kebutuhan
1. Dibandingkan dengan siswa seusianya, berapa banyak pendampingan kepada siswa terkait hal hal berikut. Berilah tanda ceklist
() pada salah satu kolom
Pendampingan
No Uraian aktifitas siswa Tidak Sedikit Banyak *Penjelasan
Butuh Butuh* Butuh*
1a Bergerak di dalam ruang kelas
1b Bergerak di lingkungan sekolah
1c Pergi dan pulang sekolah
1d Komunikasi: baik dalam
mengungkapkan maupun menerima
informasi.
1e Proses belajar
1f Kegiatan sehari-hari, seperti Makan dan
minum Buang air di toilet
menggunakan pakaian, sepatu, dll
Informasi tentang kesehatan peserta didik dicatat pada bagian Informasi Kesehatan, Diagnosa dan Pengobatan atau Penangan. Informasi
tentang kesehatan ini termasuk mencatat pengobatan yang sedang dan pernah dilakukan terhadap peserta didik, serta penanganan terhadap
gangguan kesehatan baik yang dilakukan oleh pihak medis maupun orangtua. Data dan informasi peserta didik dari sisi kondisi kesehatan
diisi berdasarkan informasi klinis dari dokter, terapis, atau spesialis. Pengisian informasi kesehatan anak dilakukan guru bersama-sama
dengan tenaga medis dan atau spesialis kesehatan lain yang relevan, serta orangtua. Pengisian bagian kesehatan anak juga dapat dilakukan
dengan mengacu pada catatan medis yang dimiliki.
Mohon diberikan informasi tentang kondisi kesehatan yang mungkin dimiliki siswa, seperti: epilepsy, kondisi jantung, asma, alergi, dan
lain-lain serta bentuk dukungan apapun yang diperlukan di sekolah terkait kondisi ini.
Kondisi Klinis/Hasil Diagnosa (eg. Cerebral palsy, Nama praktisi atau Layanan atau penanganan yang diterima
Tahun di
Autism spectrum disorder, gangguan pendengaran, institusi yang membuat dengan kondisi tersebut (termasuk
diagnosa
etc) diagnosis perkiraan tanggal)
I. INFORMASI LAIN
Informasi lain yyang dimaksud pada bagian ini adalah data dan informasi peserta didik yang belum tercakup pada bagian sebelumnya
seperti hambatan dan tantangan yang dhadapi. Tantangan yang dihadapi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam merawat
tubuh, berinteraksi dengan orang lain, serta kondisi lain yang menghambat dalam mengikuti pembelajaran atau pergi ke sekolah. Informasi
tentang tantagan yang dihadapi peserta didik dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pembelajaran serta perlakuan
khusus yang diperlukan.
G. INFORMASI LAIN
Tuliskan informasi lain terkait tantangan siswa yang belum terungkap dalam bagian sebelumnya. (Tantangan dapat terkait capaian KKM
kurikulum atau area lain seperti cara merawat diri, kondisi kehidupan sehari-hari di rumah termasuk Gizi, berkerja, kekerasan di rumah
tangga, keterampilan sosial, dll)
1.
3.
J. KESIMPULAN SEMENTARA
Kesimpulan sementara dibuat dari data-data yang diperoleh sebagai dasar guru dalam melakukan layanan pendidikan terbaik bagi anak,
seperti pemenuhan kebutuhan alat bantu, perlakuan yang diperlukan dalam bidang akademik, serta pendampingan yang diperlukan untuk
mengoptimalkan potensi peserta didik dengan keterbatasan yang dimiliki. Kesempulan sementara merupakan bagian yang penting untuk
dibuat oleh guru untuk melaksanakan rencana tindak lanjut yang bersifat cepat. Selain itu kesimpulan sementara setiap siswa dibuat rekap
untuk dilaporkan ke kepala sekolah untuk diprogramkan pemenuhannya, serta dilaporkan ke provinsi atau kabupaten/kota untuk
diprogramkan pemenuhan termasuk program pembinaan dan pengalokasian anggaran.
