Anda di halaman 1dari 31

MATA KULIAH PERANCANGAN KAWASAN PERKOTAAN

(ALUN ALUN KOTA MAGELANG)

Disusun Oleh :

Chasan Asyari 18600037

Ilham Lutfi Aditya 18600039

Ardian Adi Setiawan 20600009

Muhammad Roni 20600021

Shendi Ridwan Syach 20600024

FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA


PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
ALUN-ALUN KOTA MAGELANG

LATAR BELAKANG

Kota Magelang adalah salah satu kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota Magelang merupakan enklave dari
Kabupaten Magelang, yang terletak pada jalan raya antara Kota Semarang, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
CArea pemerintahan Kota Magelang memiliki luas daerah sebesar 18,12 KM2, yang berbatasan dengan Kecamatan Secang, Kecamatan
Tegalrejo, dan Kabupaten Magelang di sebelah Utara, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang di sebelah Timur, Kecamatan
Mertoyudan dan Kabupaten Magelang di sebelah Selatan, Sungai Progo, Kecamatan Bandongan, Kecamatan Magelang, Kecamatan
Magelang Utara di sebelah Barat.
Kota
Magelang

Kab.
Magelang

Gambar : Batas daerah Kota


Magelang
Gambar : Peta Kota
Magelang

Kota Magelang memiliki landmark berupa alun-alun kota dan sarana peribadatan untuk agama Islam, Katholik, Kristen, dan
menara air, keduanya telah menjadi identitas bagi Kota Konghuchu.
Magelang dan menjadi daya tarik tersendiri saat melintasi kota
Sebelumnya alun-alun ini tidak dibuka untuk umum dan hanya
magelang.
digunakan untuk upacara tertentu, hingga pada tahun 2002,
Alun-alun Kota Magelang terletak di Kelurahan Kemirirejo, pemerintah Kota Magelang Menyusun Master Plan Alun-alun
Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang. Provinsi Jawa Kota Magelang yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk
Tengah. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Alun-Alun Barat kegiatan renovasi alun-alun. Konsep dasar masterplan tersebut
atau Jalan Tentara Pelajar, sebelah timur berbatasan dengan Jalan adalah untuk menjadikan alun-alun sebagai pusat kegiatan public
Ahmad Yani, sebelah utara berbatasan dengan Jalan Alun-Alun bagi warga kota. Alun-alun Kota Magelang sekarang terbuka
Utara, dan sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Alun-Alun secara umum. Biasanya alun-alun ini digunakan untuk bersantai
Selatan. di sore hari, tempat penyelenggaraan konser band ataupun untuk
upacara hari besar kenegaraan.
Di sekeliling alun-alun Kota Magelang terdapat pusat
perbelanjaan dan tempat umum lainnya. Alun-alun Magelang Dalam makalah ini kita akan membahas lebih jauh mengenai
selain menjadi pusat kegiatan public, juga dipandang sebagai tatanan alun-alun Kota Magelang dan beberapa permasalahan
symbol kerukunan beragama, dikarenakan adanya beberapa yang dihadapi sekarang.
I. TUJUAN DAN SASARAN
1.2. MANFAAT
1.1.
a. Tujuan Manfaat yang diperoleh :
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah 1) Manfaat subyektif
mengidentifikasi dan menganalisis penataan
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas
kota terhadap kaitannya dengan ruang public
kota dalam ruang lingkup Alun-alun Kota mata kuliah Perancangan Kawasan Perkotaan,
Magelang. semester 6 pada Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas PGRI Semarang.
b. Sasaran
2) Manfaat obyektif
Sasaran untuk mencapai tujuan diatas adalah
sebagai berikut : Penelitian ini diharapkan dapat memberi
➢ Identifikasi karakteristik Alun-alun masukan yang berarti mengenai usulan
Kota Magelang penataan Alun-alun Kota Magelang. Selain
➢ Identifikasi potensi dan permasalahan itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat
➢ Analisis elemen perancangan kota bermanfaat bagi perkembangan ilmu dan
➢ Analisis kriteria tak terukur pengetahuan arsitektur pada khususnya, dan
➢ Analisis elemen citra kota serta menambahkan wawasan tentang prinsip-
➢ Analisis elemen estetika prinsip penataan alun-alun pada umumnya.
➢ Analisis kriteria terukur

1.3. METODE PEMBAHASAN


Pembahasan dilakukan dengan metode diskriptif Karakter Urban Design menurut Yokio Nishimura
dokumentatif dengan menyajikan data-data primer (1999), antara lain :
dan sekunder, dianalisa dan dirumuskan a. Mempertimbangkan aspek social yang
permasalahannya berkaitan dengan ruang-ruang kota yang ada
berdasarkan teori – teori yang ada untuk kemudian (perancangan disesuaikan dengan kebiasaan
melakukan usulan- usulan design. masyarakat)
b. Strategi rekayasa dan modifikasi dalam
1.4. LINGKUP PEMBAHASAN revalitas bentuk yang melebihi semula,
Secara substansial, penataan Alun-alun Kota dengan mempertimbangkan warisan kota
Magelang merupakan suatu perencanaan dan yang ada, perubahan fisik penting dan
perancangan ruang public, dikaitkan dengan disiplin kegiatan penghuni kotanya.
ilmu arsitektur. Hal-hal lain diluar disiplin ilmu c. Urban design merupakan bagian dari kota,
arsitektur apabila dianggap berkaitan dan sehingga fungsi dari perancangan tersebut
mendukung permasalahan utama, akan dibahas harus berkitan dengan bagian kota yang lain,
secara umum dengan Analisa sederhana. agar tidak terjadi ketimpangan.
Secara spasial, Kawasan yang akan dibahas meliputi d. Urban design bukan hanya konsep estetika,
sekitar lokasi Kawasan Alun-alun Kota Magelang. tetapi juga aspek sosiologi yang mengaju
pada strategi global, jelas
e. tujuannya, memiliki prediksi untuk masa
yang akan datang.
f. Hasil dari urban design menitik beratkan bagi kehidupan manusia dan kegiatan
pada masalah yang penting atau mendesak kotanya.
g. Urban design merupakan bentuk keterkaitannya merupakan satu konsep yang
perancangan yang tidak pernah lengjap harus dipertimbangkan.
(never ending movement).
h. Urban design terdiri dari hardware dan
software (design fisik dan alat control),
Teori perancangan kota
1. Tinjauan perancangan kota
Pengertian perancangan kota

