Mutiara O Panjaitan
Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Jl. Gunung Sahari Raya No 4A, Jakarta
Pusat e-mail: mutiara_op@yahoo.co.id
Diterima tanggal: 3/11/2012; Dikembalikan untuk revisi tanggal: 26/11/2012; Disetujui tanggal:
8/02/2013
Abstrak: Tujuan analisis ini yaitu untuk menganalisis: 1) Efisiensi rumusan standar kompetensi
dan kompetensi dasar; 2) Keterbacaan standar kompetensi dan kompetensi dasar; 3) Kejelasan
ruang lingkup materi; 4) Tingkat kesulitan standar kompetensi dan kompetensi dasar; 5)
Penggunaan istilah linguistik pada rumusan kompetensi; dan 6) Gradasi masing-masing
genre. Analisis dilakukan dengan mengacu pada teori bahasa yang dipaparkan yang digunakan
sebagai landasan pengembangan standar isi tersebut. Hasil analisis sebagai berikut: Pertama,
pemisahan tindakan reseptif dan produktif menyebabkan banyak pengulangan dalam merumuskan
standar kompetensi dan kompetensi dasar; Kedua, pengelompokan standar kompetensi dan
kompetensi dasar menurut keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca,
dan menulis) cenderung dipahami guru sebagai empat keterampilan berbahasa yang
terpisah; Ketiga, kompetensi linguistik disebutkan dengan kata-kata “keakuratan, keberterimaan,
dan kelancaran” tanpa spesifikasi lingkup materi yang perlu dicakup sehingga menimbulkan
multitafsir; Keempat, tingkat kesulitan kompetensi di atas kemampuan rata-rata peserta didik
Sekolah Menengah Pertama; Kelima, rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar
banyak menggunakan istilah linguistik cenderung teoretis sehingga guru sulit menjabarkannya;
Keenam, tidak terlihat gradasi kesulitan masing-masing genre.
Kata kunci: bahasa Inggris, kurikulum, kompetensi komunikatif, sekolah menengah, genre,
dan teks
Abstract: The purpose of this paper is to analyze: 1) The efficiency of formulation of competence
standards and basic competence; 2) Readability of competence standards and basic competence;
3) Clarity of Scope of material; 4) The degree of difficulty of competence standards and basic
competence, 5) The use of linguistic terms on competence standards and basic competence,
and 6) Gradation of each genre. The analysis was done with reference to the theory of language
presented in this paper which is also used as the basis for the development of content standards.
The results showed that: First, separation of receptive and productive competence caused a lot
of repetition in formulating competence standards and basic competence; Second,
competence standards and basic competence grouping according to language skills (listening,
speaking, reading, writing) tend to be understood by teachers as a separate four language
skills; Third, linguistic competence is mentioned with the words “accuracy, acceptance and
fluency” without specification that need to be covered so that raises multiple interpretations;
Fourth, The difficulty level of competence is above the ability of average junior high school
students; Fifth, the formulation of competence standards and basic competence use so many
linguistic terms that tend to be theoretical that teachers difficult to interpret it; Sixth, there is
no gradation of each genre.
1
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
Pendahuluan
mandiri, khususnya Silabus dan Rencana
Salah satu dimensi yang tidak bisa dipisahkan dari
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
pembangunan dunia pendidikan nasional yaitu
Bahasa Inggris, baik sekolah menengah pertama
kebijakan mengenai kurikulum, karena kebijakan
(SMP) maupun sekolah menengah atas (SMA).
ini menjadi dasar bagi pelaksanaan proses pem-
Pada kedua dokumen tersebut bila ditelaah
belajaran di setiap satuan pendidikan. Dengan
secara seksama, ditemukan bahwa: 1) masih
demikian, sistem pendidikan nasional harus
banyak guru yang mengajarkan keterampilan
mampu menghasilkan kurikulum yang berpotensi
berbahasa secara terpisah; 2 ) kegiatan
menciptakan kehidupan yang damai, cerdas,
pembelajaran kurang menunjukkan keterpaduan
demokratis, dan mampu bersaing sehingga dapat
keterampilan- keterampilan berbahasa yang
meningkatkan kesejahteraan warga negara
berdampak pula pada penilaian keterampilan
Indonesia.