H. KESIMPULAN SEMENTARA
Bagian ini, guru diminta untuk memberikan kesimpulan sementara terkait dukungan yang diperlukan untuk membantu siswa bedasarkan
data/informasi yang diperoleh;
1 Alat Bantu
2 Akademik
3 Pendampingan/Bimbingan
Program pembelajaran individual disusun berdasarkan data dan informasi yang diperoleh melalui instrumen ini. Program ini dapat disusun
oleh guru kelas dengan bantuan/pendampingan guru pendamping khusus, terapis, profesional lainya atau dikerjakan secara bersama-sama,
jika diperlukan guru dapat juga melibatkan orangtua/wali untuk mendukung kerberhasilan program. Program pembelajaran individual (PPI)
dapat disusun untuk jangka waktu semester dan atau setahun. Program ini mencakup rencana pemenuhan alat bantu, bentuk pendampingan
yang diperlukan, serta kebutuhan lain yang mungkin memerlukan jangka waktu yang akan panjang untuk memenuhinya. Jika peserta didik
memerlukan pendampingan dalam pembelajaran, maka pemenuhannya dapat diprogramkan secara individual secara langsung oleh guru dan
akan lebih dengan memberdayakan peserta didik lain yang memiliki kemampuan lebih dalam rangka membangun kebersamaan dan
kekeluargaan di kelas. Sebagai catatan tidak semua siswa disablitas membutuhkan PPI, jika siswa menurut guru dapat mengikuti rencana
pembelajaran di kelas dan membutuhkan adaptasi metode, media atau materi maka guru dapat menyesuaikan rencana pembelajaran yang
terlah disusun, namum jika siswa membutuhkan dukungan pembelajaran diluar kurikulum sekolah seperti belajar isyarat, braille,
kemampuan bina diri, penanganan perilaka maka siswa diharuskan mendapat PPI
Apa Kebutuhan/Tujuan Jangka Panjang bagi siswa? (jangka waktu (Tahun/Semester): ______)
Contoh: Siswa mampu menguasai Braille, Bahasa isyarat, Orientasi mobilitas lingkungan Sekolah, Menggunakan alat atau teknologi
terapi dll (Harus jelas, spesifik dan didiskusikan dengan orang tua, guru pendamping khusus dan kepala sekolah).
Catatan: Tidak semua siswa membutuhkan PPI. PPI diperuntukkan buat siswa dengan standar dibawah kurikulum atau kebutuhan
lainnya untuk membantu siswa dalam mengikuti kurikulum. semua program pembelajaran yang dibuat untuk siswa harus detail
dan mungkin untuk dilakssiswaan).
1.
2.
4.
Tujuan Jangka Pendek merupakan turunan atau jabaran langkah kegiatan untuk mencapai tujuan jangka panjang, biasanya tujuan jangka
pendek berisi kegiatan atau aktivitas yang akan dicapai, diukur termasuk dievaluasi dalam keseharian anak di kelas, sekolah dan rumah.
Waktu maksimal untuk jangka pendek adalah 6 bulan, minimal 3 bulan.
Apa kebutuhan/tujuan jangka pendek bagi siswa? (3 – 6 bulan)
No Tujuan Jangka Pendek Aktivitas Yang Digunakan Bulan Pihak Yang Evaluasi Catatan
Pencapaia Terlibat
n
Petunjuk Pengisian:
1. Kolom tujuan Jangka Pendek, diisi tujuan singkat yang membantu mencapai tujuan jangka Panjang, misalnya, pada tujuan jangka
Panjang guru menetapkan bahwa siswa dapat menguasai keterampilan bina diri, maka pada tujuan jangka pendek, guru menetapkan
pada pada 3 bulan pertama tujuan yang harus dicapai adalah siswa dapat menggunakan toilet, pada 3 bulan yang sama, siswa dapat
berpakaian. Atau pada tujuan jangka Panjang guru menetapkan anak dapat menguasai dan mengoperasikan program baca layar computer
bagi penglihatan, pada tujuan jangka pendek 1 bulan pertama siswa dapat mengenal tombol dan fungsingya, bulan 2 anak dapat
mengoperasikan fungsi tombol dan membaca satu buku audio, dll
Dari hasil pengisian instrumen diperoleh profil belajar siswa secara individu termasuk kebutuhan khusus yang diperlukan, analisa profil
belajar siswa dapat dituangkan ke dalam tabel berikut.
Nama Siswa :
Kelas :
Sekolah :
C Identifikasi Disabilitas
D Potensi (Kelebihan/Kemampuan)
F Informasi Kesehatan
G Hambatan/Tantangan
H Kesimpulan Sementara
I Kebutuhan Program
Pembelajaran Individu
Dari hasil analisa PBS per peserta didik, selanjutnya dibuat rekap PBS per kelas yang dapat dituangkan ke dalam tabel berikut.
...
28
Dari rekapitulasi PBS per kelas, selanjutnya dibuat rekap PBS per sekolah untuk ditindak lanjuti dan dilaporkan ke dinas pendidikan
kabupaten/kota atau provinsi setempat, yang dapat dituangkan ke dalam tabel berikut.