Dalam tahapan pembangunan kota, perancangan kota (urban design) merupakan proses kelanjutan dari perencanaan kota (urban
planning). Urban design lebih mengacu pada penjabaran wujud fisik tiga dimensi kota sebagai kelanjutan dari perencanaan dua
dimensi yang dihasilkan dalam produk-produk rencana kota

Setiap perancangan kota harus memperhatikan elemen-elemen perancangan yang ada sehingganantinya kota tersebut akan mempunyai
karakteristik yang jelas.
Menurut Hamid Shirvani dalam bukunya pengaturan dalam penataan ruang kota, termasuk didalamnya
“Urban Design Process”, terdapat delapan macam elemen yang adalah aspek pencapaian, parkir, sistem transportasi yang ada,
membentuk sebuahkota (terutama pusat kota), yakni Tata Guna dan kebutuhan
Lahan ( Land Us), Bentuk dan Kelompok Bangunan untuk penggunaan lahan secara individual. Pada prinsipnya, peng
(Building and Mass Building ), Ruang Terbuka (Open Space), ertian land use (tata guna lahan)adalah pengaturan penggunaan
Parkir dan Sirkulasi( Parking and Circulation), Tanda-tanda lahan untuk menentukan pilihan yang terbaik
(Signages), Jalur Pejalan Kaki ( Pedestrian Ways),Pendukung dalammengalokasikan fungsi tertentu, sehingga dapat
Kegiatan (Activity Support ), dan Preservasi memberikan gambaran keseluruhan bagaimanadaerah-daerah
( Preservation).TATA GUNA LAHAN (LAND USE )Tata Guna pada suatu kawasan tersebut seharusnya berfungsi.BENTUK
Lahan merupakan rancangan dua dimensi berupa denah DAN MASSA BANGUNAN ( BUILDING FORM AND
peruntukan lahan sebuahkota. Ruang-ruang tiga dimensi MASSING) Building form and massing membahas mengenai
(bangunan) akan dibangun di tempat-tempat sesuai denganfungsi bagaimana bentuk dan massa-massa bangunanyang ada dapat
bangunan tersebut. Sebagai contoh, di dalam sebuah kawasan membentuk suatu kota serta bagaimana hubungan antar-massa
industri akan terdapat berbagai macam bangunan industri atau (banyak bangunan) yang ada. Pada penataan suatu kota, bentuk d
di dalam kawasan perekonomian akan terdapat berbagaimacam an hubungan antar-massa sepertiketinggian bangunan, jarak
pertokoan atau pula di dalam kawasan pemerintahan akan antar-bangunan, bentuk bangunan, fasad bangunan, dan
memiliki sebagainyaharus diperhatikan sehingga ruang yang terbentuk
bangunan perkantoran pemerintah. Kebijaksanaan tata guna laha menjadi teratur, mempunyai garis langit -horizon (skyline) yang
n juga membentuk hubungan antarasirkulasi/parkir dan dinamis serta menghindari adanya lost space
kepadatan aktivitas/penggunaan individual.Tata guna lahan aun- (ruang tidak terpakai).
alun Kota MagelangTerdapat perbedaan kapasitas (besaran) dan
Building form and massing dapat meliputi kualitas yang lingkungan tidakterhambat terhambat, terutama penyerapan air
berkaitan dengan penampilan bangunan,yaitu : ke dalam tanah.
a. Ketinggian BangunanKetinggian bangunan berkaitan dengan e. Garis Sempadan Bangunan (GSB)Garis Sempadan Bangunan
jarak pandang manusia, baik yang berada dalam bangunan merupakan jarak bangunan terhadap as jalan. Garis ini sangat
maupun yang berada pada jalur pejalan kaki (luar bangunan). pentingdalam mengatur keteraturan bangunan di tepi jalan kota.
Ketinggian bangunan pada suatu kawasan membentuk sebuah Selain itu juga berfungsi sebagai jarakkeselamatan pengguna
garis horizon (skyline ) Ketinggian bangunan di tiapfungsi ruang jalan, terutama jika terjadi kecelakaan.
perkotaan akan berbeda, tergantung dari tata guna lahan. Sebagai
f. LanggamLanggam atau gaya dapat diartikan sebagai suatu
contoh, bangunandi sekitar bandara akan memiliki ketinggian
kumpulan karakteristik bangunan dimanastruktur, kesatuan dan
lebih rendah dibanding bangunan di kawasan perekonomian
ekspresi digabungkan di dalam satu periode atau wilayah
b. Kepejalan BangunanPengertian dari kepejalan adalah tertentu. Perandari langgam ini dalam skala urban jika
penampilan gedung dalam konteks kota. Kepejalan suatugedung direncanakan dengan baik dapat menjadi guide line yangdapat
ditentukan oleh perbandingan tinggi : luas : lebar : panjang, menyatukan fragmen-fragmen dan bentuk bangunan di kota
olahan massa (desain bentuk), dan variasi penggunaan
g. SkalaRasa akan skala dan perubahan-perubahan dalam
material.c. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)Koefisien Lantai