bahasa yang juga berdiri sendiri; 3) tugas-tugas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
yang diberikan cenderung dalam konteks kelas
20 , Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
yang seharusnya konteks dunia sehari-hari di
Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
mana bahasa target banyak digunakan; 4) bentuk
Indonesia Nomor 19, Tahun 2005 tentang Standar
teks yang diajarkan kurang bervariasi. Kondisi
Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa
lainnya, kemampuan guru menerjemahkan
penyusunan kurikulum merupakan tanggung
Standar Isi sangat beragam di berbagai jenis dan
jawab setiap satuan pendidikan. Kurikulum yang
jenjang satuan pendidikan, begitu juga di setiap
dikembangkan oleh satuan pendidikan disebut
daerah baik provinsi maupun kebupaten/kota.
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Keragaman kemampuan tersebut tentunya akan
(KTSP). Kurikulum pada semua jenjang dan jenis
berdampak pada keragaman kualitas penye-
pendidikan dikembangkan mengacu pada Standar
lenggaraan proses pembelajaran sehingga akan
Nasional Pendidikan ( SNP) yang memuat
berdampak pula terhadap capaian belajar peserta
kompetensi bahan kajian dan kompetensi mata
didik.
pelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik Standar Isi (SI) merupakan acuan utama bagi
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
satuan pendidikan dalam mengembangkan
Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan
kurikulum di samping standar kompetensi lulusan
Nasional berkewajiban menentukan standar-
(SKL). Standar isi adalah ruang lingkup materi
standar minimal yang harus dipenuhi oleh satuan
minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk
pendidikan. Terdapat delapan standar yaitu:
mencapai kompetensi lulusan minimal pada
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar
jenjang dan jenis pendidikan tertentu; memuat
Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kepen-
standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar
didikan, Standar Penilaian, Standar Sarana dan
( KD) untuk setiap mata pelajaran. Namun,
Prasarana, Standar Pengelolaan, dan Standar
mengembangkan kurikulum berdasarkan SK dan
Pendanaan. Pengembangan lebih jauh terhadap
KD tersebut tidaklah mudah bagi guru. Dalam
standar-standar tersebut diserahkan kepada
pertemuan-pertemuan formal dan informal penulis
daerah/satuan pendidikan masing-masing sesuai
banyak mendengar keluhan guru bahasa Inggris
peraturan yang berlaku. Bagaimana standar-
yang kurang memahami SI.
standar tersebut diterjemahkan menjadi Berbagai kalangan pendidikan juga me-
kurikulum, diserahkan kepada satuan pendidikan nyuarakan hal yang lebih kurang sama, yaitu
bersangkutan. adanya berbagai permasalahan dan kesulitan
Dalam implementasi kebijakan tersebut, hasil
yang dihadapi guru terkait dengan pemahaman
pengalaman penulis dalam melakukan bantuan
SI serta implementasinya. Di samping itu,
teknis profesional bagi Tim Pengembang
dipertanyakan pula, antara lain relevansi bahasa
Kurikulum (TPK) kabupaten/kota pada tahun
Inggris dengan kebutuhan komunikasi peserta
2009-2012 di beberapa provinsi menunjukkan
didik sehari-hari, penguasaan bahasa Inggris guru
bahwa masih banyak satuan pendidikan yang
yang rata-rata belum memadai untuk menjadi
belum mampu mengembangkan dan menyusun
model pengguna maupun pembelajar bahasa
KTSP secara
2
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
14
Mutiara O Panjaitan, Analisis Standar Isi Bahasa Inggris SMP dan SMA
Lisan Tul
14
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
Kompetensi Sosio-kultural
Kompetensi Wacana
Kompetensi Strategi
14
Mutiara O Panjaitan, Analisis Standar Isi Bahasa Inggris SMP dan SMA
14
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
14
Mutiara O Panjaitan, Analisis Standar Isi Bahasa Inggris SMP dan SMA
Standar
Kompetensi Dasar
Kompetensi
Mendengarkan
a. Memahami
1.1 Merespon makna dalam percakapan transaksional (to get
makna dalam
things done) dan interpersonal (bersosialisasi) yang
percakapan
menggunakan ragam bahasa lisan sangat sederhana secara
transaksional
akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dengan
dan
lingkungan terdekat yang melibatkan tindak tutur: menyapa
interpersonal
orang yang belum/sudah dikenal, memperkenalkan diri
sangat
sendiri/orang lain, dan memerintah atau melarang.