REKAPITULASI PROFIL BELAJAR SISWA
SEKOLAH .......................................
TAHUN PELAJARAN ........./........
NO KELAS JML JENIS KEBUTUHAN ALAT JML ALAT NAMA ANAK YANG MEMERLUKAN
ABK BANTU
_______________________
Dari rekapitulasi PBS per sekolah, selanjutnya dibuat rekap PBS per kabupaten/kota untuk ditindak lanjuti dengan program pembinaan
pendidikan inklusif melalui pemenuhan kebutuhan alat bantu khusus bagi anak berkebutuhan khusus, yang dapat dituangkan ke dalam tabel
berikut.
REKAPITULASI KEBUTUHAN ALAT BANTU KHUSUS
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA SEKOLAH PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSIF
KABUPATEN/KOTA ..............................................
TAHUN ................
NO NAMA SEKOLAH JML JML ABK YANG JENIS KEBUTUHAN JML HARGA BIAYA (Rp)
ABK PERLU ALAT BANTU ALAT BANTU ALAT ATUAN
KHUSUS
_______________________
PBS merupakan data perorangan siswa disabilitas pada sekolah penyelenggara pendidikan inklusif. Data PBS dapat dimasukkan atau
diintegrasikan ke dalam DAPODIK pada kuartal pertama dari sebuah tahun pelajaran. Hal ini akan memungkinkan untuk mendukung
dilakukannya perencanaan dan penganggaran. Apabila hal ini tidak dimungkinkan, PBS dapat segera disi setelah seorang anak
teridentifikasi memiliki kesulitan fungsi dalam bentuk apapun juga. Bagi beberapa anak, ini sudah akan bisa dilakukan pada saat
pendaftaran karena sudah jelas sejak dari tahap awal bahwa sang anak tersebut memiliki kesulitan dan kebutuhan dukungan tertentu.
Beberapa anak mungkin memiliki kesulitan fungsi yang tidak segera terlihat nyata bagi guru mereka. Pada tahap kapanpun juga dalam satu
tahun ajaran, formulir ini tepat untuk diisi dan karenanya lakukanlah hal ini begitu kesulitan yang dimiliki peserta didik bisa teridentifikasi.
Adalah sebuah hal yang pantas untuk menyerahkan informasi baru ini pada saat hal ini diketahui.
Data dari formulir ini akan digunakan untuk mengisi halaman Fungsi/Disabilitas di DAPODIK pada bagian halaman individu peserta didik.
Segera setelah formulir berbasis kertas ini diisi, maka datanya hendaknya segera dimasukkan ke dalam DAPODIK, sementara versi kertas
dari formulir PBS ini hendaknya disimpan dalam berkas rahasia sekolah tentang peserta didik. Peserta didik yang memiliki PBS yang telah
diisi lengkap dari tahun ajaran sebelumnya tetap perlu mengisi formulir baru pada akhir kuartal pertama dari setiap tahun ajaran baru. Hal
ini memungkinkan untuk direkamnya perubahan-perubahan pada fungsi, dan memberikan kesempatan untuk memperbaharui informasi
lainnya yang mungkin telah berubah. Informasi klinis, diagnosa, atau perawatan harus dilihat kembali jika memang ada pembaharuan,
khususnya jika terdapat rujukan yang telah dilakukan, layanan yang telah diterima, diagnosa baru yang telah didapatkan, dll.
Catatan – kesulitan di beberapa bidang fungsi tidak disoroti untuk rujukan penilaian medis atau kesehatan karena terbatasnya layanan
diagnostik di Fiji, dan dalam banyak hal perawatan medis atau kesehatan tidak juga tersedia atau dipersyaratkan (di tabel di bawah ini
ditandai dengan tanda seru (!!).
Tingkat kesulitan yang dicatat di PBS
Rujukan kepada siapa?
Bidang Fungsi Tidak bisa (Pemilihan terhadap opsi ini bisa berbeda bergantung pada
Tidak ada Sedikit Banyak
sama lokasi)
kesulitan Kesulitan kesulitan
sekali
Mendengar X
Motor kasar X
motor halus X !!
Pembelajaran
X !! !! !!
(umum)
Perilaku/ X !!