ketinggian ruang atau bangunan dapatmemainkan peranan dalam
Bangunan adalah jumlah luas lantai bangunan berbanding luas
menciptakan kontras visual yang dapat membangkitkan daya
tapak (jikaKLB=200%, maka di tapak seluas 100m2, dapat
hidupdan kedinamisan.
dibangun bangunan dengan luas lantai 200m2 -lantai banyak).
h. MaterialPeran material berkenaan dengan komposisi visual
c. Lantai Bangunan dipengaruhi oleh daya dukung tanah, daya
dalam perancangan. Komposisi yangdimaksud diwujudkan oleh
dukunglingkungan, nilai harga tanah, dan faktor-faktor khusus
hubungan antar elemen visual.i. Tekstur Dalam sebuah
tertentu sesuai dengan peraturan ataukepercayaan daerah
komposisi yang lebih besar (skala urban) sesuatu yang dilihat
setempat.
dari jarak tertentumaka elemen yang lebih besar dapat
d. Koefisien Dasar Bangunan (Building Coverage)Adalah luas menimbulkan efek-efek tekstur.
tapak yang tertutup dibandingkan dengan luas tapak keseluruhan.
j. WarnaDengan adanya warna (kepadatan warna, kejernihan
Koefisien DasarBangunan dimaksudkan untuk menyediakan area
warna), dapat memperluas kemungkinanragam komposisi yang
terbuka yang cukup di kawasan perkotaan agartidak keseluruhan
dihasilkan.Bentuk dan massa bangunan di Alun-alun Kota
tapak diisi dengan bangunan. Hal ini dimaksudkan agar daur
MagelangMenurut Spreegen (1965),
Prinsip dasar perancangan kota mensintesa berbagai hal penting
berkaitan bentuk dan massa bangunan, meliputi berbagai hal
sebagai berikut :
a. Skala, dalam hubungannya dengan sudut pandang manusia,
sirkulasi, bangunan disekitarnyadan ukuran kawasan.a. Ruang
kota, yang merupakan elemen dasar dalam perencanaan kota
yang harusmemperhatikan bentuk (urban form), skala, sense of
enclosure dan tipe urban space.
b. Massa kota (urban mass), yang di dalamnya meliputi
bangunan, permukaan tanah, objek-objekyang membentuk ruang
kota dan pola aktivitas.SIRKULASI DAN PARKIR
(SIRCULATION AND PARKING)Sirkulasi adalah elemen
perancangan kota yang secara langsung dapat membentuk
danmengkontrol pola kegiatan kota, sebagaimana halnya dengan
keberadaan sistem transportasi dari jalan publik, pedestrian way,
dan tempat-tempat transit yang saling berhubungan
akanmembentuk pergerakan (suatu kegiatan). Sirkulasi di dalam
kota merupakan salah satu alat yang paling kuat untuk
menstrukturkan lingkungan perkotaan karena dapat membentuk,
mengarahkan,dan mengendalikan pola aktivitas dalam suatu
kota. Selain itu sirkulasi dapat membentukkarakter suatu daerah,
tempat aktivitas dan lain sebagainya.Tempat parkir mempunyai
pengaruh langsung pada suatu lingkungan yaitu pada
kegiatankomersial di daerah perkotaan dan mempunyai pengaruh
visual pada beberapa daerah perkotaan.Penyediaan ruang parkir
yang paling sedikit memberi efek visual yang merupakan suatu
usahayang sukses dalam perancangan kota.
Sirkulasi dan parkir kendaraan di jalan Pemuda, Magelang bisa berupa lampu, tempat sampah, papan nama, bangku taman
Elemen ruang parkir memiliki dua efek langsung pada kualitas dansebagainya.Menurut S Gunadi (1974) dalam Yoshinobu
lingkungan, yaitu : Ashihara, ruang luar adalah ruang yang terjadi dengan
membatasi alam. Ruang luar dipisahkan dengan alam dengan
a. Kelangsungan aktivitas komersial.
memberi “frame”, jadi bukan alam itu sendiri (yang dapat
b. Pengaruh visual yang penting pada bentuk fisik dan susunan meluas tak terhingga).
kota.Dalam merencanakan tempat parkir yang benar, hendaknya
memenuhi persyaratan
a. keberadaan strukturnya tidak mengganggu aktivitas di sekitar
kawasan
b. pendekatan program penggunaan bergandac. tempat parkir
khusus.
Di tempat parkir di pinggiran kota Dalam perencanaan untuk
jaringan sirkulasi dan parkir harus selalu memperhatikan :
a. Jaringan jalan harus merupakan ruang terbuka yang
mendukung citra kawasan dan aktivitas pada kawasan.
b. Jaringan jalan harus memberi orientasi pada penggunan dan
membuat lingkungan yanglegible.c. Kerjasama dari sektor
kepemilikan dan privat dan publik dalam mewujudkan tujuan
darikawasan.RUANG TERBUKA (OPEN SPACE )Berbicara
tentang ruang terbuka (open space) selalu menyangkut lansekap.
Elemen lansekapterdiri dari elemen keras (hardscape seperti :
jalan, trotoar, patun, bebatuan dan sebagainya) sertaelemen lunak
(softscape) berupa tanaman dan air. Ruang terbuka biasa berupa