sederhana
untuk 1.2 Merespon makna dalam percakapan transaksional (to get
berinteraksi things done) dan interpersonal (bersosialisasi) yang
dengan menggunakan ragam bahasa lisan sangat sederhana secara
lingkungan akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dengan
terdekat lingkungan terdekat yang melibatkan tindak tutur: meminta
dan memberi informasi, mengucapkan terima kasih, meminta
maaf, dan meng- ungkapkan kesantunan
Berbicara
b.Mengungkapkan
2.1 Mengungkapkan makna dalam percakapan transaksional (to
makna dalam
get things done) dan interpersonal (bersosialisasi) dengan
percakapan
meng- gunakan ragam bahasa lisan sangat sederhana secara
transaksional
akurat, lancar, dan berterima
dan
interpersonal 2.2 Melakukan interaksi dengan lingkungan terdekat yang meli-
sangat batkan tindak tutur: menyapa orang yang belum/sudah dike-
sederhana nal, memperkenalkan diri sendiri/orang lain, dan memerintah
untuk atau melarang
berinteraksi 2.3 Mengungkapkan makna dalam percakapan transaksional (to
dengan get things done) dan interpersonal (bersosialisasi) dengan
lingkungan meng- gunakan ragam bahasa lisan sangat sederhana secara
terdekat akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dengan ling-
kungan terdekat yang melibatkan tindak tutur: meminta dan
memberi informasi, mengucapkan terima kasih, meminta
maaf, dan mengungkapkan kesantunan
14
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
Materi Indikator
Standar Kompetensi Kegiatan
Pembelajaran Pencapaian Penilaian
Kompetensi Dasar Pembelajaran
KD
Mendengarkan 1.1 Merespon makna yang Responding to Mendengarkan Merespon Quiz
terdapat dalam initial greetings percakapan dengan
1 Memahami
percakapan interpersonal/ benar
makna dalam - very well, thank Ulangan
transaksi onal terhadap
percakapan transaksional (to get you and how are melalui tape tindak
transaksional things done) dan you. secara klasikal tutur:
dan interpersonal - I’m berkenalan, Tertulis
Mendiskusikan
interpersonal (bersosialisasi) resmi good/okay/alright bertemu, Tugas
berbagai
dalam dan tak resmi yang - Very well. Thank tindak tutur dan
menggunakan ragam you lain yang berpisah.
konteks
kehidupan bahasa lisan - Oh, pretty good dapat
sederhana secara digunakan
sehari-hari - Not to bad,
akurat, lancar dan dalam
thanks
percakapan
berterima dalam - Fine, thanks. yang didengar
konteks kehidupan
- Exellent secara
sehari-hari dan berpasangan.
melibatkan tindak
Mendiskusikan
tutur: berkenalan, Closing/leave
respon yang
bertemu/berpisah, taking diberikan
menyetujui - goodbye terhadap
ajakan/tawaran/ tindak tutur
- bye bye, bye
undangan, menerima yang didengar
now, see you,
janji, dan membatal- secara
take care
berkelompok
kan janji - see you later..fine
- see you …soon
- see you
tonight..all right
- good night
1.2 Merespon makna yang Expreesing Mendengarkan Merespon Quiz
terdapat dalam happiness : formal percakapan berbagai Ulangan
percakapan interpersonal/ tindak tutur
oh, I’m so tertulis
transaksional (to get transa ksional
happy. dalam wacana
things done) dan melalui tape Tugas
I can’t say how lisan
secara
interpersonal pleased I am. interpersonal/
individu.