Pergaulan
Suasana hati Sangat sedih, depresi, cemas, khawatir, setidaknya sekali seminggu
atau lebih sering lagi
Selain itu, sekolah khusus bisa juga memberikan masukan tentang bagaimana membantu anak-anak yang memiliki kesulitan di beragam
ranah. Kebijakan Kemendikbud adalah untuk mendukung pendidikan bagi anak-anak penyandang disabilitas untuk bersekolah di sekolah-
sekolah reguler, dan karenanya sebagian besar rujukan ke sekolah khusus hanya dilakukan untuk mendapatkan masukan/nasihat saja. Kepala
Sekolah dari sekolah khusus mungkin bisa memberikan nasihat tentang dukungan yang diperlukan bagi pendidikan sang anak di sekolah
reguler, dan dalam hal, jika diperlukan, ketika sang anak didaftarkan di sekolah khusus.
No Petunjuk
Bagian A; Jika terdapat tingkat kesulitan apapun juga (bahkan yang hanya “sedikit”), Anda harus menulis komentar di tempat
1 yang disediakan untuk memberikan deskripsi tentang kesulitan tersebut. Hal ini dipersyaratkan oleh Kemendikbud untuk
memahami datanya dengan lebih baik.
2 Bagian B; Alat Bantu Khusus – silakan mengacu pada Lampiran Appendix 1 (Daftar Istilah).
Bagian E; Bantuan manusia untuk berjalan atau bergerak terkait dengan bantuan dari siapa saja – misalnya, guru, guru bantu,
3
peserta didik lainnya, orang tua.
Bagian E, Pertanyan 2f; “Penerjemah bahasa isyarat tersedia untuk pembelajaran dan kegiatan sekolah lainnya”. Beberapa guru
berfikir kalau hal ini menanyakan apakah terdapat juru bahasa bahasa isyarat di sekolah secara umum. Pertanyaan ini meminta
4
Anda untuk “Mencatat adaptasi pada pembelajaran atau penilaian yang Anda saat ini lakukan bagi siswa ini?” termasuk
pikirkan apakah Penerjemah bahasa isyarat tersedia bagi siswa yang membutuhkan.
Gagasan untuk memasukkan data PBS ke dalam sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dapat diwujudkan melalui Aplikasi SIMPKB
(Sistem Informasi Manajemen Pengembangan Keprofesian (dan) Berkelanjutan) yang dapat diakses oleh semua guru. Dengan aplikasi yang
terhubung secara langsung atau tidak langsung dengan sistem Dapodik akan membantu pendataan siswa penyandang disabilitas dari sisi
data dan informasi yang terjaring dalam PBS. Menghubungkan data PBS dengan Dapodik dengan menggunakan aplikasi SIMPKB, kira-kira
dimulai dengan prosedur menginput data melalui menu PBS, verifikasi data, dan persetujuan verifikasi.
Alur proses pendataan siswa disabilitas melalui aplikasi SIM PKB akan dilakukan dalam 3 (tiga) Fase/Tahapan (Lihat Lampiran 4), yaitu;
1. Fase 1 : Sinkronisasi data DAPODIK
Pada Fase SIMPKB akan menjaring semua data anak berkebuthan khusus yang berasal dari data Dapodik, dimana sebelumnya data
tersebut sudah melalui proses input data oleh operator sekolah. Tujuannya data siswa peyandang disabilitas yang ada pada SIMPKB
sesuai dengan data Dapodik.
Pada Fase ini, jika sekolah menemukan ada siswa penyandang disabilitas belum ada pada aplikasi SIMPKB, maka sekolah terlebih
dahulu menginput data siswa tersebut dalam Dapodik melalui operator sekolah, dalam waktu 24 jam, SIMPKB akan mensinkronkan
data tersebut untuk dimunculkan dalam aplikasi.
2. Fase 2 : Penentuan Guru sebagai Asesor
Fase ini dapat dilakukan setelah sinkronisasi data atau Fase 1 dilakukan, pada Fase 2 ini, Kepala sekolah mengajukan nama guru yang
akan ditunjuk sebagai Asesor kepada Adim Dinas Pendidikan di SIMPKB untuk selanjuta Admin tersebut akan diberikan hak akses pada
laman menu PBS sesuai dengan ajuan kepala sekolah.