lapangan, jalan,sempadan sungai, green belt, taman dan
sebagainya.Dalam perencanan open space akan senantiasa terkait
dengan perabot taman/jalan (streetfurniture). Street furniture ini
Lapangan di Taman Gajah Mungkur, SemarangElemen ruang JALUR PEJALAN KAKI ( PEDESTRIAN WAYS ) Elemen
terbuka kota meliputi lansekap, jalan, pedestrian, taman, dan pejalan kaki harus dibantu dengan interaksinya pada elemen-
ruang-ruang rekreasi.Langkah-langkah dalam perencanaan ruang elemen dasar desain tatakota dan harus berkaitan dengan
terbuka : lingkungan kota dan pola-pola aktivitas sertas sesuai
denganrencana perubahan atau pembangunan fisik kota di masa
a. Survey pada daerah yang direncanakan untuk menentukan
mendatang.Perubahan-perubahan rasio penggunaan jalan raya
kemampuan daerah tersebut untuk berkembang.
yang dapat mengimbangi dan meningkatkanarus pejalan kaki
b. Rencana jangka panjang untuk mengoptimalkan potensi alami dapat dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai
(natural) kawasan sebagairuang publik. berikut :
c. Pemanfaatan potensi alam kawasan dengan menyediakan a. Pendukung aktivitas di sepanjang jalan, adanya sarana
sarana yang sesuai. komersial seperti toko, restoran, café.
d. Studi mengenai ruang terbuka untuk sirkulasi (open space b. Street furniture berupa pohon-pohon, rambu-rambu, lampu,
circulation) mengarah padakebutuhan akan penataan yang tempat duduk, dan sebagainya.
manusiawi.
Trotoar di Alun-alun Kota MagelangDalam perancangannya, jalur d. Punya nilai estetika dan daya tarik, dengan penyediaan sarana dan
pedestrian harus mempunyai syarat-syarat untuk dapat digunakandengan prasarana jalan seperti:taman, bangku, tempat sampah dan
optimal dan memberi kenyamanan pada penggunanya. Syarat-syarat lainnya.PENDUKUNG AKTIFITAS ( ACTIVITY SUPPORT)Aktivitas
tersebut adalah : pendukung adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan yang
a. Aman dan leluasa dari kendaraan bermotor. mendukungruang publik suatu kawasan kota. Bentuk, lokasi dan karakter
b. Menyenangkan, dengan rute yang mudah dan jelas yang disesuaikan den suatu kawasan yang memiliki cirikhusus akan berpengaruh terhadap fungsi,
gan hambatankepadatan pejalan kaki. penggunaan lahan dan kegiatan pendukungnya.Aktivitas pendukung tidak
c. Mudah, menuju segala arah tanpa hambatan yang disebabkan gangguan hanya menyediakan jalan pedestrian atau plasa tetapi
naik-turun, ruangyang sempit, dan penyerobotan fungsi lain. jugamempertimbangkan fungsi utama dan penggunaan elemen-elemen kota
yang dapatmenggerakkan aktivitas.
Ruang bagi pedagang dan sitting-group di Alun-alun Kota MagelangMeliputi segala fungsi dan aktivitas yang memperkuat ruang terbuka
publik, karena aktivitas danruang fisik saling melengkapi satu sama lain. Pendukung aktivitas tidak hanya berupa sarana pendukung jalur
pejalan kaki atau plaza tapi juga pertimbangankan guna dan fungsi elemen kotayang dapat membangkitkan aktivitas seperti pusat
perbelanjaan, taman rekreasi, alun-alun, dan sebagainya
Hal - hal yang harus diperhatikan dalam penerapan desain activity support adalah :
a. Adanya koordinasi antara kegiatand engan lingkungan binaan yang dirancang.
b. Adanya keragaman intensitas kegiatan yang dihadirkan dalam suatu ruang tertentu.c. Bentuk kegiatan memperhatikan aspek kontekstual.
d. Pengadaan fasilitas lingkungan.
e. Sesuatu yang terukur, menyangkut ukuran, bentuk dan lokasi dan fasilitas yang .menampung
activity support yang bertitik-tolak dari skala manusia PENANDAAN (SIGNAGE )Penandaan yang dimaksud adalah petunjuk arah jalan, rambu lalu lintas
dan berbagai bentuk penandaan lain. Keberadaan penandaan akan sangat mempengaruhi visualisasikota, baik secara makro maupun mikro, jika jumlahnya
cukup banyak dan memiliki karakteryang berbeda. Sebagai contoh, jika banyak terdapat penandaan dan tidak diatur perletakannya,maka akan dapat menutupi
fasad bangunan di belakangnya. Dengan begitu, visual bangunantersebut akan terganggu. Namun, jika
dilakukan enataan dengan baik, ada kemungkinan penandaan tersebut dapat menambah keindahan visual bangunan di belakangnya.Contoh iklan di Jepang.
Oleh karena itu, pemasangan penandaan haruslah dapat mampu menjaga keindahan visual bangunan perkotaan. Dalam pemasangan penandaan harus