(bersosialisasi) resmi transaksional:
I had a splendid Mendiskusikan
dan tak resmi yang time there. dalam
tindak tutur
menggunakan ragam yang diguna- berbagai
What a
bahasa lisan marvelous place kan dalam acara secara
sederhana secara I,Ve ever seen. percakapan senang dan
akurat, lancar dan yang didengar bahagia.
It’s an
berterima dalam secara
interesting
berpasangan.
konteks kehidupan experience.
sehari-hari dan It’s an Mendiskusikan
melibatkan tindak outstanding respon yang
adventure. diberikan
tutur: mengungkapkan
terhadap
perasaan bahagia, It’ a sensational tindak tutur
menunjukkan trip. yang didengar
perhatian,
menunjukkan simpati,
dan memberi instruksi
14
Mutiara O Panjaitan, Analisis Standar Isi Bahasa Inggris SMP dan SMA
14
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
Mendengarkan
Tabel 3. Contoh SK dan KD Kelas VII, Semester 1 yang terlalu sulit bagi peserta didik
Menulis
6. Mengungkapkan makna 6.1 Mengungkapkan makna gagasan dalam teks tulis
dalam teks tulis fungsional pendek sangat sederhana dengan
fungsional pendek menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar
sangat sederhana untuk dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan
berinteraksi dengan terdekat
lingkungan terdekat 6.2 Mengungkapkan langkah retorika dalam teks tulis
fungsional pendek sangat sederhana dengan
menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar
dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan
terdekat
15
Mutiara O Panjaitan, Analisis Standar Isi Bahasa Inggris SMP dan SMA
Tabel 4. Contoh SK dan KD Kelas VII, Semester 2 yang terlalu sulit bagi peserta didik
Berdasarkan Tabel 3 dan 4 terlihat bahwa memayungi bentuk-bentuk teks yang digunakan
cukup banyak KD yang menuntut penguasaan di masyarakat. Sebagai contoh, narrative
bahasa tulis peserta didik, sementara mencakup: cerita, novel, fabel, cerita rakyat;
penguasaan bahasa lisannya belum cukup kuat. recount mencakup, misalnya: pengalaman pribadi,
Waktu belajar yang tersedia cenderung digunakan laporan kegiatan, laporan perjalanan, cerita
untuk membaca dan menulis teks. sukses. Ketika merencanakan proses
pembelajaran, kebanyakan guru tetap meng-
Penggunaan Istilah Linguistik pada Rumusan gunakan istilah payungnya sehingga tidak jelas
Kompetensi teks apa yang akan diajarkan. Guru mengajarkan
Rumusan kompetensi pada SK dan KD banyak istilah linguistik yang seharusnya tidak perlu.
menggunakan istilah linguistik seperti Istilah- istilah linguistik tersebut juga sulit
‘t ransaksional’, ‘interpersonal’, ‘fungsional’, dipahami guru di lapangan karena tidak dilengkapi
‘descriptive’, ‘report’. Penggunaan istilah tersebut dengan penjelasan tentang hakikat dan
membuat rumusan kompetensi sangat umum dan keterkaitannya dengan berbagai teks yang
cenderung teoretis. Semua istilah tersebut adalah ditemui peserta didik di dunia nyata. Sebagai
istilah teknis linguistik dan abstrak yang contoh dapat dilihat pada silabus berikut ini.