3. Fase 3 : Pemasukan data
Setelah guru diberikan hak akses, maka pada Fase ini guru sudah dapat masuk dalam laman instrumen PBS pada aplikasi SIMPKB dan
selanjutnya sudah dapat mengisi instrumen tersebt secara daring baik melalui android atau website sesuai dengan instruksi yang tersedia,
semua nama siswa yang ada dalam aplikasi tersebut harus ditindak lanjuti ke dalam instrumen. Guru (asesor) dapat melibatkan orang
DAFTAR ISTILAH
ISTILAH ARTI PENJELASAN
ASING
Assistive Alat bantu untuk Benda yang memodifikasi cara orang menggunakan jari atau tangan mereka untuk mengambil
devices for menggengam atau memegang benda.
gripping
Braille Braille Sistem menulis atau percetakan bagi tuna netra atau mereka dengan gangguan penglihatan, yang
memvariasikan titik-titik timbul yang mewakili huruf dan angka yang bisa dikenali ketika
disentuh.
Braille Mesin Braille Mesin yang menghasilkan titik-titik timbul di atas kertas untuk sistem Braille; seperti sebuah
machines mesin ketik. Tampilan elektronik Braille yang bisa diperbaharui (masih lumayan baru) adalah alat
sentuh yang bisa ditempelkan ke komputer atau ke beberapa jenis ponsel pintar, yang
memungkinkan penggunanya membaca tampilan layar dalam huruf Braille.
Communication Papan komunikasi Papan dengan simbol atau gambar yang digunakan untuk memfasilitasi komunikasi dengan
board mereka yang memiliki kemampuan berbahasa ekspresi yang terbatas. Orang bisa berkomunikasi
dengan menunjukkan, membuat gerakan tubuh atau melihat pada berbagai simbol dan gambar
yang ada di papan tersebut
Contact lenses Lensa Kontak Lensa plastik tipis yang langsung ditempatkan di permukaan mata untuk memperbaiki kerusakan
visual yang ada.
Crutches Kruk Tongkat atau penompang panjang yang digunakan oleh orang yang cedera atau penyandang
disabilitas sebagai alat bantu untuk berjalan, biasanya dirancang untuk pas diletakkan di bawah
Glasses Kacamata Sepasang lensa yang dipasangkan pada sebuah bingkai yang ditempatkan di hidung dan telinga,
(spectacles) digunakan untuk memperbaiki atau membantu penglihatan.
Hearing aid Alat bantu dengar Alat pengeras (suara) kecil yang dipasangkan di telinga, digunakan oleh orang yang tuli parsial.
Hearing loop / Hearing loop / sistem Sistem suara khusus yang mentransmisikan suara langsung ke alat bantu dengar. Hal ini
FM system FM membantu mengurangi suara latar yang menganggu dan membantu kejernihan pendengaran dan
pemahaman. Di ruang kelas, seorang guru bisa menggunakan mikrofon yang dipancarkan seperti
siaran radio ke peserta didik yang menggunakan alat bantu dengar.
Individual Program Pendidikan Rencana atau program yang didokumentasikan yang dibuat untuk masing-masing peserta didik
Education Plan Individu (PPI) yang memiliki disabilitas dan/atau yang memerlukan instruksi atau layanan khusus.
(IEP)
Large, easy-to- Penanda besar dan Penanda yang menggunakan informasi berorientasi visual yang terdiri dari lambang atau gambar,
read signage mudah dibaca dan/atau bahasa yang jelas dan sederhana, menggunakan huruf yang besar, jelas dan dengan
kotras yang nyata antara karakter yang ditampilkan dan warna latarnya.
Modified Perabotan yang Kursi atau meja atau perabotan lainnya yang khusus atau telah dimodifikasi untuk mengatasi
furniture dimodifikasi kesulitan, sepertinya misalnya pada postur tubuh untuk duduk, pengendalian postur tubuh atau
masalah pada penglihatan.
Orthotics Ortotik Penompang, pengikat atau penguat yang digunakan untuk mendukung, meluruskan, mencegah
atau memperbaiki fungsi dari bagian tertentu tubuh.
Prosthetics Prostetik Bagian tubuh buatan atau pengganti yang mungkin hilang karena trauma (cidera), penyakit atau
bawaan lahir. Prostetik biasanya ditemukan dalam bentuk lengan, tungkai dan kaki, dan sering
Screen reader Pembaca layar Sistem teks ke ujaran, ditujukan untuk digunakan pengguna tuna netra atau dengan kemampuan
penglihatan rendah, atau oleh mereka dengan disabilitas pembelajaran; yang bisa mengucapkan
isi teks yang ada di tampilan komputer.
Walker / Walker / Rangka Sebuah rangka digunakan untuk menompang pada saat berjalan, biasanya terbuat dari tabung
Walking frame untuk berjalan logam dan beralaskan karet.
Wheelchair Kursi roda Kursi yang dipasangkan roda sebagai cara untuk transportasi khususnya bagi mereka yang
berjalan merupakan hal yang sulit atau tidak mungkin dilakukan.