memperhatikan pedoman teknissebagai berikut:
a. Penggunaan penandaan harus merefleksikan karakter kawasan.
b. Jarak dan ukuran harus memadahi dan diatur sedemikian rupa agar menjamin jarak penglihatan dan menghindari kepadatan.
c. Penggunaan dan keberadaannya harus harmonis dengan bangunan arsitektur di sekitar lokasi.
d. Pembatasan penggunaan lampu hias kecuali penggunaan khusus untuk theatre dan tempat pertunjukkan (tingkat terangnya harus diatur agar tidak
mengganggu).
e. Pembatasan penandaan yang berukuran besar yang mendominir di lokasi pemandangan kota.Penandaan mempunyai pengaruh penting pada desain tata kota
sehingga pengaturan bentuk dan perletakan papan-papan petunjuk sebaiknya tidak menimbulkan pengaruh visual negatif dantidak mengganggu rambu-rambu
lalu lintas.PRESERVASI (
PRESERVATION )Preservasi dalam perancangan kota adalah perlindungan terhadap lingkungan tempat tinggal(permukiman) dan urban places
(alun-alun, plasa, area perbelanjaan) yang ada dan mempunyaiciri khas, seperti halnya perlindungan terhadap bangunan bersejarah.
DATA OBSERVASI Selatan dengan Luas wilayah 6,9 km2 terdiri dari 6
kelurahan.
I. Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Kab. batas- batas wilayah Kota Magelang sebagai berikut:
Magelang
Kota Magelang terletak di provinsi Jawa Tengah, Utara : Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang,
Indonesia. Secara geografis, koordinat Kota Magelang Kecamatan Secang
adalah sekitar 7°28' Lintang Selatan dan 110°13' Bujur Selatan : Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten
Timur. Kota ini terletak di dataran tinggi dengan Magelang
ketinggian sekitar 422 meter di atas permukaan laut. Barat : Sungai Progo, Kecamatan Bandongan,
Kota Magelang terletak di lembah yang dikelilingi oleh Kabupaten Magelang
pegunungan, seperti Pegunungan Sumbing di sebelah Timur : Sungai Elo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten
barat, Pegunungan Merapi di sebelah utara, dan Magelang
Pegunungan Menoreh di sebelah selatan. Selain itu,
terdapat beberapa sungai yang melintasi kota ini, II. TINJAUAN UMUM
seperti Sungai Progo dan Sungai Elo. Karena letaknya A. Kondisi fisik
yang berada di dataran tinggi dan dikelilingi oleh - Topografi
pegunungan, Kota Magelang memiliki iklim yang Secara topografis Kota Magelang merupakan
sejuk dengan suhu rata-rata sekitar 24-28°C. dataran tinggi yang berada kurang dari lebih 380 m di
atas permukaan laut, dengan kemiringan berkisar antara
Secara administrasi Kota Magelang memiliki luas 5° - 45°, sehingga Kota Magelang merupakan wilayah
18,12 km² atau sekitar 0,06 % dari luas wilayah Jawa yang bebas banjir dengan ditunjang keberadaan sungai
Tengah dan merupakan kota terkecil di Jawa Tengah. Progo di sisi barat dan sungai Elo di sisi timur.
Kota Magelang terbagi atas 3 kecamatan dan 17 Klimatologi Kota Magelang dikategorikan sebagai
kelurahan Kecamatan yaitu Magelang Utara dengan daerah beriklim basah dengan curah hujan yang cukup
Luas wilayah 6,12 km2 terdiri dari 5 kelurahan, tinggi.
Kecamatan Magelang Tengah dengan Luas wilayah 5,1
- Keadaan dan Jenis Tanah
km2 terdiri dari 6 kelurahan, dan Kecamatan Magelang
Kota Magelang terletak di provinsi Jawa Tengah, 5. Tanah Gambut: Ada juga beberapa area di sekitar
Indonesia, dan memiliki beragam kondisi dan jenis Kota Magelang yang memiliki tanah gambut. Tanah
tanah. Berikut adalah beberapa informasi umum gambut terbentuk dari material organik yang
tentang kondisi dan jenis tanah di Kota Magelang: terdekomposisi dengan keasaman yang tinggi. Tanah
gambut biasanya digunakan untuk pertanian,
1. Tanah Alluvial: Sebagian besar wilayah di sekitar
perkebunan, atau lahan konservasi.
aliran sungai di Kota Magelang terdiri dari tanah
alluvial. Tanah ini terbentuk oleh endapan sedimentasi
sungai selama ribuan tahun dan cenderung subur serta
B. Klimatologi
cocok untuk pertanian.
Kota Magelang memiliki iklim tropis dengan dua
2. Tanah Vulkanik: Sebagian besar bagian Kota musim utama: musim kemarau dan musim hujan. Suhu
Magelang, terutama di sekitar lereng Gunung Merapi rata-rata harian berkisar antara 22°C hingga 30°C.
dan Gunung Sumbing, memiliki tanah vulkanik. Tanah Musim kemarau di Kota Magelang umumnya terjadi
ini kaya akan nutrisi dan mineral karena terbentuk dari antara bulan Mei hingga September. Pada musim ini,