15
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
15
Mutiara O Panjaitan, Analisis Standar Isi Bahasa Inggris SMP dan SMA
15
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
Saran
yang relevan dengan kehidupan nyata peserta
Berdasarkan hasil kajian dan pembahasan di atas,
didik. Misalnya, menyusun teks deskriptif, lisan
beberapa saran yang dapat dijadikan bahan
dan tulis, tentang orang; menyusun teks prosedur,
pertimbangan dan mendapat perhatian bagi
lisan dan tulis, berbentuk resep. Hal ini sekaligus
pemangku kepentingan sebagai berikut.
memudahkan guru menentukan pembeda
Pertama, rumusan KD tidak dipisahkan
cakupan (gradasi) untuk genre yang sama pada
menurut tindakan reseptif dan produktif agar tidak
kelas yang berbeda. Hal ini akan membantu guru
terjadi pengulangan- pengulangan. Kedua,
merancang proses pembelajaran yang bernuansa
pengelompokan KD bukan berdasarkan aspek
eksploratif, pemecahan masalah, evaluasi diri,
keterampilan berbahasa tetapi aspek wacana,
mandiri, dan menumbuhkan kreativitas. Kelima,
sosiokultural, strategi komunikasi, dan linguistik
peng-gunaan istilah-istilah linguistik teoretis
agar: 1) kegiatan komunikatif lisan maupun
sebaiknya dihindari supaya guru tidak meng-
tertulis berjalan secara wajar dan terintegrasi
ajarkan hal- hal teknis dan abstrak kepada
secara proporsional dalam setiap kegiatan
peserta didik sebagai konsep pengetahuan.
komunikatif dalam setiap genre; 2) memudahkan
Keenam, mengembangkan kurikulum hanya
guru menentukan kegiatan-kegiatan komunikatif
berdasarkan SK dan KD tentu tidak mudah bagi
( tujuan pembelajaran) yang harus dikuasai
guru terlebih kemampuan mereka menerjemahkan
peserta didik; dan 3) memudahkan guru me-
sangat beragam. Oleh karena itu, diperlukan
nentukan gradasi kesulitan unsur kebahasaan.
perangkat lainnya, seperti silabus atau panduan
Ketiga, penentuan KD perlu memperhatikan
yang memuat contoh pengembangannya
kebutuhan peserta didik dan tingkat kesulitannya.
sehingga guru mempunyai waktu lebih banyak
Hal ini tentu perlu mempertimbangkan juga
untuk mencurahkan perhatian dan kemampu-
alokasi
annya merancang proses pembelajaran yang
waktu yang tersedia. Keempat, KD hendaknya menjadikan guru lebih sebagai fasilitator bagi
langsung dirumuskan berdasarkan tujuan
siswa- siswanya; guru banyak mendengarkan
kegiatan komunikatif yang perlu dikuasai peserta
siswanya saling berinteraksi, berargumen,
didik dengan menggunakan berbagai teks yang
berdebat, dan berkolaborasi.
potensial mewujudkannya dalam setiap genre
Pustaka Acuan
Dokumen Kurikulum Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN 1)- Mojokerto Tahun 2012.
Dokumen Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN 12) Balikpapan Tahun 2011.
Gunadi H.S. 2009. Tantangan Kemampuan Berbahasa Inggris di Era Global: Suatu Tinjauan
Geolinguistik Sepintas. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol.15, No.1, Januari 2009.
Halliday, M. A. K. 1985. Part A. In M.A.K. Halliday and R. Hasan. Language, Context, and Text: Aspects of
Language in a Social-Semiotic Perspective. Geelong, Vic.: Deakin University.
Halliday, M.A.K. 1994. An Introduction to Functional Grammar. Second Edition. London: Arnold.
15
Mutiara O Panjaitan, Analisis Standar Isi Bahasa Inggris SMP dan SMA
Martin, J. R. 1984. Language, Register and Genre. In Christie, F. (Ed.) Children Writing – Course
Readings, Geelong: Deakin University Press.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22, Tahun 2006 tentang Standar Isi.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19, Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan. 2011. Naskah Akademik Mata Pelajaran Bahasa Inggris SD, SMP dan
SMA.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20, Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Vygotsky, L. S. 1978. Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Cambridge,
Mass.: Harvard University Press.
Young, L. dan Fitzgerald, B. 2006. The Power of Language: How Discourse Influences Society. London:
Equinox.
15