White cane Tongkat putih Tongkat kecil ringan digunakan oleh mereka yang tuna netra atau dengan kemampuan
penglihatan rendah, baik untuk membantu mobilitas (pergerakan) mereka serta juga untuk
memperingatkan orang lain akan halangan visual dari sang penggunanya.
INSTRUMEN
PROFIL BELAJAR SISWA (PBS)
PADA SEKOLAH PENYELENGGARA PENDIDIKAN
INKLUSIF
Format ini harus dilengkapi oleh guru, orangtua/wali siswa bersama-sama, dan orang terkait lainnya (Kepala Sekolah, Guru Pembimbing Khusus, Pengawas,
Terapis, dll). jika diperlukan, siswa dapat berpartipasi dalam pertemuan juga.
NPSN : NUPTK :
Pihak lain yang dilibatkan : Orang tua/ Wali/ Guru pembimbing Khusus /Terapis/ Kepala Sekolah/ Pengawas
Nama :
Tidak
Jarang Sering Selalu
pernah
Siswa terlihat: sangat sedih, depresi, cemas
9 Emosi berlebihan dan/atau gelisah.
3 Kursi roda
Tempat minum
Pendampingan
NO Uraian aktifitas siswa *Berilah diskripsi/ penjelasan singkat tentang
Tidak Sedikit Banyak jenis/bentuk pendampingan yang dibutuhkan siswa.
Butuh Butuh* Butuh*
1a Bergerak di dalam ruang kelas
1b Bergerak di lingkungan
sekolah
2e Memodifikasi materi
pembelajaran dan penilaian, atau
mengurangi kesukaran
pembelajaran bagi siswa
2f Menggunakan penerjemah
bahasa isyarat dalam proses
2h Mendampingi selama
pelaksanaan ujian (seperti:
pembaca soal, penerjemah
Bahasa isyarat)
2j Memberikan tambahan
pembelajaran bagi siswa di
rumah
Mohon diberikan informasi tentang kondisi kesehatan yang mungkin dimiliki siswa, seperti: epilepsy, kondisi jantung,
asma, alergi, dan lain-lain serta bentuk dukungan apapun yang diperlukan di sekolah terkait kondisi ini.
Tuliskan rekaman informasi klinik, diagnosa dan penanganan/pengobatan. Pada Bagian ini, hanya diisi jika siswa telah
ditangani oleh Dokter, Terapis, Audiologis, Spesialis Mata, atau Penanganan medis lainnya. Gunakanlan beberapa baris,
jika terdapat banyak kondisi (seperti. Down syndrome, Gangguan Penglihatan).
Kondisi Klinis / Hasil Diagnosa (eg. Cerebral Nama praktisi atau Layanan atau penanganan yang diterima
Tahun di
palsy, Autism spectrum disorder, gangguan institusi yang dengan kondisi tersebut (termasuk
diagnosa
pendengaran, etc) membuat diagnosis perkiraan tanggal)
Tuliskan informasi lain terkait tantangan siswa yang belum terungkap dalam bagian sebelumnya. (Tantangan dapat terkait capaian KKM kurikulum
atau area lain seperti cara merawat diri, kondisi kehidupan sehari-hari di rumah, keterampilan sosial, dll)
1) ______________________________________________________________________________________________________________
2) _____________________________________________________________________________________________________________
_
3) ______________________________________________________________________________________________________________
4) ______________________________________________________________________________________________________________
5) _____________________________________________________________________________________________________________
_
6) ______________________________________________________________________________________________________________
7) ______________________________________________________________________________________________________________
8) _____________________________________________________________________________________________________________
_
9) ______________________________________________________________________________________________________________
10) ______________________________________________________________________________________________________________
Bagian ini, guru diminta untuk memberikan kesimpulan sementara terkait dukungan yang diperlukan untuk membantu siswa bedasarkan
data/informasi yang diperoleh;
1 Ragam Disabilitas
2 Alat Bantu
3 Akademik
4 Pendampingan/Bimbingan
5 Lainnya…………………………..
*) Ragam Disabilitas bedasarkan pengelompokan dalam Dapodik, Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita ringan, Tunagrahita sedang, Tunadaksa ringan, Tunadaksa sedang,
Tunalaras, Tunawicara, Hiperaktif, Sulit Belajar, Down_sindrome, Autis dan Tunaganda
Apa Kebutuhan/Tujuan Jangka Panjang bagi siswa? (Jangka waktu (Tahun/Semester): _____________________________)
Contoh: Siswa mampu menguasai Braille, Bahasa isyarat, Orientasi mobilitas lingkungan Sekolah, Menggukan alat atau teknologi
terapi dll (Harus jelas, spesifik dan didiskusikan dengan orang tua, guru khusus dan kepala sekolah).