abu vulkanik yang mengandung banyak unsur hara. cuaca cenderung kering dengan sedikit hujan.
Sedangkan musim hujan di Kota Magelang
3. Tanah Latosol: Di beberapa daerah Kota Magelang,
berlangsung antara bulan Oktober hingga April. Pada
terutama di dataran tinggi, terdapat jenis tanah latosol.
musim ini, curah hujan cukup tinggi, dan hujan sering
Tanah ini memiliki tingkat keasaman yang tinggi dan
terjadi secara reguler. Bulan-bulan puncak musim
biasanya digunakan untuk pertanian, terutama tanaman
hujan biasanya terjadi antara Desember hingga
hortikultura.
Februari.
4. Tanah Podsolik Merah Kuning: Beberapa daerah di
Kota Magelang memiliki rata-rata kelembaban yang
Kota Magelang juga memiliki tanah podsolik merah
cukup tinggi sepanjang tahun. Kelembaban relatif
kuning. Tanah ini biasanya terjadi di dataran tinggi
berkisar antara 70% hingga 90%. Dan angin kecepatan
dengan vegetasi hutan yang lebat. Tanah podsolik
umumnya bertiup lembut dan tidak terlalu kuat
merah kuning cenderung asam dan membutuhkan
sepanjang tahun. Angin khas di daerah ini adalah angin
perawatan dan pemupukan yang tepat untuk pertanian.
brubu, yang bertiup dari arah timur laut.
4. Peningkatan Pariwisata: Kota Magelang merupakan
tujuan wisata yang populer, terutama karena
C. Kecenderungan perkembangan fisik kota
keberadaan Candi Borobudur. Terdapat peningkatan
Kota Magelang telah mengalami perkembangan
pengembangan pariwisata, termasuk pembangunan
fisik yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
akomodasi, restoran, dan fasilitas pendukung lainnya
Beberapa kecenderungan perkembangan fisik yang
untuk menyambut kunjungan wisatawan.
dapat diamati di Kota Magelang antara lain:
5. Pengembangan Perumahan dan Pemukiman:
1. Infrastruktur Jalan: Terdapat peningkatan
Pembangunan perumahan dan pemukiman terus
pembangunan dan perbaikan jaringan jalan di Kota
berlangsung di Kota Magelang untuk memenuhi
Magelang, termasuk pembangunan jalan baru,
kebutuhan perumahan penduduk. Terdapat peningkatan
perluasan jalan yang ada, dan perbaikan kondisi jalan.
jumlah kompleks perumahan dan pengembangan
Hal ini mempermudah aksesibilitas dan mobilitas di
kawasan pemukiman yang berkembang di berbagai
dalam kota dan dengan wilayah lainnya.
wilayah kota.
2. Peningkatan Fasilitas Publik: Pembangunan dan
6. Peningkatan Infrastruktur Digital: Kota Magelang
perluasan fasilitas publik menjadi fokus dalam
juga mengalami perkembangan dalam infrastruktur
memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Magelang.
digital. Terdapat peningkatan akses internet,
Terdapat peningkatan jumlah sekolah, pusat kesehatan,
pengembangan teknologi informasi, dan layanan
pasar tradisional, pusat perbelanjaan, taman, dan sarana
berbasis teknologi yang berkontribusi pada
rekreasi lainnya untuk meningkatkan kualitas hidup
peningkatan efisiensi dan kualitas pelayanan publik.
penduduk.
D. Fungsi dan Peranan Kota Magelang
3. Pemugaran dan Pemeliharaan Bangunan Bersejarah:
Fungsi dan peranan Kota Magelang dapat dipahami
Kota Magelang memiliki sejarah dan kekayaan budaya
dengan melihat sejarahnya. Fungsi dan peran Kota
yang kaya. Pemugaran dan pemeliharaan bangunan
Magelang dapat dilihat berdasarkan sejarahnya, Pada
bersejarah, seperti Candi Borobudur, Candi Pawon, dan
masa penjajahan Belanda, Kota Magelang menjadi
Candi Mendut, menjadi perhatian penting dalam
pusat administrasi kolonial Belanda. Di kota ini
melestarikan warisan budaya yang berharga.
didirikan kantor-kantor pemerintahan dan markas
militer. Fungsinya adalah mengawasi dan perjuangan kemerdekaan, dan pariwisata. Sejarah Kota
mengendalikan wilayah sekitarnya serta menjaga Magelang memberikan landasan yang kuat bagi
kepentingan kolonial Belanda. identitas dan perkembangannya sebagai kota yang
berperan dalam berbagai bidang kehidupan.
Sehingga Kota Magelang memiliki sejarah panjang
sebagai pusat pendidikan militer. Pada tahun 1912, E. Tinjauan Alun-alun Magelang
Akademi Militer (KMA) didirikan di Magelang, yang
kemudian berkembang menjadi Akademi Militer
Nasional (AMN) dan Sekolah Tinggi Intelijen Militer
(STIM) di Kota Magelang. Fungsi ini membuat Kota
Magelang menjadi pusat pendidikan dan latihan bagi
calon-calon perwira militer Indonesia.

Di kota ini juga terdapat berbagai tempat ibadah


seperti candi-candi Hindu-Buddha dan masjid-masjid
Islam yang memiliki nilai sejarah dan keagamaan.
Sebagai pusat agama, Kota Magelang juga memiliki III. Letak dan peran kawasan
peran dalam mengembangkan toleransi dan kerukunan A. Lokasi alun-alun Kota Magelang
antarumat beragama. Seiring dengan sejarahnya yang Alun-Alun Kota Magelang terletak di pusat kota dan
kaya, Kota Magelang juga memiliki peran sebagai memiliki dua bagian utama:
pusat pariwisata sejarah. Objek wisata seperti Candi
Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, dan Museum 1. Alun-Alun Utara: Alun-Alun Utara terletak di Jalan
Pangeran Diponegoro di Magelang menarik banyak Jenderal Sudirman, di sebelah utara Taman Kyai
wisatawan yang tertarik dengan sejarah dan Langgeng Magelang. Alun-Alun Utara adalah alun-
kebudayaan Indonesia. alun yang lebih besar dan lebih luas di antara kedua
alun-alun di Kota Magelang. Di sekitar Alun-Alun
Fungsi dan peranan Kota Magelang dalam Utara, terdapat berbagai fasilitas publik, seperti kantor
sejarahnya mencerminkan pentingnya kota ini dalam pemerintahan, pasar tradisional, dan pusat
aspek pertahanan, administrasi, pendidikan, agama, perbelanjaan.
2. Alun-Alun Selatan: Alun-Alun Selatan terletak di berjalan-jalan, bermain, atau duduk-duduk sambil
Jalan Pemuda, di sebelah selatan Taman Kyai menikmati pemandangan.
Langgeng Magelang. Alun-Alun Selatan merupakan 2. Zona Pedagang Kaki Lima: Beberapa bagian
alun-alun yang lebih kecil dan berdekatan dengan Alun-Alun dapat dialokasikan sebagai zona untuk
beberapa bangunan bersejarah, seperti Gereja Katedral pedagang kaki lima (PKL). PKL dapat berjualan
Magelang. makanan, minuman, atau barang-barang lainnya di
sekitar Alun-Alun.
berikut adalah batas-batas yang biasanya dikenal untuk
3. Zona Taman: Bagian Alun-Alun ini ditanami
Alun-Alun Kota Magelang:
pepohonan, tanaman, dan taman kecil yang
1. Sebelah Utara: Jalan Pemuda memberikan nuansa hijau dan kesejukan. Taman ini
2. Sebelah Timur: Jalan Pemuda atau Jalan Pahlawan memberikan tempat yang nyaman untuk bersantai
3. Sebelah Selatan: Jalan Raya Magelang-Yogyakarta dan menikmati udara segar.
4. Sebelah Barat: Jalan Jenderal Sudirman atau Jalan 4. Zona Monumen atau Patung: Di Alun-Alun,
Jenderal Ahmad Yani mungkin terdapat zona yang diperuntukkan bagi
monumen atau patung yang memiliki nilai sejarah
atau kebudayaan penting. Monumen atau patung ini
IV. Data Eksisting Berdasarkan Teori Elemen Pembentuk sering menjadi landmark atau titik pertemuan di
Kota (Shirvany,Hamid,1985) Alun-Alun.
A. Land Use 5. Zona Area Acara: Beberapa bagian Alun-Alun
Alun-Alun Kota Magelang umumnya terbagi dapat disediakan sebagai zona khusus untuk
menjadi beberapa zona fungsi. Berikut adalah mengadakan acara atau pertunjukan, seperti konser,
contoh zona fungsi yang biasanya ada di Alun-Alun
festival, atau pementasan seni.
Kota Magelang:

1. Zona Rekreasi: Bagian Alun-Alun ini merupakan


area terbuka yang digunakan untuk kegiatan
rekreasi dan hiburan. Di sini, pengunjung dapat
2 10 9
8

1 4 1
3 Z 7
5
Z
Z 2
Z
Z 6
Gambar 1.1 Land Use – Pembagian Zona Alun-alun Kota Magelang
Z
Z Kota Magelang
2. Zona Sekitar Alun-alun
3
Z Magelang terdapat
Di sekitar alun-alun Kota
4 5
Z
bangunan komersil, bangunan tempat ibadah, dan
Z
Z Berikut adalah peta
kantor instansi pemerintah. Gambar 1.2 Land Use – Zona sekitar alun-alun Kota Magelang
Z
zona sekitar alun-alun :Z
1. Bangunan Komersil Z
Z
2. Bangunan Masjid agung B. Building Form andZMassing (Bentuk dan Massa
Z Z
3. Bank Jateng KC Magelang Bangunan)
4. Polres Magelang Kota
Z Bentuk bangunan pada Z area alun-alun termasuk
5. Klenteng Liong HokZ Bio Z
bangunan dengan bentuk hasil penyesuaian dengan
Z
6. Indosat Ooredoo Magelang Z didominasi dengan gedung
era sekarang. Bangunan
7. Matahari Dept StoreZ Z
berlantai banyak. Bangunan yang paling dominan
8. Gardena Dept StoreZ adalah bangunan komersil dan bangunan instansi
Z
9. Trio Plaza Magelang Z pemerintah.
Z
10. Gereja Beth-EL Z
Z
Z Z
Z Z
C. Circulation and Parking (Sirkulasi dan Parkir) kota; trotoar yang di gunakan sebagai tempat
Jalan-jalan di sekitar Alun-Alun dirancang untuk jogging warga Magelang di alun-alun ini.
memfasilitasi lalu lintas kendaraan dan pejalan
kaki. Biasanya, terdapat jalan lingkar di sekitar
Alun-Alun yang menghubungkan berbagai akses F. Preservation (Pelestarian)
masuk ke area tersebut. Untuk memenuhi Perlindungan terhadap lingkungan tempat tinggal
kebutuhan parkir pengunjung, terdapat area parkir yang ada dan urban places (alun-alun, area
di sekitar Alun-Alun. Area parkir ini bisa berupa perbelanjaan) yang ada dan mempunyai ciri khas
lahan terbuka atau fasilitas parkir berbayar. (bangunan bersejarah). Pada area alun-alun
Pengunjung dapat memarkirkan kendaraan mereka Magelang terdapat bangunan bersejarah masjid
di area parkir yang telah ditentukan. agung Magelang dan Bangunan klenteng di sisi
selatan alun-alun.
D. Open Space (Ruang Terbuka)
Ruang terbuka di wilayah alun-alun Magelang ini,
di tanamani Di Alun-Alun Kota Magelang, Anda
dapat menemukan beberapa jenis pohon yang
tumbuh di sekitar area tersebut. Beberapa jenis G. Signages (Tanda - tanda)
pohon yang umum dijumpai di Alun-Alun Ada beberapa penanda di sekitar alun alun untuk
Magelang antara lain Beringin (Ficus benjamina), tetap menjaga ketertiban lalu lintasnya. Contohnya
Ketapang (Terminalia catappa), Pohon Bonsai, dan penanda dilarang stop, di larang parkir dan lain-
Pohon Jambu Air (Syzygium aqueum). Memiliki lainnya.
fasilitas taman bermain anak dan area pujasera di
area alun-alun Magelang. H. Activity Support (Aktivitas pendukung)
1. Aktivitas perdagangan
E. Pedestrian Ways (Jalur Pejalan Kaki) Alun-Alun Kota Magelang juga memiliki beragam
Tempat pejalan kaki yang merupakan alat untuk aktivitas perdagangan yang berlangsung di sekitar
pergerakan internal kota, untuk memenuhi area tersebut seperti Pedagang Kaki Lima,
kebutuhan interaksi di dalam aktivitas kehidupan
Souvenir/Oleh-oleh, Pedagang Keliling, Pasar Di sekitar Alun-Alun Kota Magelang, terdapat
Malam, dan Event/Bazaar. beberapa aktivitas pendidikan yang dilakukan
oleh lembaga pendidikan, komunitas, atau
2. Aktivitas perkantoran pemerintah setempat. Beberapa aktivitas
Aktivitas perkantoran yang paling mendominasi pendidikan yang dapat ditemukan di sekitar
di sekitar alun-alun adalah bangunan instansi Alun-Alun Kota Magelang meliputi
pemerintah seperti BPT Jalan Magelang Kota, - Kunjungan Sekolah
Polres, Bank Jateng, Balai Diklat BPPK, PT - Kegiatan Edukasi Budaya
PLN (Persero). - Pameran dan Eksebisi
- Kegiatan Komunitas Pendidikan
3. Aktivitas Pendidikan - Program Sosialisasi dan Kampanye
ANALISIS