Catatan; Tidak semua siswa membutuhkan PPI. PPI diperuntukkan buat siswa dengan standar dibawah kurikulum atau kebutuhan
lainnya untuk membantu siswa dalam mengikuti kurikulum. semua program pembelajaran yang dibuat untuk siswa harus
detail dan mungkin untuk dilaksanakan).
1) ________________________________________________________________________________________________________________________________________
2) ________________________________________________________________________________________________________________________________________
3) ________________________________________________________________________________________________________________________________________
4) ________________________________________________________________________________________________________________________________________
5) ________________________________________________________________________________________________________________________________________
6) ________________________________________________________________________________________________________________________________________
7) ________________________________________________________________________________________________________________________________________
8) ________________________________________________________________________________________________________________________________________
9) ________________________________________________________________________________________________________________________________________
1
Tujuan harus spesifik, dapat diukur, realistis, dapat dicapai, mempunyai periode waktu pencapaian untuk mencapai tujuan jangka panjang
Kesulitan: Gambaran Tidak ada Sedikit Kesulitan Banyak Kesulitan Kesulitan Total
Umum kesulitan
Penglihatan Kemampuan mata Anak dapat melihat Anak memiliki kesulitan Kesulitan penglihatan anak Seorang anak dianggap buta
untuk melihat seperti papan tulis, buku, tetapi dapat diatasi tidak dapat diatasi dengan ketika dalam jarak 6 meter dia
wajah orang, objek, benda termasuk yang dengan misalnya; menggunakan kacamata, tidak dapat melihat sebuah
tulisan atau gambar berukuran kecil, duduk lebih dekat ke namun anak masih objek, dimana anak dengan
di papan tulis atau ekspresi wajah, dll, papan tulis, atau memiliki sisa kemampuan penglihatan normal dapat
buku. dengan tingkat mendekatkan buku ke penglihatan termasuk melihat dalam jarak 60 meter,
kemampuan yang mata. membedakan gelap dan atau jika bidang bidang
ini bukanlah sama seperti penglihatannya berdiameter
kemampuan Atau menggunakan terang.
kebanyakan anak- kurang dari 20̊ (normal bidang
otak/berfikir untuk anak lain pada kacamata/lensa dapat atau kacamata/lensa penglihatan 180 ̊ ).
memamahami apa usianya. mengatasi kesulitan kontak dapat mengatasi
yang dilihat. penglihatan anak. kesulitan penglihatan anak,
Catatan: tapi anak tidak memiliki
penglihatan dalam akses untuk mendapatkan
hal ini mengacu kacamata.
pada kemampuan
anak untuk melihat,
bahkan ketika
menggunakan
kacamata/lensa
kontak, jika memang
saat ini anak
menggunakannya.
Pendengaran Kemampuan anak mampu Anak mungkin memiliki Anak membutuhkan alat Anak-anak dengan gangguan
mendengar suara mendengar dengan kesulitan mendengar bantu dengan untuk pendengaran berat akan selalu
memahami pembicaraan mengalami kesulitan
Motorik Berjalan atau Dapat berjalan sendiri Dapat berjalan sendiri Memiliki kesulitan berjalan Anak memiliki kesulitan untuk
Kasar menaiki tangga tanpa dibantu sejauh (dengan kruk atau alat meskipun menggunakan mengontrol gerakan
lebih dari 500 meter, bantu jalan jika kruk atau alat bantu jalan; (disengaja). Tidak dapat
Catatan: jika anak baik di dalam maupun
memiliki alat bantu dibutuhkan) sejauh 100 membutuhkan bantuan duduk, berdiri atau berjalan
luar ruangan. meter di dalam atau untuk menaiki tangga, atau secara mandiri walaupun
untuk bergerak
seperti kursi roda, luar ruangan; mampu tidak mampu menaiki menggunakan alat bantu
kruk atau alat bantu menaiki tangga dengan tangga. bergerak.
jalan/gerak, atau rel tangga atau atau, membutuhkan kursi tidak dapat
dibantu untuk sedikit/minim bantuan. roda dan dapat mendorong/menggunakan
bergerak. atau memiliki sedikit menggunakan secara kursi roda sendiri.