1. ALUN-ALUN KOTA MAGELANG


A. Tata guna laha
1. Zona Perdagangan

Zona ini merupakan perlengkapan di kawasan alun alun kota magelang. Untuk perdagangan pada area alun-alun sudah
mengalami perkembangan dan tertata rapi dan perlu di kembangkan lebih baik lagi.

2. Zona Perkantoran

Alun-alun magelang ini dapat mendukung zona perkantoran yg berada di dalamnya,karena alun alun ini terletak di tengah
tengahj kawasan perkantoran.
1. Pengadilan Negri Magelang kls IB

2. Polres Magelang Kota 2. Dinas kependudukan Magelang


A. Open Soace (ruang terbuka)

Alun alun lama kota magelang ini dapat di manfaatkan warga masyarakat kota magelang ruang terbuka public yang cukup
menjadi sarana interaksi social seperti taman lingkungan dan olah raga . Lampu lampu yang ada berfungsi sebagai penerangan
pada malam hari. Namun masih kurangnya lampu di sekitar area jalan untuk menerangi pengunjung ketoika sedang jalan di
area tertentu. Tanaman yang ada seperti pohon bringin berfungsi sebagai tempat peneduh ,namun masih kurang untuk pohon
yang ada di sana untuk sebagai tempat peneduh. Kondisi ruang cukup baik dimana ada space ruang berolah raga seperti
jogging,pull up DLLdan space jogging yang luas untuk pengunjung berolahraga.

B. Pendestrian Ways (jalur pejalan kaki)

Jalur pejalan kaki pada alun alun magelang banyak di manfaat kan area jogging ,bermain dan santai. Untuk penataannya
sudah teratur mungkin sedikit perubahan pada area tempat bermaoin anak untuk bergeser agak dekat dgn warung kuliner .untuk
pergadangan di sana sudah teratur dab tertib sehingga tidak mengganggu arewa pendestrian ways. Namun pohon di sekitarnya
masih kurang dan perlu di adakan penambahan.
A. Activity Supprt (aktivitas pendukung)

Aktifitas pengunjung pada kawsan ini di dominasi oleh kegiatan perkantoran ,perbelanjaan dan tempat
beribadah .aktivitas para pengunjung menjadi keuntungan sebagai pihak tapi untuk area parkir kurang luas
untuk pengunjung.
USULAN DESAIN

Berikut adalah hasil pradesain alun alun kota magelang

Tampak 1 tampak 2

Gambar layout plan


PRESPEKTIF
Alun alun magelang mengalami sedikit perubahan setelah redesain. Redesain adalah pertimbangan dan respon dari masalah yg terdapat pada alun alun
magelang:

1. Penataan pedagang
Untuk penataan pedagang di alun alun magelang sudah rapi dan tertib dan mungkin bisa tambah di perbaik lagi desain atau tatanan.

2. Penambahan jalur di sabilitas


Penambahan jalur disabilitas untuk menjadikan alu alun magelang sebagai wadah atau tempat ramah untuk penyandang
disabilitas,bagi pengunjung yang memiliki keterbatasan dengan menggunakan kursi roda.
3. Penambahan fasilitas tempat duduk dan peneduh serta tempat bermain

4. Perluasan lokasi parkir


Lokasi parkir montor dan mobil di perluas supaya mencakup kebutuhan kendaraan yg parkir
5. vegetasi
Penambahan vegetasi berkesan alun alun magelang lebih terlihat sejuk

Anda mungkin juga menyukai