Pertanyaan ini kesulitan untuk mandiri. Atau, memiliki
menanyakan bergerak antara duduk banyak kesulitan untuk
tentang kemampuan dan berdiri. bergerak antara duduk dan
anak untuk berjalan berdiri, namun dapat
atau menaiki tangga dilakukan secara mandiri.
bahkan ketika
menggunakan alat
bantu atau dibantu
dalam bergerak
Motorik Menggunakan Tidak ada kesulitan Sedikit kesulitan dalam Banyak mengalami Anak pada dasarnya tidak
Halus tangan dan jari-jari atau sama jika menggenggam, kesulitan dalam dapat menggunakan tangan
Berbicara Dipahami ketika Dapat berbicara dan Kesulitan ringan dalam Sangat sulit dimengerti, Tidak berbicara sama sekali
berbicara dengan dimengerti dengan berbicara atau atau sedikit berbicara, (bisu).
bahasa yang paling jelas. dimengerti saat sering sekali menghindari jika anak menggunakan
sering berbicara; dapat berbicara. Atau kelihatan Bahasa isyarat tetapi tidak
digunakan/lazim mencakup gagap berusaha terlalu keras berbicara, ini adalah katagori
(disukai) bagi anak. ringan (gangguan untuk mengeluarkan kata- yang tepat untuk dipilih. (harap
aliran bicara, kata. atau menggunakan dicatat, menggunakan bahasa
perpanjangan bunyi kalimat sederhana (kurang isyarat di dalam kolom
atau kata-kata). dari 4 kata). atau salah komentar)
dalam mengurutkan kata
dalam sebuah kalimat,
atau memiliki kosa kata
Intelektual
Kesulitan fungsi Mampu belajar dan Dibandingkan dengan Dibandingkan dengan anak Dibandingkan dengan anak
intelektual secara menerapkan anak lain di dalam lain di usia yang sama, lainnya di kelas, anak tidak
umum seperti keterampilan sekolah kelas, anak anak memiliki banyak dapat mendemonstrasikan
dan keterampilan membutuhkan kesulitan terkait belajar, fungsi intelektual dalam
memahami, umum yang beberapa bantuan keterampilan akademik belajar, menerapkan hasil
mengingat dibutuhkan di rumah, dan/atau tambahan dan konsep atau, kesulitan belajar, berfikir, pemecahan
berbagai pada level yang sama waktu namun dapat memahami beberapa masalah, tidak dapat
informasi atau (atau di atas) seperti dilakukan secara instruksi/langkah dalam menolong dan merawat diri
instruksi di anak lain pada mandiri. suatu tugas; atau belajar sendiri dan mengambil
sekolah, ketika usianya. untuk melakukan tugas keputusan.
sederhana seperti
bermain, di
mengeluarkan isi tas
rumah, dll Jika anak tampak sekolah, meletakkan buku-
Penting untuk mengalami kesulitan buku dan pensil di meja,
membandingkan belajar karena mengerjakan tugas,
dengan anak pada disebabkan anak tidak tanggung jawab rumah
usia yang sama paham Bahasa termasuk mengurus diri
yang tidak memiliki Indonesia, hal ini sendiri (buang air,
bukan disebabkan
Kesulitan Dibandingkan Tidak ada kesulitan Sedikit kesulitan dalam Anak beresiko, atau telah
Belajar Spesifik dengan anak yang dalam membaca, membaca, menulis, didiagnosa disleksia (atau
se -usia, anak menulis, memahami, memahami dan kesulitan belajar spesifik
memiliki kesulitan dan berhitung. berhitung. Namun anak lainnya)
pada area tertentu memperlihatkan Anak memperlihatkan
meliputi area perkembangan pada
dengan jelas kemampuan
membaca, area-area tersebut.
pada beberapa area,
berhitung,
memahami, menulis
namun juga
(seperti disleksia, memperlihatkan
diskalkulia). kelemahan pada area lain
Kesulitan belajar seperti; tulisan tangan
specifik seperti yang buruk dengan
disleksia banyak kesalahan,
mempengaruhi mengulangi kata-kata;
beberapa aspek mengeja kata dengan
dalam belajar. Anak- cara yang berbeda; tidak
anak ini sering ada ekspresi dalam
belajar keterampilan membaca; pemahaman
lain dengan sangat yang buruk; tidak
baik. mengenali kata-kata yang
Tidak untuk kelas familiar; lamban dalam
awal atau siswa mengolah informasi;
yang baru masuk konsentrasi yang buruk;
sekolah. kelelahan karena